baik. Seperti yang dikatakan Standing 1978 dalam Suyanto Hendrarso, 1996: 48 berpendapat bahwa akibat perkembangan di bidang ekonomi dan teknologi pelan – pelan
partisipasi tenaga kerja wanita tanpa terkecuali wanita yang telah berumahtangga tampak mulai meningkat, wanita dapat dijadikan sumber daya ekonomi yang tidak kalah penting
dibandingkan dengan pria, dan juga dapat memberikan sumbangan yang besar bagi kelangsungan ekonomi rumah tangga keluarga.
Dari paparan singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa anak – anak dari informan kunci ibu yang melaksanakan peran ganda tidak memungkiri meskipun ibu
mereka bekerja di sektor publik bekerja menjadi buruhkaryawan perkebunan sawit di PT. Socfindo Mata Pao, Kabupaten Sergei, tetapi tetap melaksanakan pekerjaannya
dengan baik sebagai ibu rumah tangga didalam keluarganya setiap harinya sektor domestik dan mengakui bahwa kondisi perekonomian keluarga mereka menjadi lebih
baik ketika ibu mereka turut bekerja membantu ayah mereka mencari nafkah bagi keluarganya dengan bekerja sebagai buruhkaryawan perkebunan sawit di PT. Socfindo
Mata Pao, Kabupaten Sergei selama enam hari berturut – turut, yakni hari Senin sd hari Sabtu setiap minggunya yang sangat memerlukan fisik, tenaga dan otot yang kuat untuk
dapat melaksanakan pekerjaannya di perkebunan sawit tersebut.
4.3.3. Cara Pengalokasian Penghasilan IstriIbu Yang Bekerja Di Sektor Publik
Berbagai cara pengalokasian penghasilan istri yang diterimanya setiap bulannya dari hasilnya bekerja di sektor publik. Didalam penelitian ini, cara pengalokasian
pendapatan istriibu setiap bulannya dari hasilnya bekerja sebagai buruhkaryawan perkebunan sawit di PT. Socfindo Mata Pao, Kabupaten Sergei sektor publik yang
Universitas Sumatera Utara
kesemuanya diperuntukkan untuk dapat menunjang perekonomian keluarganya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7. berikut ini:
Tabel 4.7. Cara Pengalokasian Penghasilan IstriIbu Yang Bekerja Menjadi BuruhKaryawan
Perkebunan Sawit Di PT. Socfindo Mata Pao, Kabupaten Sergei Setiap Bulannya Untuk Menunjang Perekonomian Keluarganya
No. Nama
Informan Kunci
Cara Pengalokasian Pendapatan Setiap Bulannya
1.
2.
3.
4. Ibu Mila
Ibu Rika
Ibu Sumi
Ibu Wati Penghasilannya setiap bulannya digunakan untuk tambahan
biaya sekolah kedua anaknya hingga sampai dengan saat ini, untuk tambahan biaya untuk makan suami, dia dan kedua
anaknya setiap harinya, dan untuk keperluan – keperluan rumah tangga lainnya dalam keluarganya.
Kalau dulu, penghasilannnya setiap bulannya digunakan untuk tambahan biaya sekolah kedua anaknya sampai
mereka tamat sekolahnya; anaknya perempuan yang nomor satu tamatan Sekolah AKPER Akademi Perawat
di kota Medan, dan anak laki – laki yang nomor dua tamatan STM Sekolah Teknik Menengah. Kalau sekarang,
penghasilannya setiap bulannya digunakan untuk tambahan biaya makan untuk suami, dia, anaknya laki – laki yang
nomor dua ’yang masih nganggur di rumah’ dan bapaknya yang sudah tua yang sekarang ikut tinggal dan dirawat di
rumahnya dan untuk keperluan – keperluan rumah tangga lainnya dalam keluarganya.
Penghasilannya setiap bulannya digunakan untuk tambahan biaya sekolah ketiga anaknya anak pertama, kedua, dan
ketiga hingga sampai dengan saat ini dan biaya untuk perawatan anak keempatnya yang masih bayi, dan untuk
keperluan – keperluan rumah tangga lainnya dalam keluarganya.
