Menyebutkan jenis Menyebutkan jenis Membuat usulan tipologi

© Pusat Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran PPKP Universitas Surabaya 2016 13 e. Level kedalaman kognitif harus sesuai dengan level yang disebutkan dalam KD tidak boleh melampaui, juga tidak boleh terlalu dangkal. Untuk membantu mengidentifikasi kedalaman kognitif, dosen dapat menggunakan taksonomi kognitif Bloom atau taksonomi lain yang membedakan antar beberapa level kedalaman berpikir. f. Sebagai contoh, jika KD-nya hanya menuntut mahasiswa bisa “menjelaskan”, maka indikatornya tidak boleh menuntut mahasiswa bisa “mengevaluasi”, “mensintesis”, atau “menciptakan”. Sebaliknya, indikator juga tidak boleh hanya sampai pada level “menyebutkan” saja. Contoh 4.4 Perbandingan kedalaman kognitif indikator dan KD. Kompetensi Dasar Kurang Mendalam Terlalu Mendalam Menjelaskan makna konstruk psikologis dalam konteks pengukuran psikologis.

1. Menyebutkan jenis

konstruk psikologis.

2. Menyebutkan jenis

instrumen psikologis. 1. Menjelaskan perbedaan antar jenis konstruk psikologis.

2. Membuat usulan tipologi

baru untuk mengklasifikasi tes-tes psikologis. © Pusat Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran PPKP Universitas Surabaya 2016 14 Langkah 5: Merancang Penilaian a. Penilaian dapat dilakukan melalui penugasan maupun ujian masing-masing dengan berbagai macam formatbentuk. b. Bentuk dan cara penilaian dipilih berdasarkan sifat dan kompleksitas keluasan dan kedalaman KD pada sebuah mata kuliah. Di satu sisi, bentuk-bentuk penilaian yang dipilih secara bersama-sama harus dapat mencakup keseluruhan KD. Di sisi lain, penilaian seharusnya TIDAK mengukur pengetahuan, keterampilan, atau kecakapan di luar KD. Contoh 5.1 Mencocokkan sifat KD dan metode penilaian Sifat KD Contoh Bentuk Penilaian Pemahaman konseptual level rendah lower order thinking. - Tes tertulis menjawab singkat. - Tes tertulis, closed-ended pilihan ganda, benar-salah. Pemahaman konseptual level tinggi higher order thinking. - Tes tertulis open-ended. - Tes tertulis, closed-ended yang menggunakan vignette uraian kasus, problem, situasi yang mengandung informasi beragam, yang tidak semuanya relevan untuk menjawab soal. - Tugas makalah. - Ujian lisan mengenai makalah atau karya dari tugas project- based. Keterampilan praktis. - Observasi atas unjuk kinerja tersimulasi role play. - Observasi atas unjuk kinerja dalam situasi nyata. - Tugas membuat karya. c. Untuk tiap bentuk penilaian, dosen sebaiknya menuliskan kriteria penilaian, yaitu aspek-aspek spesifik yang dinilai. Misalnya, sebuah presentasi lisan mungkin dinilai dari aspek efektivitas slide, kejelasan penyampaian, kelengkapan materi, dan ketepatan konseptual. Contoh 5.2 Merumuskan kriteria penilaian Bentuk Penilaian Contoh Kriteria Penilaian Tes tertulis. - Akurasi jawaban ketepatan konseptual. Observasi atas unjuk kinerja praktik. - Kelancaran mengerjakan. - Ketepatan prosedur langkah dan alat yang dipilih. © Pusat Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran PPKP Universitas Surabaya 2016 15 - Kecepatan menyelesaikan. - Kecermatan atau kehati-hatian. Makalah atau laporan tertulis. - Kerapian atau kesesuaian dengan format. - Kualitas bahasacara penyajian. - Alur atau sistematika penyajian. - Jumlah konsepteori yang digunakan. - Ketepatan penggunaan konsepteori. Presentasi lisan. - Kemenarikan slide presentasi. - Kejelasan slide presentasi. - Kelancaran menyampaikan materi. - Kelancaran menjawab pertanyaan. - Ketepatan konseptual materi yang disajikan. d. Untuk tiap kriteria, tetapkan standar nilai yang dianggap memadai untuk mendapatkan nilai nisbi “B” sampai “AB”. Artinya, mahasiswa yang berhasil mencapai standar tersebut seharusnya mendapat skor akhir pada rentang nilai B sampai dengan AB ini memberi ruang sekaligus membatasi subjektivitas dosen penilai. e. Mahasiswa yang menunjukkan kecakapan yang melebihi standar nilai seharusnya mendapat skor akhir pada rentang nilai “A”. Sebaliknya, mahasiswa yang gagal mencapai standar nilai seharusnya mendapat skor akhir pada rentang nilai “BC” atau “C”. Contoh 5.3 Merumuskan standar nilai Kriteria Penilaian Contoh Standar Nilai Kelancaran mengerjakan praktikum. Mengerjakan secara mandiri, tanpa melihat panduan. Ketepatan prosedur praktikum. Memilih langkah dan alat yang sesuai tujuan. Kecepatan menyelesaikan praktikum. Menyelesaikan prosedur sebelum waktu yang ditentukan. Sistematika bahasa makalah. Sebagian besar kalimat 80 dalam tiap paragraf memiliki kesinambungan logis dengan kalimat-kalimat sebelum dan setelahnya. Sebagian besar paragraf 80 memiliki kesinambungan logis dengan paragraf sebelum dan setelahnya. Menggunakan ejaan yang benar maksimal 10 kesalahan ketik. Jumlah teorikonsep makalah. Menggunakan setidaknya 2 konsep yang relevan untuk membahas topik yang dipilih. © Pusat Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran PPKP Universitas Surabaya 2016 16 Langkah 6: Menentukan Metode dan Waktu Pengajaran a. Ada berbagai metode pengajaran, termasuk ceramah, diskusi berpasangan, diskusi kelompok kecil, analisis problem atau kasus, bermain peran, menggunakan simulasi, perancangan karya project-based, dan lain lain. b. Penerapan masing-masing metode ini dibahas dalam panduan tersendiri. Pada prinsipnya, metode pengajar yang dipilih untuk membuat mahasiswa memproses informasi secara aktif, serta yang cocok dengan sifat KD dan bahan ajar. Di RPS, dosen cukup menuliskan judul metode yang dipilih. Contoh 6.1 Perbandingan waktu antar metode pengajaran dalam skala 1 sampai 5 Kriteria Penilaian Contoh Standar Nilai Kelancaran mengerjakan praktikum. Mengerjakan secara mandiri, tanpa melihat panduan. Ketepatan prosedur praktikum. Memilih langkah dan alat yang sesuai tujuan. c. Untuk menyusun RPS, dosen perlu mengingat bahwa semakin aktif dan interaktif metode yang dipilih, semakin banyak waktu yang diperlukan. Sebagai gambaran kasar, sebuah konsep yang bisa disampaikan dalam 5 sampai 10 menit melalui ceramah, akan memerlukan 15 sampai 30 menit bila mahasiswa diminta berdiskusi tentang penerapan konsep tersebut. Contoh 6.2 Perbandingan waktu antar metode pengajaran dalam skala 1 sampai 5 Kriteria Penilaian Kebutuhan Waktu Ceramah Diskusi berpasangan Diskusi kelompok Debat Bermain peran sampai Simulasi sampai Project-based sampai