PENGGUNAAN MEDIA BOOKLET UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KANDANGSERANG KABUPATEN PEKALONGAN

PENGGUNAAN MEDIA BOOKLET UNTUK MENINGKATKAN
PENGETAHUAN MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR
SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KANDANGSERANG
KABUPATEN PEKALONGAN

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Etika Yustiana
NIM 3201411142

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

ii

iii


PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 31 Agustus 2015

Etika Yustiana
NIM 3201411142

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
 Ini adalah bumi kita, kita tahu mana yang berharga.
 Bencana alam adalah pengingat bagi kita bahwa kita harus lebih
memperhatikan keseimbangan alam, lebih memperhatikan kemanusiaan, dan

termotivasi untuk merawatnya.
 Dalam alam yang indah dan tenang, kita belajar akan keindahan. Dalam alam
yang dihinggapi bencana, kita belajar pentingnya merawat keindahan tadi.
(Etika Yustiana)

PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
 Almamater Pendidikan Geografi 2011
 Almamater UNNES

v

PRAKATA
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengembangan Media Booklet untuk meningkatkan
Pengetahuan Mitigasi Bencana Tanah Longsor Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Kandangserang Kabupaten Pekalongan”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
program Sarjana Pendidikan Strata-1 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada:
1. Kedua orang tua saya ayahanda Surono dan Ibunda Suksimi serta keluarga
yang telah memberikan segala kasih sayang, dukungan dan doa serta
semangat yang tulus dalam menjalani hidup.
2. Dr. Subagyo, M.Pd Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian
dan sekaligus sebagai dosen pembimbing 1 yang memberikan dorongan,
arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Heri Tjahjono, M.Si sebagai Dosen Pembimbing 2 dan dosen wali
yang telah memberikan bimbingan, serta semangat dalam penyusunan
skripsi ini.

vi

5. Drs. Daenuri, M.Pd.I sebagai Kepala sekolah dan Puji Santoso, S.Pd Guru
Geografi SMA Negeri 1 Kandangserang yang telah membantu kelancaran

penelitian.
6. Siswa-siswi kelas X SMA Negeri 1 Kandangserang yang telah bersedia
menjadi sampel penelitian.
7. Teman-teman seperjuangan pendidikan geografi 2011.
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu jalannya pelaksanaan penelitian ini sehingga penelitian ini
berjalan dengan lancar.
Hanya ucapan terima kasih dan doa, semoga apa yang telah diberikan
menjadi amal baik dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat
memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan.

Semarang, 31 Agustus 2015

Etika Yustiana

vii

SARI


Yustiana, Etika. 2015. Penggunaan Media Booklet untuk Meningkatkan
Pengetahuan Mitigasi bencana Tanah Longsor Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Kandangserang Kabupaten Pekalongan. Skripsi, Jurusan Geografi Fakultas Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Apik Budi
Santosa, M.Si dan Drs. Heri Thajono, M.Si.
Kata Kunci: Penggunaan, Booklet, Mitigasi bencana tanah longsor
Pendidikan merupakan pendewasaan siswa agar dapat mengembangkan
bakat, potensi dan ketrampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh
karena itu sudah seharusnya pendidikan dapat memberikan pemahaman serta
meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu pendidikan yang perlu diberikan
untuk siswa yaitu pengetahuan mitigasi bencana alam khususnya bagi mereka
yang bertempat tinggal didaerah rawan bencana alam, dengan cara memberikan
pembelajaran dengan menggunakan media berupa Booklet yang dapat digunakan
dimana dan kapan saja. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui kelayakan Booklet sebagai media pembelajaran, tingkat pengetahuan
siswa dan pengaruh media tentang mitigasi bencana tanah longsor dengan
menggunakan booklet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan
media Booklet sebagai media pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor,
mengetahui tingkat pengetahuan siswa dan pengaruh media Booklet terhadap
pengetahuan mitigasi bencana tanah longsor siswa kelas X SMA Negeri 1

Kandangserang Kabupaten Pekalongan.
Desain penelitian ini menggunakan Pre-Experimental one-group pre-test post-test design . Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA
Negeri 1 Kandangserang. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X.5 diperoleh
dengan menggunakan simple random sampling. Variabel dari penelitian ini adalah
validasi Booklet, aktivitas pembelajaran siswa dengan menggunakan Booklet,
hasil peningkatan pengetahuan siswa, dan tanggapan/respon positif siswa. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner (angket), dokumentasi, tes.
Teknik analisi data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, daya pembeda soal,
tingkat kesukaran soal, uji t-test, dan deskriptif persentase.
Hasil penelitian berupa validasi oleh tim ahli materi dan media yang
dilakukan dengan 2 tahap, hasil dari tahap 1 dengan jumlah penilaian sebesar
75,83% dengan kriteria layak sedangkan tahap 2 dengan jumlah penilaian sebesar
84,39% dengan kriteria sangat layak. Hasil belajar siswa setelah menggunakan
media Booklet di nilai dengan menggunakan pre-test dan post-test. Rata-rata nilai
pre-test sebesar 59,73 dan post-test menggunakan sebesar 88,27.
Tanggapan/respon positif siswa mengenai media pembelajaran juga sudah baik
yaitu sebesar 80,89%. Media booklet mitigasi bencana tanah longsor mempunyai
pengaruh sebesar 40,41% dengan taraf signifikasi 5%.

viii


Simpulan peneliti adalah media Booklet mitigasi bencana tanah longsor
lebih efektif digunakan dalam meningkatkan pengetahuan siswa dalam pokok
materi mitigasi bencana tanah longsor. Saran yang dapat disampaikan yaitu
Kepada guru geografi di SMA Negeri 1 Kandangserang agar mampu
mengenalkan sejak dini pengetahuan tentang mitigasi bencana tanah longsor
khususnya pada daerah rawan bencana seperti ditempat peneliti laksanakan.
Penggunaan media Booklet dalam pembelajaran merupakan salah satu contoh
media yang dapat digunakan, selanjutnya agar dapat membuat dan merancang
kembali media yang lebih efektif dan inovatif guna meningkatkan pengetahuan
siswa dalam pembelajaran di kelas dengan bantuan tim ahli media dan materi
sebagai validator sehingga dapat menciptakan media yang berkualitas dan layak.

ix

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................

i


PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................

ii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................

iii

PERNYATAAN .........................................................................................

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................

v

PRAKARTA ...............................................................................................

vi


SARI ...........................................................................................................

viii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

x

DAFTAR TABEL ......................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

xiv


BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5

Latar Belakang ........................................................................
Rumusan Masalah ...................................................................
Tujuan Penelitian .....................................................................
Manfaat Penelitian ...................................................................
Penegasan Istilah .....................................................................

1
5
5
6
7


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
2.1.2
2.2
2.2.1
2.2.2
2.3

Media Pembelajaran ...............................................................
Pengertian Media Pembelajaran ..............................................
Fungsi Media Pembelajaran ....................................................
Media Pembelajaran Booklet ...................................................
Pengertian Booklet ..................................................................
Penerapan Media Booklet .......................................................
Pengetahuan siswa pada pembelajaran materi mitigasi bencana
tanah longsor ............................................................................
2.3.1 Pengetahuan ............................................................................
2.3.2 Materi Mitigasi Bencana Tanah Longsor ................................
2.4 Penelitian yang Relevan ..........................................................
2.5 Kerangka Berfikir ....................................................................

x

10
10
13
14
18
16
17
17
24
25
38

BAB III METODE PENELITIAN
3.1
3.1.1
3.1.2
3.2
3.2.1
3.2.2
3.3
3.4
3.5
3.5.1
3.5.2
3.5.3
3.5.4
3.6
3.7
3.7.1

Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................
Lokasi Penelitian .....................................................................
Waktu Penelitian ......................................................................
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel
Populasi ...................................................................................
Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel ..............................
Variabel Penelitian ..................................................................
Instrumen Penelitian ................................................................
Teknik Pengumpulan Data ......................................................
Observasi .................................................................................
Kuesioner (Angket) .................................................................
Dokumentasi ............................................................................
Tes ............................................................................................
Desain Penelitian ......................................................................
Teknik Analisis Data ................................................................
Data Analisis Desain Booklet oleh Ahli Materi dan Ahli
Media .......................................................................................
3.7.2 Soal Tes Hasil belajar siswa .....................................................
3.7.3 Uji Peningkatan rata-rata Pengetahuan Konsep (Uji Gain) .....
3.7.4 Deskriptif Persentase ...............................................................
3.8 Alur Kegiatan Penelitian .........................................................

30
30
30
30
30
31
32
32
32
33
33
33
34
35
35
37
41
43
44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................
4.1.1 Lokasi Daerah Penelitian ......................................................
4.1.2 Kondisi Sekolah ....................................................................
4.1.2.1 Sarana dan Prasarana ..........................................................
4.1.2.2 Keadaan Guru dan Siswa ....................................................
4.1.3 Media Pembelajaran Booklet ................................................
4.1.3.1 Rincian dari Booklet ...........................................................
4.1.3.2 Susunan Booklet Mitigasi Bencana Tanah Longsor ...........
4.1.3.3 Hasil Uji Kelayakan Booklet ...............................................
4.1.3.3.1 Validasi Tahap 1 oleh Tim Ahli ........................................
4.1.3.3.2 Validasi Tahap 2 oleh Tim Ahli ........................................
4.1.3.3.3 Penilaian Hasil Belajar dengan Menggunakan Booklet ....
4.1.3.3.3.1 Perhitungan Hasil Belajar Siswa (Uji Gain) ...................
4.1.3.3.3.2 Uji Perbedaan Rata-rata Hasil Pre-test dan Post-Test ...
4.1.3.3.3.3 Uji Normalitas Hasil Belajar ..........................................
4.1.3.3.3.4 Repon Positif Siswa ........................................................
4.2 Pembahasan .............................................................................
4.2.1 Penggunaan Media Pembelajaran Booklet ...........................

xi

45
45
46
46
47
48
49
49
53
54
56
58
58
60
60
61
63
63

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
5.2

Simpulan ..................................................................................
Saran ........................................................................................

67
67

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

69

LAMPIRAN ...............................................................................................

72

xii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan ..............................................................

25

Tabel 3.1 Kriteria Kelayakan Tim Ahli ......................................................

37

Tabel 3.2 Hasil Analisis Validasi Uji Coba Soal .......................................

38

Tabel 3.3 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal ............................................

40

Tabel 3.4 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal ......................

41

Tabel 3.5 Katagori Peningkatan Hasil Belajar ............................................

42

Tabel 3.6 Kriteria Sikap Respon Positif Siswa ..........................................

43

Tabel 4.1 Daftar Tenaga Kerja di SMA N 1 Kandangserang menurut
Tingkat Pendidikan .....................................................................

47

Tabel 4.2 Jumlah Siswa SMA N 1 Kandangserang ....................................

48

Tabel 4.3 Bagian Booklet ...........................................................................

49

Tabel 4.4 Daftar Tim Ahli Uji Kelayakan Booklet .....................................

53

Tabel 4.5 Rekapitulasi Penilaian Booklet Tim Ahli Tahap 1 ...................

54

Tabel 4.6 Masukan dari Validator ..............................................................

54

Tabel 4.7 Rekapitulasi Penilaian Booklet Tim Ahli Tahap 2 ....................

56

Tabel 4.8 Saran dan Perbaikan ..................................................................

57

Tabel 4.9 Rekapitulasi Nilai Pre-test dan Post-test ...................................

59

Tabel 4.10 Analisis Uji Normalitas Pre-test dan Post-test .........................

46

xiii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 KerangkanBerfikir ..................................................................

29

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian .........................................................

44

Gambar 4.1 Dokumentasi saat melakukan Pre-test ...................................

58

Gambar 4.2 Diagram rekapitulasi Nilai Rata-rata pre-test dan Post test
Kelas Penelitian ........................................................................

59

Gambar 4.3 Dokumentasi saat melakukan Post-test ...................................

61

Gambar 4.4 Dokumentasi Uji Coba Media ................................................

62

Gambar 4.5 Dokumentasi penggunaan media pada saat penelitian ............

63

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Panduan Penilaian Booklet .....................................................

72

Lampiran 2 Instrumen Validasi Media oleh Tim Ahli ................................

77

Lampiran 3 Kisi-kisi Soal Pre-test dan Post-test .......................................

81

Lampiran 4 Jadwal Kegiatan penelitian ......................................................

85

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................

86

Lampiran 6 Lembar Soal Pre-test dan Post-test .......................................

90

Lampiran 7 Kunci Jawaban Pre-test dan Post-test Soal ............................

95

Lampiran 8 Kisi-kisi Angket Siswa ..........................................................

96

Lampiran 9 Lembar Angket Siswa ............................................................

98

Lampiran 10 Daftar Nama Siswa Kelas X.3 (Kelas Uji Coba) ..................

103

Lampiran 11 Daftar Nama Siswa Kelas X.5 (Kelas Penelitian) ................

104

Lampiran 12 Analisis Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Tingkat
Kesukaran Soal, Daya Pembeda .........................................

105

Lampiran 13 Rekapitulasi Nilai Pre-test dan Post-test ...............................

106

Lampiran 14 Rekapitulasi Respon Positif Siswa Ujicoba Kelas X.3 .........

107

Lampiran 15 Rekapitulasi Respon Positif Siswa Kelas Penelitian X.5 ......

108

Lampiran 16 Perhitungan Pengaruh Media.................................................

109

Lampiran 17 Saran dan Kritik Siswa ..........................................................

113

Lampiran 18 Surat Pernyataan selesai Validasi ..........................................

114

Lampiran 19 Surat-surat Ijin Penelitian ......................................................

118

Lampiran 20 Susunan Booklet ....................................................................

121

Lampiran 21 Peta Lokasi Penelitian ..........................................................

127

xv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Letak geografis dan struktur geologis menyebabkan Indonesia menjadi

salah satu Negara yang subur, sangat berpotensi sekaligus rawan bencana, antara
lain gempa bumi, banjir, tanah longsor, badai, tsunami, kebakaran hutan dan lahan
serta letusan gunungapi. Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dialiri oleh
sungai-sungai yang besar dan beraliran deras. Curah hujan di Indonesia sebagai
suatu kawasan tropis juga tergolong tinggi, khususnya di musim penghujan.
Kondisi ini menimbulkan kerawanan untuk menimbulkan bahaya banjir dan tanah
longsor. Sudut pandang demografi, Indonesia dengan jumlah penduduk sangat
besar 230 juta jiwa sangat rawan terhadap dampak suatu bencana. Padat
penduduknya mengakibatkan korban menjadi lebih besar dan skala kerusakan
menjadi lebih parah.
Bencana adalah suatu proses alam atau bukan alam yang menyebabkan
korban jiwa, harta, dan mengganggu tatanan kehidupan. Menurut United Nation
Development Program (UNDP) dalam Soehatman, bencana merupakan suatu
kejadian yang ekstrem dalam lingkungan alam atau manusia yang sangat
merugikan, mempengaruhi kehidupan manusia, harta benda atau aktivitas sampai
pada tingkat yang menimbulkan bencana. Stefen dari UNESCO menjelaskan
secara umum bencana sebagai pengaruh yang diterima manusia sehingga
menjadikan manusia kehilangan dan menderita kerugiaan. Bencana merupakan

1

2

batasan kemampuan manusia untuk meminimalkan resiko. Resiko yang terjadi
dapat diminimalkan maka bencana dikatakan berkurang.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, tanah longsor
merupakan perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar
lereng. Proses terjadinya tanah longsor diawali oleh air yang meresap ke dalam
tanah yang akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah
kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan
tanah pelapukan diatasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Dampak dari bencana ini sangat merugikan, baik dari segi lingkungan maupun
sosial ekonomi.
Mitigasi adalah sebuah upaya untuk melakukan perencanan yang tepat
untuk meminimalkan dampak bencana. Mitigasi bukanlah strategi akhir, namun
diperlukan agar resiko-resiko yang ada dapat diminimalisir. Mitigasi longsor pada
prinsipnya bertujuan untuk meminimalisir dampak bencana tersebut. Untuk itu
kegiatan early warning (peringatan dini) bencana menjadi

sangat penting.

Masyarakat Indonesia yang berada diwilayah yang rawan bencana harus berusaha
memahami dan memiliki ketrampilan untuk memperkecil dampak bencana yang
mungkin bisa terjadi. Oleh sebab itu pengetahuan, pemahaman, kesiapsiagaan
untuk mendeteksi serta mengantisipasi secara lebih dini berbagai macam bencana
atau lebih dikenal dengan istilah mitigasi bencana (Satake, dkk dalam Agustiana).
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang
yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai

3

sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34).
Dalam arti lain, pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat
mengembangkan bakat, potensi dan ketrampilan yang dimiliki dalam menjalani
kehidupan, oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna
memberikan pemahaman serta meningktakan prestasi belajar peserta didik.
Sosialisasi pada usia dini dan jenis pelajaran di sekolah yang mempelajari lebih
dalam tentang bencana dan mitigasinya seperti pada mata pelajaran Geografi,
sangat penting untuk dilaksanakan dibeberapa sekolah yang letaknya berada pada
daerah rawan bencana, untuk itu pengetahuan bencana dan mitigasinya perlu
diajarkan pada siswanya.
Booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk
menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada
khalayak massa dan berbentuk cetakan. Sehingga akhir dari tujuannya tersebut
adalah agar masyarakat yang sebagai obyek memahami dan menuruti pesan yang
terkandung dalam media komunikasi massa tersebut. Keunggulan dari booklet
adalah bahwa booklet ini menggunakan media cetak sehingga biaya yang
dikeluarkan itu bisa lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan media
audio dan visual. Proses booklet agar sampai kepada obyek atau masyarakat bisa
dilakukan sewaktu-waktu. Proses penyampaian juga bisa disesuaikan dengan
kondisi yang ada, lebih terperinci dan jelas, karena lebih banyak bisa mengulas
tentang pesan yang disampaikan. Kelemahan dari booklet ini tidak bisa menyebar
ke seluruh masyarakat, karena disebabkan keterbatasan. Tidak langsungnya proses

4

penyampaiannya, sehingga umpan balik dari obyek kepada penyampai pesan tidak
secara langsung (tertunda). Memerlukan banyak tenaga dalam penyebarannya.
Pengadaan booklet ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa
tentang mitigasi bencana longsor yang sering terjadi dilingkungan sekitar SMA
Negeri 1 Kandangserang Kabupaten Pekalongan. Berdasarkan berita Radar
Pekalongan (6 Januari 2015) longsor mulai melanda Kecamatan Kandangserang,
Kabupaten Pekalongan. Longsor terjadi karena intensitas hujan semakin membuat
dataran tinggi Kabupaten Pekalongan tersebut rawan longsor. Beberapa daerah
yang potensi longsor berada di Kecamatan Kandangserang. Diantarannya Desa
Bojongkoneng, Luruagung, Trajumas, Wangkelang dan beberapa daerah lainnya.
Kandangserang merupakan salah satu zona yang dinilai paling rawan longsor
yakni ada di RT 5 dan RT 6 Desa Kandangserang. Diketahui sebanyak 140 kepala
keluarga atau sekitar 421 jiwa wilayah itu waspada terhadap ancaman longsor dari
bukit Wadas Jaran yang tepat berada di wilayah pemukiman mereka. Jika bukit
setinggi 300 meter ini ambrol, diperkirakan perkampungan tersebut akan luluh
lantak oleh terjangan material longsoran.
Sekolah Menengah Atas yang ada di Kandangserang hanya SMA Negeri 1
Kandangserang yang mayoritas siswanya merupakan penduduk sekitar daerah
tersebut. Pemahaman tentang mitigasi bencana tanah longsor perlu diterapkan
dalam pembelajaran karena kebanyakan siswanya tinggal pada daerah yang rawan
bencana longsor, selain itu juga dapat melatih siswa agar tanggap bencana.
Booklet yang dibuat berisi tentang materi atau informasi berkaitan dengan
pra bencana, saat terjadi bencana, dan pasca bencana tanah longsor serta