Kalau sekarang, penghasilannya setiap bulannya digunakan untuk tambahan biaya sekolah ketiga anaknya anak ketiga
dan keempat, biaya untuk perawatan anak laki – lakinya yang paling kecil anak kelima yang masih berumur 4
tahun, tambahan biaya untuk makan suami, dia, dan keempat
Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Sukinem
anaknya anak kedua, ketiga, keempat dan kelima setiap harinya, serta untuk keperluan – keperluan rumah tangga
lainnya dalam keluarganya. Kalau dulu, Ibu Wati dan suaminya membiayai lima orang anaknya, tetapi sekarang
anak perempuannya yang paling besar anak pertama yang pendidikan terakhirnya tamat SMU Sekolah Menengah
Umum sudah berkeluarga. Kalau sekarang, penghasilannya setiap bulannya digunakan
untuk tambahan biaya sekolah kedua anaknya anak ketiga dan keempat, tambahan biaya untuk makan suami, dia, dan
kedua anaknya anak ketiga dan keempat setiap harinya, serta untuk keperluan – keperluan rumah tangga lainnya
dalam keluarganya. Kalau dulu, Ibu Sukinem dan suaminya membiayai empat orang anaknya, tetapi sekarang dua orang
anaknya anak pertama dan kedua sudah tidak dibiayai lagi karena anak perempuannya yang paling besar yang
pendidikan terakhirnya tamat SMU Sekolah Menengah Umum sudah berkeluarga dan anak laki –lakinya yang
nomor dua yang pendidikan terakhirnya juga tamat SMU Sekolah Menengah Umum sudah bekerja di kota Medan.
Sumber: Data Lapangan, Juni dan Juli 2008.
Berdasarkan Tabel 4.7. di atas, dapat dilihat bahwa kelima informan kunci istriibu yang melaksanakan peran ganda hampir seluruhnya pendapatan setiap
bulannya dari hasilnya bekerja menjadi buruhkaryawan perkebunan sawit di PT. Socfindo Mata Pao, Kabupaten Sergei sektor publik dialokasikan untuk menutupi
segala biaya – biaya pengeluaran dalam keluarganya setiap bulannya, baik itu untuk tambahan biaya sekolah anak – anaknya, biaya perawatan anaknya yang masih kecil
belum bersekolah, untuk tambahan biaya makan keluarganya setiap harinya, serta untuk keperluan – keperluan rumah tangga lainnya sehingga dapat menunjang perekonomian
keluarganya menjadi lebih baik. Dari sini dapat dilihat bahwa peranan istriibu yang bekerja di sektor publik, khususnya bagi keluarga golongan menengah ke bawah
kelompok rentan sangat memberikan sumbangan yang besar bagi kelangsungan
Universitas Sumatera Utara
ekonomi dan kesejahteraan rumah tangganya keluarganya. Berdasarkan studi Sayogyo 1985 dalam Suyanto Hendrarso, 1996: 79 yang mana menganalisis kedudukan
perempuan dalam alokasi kekuasaan dan wewenang dalam rumah tangga keluarga dan masyarakat luas menemukan beberapa fakta yang seharusnya mempunyai implikasi
terhadap kebijaksanaan, yaitu bahwa perempuan yang secara normatif sering dianggap hanya berperan pada kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia
dan pekerjaan urusan rumah tangga, seperti: mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian, dan alat – alat rumah tangga, menyetrika, membersihkan, dan lain – lain peran
domestikreproduktif ternyata mempunyai peranan besar sebagai pencari nafkah bagi keluarga peran publikproduktif; bahwa perempuan secara normatif sering dianggap
mempunyai peranan mutlak dalam rumah tangga tidak sepenuhnya berperan mutlak. Dari data upah diketahui bahwa penghasilan perempuan per bulan itu rata – rata 56,0 saja
dari penghasilan laki – laki. Namun, jika itu merupakan tambahan bagi penghasilan keluarga rumah tangga, maka penghasilan perempuan istri ikut mengangkat keluarga
dari kemiskinan Dawam Rahardja dalam Rais, 1995: 147. Dari paparan singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan yang
diterima oleh informan kunci para istriibu yang melaksanakan peran ganda setiap bulannya dari hasil mereka bekerja sebagai buruhkaryawan perkebunan sawit di PT.
Socfindo Mata Pao, Kabupaten Sergei sektor publik seluruhnya dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan sehari – hari didalam rumah tangganya keluarganya sehingga
dapat menunjang perekonomian keluarganya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP