Analisis Perbandingan Tingkat Keberlanjutan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada Masyarakat Sekitar Hutan (Studi Kasus di PLTMH Cisalimar, Desa Cipeteuy, Kabupaten Sukabumi dan PLTMH Ciesek, Desa Megemandung, Kabupaten Bogor)

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEBERLANJUTAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)
PADA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN
(Studi Kasus di PLTMH Cisalimar, Desa Cipeteuy, Kabupaten Sukabumi
dan PLTMH Ciesek, Desa Megemandung, Kabupaten Bogor)

RIADI ANTASA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis
Perbandingan Tingkat Keberlanjutan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH) pada Masyarakat Sekitar Hutan (Studi Kasus di PLTMH Cisalimar,
Desa Cipeteuy, Kabupaten Sukabumi dan PLTMH Ciesek, Desa Megemandung,
Kabupaten Bogor) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Riadi Antasa
NIM E14090056

ABSTRAK
RIADI ANTASA. E14090056. Analisis Perbandingan Tingkat Keberlanjutan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada Masyarakat Sekitar Hutan
(Studi Kasus di PLTMH Cisalimar, Desa Cipeteuy, Kabupaten Sukabumi dan
PLTMH Ciesek, Desa Megemandung, Kabupaten Bogor). Dibimbing oleh
BAHRUNI.
Keberadaan PLTMH Cisalimar dan PLTMH Ciesek perlu dianalisis tingkat
keberlanjutannya. Tujuan penelitian adalah menganalisis kelayakan aspek teknis,
finansial, sosial ekonomi, organisasi pengelolaan PLTMH dan analisis persepsi,
sikap serta kepedulian masyarakat terhadap hutan yang mempengaruhi

keberadaan PLTMH. Hasil penelitian menunjukan bahwa PLTMH Cisalimar
memiliki efektifitas mesin dan kelayakan finansial lebih besar dibandingkan
PLTMH Ciesek. Pada aspek sosial ekonomi, pelanggan PLTMH Cisalimar
memiliki tingkat kegiatan produktifitas dan kebutuhan terhadap informasi yang
sama dengan PLTMH Ciesek. Dampak PLTMH Cisalimar terhadap pendapatan
bersih masyarakat desa lebih besar dibandingkan PLTMH Ciesek.
Pengorganisasian pengurus PLTMH Cisalimar lebih terstruktur dibandingkan
dengan PLTMH Ciesek tetapi organisasi dan pelanggan PLTMH Ciesek lebih
baik dalam menaati peraturan pemakaian daya listrik. Tingkat persepsi, sikap dan
kepedulian masyarakat desa terhadap hutan yang mempengaruhi keberlanjutan
PLTMH Cisalimar dan PLTMH Ciesek memiliki tingkat yang tinggi sehingga
memberikan dampak positif untuk keberlanjutan PLTMH.
Kata kunci: Analisis Kelayakan, Analisis Tingkat Keberlanjutan, PLMTH.
ABSTRACT
RIADI ANTASA. E14090056. Comparative Analysis of Microhydro Power Plant
(MHPP) Sustainability Level in Community around Forest (Case Study at
PLTMH Cisalimar, Cipeteuy Village, Sukabumi District and PLTMH Ciesek,
Megemandung Village, Bogor District ). Supervised by BAHRUNI.
The existence of Cisalimar MHPP and Ciesek MHPP sustainability levels
is need to be analyzed. The purpose of the study is to analyze the feasibility of the

technical aspects, financial, social, economic, organizational management also
analyze perceptions, attitudes and public awareness of the existence of forests that
affect MHPP. The result of study is show that the Cisalimar MHPP has greater
effectiveness of the machine and financial feasibility than Ciesek MHPP. For the
socio-economic aspect, customers of Cisalimar MHPP have activity levels of
productivity and the need for information is same as the MHPP Ciesek. MHPP
Cisalimar has greater impact on net income of rural communities than Ciesek
MHP. Structural organization of Cisalimar MHPP is well structured rather than
the Ciesek but the organization and the customer of MHPP Ciesek is better in a
obey the electricity power consumption regulations. Perceptions, attitudes and
concerns level of the rural community to forest that affect the sustainability
Cisalimar MHPP and Ciesek MHPP is in high level so that give positive impact
for MHP sustainability.
Keywords: Feasibilty Analysis, MHPP, Sustainable Level Analysis.

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEBERLANJUTAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)
PADA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN
(Studi Kasus di PLTMH Cisalimar, Desa Cipeteuy, Kabupaten Sukabumi
dan PLTMH Ciesek, Desa Megemandung, Kabupaten Bogor)


RIADI ANTASA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Perbandingan Tingkat Keberlanjutan Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada Masyarakat Sekitar Hutan
(Studi Kasus di PLTMH Cisalimar, Desa Cipeteuy, Kabupaten
Sukabumi dan PLTMH Ciesek, Desa Megemandung, Kabupaten
Bogor)

Nama
: Riadi Antasa
NIM
: E14090056

Disetujui oleh

Dr. Ir. Bahruni, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Ahmad Budiaman, MSc, F. Trop
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Terima kasih

penulis ucapkan kepada Dr Ir Bahruni, MS selaku dosen pembimbing. Terima
kasih penulis ucapkan kepada Pimpinan Yayasan Institut Bisnis Ekonomi
Kerakyatan (IBEKA), Ibu Tri Mumpuni dan Bapak Dygdha, Ketua RT Desa
Cipeteuy yaitu Bapak Itam dan Ketua KTH Megamendung yaitu Bapak Eman
yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di desa tersebut.
Terimakasih penulis kepada Bapak Atang, Bapak Ahmad, dan Bapak Dede yang
telah membantu penulis untuk mendapatkan data di lapangan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada orangtua tercinta Khairul
Fahmi dan Andri Warnie, Kakak tercinta Anik Nartisih dan Adik Tercinta Miyah
Sofani serta seluruh keluarga atas segala doa, kasih sayang, dan dukungannya
kepada penulis selama ini. Terima kasih juga kepada seluruh sahabat (Gitta
Sestika Fertiana, Adrian Soemantadiredja, Benhardi Okky Santoso, Chandra
Darmawan, A.A, Hilman, Bagus R.P, M. Fachri M, Adhitya M.P, M. Panji
Solihin, Baiturrohim, Ismail, Randi Prasetya, Pebi, Dita) dan teman-teman,
khususnya keluarga besar Fahutan 46, Camp Rinjani, Soundshine, Locca, Red,
dan Bertiga atas segala doa, bantuan, dan dukungannya kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2014
Riadi Antasa


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE PENELITIAN

2

Kerangka Pemikiran

2

Lokasi dan Waktu Penelitian


3

Sasaran, Alat dan Bahan

4

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

4

Metode Penentuan Jumlah Sampel

4

Analisis Data

4

HASIL DAN PEMBAHASAN


12

Profil Desa Cipeteuy dan Desa Megamendung

12

Karakteristik Responden

15

Kelayakan Teknis PLTMH Cisalimar dan PLTMH Ciesek

16

Kelayakan Finansial PLTMH Cisalimar dan PLTMH Ciesek

16

Kelayakan Sosial PLTMH Cisalimar dan PLTMH Ciesek


21

Analisis Organisasi Pengelola PLTMH Cisalimar dan PLTMH
Ciesek

23

Persepsi,Sikap dan Kepedulian Masyarakat Terhadap Hutan yang
Dipengaruhi Keberadaan PLTMH