5

dilengkapi dengan gambar-gambar yang berkaitan dengan tanah longsor.
Penggunaan booklet ini diharapkan siswa dapat mengembangakan pola pikir
untuk penerapan secara langsung dilapangan ketika pra bencana, saat terjadi
bencana, dan pasca bencana tanah longsor.
Berdasarkan dari latar belakang di atas tersebut penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Booklet untuk
Meningkatkan Pengetahuan Mitigasi Bencana Tanah Longsor Siswa SMA Negeri
1 Kandangserang Kabupaten Pekalongan”.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

yang

telah

diuraikan

diatas,

maka

permasalahan yang menjadi bahan pengkajian dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kelayakan booklet sebagai media pembelajaran mitigasi tanah
longsor?
2. Bagaimana tingkat pengetahuan siswa tentang mitigasi bencana tanah longsor
dengan menggunakan media Booklet?
3. Bagaimana pengaruh media booklet terhadap pengetahuan mitigasi bencana
tanah longsor siswa SMA Negeri 1 Kandangserang Kabupaten Pekalongan?
1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut diatas, maka

dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Menguji kelayakan produk Booklet sebagai media pembelajaran mitigasi
bencana tanah longsor.

6

2. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang mitigasi bencana tanah longsor
dengan menggunakan media Booklet.
3. Menganalisis pengaruh media Booklet terhadap pengetahuan mitigasi bencana
tanah longsor.
1.4

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak

terutama dalam rangka pengembangan disiplin ilmu, peningkatan mutu
pendidikan, dan untuk peneliti-peneliti lebih lanjut.
1.4.1

Manfaat Teoritis
1.

Memberikan sumbangan dan informasi pengetahuan kepada siswa dan
guru SMA Negeri 1 Kandangserang Kabupaten Pekalongan.

2.

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam
dunia pendidikan, khususnya media pembelejaran dalam proses
belajar mengajar disekolah.

1.4.2

Manfaat Praktis
1.

Bagi Siswa
Penelitian ini dapat menumbuhkan minat belajar dan rasa senang yang
muncul dalam belajar, diharapkan bisa menambah pengalaman yang
konkret dan mudah di ingat.

2.

Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan alternatif pembelajaran yang kreatif
dan inovatif serta menarik, sehingga dapat membantu guru

7

melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengoptimalkan aktivitas
siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
3.

Bagi Sekolah
Penelitian diharapkan dapat digunakan untuk memberikan alternatif
variasi pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar dan kualitas
lulusan.

1.5 Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini, perlu diberikan batasan istilah mengenai hal-hal yang
akan diteliti untuk mempermudah dalam mengartikan atau menafsirkan serta
untuk membatasi permasalahan yang ada.
1.5.1

Penggunaan
Penggunaan berasal dari kata dasar guna. Dalam kamus besar Bahasa

Indonesia, penggunaan adalah proses perbuatan, cara mempergunakan sesuatu.
Penggunaan dalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran yang
berupa Booklet untuk meningkatkan pengetahuan siswa kelas X tentang mitigasi
bencana tanah longsor.
1.5.2