26

Indentifikasi Perbandingan Keberlanjutan Listrik PLTMH

29

SIMPULAN DAN SARAN

31

DAFTAR PUSTAKA

32

LAMPIRAN

34

DAFTAR TABEL
1 Parameter, kategori dan skoring kegiatan produktif masyarakat yang
berhubungan dengan pekerjaan sampingan
2 Kategori tingkat kegiatan produktif masyarakat
3 Parameter, kategori dan skoring kebutuhan masyarakat terhadap media
informasi
4 Kategori tingkat kebutuhan masyarakat terhadap media informasi
5 Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach
6 Parameter, kategori, dan skoring pertanyaan pada persepsi
masyarakat terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH
7 Parameter, kategori, dan skoring pertanyaan pada sikap
masyarakat terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH
8 Kategori kondisi persepsi dan sikap masyarakat terhadap hutan yang
dipengaruhi keberadaan PLTMH
9 Parameter, kategori, dan skoring pertanyaan pada kepedulian
masyarakat terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH
10 Kategori tingkat kepedulian masyarakat terhadap hutan yang dipengaruhi
keberadaan PLTMH
11 Luas wilayah Desa Cipeteuy menurut penggunaan lahan tahun 2013
12 Luas wilayah Desa Megamendung menurut penggunaan lahan tahun 2013
13 Klasifikasi penduduk Desa Cipeteuy berdasarkan mata pencaharian
tahun 2013
14 Klasifikasi penduduk Desa Megamendung berdasarkan mata pencaharian
tahun 2013
15 Klasifikasi penduduk Desa Cipeteuy berdasarkan tingkat pendidikan
16 Klasifikasi penduduk Desa Megamendung berdasarkan tingkat pendidikan
17 Komponen biaya modal PLTMH Cisalimar tahun 2004
18 Komponen biaya operasional dan pemeliharaan PLTMH Cisalimar tahun
2004
19 Total penerimaan PLTMH Cisalimar dari iuran listrik yang dijual ke
masyarakat tahun 2014
20 Analisis kelayakan finansial PLTMH Cisalimar
21 Komponen biaya modal PLTMH Ciesek tahun 2010
22 Komponen biaya operasional dan pemeliharaan PLTMH Ciesek
tahun 2014
23 Total penerimaan PLTMH Ciesek dari iuran listrik yang dijual ke
masyarakat tahun 2014
24 Analisis kelayakan finansial PLTMH Ciesek
25 Tingkat kegiatan produktif masyarakat yang berhubungan
dengan pekerjaan sampingan di Desa Cipeteuy dan Desa Megamendung
26 Tingkat kebutuhan masyarakat terhadap media informasi Desa Cipeteuy
dan Desa Megamendung

8
9
9
9
10
10
11
11
11
12
13
13
14
14
15
15
17
17
18
18
19
19
19
20
21
22

27 Tugas masing-masing peran dalam organisasi PLTMH Cisalimar
28 Tugas masing-masing peran dalam organisasi PLTMH Ciesek
29 Kategori keadaan persepsi masyarakat desa terhadap hutan yang
mempengaruhi keberadaan PLTMH
30 Kategori keadaan sikap masyarakat desa terhadap hutan yang
mempengaruhi keberadaan PLTMH
31 Tingkat kepedulian masyarakat desa terhadap hutan yang mempengaruhi
keberadaan PLTMH
32 Perbandingan tingkat keberlanjutan PLTMH Ciesek dan PLTMH
Cisalimar

23
25
26
27
28
29

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Pemikiran
2 Struktur organisasi pengelola PLTMH Cisalimar
3 Struktur organisasi pengelola PLTMH Ciesek

3
24
26

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Riwayat hidup penulis
Daftar responden berdasarkan pemakaian listrik rumah tangga
PLTMH Cisalimar dan Ciesek
Perkiraan debit air saluran intake PLTMH Cisalimar dan Ciesek bulan
Maret 2014
Daftar pelanggan listrik PLTMH Cisalimar
Daftar pelanggan listrik PLTMH Ciesek
Validitas dan reliabilitas pertanyaan wawancara kegiatan produktif
masyarakat desa hutan yang berhubungan dengan pekerjaan sampingan
Desa Cipeteuy
Validitas dan reliabilitas pertanyaan wawancara kegiatan produktif
masyarakat desa hutan yang berhubungan dengan pekerjaan sampingan
Desa Megamendung
Validitas dan reliabilitas pertanyaan wawancara kebutuhan
masyarakat Desa Cipeteuy terhadap media informasi
Validitas dan reliabilitas pertanyaan wawancara kebutuhan
masyarakat Desa Megamendung terhadap media informasi
Validitas dan reliabilitas pertanyaan wawancara persepsi masyarakat Desa
Cipeteuy terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH
Validitas dan reliabilitas pertanyaan wawancara persepsi masyarakat Desa
Megamendung terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH
Validitas dan reliabilitas pertanyaan wawancara sikap masyarakat Desa
Cipeteuy terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH

34
35
36
37
38
39
39
40
40
41
41
42

13 Validitas dan reliabilitas pertanyaan wawancara sikap masyarakat Desa
Megamendung terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH 43
14 Validitas dan reliabilitas pertanyaan wawancara kepedulian masyarakat
Desa Cipeteuy terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH 43
15 Validitas dan reliabilitas pertanyaan wawancara kepedulian masyarakat
Desa Megamendung terhadap hutan yang mempengaruhi
keberadaan PLTMH
44

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan tata hidup
manusia, salah satunya menyediakan cadangan air. Air pada hutan merupakan
salah satu sumber daya alam terbarukan dan memiliki potensi yang besar jika
dikembangkan sebagai pembangkit listrik tenaga air. Pembangkit listrik tenaga air
telah dikembangkan terutama pada masyarakat di desa tertinggal yang umumnya
disebut Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
PLTMH adalah pembangkit berkapasitas kecil dan dapat dikembangkan
oleh masyarakat dikarenakan alat dan bahan yang digunakan lebih sederhana
dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Dalam hal ini
PLTMH dapat menjadi tahap awal untuk inovasi pengembangan pembangkit
listrik di Indonesia yang lebih ramah lingkungan dan dapat memberikan dampak
yang positif untuk kemajuan perekonomian daerah pedesaan yang belum
terjangkau sarana listrik yang disediakan pemerintah (Sugeng 2009).
Agar terjaminnya kelestarian dari PLTMH dibutuhkan sebuah studi yang
berhubungan dengan keberlanjutan PLTMH. Keberlanjutan PLTMH dapat
dipandang dari dua aspek, yaitu keberlanjutan operasi PLTMH sampai berakhir
umur pakainya dan keberlanjutan layanan listrik setelah itu. Keberlanjutan operasi
suatu PLTMH sampai berakhir masa pakainya sangat ditentukan oleh kemampuan
masyarakat pengguna untuk membiayai operasional dan perawatan. Selanjutnya
jika diinginkan layanan tetap berlanjut setelah berakhirnya umur pakai PLTMH
tersebut, maka harus ada mekanisme yang memungkinkan masyarakat pengguna
mampu membangun PLTMH baru. Semua biaya yang dibutuhkan untuk
memepertahankan keberlanjutan PLTMH harus dapat dipenuhi oleh pendapatan
PLTMH yang idealnya hanya bersumber dari iuran listrik yang dikumpulkan dari
masyarakat pengguna (Kementerian ESDM 2009). Selain itu aspek kelayakan
PLTMH perlu dikaji agar kelestarian dan keberlanjutan PLTMH dapat berjalan
dengan baik.
PLTMH Cisalimar berlokasi di Desa Cipeteuy, sedangkan PLTMH Ciesek
berlokasi di Desa Megamendung. Kedua PLTMH tersebut merupakan bentuk
realisasi pengadaan listrik bagi masyarakat desa tertinggal dan memiliki pihak
penyelenggara yang berbeda. PLTMH Cisalimar dibangun oleh Lembaga Japan
International Cooperation Agency (JICA) yang dibantu oleh pihak swasta sebagai
konsultan pembangunannya. PLTMH ini bertahan selama sembilan tahun dan
faktor didirikannya PLTMH ini karena daerahnya terpencil dan sulit untuk
dijangkau oleh jaringan listrik. Sedangkan PLTMH Ciesek merupakan proyek
yang didanai oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam sebuah program
DME (Desa Mandiri Energi) sejak tahun 2010. Keadaan PLTMH Ciesek memiliki
kondisi yang berlawanan dengan PLTMH Cisalimar karena PLTMH Ciesek
belum lama dibangun. Indentifikasi perbandingan kedua tempat tersebut dapat
memberikan gambaran sebuah pengelolaan PLTMH yang baik agar kinerja dan
fasilitasnya dapat digunakani secara berkelanjutan.

2

Tujuan Penelitian
1.
2.
3.
4.

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk :
Menganalisis kelayakan aspek teknis, finansial, dan sosial pada PLTMH
Cisalimar dengan PLTMH Ciesek.
Menganalisis organisasi PLTMH Cisalimar dan PLTMH Ciesek
Menganalisis persepsi, sikap, dan kepedulian masyarakat terhadap hutan yang
mempengaruhi keberlanjutan PLTMH.
Mengindentifikasi perbandingan tingkat keberlanjutan PLTMH Cisalimar dan
PLTMH Ciesek.
Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
perbandingan tingkat keberlanjutan PLTMH Cisalimar di Desa Cipeteuy dan
PLTMH Ciesek di Desa Megamendung.

METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Keberlanjutan PLTMH merupakan komponen penting untuk upaya
melestarikan dan menjaga sumber daya alam terbarukan dan mengurangi dampak
yang buruk dalam pemanfaatan hutan sebagai penyedia air untuk komponen
sumberdaya energi untuk PLTMH. Sehingga diperlukan perbandingan analisis
keberlanjutan PLTMH sebagai alat untuk mengetahui tingkat keberlanjutan dari
PLTMH. Adapun kerangka pemikiran penelitian analisis perbandingan tingkat
keberlanjutan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada masyarakat
sekitar hutan, (studi kasus PLTMH Cisalimar, Desa Cipeteuy, Kabupaten
Sukabumi dan PLTMH Ciesek, Desa Megemandung, Kabupaten Bogor) disajikan
pada Gambar 1.

3

Hutan sebagai penyedia air
Sarana PLTMH

Sarana PLTMH Cisalimar,
Desa Cipeteuy

Kelayakan
teknis

Kelayakan
finansial

Kelayakan
sosial

Sarana PLTMH Ciesek,
Desa Megamendung

Kelayakan
teknis

Kelayakan
finansial

Kelayakan
sosial

Pengorganisasian
PLTMH

Pengorganisasian
PLTMH

Persepsi, sikap dan
kepedulian masyarakat
terhadap hutan yang
mempengaruhi
keberadaan PLTMH
Keberlanjutan PLTMH

Persepsi, sikap dan
kepedulian masyarakat
terhadap hutan yang
mempengaruhi
keberadaan PLTMH
Keberlanjutan PLTMH

Perbandingan tingkat keberlanjutan PLTMH Cisalimar dan
PLTMH Ciesek
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cipeteuy, Kecamatan Kabandungan,
Kabupaten Sukabumi dan di Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung,
Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive).
Penelitian ini dimulai pada tanggal 1 November 2013 sampai 30 Maret 2014.

4

Sasaran, Alat, dan Bahan
Sasaran dalam penelitian ini adalah masyarakat desa hutan yang berada di
Desa Cipeteuy dan Desa Megamendung yang menggunakan fasilitas PLTMH dan
organisnasi pengelola PLTMH. Alat yang digunakan untuk penelitian ini yaitu
alat tulis, alat hitung, alat ukur meteran, pelampung buatan, dan program pengolah
data. Bahan yang diperlukan pada penelitian ini yaitu fasilitas PLTMH Cisalimar
dan Ciesek.
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Data primer diperoleh dengan dengan cara mengukur debit air pada saluran
intake untuk mendapatkan dugaan debit aliran, wawancara dengan
menggunakan kuesioner kepada responden dengan komponen yang terdiri dari
karakteristik responden, potensi pemakaian listrik rumah tangga, tingkat
kegiatan produktif, tingkat kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan media
informasi, persepsi, sikap, dan kepedulian masyarakat terhadap hutan yang
mempengaruhi keberadaan PLTMH serta kepada pihak pengelola PLTMH.
2. Data sekunder terdiri dari data karakteristik wilayah, data keuangan PLTMH
dan literatur terkait penelitian. Data tersebut diperoleh dengan mencatat dan
mengutip data-data yang tersedia pada instansi-instansi yang terkait dengan
penelitian ini.
Metode Penentuan Jumlah Sampel
Pengambilan sampel responden menggunakan metode Purposive Sampling,
yaitu pengambilan sampel responden dengan maksud dan tujuan tertentu.
Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap
bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan dalam
penelitian.
Analisis Data
Kelayakan teknis
Analisis data yang dilakukan pada aspek teknis yaitu menganalisis debit
sesaat pada waktu pengukuran, hubungan curah hujan harian sesaat pada waktu
pengukuran dengan debit sesaat pada waktu pengukuran dan perkiraan energi
listrik yang dihasilkan. Data luas penampang aliran air diperoleh dari pengukuran
lebar sungai atau saluran dan kedalaman rata sungai atau saluran. Adapun rumus
yang dipakai yaitu berdasarkan Asdak (2007) :
A=

. ∑

.

5

Keterangan : A
w
di
n
C

=
=
=
=
=

luas penampang sungai
lebar sungai
kedalaman segmen tertentu
jumlah segmen
koefisien saluran air dengan beton dimanabagian
melintangnya seragam yaitu 0.85 (IBEKA 2010)

Dalam menganalisis pengukuran debit aliran secara langsung di lapangan
berdasarkan Asdak (2007), yaitu :
Q=

.

Keterangan : Q = debit air (m3 /detik)
A = luas penampang melintang (m2 )
L = jarak antara dua titik pengamatan (m)
t = waktu perjalanan benda apung (detik)
Dalam menganalisis perkiraan daya listrik yang dihasilkan berdasarkan
Kementerian ESDM (2009), yaitu :
P=
Keterangan:

P
Q
g
H
Eff

. .

.

= daya listrik yang terbangkit (kW)
= debit air (m3/detik)
= gravitasi (9.8 m/detik2)
= tinggi jatuh air efektif (m)
= effisiensi total mesin yaitu 0.75 (IBEKA 2010)

Aspek kelayakan teknis PLTMH dikatakan layak apabila produksi daya
listrik yang dihasilkan memiliki persentase efektivitas mesin yang baik.
Analisis kelayakan finansial
Analisis kelayakan finansial menggunakan analisis NPV, BCR, dan IRR.
Asumsi yang digunakan dalam menghitung kelayakan finansial yaitu:
a. PLTMH diasumsikan dengan 4 kondisi, kondisi I merupakan kondisi yang
sebenarnya, yaitu modal awal didapat dari dana sumbangan atau hibah
sehingga dana investasi tidak dimasukan dalam biaya dan listriknya dijual
kepada masyarakat. Kondisi II yaitu modal didapat dari dana sumbangan atau
dana hibah tetapi pihak pengelola menjual jasa listrik PLTMH tersebut kepada
PLN. Kondisi III yaitu modal didapat dari pinjaman sehingga biaya investasi
dimasukan dalam pengeluaran pada modal PLTMH Ciesek dan PLTMH
Cisalimar dan jasa listrik dijual kepada masyarakat desa. Kondisi IV yaitu
modal didapat dari pinjaman sehingga biaya investasi dimasukan dalam
pengeluaran pada modal PLTMH Ciesek dan PLTMH Cisalimar dan jasa
listrik dijual kepada PLN.
b. Untuk tarif pemakaian listrik yang dibebankan pada masyarakat Desa
Cipeteuy dan Desa Megamendung yaitu dengan tarif listrik untuk masyarakat

6

yang kurang mampu yaitu Rp 15,000 perbulan dan masyarakat yang memiliki
pekerjaan yaitu Rp 20 000 perbulan.
c. Harga yang ditentukan untuk menjual daya kepada PLN ditentukan
berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No 31 tahun 2009, listrik dengan
tegangan rendah yang telah ditentukan PLN yaitu Rp 1 004,-/KWh.
d. Suku bunga yang berlaku diasumsikan sebesar 12%.
e. Analisis finansial dihitung dalam jangka waktu pengelolaan 10 tahun yaitu
tahun 2014 - 2024.\
Adapun penjelasan analisis finansial yang digunakan pada kelayakan
finansial yaitu :
1. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan perhitungan selisih antara nilai investasi saat ini dengan
nilai penerimaan-penerimaan kas bersih saat ini. Menghitung NPV berdasarkan
Rangkuti (2012), yaitu :

(1 + )

=

Keterangan : NPV = Net Present Value
Bt = penerimaan kotor pada tahun ke-t
Ct = biaya pada tahun ke-t
n
= umur ekonomis dari suatu usaha atau proyek
I
= suku bunga yang berlaku
t
= tahun
Apabila NPV > 0, maka usaha atau proyek dinilai menguntungkan untuk
dijalankan. Namun nila NPV < 0, maka usaha atau proyek dinilai tidak
menguntungkan untuk dijalankan.
2. Benefit Cost Ratio (BCR)
BCR merupakan perhitungan manfaat yang diterima oleh proyek atau
usaha dengan membandingkan antara nilai pendapatan kotor saat ini dengan nilai
biaya saat ini. Menghitung BCR berdasarkan Rangkuti (2012), yaitu:
=
Keterangan : BCR
Bt
Ct
N
I
t





(

(

)

)

= Benefit Cost Ratio
= penerimaan kotor pada tahun ke-t
= biaya pada tahun ke-t
= umur ekonomis dari suatu proyek
= suku bunga yang berlaku
= tahun

7

Suatu proyek dapat dilaksanakan apabila nilai BCR > 1. Namun bila BCR
≤ 1, maka proyek dinilai tidak menguntungkan untuk dijalankan.
3. Internal Rate of Return (IRR)
IRR merupakan perhitungan aspek keuangan suatu investasi yang
dilakukan dengan cara menghitung jumlah nilai sekarang dari keuntungan setelah
pajak dibagi nilai sekarang dari investasi total, yang dihitung selama masa
investasi. Menghitung IRR berdasarkan Rangkuti (2012), yaitu:
IRR =
Keterangan : IRR =
NPV 1 =
NPV 2 =
i1
=
i2
=

( )

+

( )

( )

( )

(

( )



( ))

Internal Rate of Return
NPV bernilai positif
NPV bernilai negatif
suku bunga yang membuat NPV positif
suku bunga yang membuat NPV negatif

Jika IRR ≥ tingkat suku bunga, maka proyek layak untuk dijalankan, dan
jika IRR < tingkat suku bunga maka proyek tidak layak untuk dijalankan.
4. jenis penerimaan
Penerimaan yang didapakan PLTMH dapat dianalisis berdasarkan dua
kondisi, yaitu kondisi penerimaan PLTMH I, pada saat jasa listrik PLTMH dijual
kepada masyarakat/tahun dan kondisi penerimaan PLTMH II, pada saat jasa listrik
PLTMH dijual kepada PLN/tahun. Kondisi penerimaan I dapat dianalisis dengan
menggunakan rumus :
Kondisi BI PLTMH = TLM . B
Keterangan: TLM = tarif listrik yang dibebankan oleh PLTMH
BI = penerimaan kondisi I
B = 12 bulan
Tarif listrik pada kondisi penerimaan PLTMH II dapat dianalisis dengan
menggunakan rumus :
Kondisi BII PLTMH = TLPLN . P . J . H . B
Keterangan: TLPLN
J
H
B
P
BII

= tarif dasar listrik PLN
= 24 jam
= 30 hari
= 12 bulan
= potensi daya listrik PLTMH (kW)
= penerimaan kondisi

8

5. Analisis kelayakan tarif listrik PLTMH
Kelayakan tarif listrik dianalisis dengan menduga perbandingan tarif listrik
PLN untuk rumah tangga pada kapasitas 450 VA yaitu Rp 415/KWh dan biaya
beban Rp,11 000. Sedangkan tarif listrik yang diberlakukan oleh PLTMH
Cisalimar dan PLTMH Ciesek secara musyawarah yaitu Rp 20 000/bulan dan Rp
15 000/bulan. Tarif listrik PLTMH dinyatakan layak apabila pendugaan tarif
listrik PLN lebih besar dari tarif listrik yang dibebankan oleh PLTMH. Kelayakan
tarif listrik PLTMH dapat dianalisis dengan rumus :
BB + (Rp 415/ KWh. RKLM . H) > TLM
Keterangan:

BB
TLM
RKLM
H

= biaya beban
= tarif listrik yang dibebankan oleh PLTMH
= rata-rata konsumsi listrik pada masyarakat
= 30 hari

Analisis kelayakan sosial ekonomi
Analisis kelayakan sosial ekonomi PLTMH dianalisis dengan
menggunakan tiga aspek penting. Aspek tersebut yaitu aspek tingkat kegitan
produktif masyarakat yang berhubungan dengan pekerjaan sampingan, aspek
tingkat kebutuhan masyarakat desa terhadap media informasi, dan analisis
dampak keberadaan PLTMH terhadap pendapatan masyarakat desa.
Analisis kegiatan produktif masyarakat dilakukan dengan analisis
deskriptif dengan menggunakan skala likert. Menurut Ridwan (2005) dalam
Wahyudi (2008), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial.
Parameter, kategori dan skoring kegiatan produktif masyarakat yang berhubungan
dengan pekerjaan sampingan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Parameter, kategori dan skoring kegiatan produktif masyarakat yang
berhubungan dengan pekerjaan sampingan
No Parameter
Kategori
Skor
1
Jenis pekerjaan sampingan
Pekerjaan sampingan menggunakan
dilihat dari pemakaian listrik
sarana listrik
3
Pekerjaan sampingan sesekali
menggunakan listrik
2
Pekerjaan sampingan tidak
menggunakan sarana listrik
1
2
Hasil pendapatan dari
Pendapatan yang didapatkan lebih
pekerjaan sampingan
besar dibandingkan dari pekerjaan
utama.
3
Pendapatan yang didapat tidak
pasti.
2
Pendapatan yang didapatkan lebih
1
kecil dari pekerjaan utama
3
Pengaruh positif PLTMH
Berpengaruh positif
3
terhadap pekerjaan sampingan
Ragu-ragu
2
masyarakat
Tidak berpangaruh positif
1

9

No
1
2
3

Tabel 2 Kategori tingkat kegiatan produktif masyarakat
Kategori
Skor
Rendah
X≤5
Sedang
5 7

Data yang dianalisis pada tingkat kebutuhan masyarakat terhadap media
informasi dan dampak sosial dari media informasi dianalisis menggunakan skala
likert pada Tabel 3.
Tabel 3 Parameter, kategori dan skoring kebutuhan masyarakat terhadap
media informasi
No Parameter
Kategori
Skor
1
Sarana informasi mempunyai
3
Ya
manfaat dalam memberikan
Ragu-ragu
2
wawasan dan pendidikan
Tidak
1
masyarakat
3
2
Sarana informasi mempunyai
Ya
2
manfaat untuk hiburan
Ragu-ragu
Tidak
1
3
Ya
3
Sarana informasi mempunyai
2
Ragu-ragu
manfaat untuk meningkatkan
1
Tidak
interaksi serta kekerabatan sosial
antar masyarakat desa
4
PLTMH memberikan pengaruh
3
Ya
positif terhadap peningkatan
Ragu-ragu
2
penyediaan listrik untuk media
Tidak
1
informasi elektronik
Tabel 4 Kategori tingkat kebutuhan masyarakat terhadap media informasi
No
Kategori
Skor
1
Rendah
X≤6
2
Sedang
69
Setelah dilakukan skoring, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji
validitas dilakukan untuk menentukan keabsahan dari pertanyaan yang digunakan
dalam penelitian ini. Uji ini menunjukkan skor, nilai dan ukuran yang diperoleh
benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin diukur.
Uji validitas dilakukan dengan cara mengukur korelasi antara variabel dengan
skor total variabel. Cara mengukur validitas yaitu dengan mencari korelasi antara
masing-masing pertanyaan dengan skor total. Instrumen valid apabila nilai
korelasi (Spearman correlation) adalah positif dan nilai probabilitas korelasi [sig.
2-taile)] < taraf signifikan (α) sebesar 0.05 (selang kepercayaan 95%). Cara
mengukur validitas yaitu dengan mencari korelasi antara masing–masing
pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur dalam mengukur
gejala yang sama. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika kuesioner tersebut dapat

10

digunakan berulang-ulang kepada kelompok yang sama dan menghasilkan data
yang sama. Uji reliabilitas menggunakan metode koefisien Alpha Cronbach pada
software SPSS 16.0 (Sarwono 2006).Tingkat reliabilitas dapat dilihat pada Tabel
5.
No
1
2
3
4
5

Tabel 5 Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach
Nilai alpha
Tingkat Reliabilitas
0.00 – 0.20
kurang reliabel
> 0.20 – 0.40
agak reliable
> 0.40 – 0.60
cukup reliabel
> 0.60 – 0.80
reliabel
> 0.80 – 1.00
sangat reliabel

Sarwono (2006) menyatakan bahwa suatu pengukuran mungkin reliabel
tapi tidak valid, tetapi suatu pengukuran tidak bisa dikatakan valid bila tidak
reliabel. Ini berarti reliabilitas merupakan syarat perlu tapi tidak cukup.
Analisis persepsi, sikap, dan perilaku masyarakat desa terhadap hutan yang
mempengaruhi keberadaan PLTMH
Analisis data yang dilakukan pada persepsi, sikap dan perilaku masyarakat
desa terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH, dilakukan dengan
menggunakan data primer yang diperoleh dengan cara menggunakan data
kuesioner dan diukur berdasarkan parameter, kategori dan skor yang telah
ditentukan. Data yang didapat dianalisis dengan menggunakan skala likert.
Adapun parameter, kategori, dan skoring pertanyaan mengenai persepsi
masyarakat terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH dan keadaan
persepsi masyarakat terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH
dijelaskan pada Tabel 6.
Tabel 6 Parameter, kategori, dan skoring pertanyaan pada persepsi masyarakat
terhadap hutan yang mempengaruh keberadaan PLTMH
No
Parameter
Kategori
Skor
3
Ya
1
Mengetahui mengenai program pembangunan
2
Ragu-ragu
PLTMH
1
Tidak
3
Ya
2
PLTMH memberikan pengaruh positif terhadap
Ragu-ragu
masyarakat
2
Tidak
1
3
Ya
3
Masyarakat mengetahui kelestarian hasil air
2
Ragu-ragu
sangat penting untuk sarana kelistrikan
Tidak
1
3
Ya
4
Masyarakat mengetahui keberadaan hutan sangat
2
Ragu-ragu
penting sebagai daerah tangkapan air
1
Tidak
3
Ya
5
Keberadaan PLTMH menumbuhkan sikap
Ragu-ragu
positif masyarakat dalam melakukan aktivitas
2
Tidak
sehari-hari
1

11

Parameter, kategori, dan skoring pertanyaan mengenai sikap masyarakat
terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH dijelaskan pada Tabel 7.
Tabel 7 Parameter, kategori, dan skoring pertanyaan pada sikap masyarakat
terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH
No
Parameter
Kategori
Skor
3
1
Masyarakat menyetujui mengenai keberadaan
Ya
2
PLTMH
Ragu-ragu
1
Tidak
3
2
Masyarakat mendukung dan berpartisipasi
Ya
2
kepada keberlanjutan PLTMH
Ragu-ragu
Tidak
1
3
3
Masyarakat berpartisispasi dalam membantu
Ya
2
mengelola PLTMH dengan baik
Ragu-ragu
1
Tidak
3
4
Keberadaan PLTMH meningkatkan partisipasi
Ya
2
masyarakat untuk menjaga hutan
Ragu-ragu
1
Tidak
3
Ya
5
Keberadaan PLTMH menumbuhkan sikap
Ragu-ragu
positif masyarakat dalam melakukan aktivitas
2
Tidak
sehari-hari
1
Kondisi persepsi dan sikap masyarakat terhadap hutan yang mempengaruhi
keberadaan PLTMH dijelaskan pada Tabel 8.
Tabel 8 Kategori kondisi persepsi dan sikap masyarakat terhadap hutan yang
dipengaruhi keberadaan PLTMH
No
Kategori
Skor
1
Buruk
X ≤ 8.4
2
Netral
8.4 11.7
Parameter, kategori, dan skoring pertanyaan mengenai kepedulian
masyarakat terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH dan tingkat
kepedulian masyarakat terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH
dijelaskan pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Tabel 9 Parameter, kategori, dan skoring pertanyaan pada kepedulian masyarakat
terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH
No
Parameter
Kategori
Skor
1
Masyarakat peduli dan sadar akan pentingnya
3
Ya
sumber daya air
2
Ragu-ragu
Tidak
1
3
Ya
2
Masyarakat peduli dan sadar akan fungsi dari
2
Ragu-ragu
kelestarian hutan sebagai daerah tangkapan air
1
Tidak

12

No
3

Parameter
Masyarakat peduli dan sadar akan fungsi dari
kelestarian hutan

4

Masyarakat peduli dan sadar tersedianya air
secara terus menerus mempengaruhi
keberlanjutan PLTMH
Masyarakat peduli akan keberadaan hutan
karena memiliki fungsi sebagai sumber dari
energi listrik untuk PLTMH

5

Kategori
Ya
Ragu-ragu
Tidak
Ya
Ragu-ragu
Tidak
Ya
Ragu-ragu
Tidak

Skor
3
2
1
3
2
1
3
2
1

Tabel 10 Kategori tingkat kepedulian masyarakat terhadap hutan yang
dipengaruhi keberadaan PLTMH
No
Kategori
Skor
1
Rendah
X ≤ 8.4
2
Sedang
8.4 11.7
Setelah mengkategorikan data persepsi, sikap dan kepedulian masyarakat
terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH, dilakukan uji validitas
dan realibilitas pada masing-masing aspek persepsi, sikap dan kepedulian
masyarakat terhadap hutan yang mempengaruhi keberadaan PLTMH.
Indentifikasi perbandingan keberlanjutan listrik PLTMH
Indentifikasi perbandingan keberlanjutan PLTMH Cisalimar dan PLTMH
Ciesek menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penjelasan deskriptif yaitu
perbandingan hasil analisis kelayakan teknis, finansial, sosial ekonomi dan
organisasi PLTMH. PLTMH yang paling layak untuk dilanjutkan merupakan
PLTMH yang secara teknis, finansial, sosial ekonomi dan organisasi berdampak
positif terhadap masyarakat dengan hasil kelayakan yang lebih baik.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Desa Cipeteuy dan Desa Megamendung
Kondisi Geografis dan Penggunaan Lahan
Desa Cipeteuy berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun
Salak yang merupakan desa pemekaran dari Desa Kabandungan. Sebelah selatan
Desa Cipeuteuy berbatasan dengan Desa Cihamerang. Sebelah timur yang masih
masuk pada wiayah Kabupaten Sukabumi berbatasan dengan Desa Kabandungan.
Sebelah Utara dan sebelah Barat adalah Desa Malasari dan Desa Purwabakti yang
masuk ke dalam wilayah Kabupaten Bogor. Desa Cipeuteuy terletak sekitar
tiga kilometer dari Kecamatan Kabandungan dan 56 kilometer dari Ibukota
Kabupaten Sukabumi. Topografi wilayah Desa Cipeuteuy berupa dataran tinggi
berbukit dengan ketinggian 750-850 mdpl dengan curah hujan rata-rata tahunan
sebesar 2,600 mm/tahun. Musim hujan berlangsung dari bulan Oktober hingga

13

April, musim kemarau berlangsung dari bulan Mei hingga September. Desa
Cipeuteuy memiliki luas wilayah 3 746.6 ha. Penggunaan lahan dapat dilihat
pada Tabel 11.

No
1
2
3
4
5
6

Tabel 11 Luas wilayah Desa Cipeteuy menurut penggunaan lahan
Penggunaan lahan
Luas (ha)
Persentase (%)
Hutan Taman Nasional
2 115
56.45
Gunung Halimun Salak
Perkebunan
583
15.56
Sawah Irigasi
543
14.55
Kebun Campuran
496
13.24
Pemukiman
4.6
0.13
Sawah Tadah Hujan
2.8
0.07
Jumlah
3 746.6
100.00

Sumber: Data Potensi Desa Cipeuteuy 2013

Desa Megamendung terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa
Megamendung berbatasan dengan Desa Karang Tengah di sebelah utara, Desa
Cilember di sebelah timur, Desa Cipayung Girang di sebelah selatan, dan Desa
Tugu Utara di sebelah barat. Jarak yang ditempuh untuk menuju ke Desa
Megamendung dari Kantor Kecamatan Megamendung adalah delapan kilometer,
jarak dari ibu kota Kabupaten Bogor (Cibinong) adalah 38 km. Topografi wilayah
Desa Megamendung berupa dataran tinggi berbukit dengan ketinggian 500-700
mdpl dengan curah hujan rata-rata sebesar 3 861 mm/tahun. Musim hujan terjadi
pada bulan Oktober-April, musim kemarau berlangsung bulan Mei-September.
Suhu rata-rata harian adalah 19,56 °C. Luas wilayah Desa Megamendung yaitu
1,200 Ha. Penggunaan lahan Desa Megamendung dapat dilihat pada Tabel 12.
No
1
2
3
4
5

Tabel 12 Luas wilayah Desa Megamendung menurut penggunaan lahan
Penggunaan Lahan
Luas (ha) Persentase (%)
Perkuburan
0.7
0.05
Bangunan Umum
0.3
0.02
Jalur Hijau
30.0
2.50
Pemukiman/perumahan
500.0
41.67
Lain-lain (Hutan Perhutani)
669.0
55.75
Jumlah
1 200.0
100.0

Sumber: Data Potensi Desa Megamendung 2013

Klasifikasi Penduduk Desa Berdasarkan Mata Pencaharian
Berdasarkan Data Potensi Desa Cipeteuy Tahun 2014 mata pencahariaan
sebagian besar yaitu sebagai petani dan buruh tani dengan jumlah yang sama yaitu
1,256 jiwa. Berikut ini Tabel 13 yang menunjukan mata pencaharian penduduk
Desa Cipeteuy.

14

Tabel 13 Klasifikasi penduduk Desa Cipeteuy berdasarkan mata pencaharian
tahun 2013
No Jenis Pekerjaan
Jumlah pendududuk (jiwa)
Persentase (%)
1
Petani
1 256
31.40
2
Buruh tani
1,256
31.40
3
Wiraswasta
628
15.70
4
Karyawan Swasta
419
10.50
5
Pertukangan
209
5.20
6
Jasa
209
5.20
7
PNS
12
0.30
8
Pensiunan
7
0.20
Jumlah
3 996
100.0

Sumber : Data Potensi Desa Cipeteuy 2013

Menurut Istichomah (2011) tidak semua petani di Desa Cipeuteuy
menggarap lahan milik sendiri. Dari keterangan aparat desa, banyak warga desa
yang menggarap lahan Eks Hak Guna Usaha (HGU) Perkebunan Intan Hepta.
Saat ini, hampir seluruh lahan eks HGU PT Intan Hepta telah menjadi lahan
garapan masyarakat.
Berdasarkan Data Potensi Desa Megamendung tahun 2013 sebagian
besarmata pencahariaan penduduk bergerak di bidang pertanian, yaitu 420 jiwa
atau sebesar 34.9 % dari jumlah keseluruhan penduduk yang bekerja, yaitu 1 203
jiwa, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk bekerja dengan
bergerak bidang pertanian. Berikut Tabel 14 yang menunjukan mata pencaharian
penduduk di Desa Megamendung.
Tabel 14 Klasifikasi penduduk Desa Megamendung berdasarkan mata
pencaharian tahun 2013
No Jenis Pekerjaan
Jumlah pendududuk (jiwa)
Persentase (%)
1
Petani
420
34.90
2
Peternak
23
1.90
3
Perikanan
4
0.33
4
Kehutanan
20
1.66
5
Jasa
273
22.69
6
Swasta
264
21.95
7
PNS
17
1.41
8
Buruh
182
15.12
Jumlah
1 203
100.00

Sumber : Data Potensi Desa Megamendung 2013

Klasifikasi Penduduk Desa Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk Desa Cipeteuy didominasi oleh tingkat lulusan Sekolah
Dasar (SD) yaitu sebanyak 3 078 jiwa dari jumlah total keseluruhan masyarakat
yaitu 6 842 jiwa. Berikut ini Tabel 15 yang menunjukan tingkat pendidikan Desa
Cipeteuy.

15

Tabel 15 Klasifikasi penduduk Desa Cipeteuy berdasarkan tingkat pendidikan
tahun 2013
No Tingkat Pendidikan
Jumlah pendududuk (jiwa)
Persentase (%)
1
Tidak Sekolah
2,315
33.83
2
Pra Sekolah(PAUD,TK)
35
0.51
3
SD
3,078
44.99
4
SMP, MTs
769
11.24
5
SMA,SMK, MA
613
8.96
6
Perguruan Tinggi
32
0.47
Jumlah
6 842
100.0

Sumber : Data Potensi Desa Cipeteuy 2013

Jumlah penduduk Desa Megamendung didominasi oleh tingkat lulusan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu sebanyak 1 860 jiwa dari jumlah total
keseluruhan masyarakat yaitu 6,217 jiwa. Berikut ini Tabel 16 yang menunjukan
tingkat pendidikan Desa Megamendung.
Tabel 16 Klasifikasi penduduk Desa Megamendung berdasarkan tingkat
pendidikan tahun 2013
No Tingkat Pendidikan
Jumlah pendududuk (jiwa) Persentase (%)
1
Tidak sekolah
1,569
25.23
2
Pra Sekolah(PAUD,TK)
215
3.45
3
SD
682
10.96
4
SMP, MTs
1,860
29.90
5
SMA,SMK, MA
1,495
24.04
6
Perguruan Tinggi
396
6.36
Jumlah
6 217
100.0

Sumber : Data Potensi Desa Megamendung 2013

Karakteristik Responden
Responden pada Desa Cipeteuy merupakan masyarakat yang
menggunakan listrik PLTMH Cisalimar. Jumlah responden yaitu berjumlah 30
orang. Responden digolongkan menjadi beberapa karakteristik. Karakteristik
responden berdasarkan gender, responden pria berjumlah 27 orang dan responden
wanita berjumlah tiga orang. Karakteristik responden berdasarkan umur terbagi
menjadi responden yang berumur kurang dari 30 tahun berjumlah delapan orang,
umur diantara 30 hingga 60 tahun berjumlah 17 orang dan umur diatas 60 tahun
berjumlah lima orang. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan,
Sekolah Dasar (SD) berjumlah 27 orang, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
berjumlah satu orang, Sekolah Menengah Atas (SMA) berjumlah satu orang dan
Perguruan tinggi berjumlah satu orang. Karakteristik responden berdasarkan
jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang kurang dari lima orang
berjumlah 17 orang, jumlah anggota keluarga antara lima sampai tujuh orang
berjumlah 12 orang dan jumlah anggota keluarga yang lebih dari tujuh orang
sebanyak satu orang.
Responden di Desa Megamendung merupakan masyarakat yang
menggunakan jasa listrik PLTMH Ciesek. Jumlah responden yang diambil yaitu

16

sebanyak 30 orang. Karakteristik responden berdasarkan gender, responden pria
berjumlah 28 dan responden wanita berjumlah dua orang. Karakteristik responden
berdasarkan umur terbagi menjadi responden yang berumur kurang dari 30 tahun
berjumlah 10 orang, umur diantara 30 hingga 60 tahun berjumlah 19 orang dan
umur diatas 60 tahun berjumlah satu orang. Karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan, tingkat SD berjumlah 27 orang dan SMP berjumlah tiga orang.
Bedasarkan jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang kurang dari
lima orang berjumlah 23 orang dan jumlah anggota keluarga antara lima sampai
tujuh orang berjumlah tujuh orang.
Kelayakan Teknis PLTMH Cisalimar dan PLTMH Ciesek
Debit harian rata-rata PLTMH Cisalimar pada bulan Maret 2014 yaitu 0.58
m3/detik. Tinggi jatuhan air pipa pesat menuju turbin sebesar 12 m. Potensi Daya
yang dihasilkan pada PLTMH Cisalimar yaitu 51.2 kW. Turbin yang dipakai
PLTMH Cisalimar yaitu turbin Crossflow dengan kapasitas debit air yang
digunakan antara 25 hingga 1,500 liter/detik. Daya yang dapat dihasilkan antara 2
hingga 200 kW (IBEKA 2010). Sehingga dapat disimpulkan daya maksimal yang
dihasilkan oleh turbin tersebut yaitu 200 kW sedangkan PLTMH Cisalimar hanya
menghasilkan 51.20 kW. Apabila bilangan efektifitas yang diberlakukan yaitu
75%, potensi daya yang digunakan yaitu 25.6%, sehingga walaupun layak,
efektifitas pemakaian PLTMH Cisalimar masih dibawah rata-rata pemakaian
efektif.
Debit harian rata-rata yang didapat pada bulan Maret 2014 pada saluran
intake PLTMH Ciesek yaitu 0.35 m3/detik. Tinggi jatuhan air pipa pesat menuju
turbin yaitu tujuh meter. Potensi Daya yang dihasilkan pada PLTMH Cisalimar
yaitu 16.99 kW. Jenis turbin yang dipakai pada PLTMH Ciesek yaitu tipe turbin
Propeller Open Flume dengan. Kapasitas debit air yang didapat yaitu 15-100 kW
(IBEKA 2010). Sehingga dapat disimpulkan daya maksimal yang dihasilkan oleh
turbin tersebut yaitu 100 kW sedangkan PLTMH Ciesek hanya menghasilkan
16.99 kW. Apabila bilangan efektifitas yang diberlakukan yaitu 75%, potensi daya
yang digunakan yaitu 16.99%, sehingga walaupun layak, efektifitas pemakaian
PLTMH Ciesek masih dibawah rata-rata pemakaian efektif.
Kelayakan Finansial PLTMH Cisalimar dan PLTMH Ciesek
Analisis Kelayakan Finansial PLTMH
Analisis kelayakan finansial mencakup pada aspek analisis biaya manfaat
dengan menggunakan metode NPV, BCR, dan IRR. Klasifikasi kelayakan metode
NPV digunakan apabila NPV lebih besar dari nol, maka proyek layak untuk
dilaksanakan dan sebaliknya jika NPV lebih kecil dari nol, maka proyek tidak
layak untuk dilaksanakan. Klasifikasi kelayakan berdasarkan metode BCR,
apabila BCR lebih besar dari satu maka proyek tersebut layak dilanjutkan,
sedangkan apabila BCR lebih kecil dari satu maka proyek tersebut tidak layak
untuk dilanjutkan. IRR adalah tingkat bunga dimana nilai sekarang dari manfaat
kotor suatu konstruksi PLTMH sama dengan nilai sekarang biaya proyek. Apabila

17

dipaparkan IRR lebih besar dari suku bunga, maka konstruksi PLTMH layak
untuk dilaksanakan (Kementerian ESDM 2009).
Biaya investasi pada PLTMH Cisalimar terdiri dari biaya pekerjaan sipil,
biaya pekerjaan mekanikal elektrikal dan biaya pekerjaan jaringan distribusi dan
pemasangan. Biaya pekerjaan sipil digunakan untuk membangun bendungan,
saluran intake, bak pengendap, saluran pembawa, bak penenang, pipa pesat dan
rumah pembangkit. Biaya pekerjaan mekanikal elektrikal digunakan untuk turbin
set, generator, panel kontrol, ballast load, dan setup instalasi. Biaya pekerjaan
jaringan distribusi dan pemasangan digunakan untuk distribusi listrik seperti tiang
listrik dan kabel lisrik untuk dipasang pada tiap rumah. Total biaya yang
dibutuhkan pada investasi pembangunan PLTMH yaitu Rp 928,335,600.
Komponen biaya modal dijelaskan pada Tabel 17.
No
1
2
3

Tabel 17 Komponen biaya modal PLTMH Cisalimar tahun 2004
Uraian jenis biaya modal
Jumlah (Rp)
Pekerjaan sipil
273,377,000
Pekerjaan mekanikal elektrikal
267,829,000
Pekerjaan jaringan distribusi dan pemasangan
387,129,600
Jumlah
928,335,600

Sumber : IBEKA 2010

Biaya operasional dan pemeliharaan mengacu kepada ketentuan pengurus
PLTMH Cisalimar pada tahun 2014. Komponen biaya operasional dan
pemeliharaan yang dibutuhkan dijelaskan pada Tabel 18.
Tabel 18
No
1
2
3
4
5
6

Komponen biaya operasional dan pemeliharaan PLTMH Cisalimar
tahun 2014
Uraian jenis biaya operasional
Jumlah per bulan
Jumlah per tahun
dan pemeliharaan
(Rp)
(Rp)
Gaji operator (3 orang)
600,000
7,200,000
Gaji sekretaris PLTMH
100,000
1,200,000
Gaji bendahara PLTMH
100,000
1,200,000
Gaji wakil ketua PLTMH
100,000
1,200,000
Gaji ketua PLTMH
100,000
1,200,000
Pemeliharaan dan perawatan
100,000
1,200,000
Jumlah
1,100,000
13,200,000

Penerimaan yang didapat untuk PLTMH Cisalimar jika listrik dijual
kepada masyarakat langsung yaitu sebesar Rp 20,000/bulan untuk pelanggan yang
memiliki pekerjaan dan Rp 15,000/bulan untuk pelanggan yang tidak mempunyai
pekerjaan atau tidak mampu. Penerimaan tersebut didapat dari catatan
administrasi pengurus PLTMH Cisalimar pada tahun 2014. Perincian total
penerimaan yang didapat dijelaskan pada Tabel 19.

18

Tabel 19 Total penerimaan PLTMH Cisalimar dari iuran listrik yang dijual ke
masyarakat tahun 2014
Jenis tarif (Rp/ bulan)
Jumlah rumah
Jumlah / bulan
Jumlah / tahun
tangga pengguna
(Rp)
(Rp)
PLTMH Cisalimar
15.000
3
45,000
540,000
20.000
63
1,260,000
15,120,000
Jumlah
66
1 305 000
15,660,000
Penerimaan yang didapat PLTMH Cisalimar jika listrik dijual kepada PLN
yaitu menurut Peraturan Menteri ESDM No. 31 Tahun 2009 tentang harga
pembelian tenaga listrik oleh PT PLN (Persero) dari pembangkit tenaga listrik
yang menggunakan energi terbarukan skala kecil dan menengah atau kelebihan
tenaga listrik, jaringan listrik tegangan rendah untuk rumah tangga dibeli dengan
harga 1,004/kWh. Potensi daya yang dihasilkan oleh PLTMH Cisalimar yaitu
51.20 kW dan potensi daya terbangkit berdasarkan waktu pemakaian per tahun
yaitu 442 366.57 kWh. Penerimaan total yang didapat PLTMH Cisalimar yaitu
Rp,426 766 314/tahun. Analisis kelayakan finansial PLTMH Cisalimar dijelaskan
pada Tabel 20.
Tabel 20 Analisis kelayakan finansial PLTMH Cisalimar
BCR IRR (%)
Kondisi kelayakan finansial
NPV (Rp)
Kondisi I (dana hibah dan dijual ke
34 240 351
1.63
masyarakat)
Kondisi II (dana hibah dan dijual ke PLN)
2 357 082 715
44.45
Kondisi III (dana investasi dan dijual ke
(894 095 248)
0.09
masyarakat)
Kondisi IV (dana investasi dan dijual ke
1 428 747 115
2.45
43.25
PLN)
Pada PLTMH Ciesek jenis biaya investasi meliputi biaya persiapan, biaya
sipil, biaya pekerjaan mekanikal dan elektrikal, pekerjaan jaringan distribusi dan
biaya instalasi rumah. Biaya persiapan digunakan untuk tahap awal yaitu setting
out , bouwplank, dan kegiatan mobilisasi bahan dan alat. Biaya sipil digunakan
untuk membuat saluran air intake, bangunan pipa pesat, bangunan untuk dam
sederhana, rumah turbin dan biaya pengukuran lapangan. Biaya pekerjaan
mekanikal dan elektrikal merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan dalam
pembangunan PLTMH Ciesek. Peralatan mekanikal dan elektrikal terdiri dari
turbin set, generator, panel kontrol, ballast load, setup instalasi, aksesoris, dan
transportasi pengangkutan peralatan dari Bandung ke lokasi PLTMH Ciesek.
Biaya distribusi digunakan untuk kebutuhan distribusi listrik seperti tiang listrik
dan kabel lisrik untuk dipasang pada tiap rumah. Biaya instalasi rumah digunakan
untuk kebutuhan pemasangan pembatas daya, saklar listrik, dan stop contact
(Octaviani 2012). Total biaya yang dibutuhkan pada investasi pembangunan
PLTMH yaitu Rp 725,490,882. Perincian total biaya modal dijelaskan pada Tabel
21.

19

Tabel 21 Komponen biaya modal PLTMH Ciesek tahun 2010
Uraian jenis biaya modal
Jumlah (Rp)
Persiapan
37 500 000
Pekerjaan sipil
194 410 982
Pekerjaan mekanikal elektrikal
291 500 000
Pekerjaan jaringan dan distribusi
132 675 000
Instalasi dan pemasangan
57 404 900
Lain-lain
12 000 000
Jumlah
725,490,882

Sumber : Octaviani 2010

Komponen biaya operasional dan pemeliharaan yang dibutuhkan
dijelaskan pada Tabel 22.
Tabel 22 Komponen biaya operasional dan pemeliharaan PLTMH Ciesek tahun
2014
Uraian jenis biaya operasional dan
Jumlah per bulan
Jumlah/ tahun
pemeliharaan
(Rp)
(Rp)
Gaji operator ( 2 orang)
600,000
7,200,000
Gaji ketua PLTMH
100,000
1,200,000
Pemeliharaan dan perawatan
100,000
1,200,000
Jumlah
800,000
9,600,000
Penerimaan yang didapat untuk PLTMH Ciesek yaitu dengan biaya tarif
listrik sebesar Rp 20,000/bulan untuk pelanggan yang memiliki pekerjaan dan
Rp,15,000/bulan untuk pelanggan yang tidak mempunyai pekerjaan atau tidak
mampu. Perincian total penerimaan yang didapat dijelaskan pada Tabel 23.
Tabel 23 Total penerimaan PLTMH Ciesek dari iuran listrik yang dijual ke
masyarakat tahun 2014
Jenis tarif (Rp / bulan) Jumlah rumah tangga
Jumlah /
Jumlah / tahun
(Rp)
pengguna
PLTMH bulan (Rp)
Ciesek
15 000
8
120,000
1,440,000
20 000
50
1,000,000
12,000,000
Jumlah
58
1,120,000
13,440,000
Potensi daya yang dihasilkan oleh PLTMH Ciesek yaitu 16.99 kW dan
potensi daya terbangkit berdasarkan waktu pemakaian per tahun yaitu 146,835
kWh. Penerimaan total yang didapat PLTMH Ciesek yaitu Rp 147,422,340/tahun.
Kondisi yang diasumsikan untuk menganalis kelayakan finansial PLTMH yaitu
dengan 4 kondisi. Jangka waktu yang dipakai yaitu 10 tahun berdasarkan
ketahanan dari mesin PLTMH tersebut. Analisis kelayakan finansial PLTMH
Ciesek dijelaskan pada Tabel 24.

20

Tabel 24 Analisis kelayakan finansial PLTMH Ciesek
Kondisi kelayakan finansial
NPV (Rp)
BCR
Kondisi I (dana hibah dan dijual
21,696,856
1.40
ke masyarakat)
Kondisi II (dana hibah dan dijual
778,726,959
15.35
ke PLN)
Kondisi III (dana investasi dan
(703,794,026)
0.09
dijual ke masyarakat)
Kondisi IV (dana investasi dan
532,360,