Media pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat

didefinisikan sebagai perantara atau pengatar terjadinya komunikasi dari pengirim
menuju penerima (Heinich dalam Daryanto, 2013:4). Media merupakan salah satu
komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju
komunikasi (Criticos dalam Daryanto, 2013:4). Berdasarkan definisi tersebut,
dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Media

8

booklet yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan siswa mengenai mitigasi bencana longsor. Booklet dalam penelitian
ini dikemas dalam bentuk informasi serta gambar-gambar yang berkaitan dengan
mitigasi tanah longsor.
1.5.3

Booklet
Booklet sebagai media massa berupa buku yang mampu menyebarkan

informasi dalam waktu relatife singkat kepada banyak orang yang tempat
tinggalnya berjauhan. Bentuk fisiknya menyerupai buku yang tipis dan lengkap
informasinya, yang memudahkan media tersebut untuk dibawa kemana-mana.
Untuk menyampaikan informasi secara lengkap dan efektif dibutuhkan
perencanaan yang baik, dalam pemanfaatannya booklet akan berperan sebagai
media pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang mitigasi
bencana tanah longsor. Struktur booklet yang akan dibuat dalam penelitian ini
secara garis besar terdiri dari informasi serta gambar-gambar mengenai mitigasi
bencana longsor.
1.5.4

Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang

memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan dalam penelitian ini diartikan sebagai pengetahuan siswa tentang
mitigasi tanah longsor yang diberikan melalui media booklet disekolah.
Pengetahuan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pembelajaran dengan
menggunakan Pre Test sebelum menggunakan media dan Post Test setelah
menggunakan media pembelajaran berupa Booklet.

9

1.5.5

Bencana Tanah Longsor
Penelitian dilakukan pada daerah rawan bencana tanah longsor yaitu

Kecamatan Kandangserang tepatnya di SMA Negeri 1 Kandangserang Kabupaten
Pekalongan. Berdasarkan berita Radar Pekalongan ( 6 januari 2015) dijelaskan
bahwa titik dengan tingkat kerawanan longsor tinggi di Kandangserang berada di
Desa Wangkelang dan Kandangserang. Dengan melihat kondisi daerah bencana,
telah terjadi gerakan tanah dimana sebagian sudah ada pergeseran dengan luas
sekitar 1 hektar, dengan posisi di atas Desa Kandangserang. Masih terjadi longsor
susulan berupa rekahan-rekahan di atas Desa Kandangserang dan diperkirakan hal
ini dapat membahayakan pemukiman penduduk. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pembelajaran kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kandangserang
tentang mitigasi bencana tanah longsor melalui media booklet, yang nantinya
dapat berguna sebagai pengetahuan serta dapat diterapkan dalam kehidupan.
1.5.6

Mitigasi bencana
Pembelajaran mitigasi bencana dalam penelitian ini dilakukan untuk siswa

kelas X SMA Negeri 1 Kandangserang Kabupaten Pekalongan yang tinggal pada
daerah rawan bencana tanah longsor, diharapkan siswa dapat mengetahui secara
dini mengenai bencana tanah longsor serta mitigasi bencana yang harus dilakukan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1
2.1.1

Media Pembelajaran
Pengertian Media Pembelajaran
Daryanto (2013:04) dalam bukunya Media Pembelajaran menjelaskan

berbagai pendapat tentang media. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata
medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengatar terjadinya
komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich dalam Daryanto, 2013:04).
Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa
pesan dari komunikator menuju komunikasi (Criticos dalam Daryanto, 2013:04).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi. Secara umum dapat dikatakan media mempunyai
kegunaan, antara lain :
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar.
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori dan kinestetiknya.
5. Memberi

rangsangan

yang

sama,

mempersamakan

pengalaman

dan

menimbulkan presepsi yang sama.
6. Proses

pembelajaran

mengandung lima komponen komunikasi, guru

(komunikator), dan tujuan pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah
10

11

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan
perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Gagne 1970 (dalam Rayandra, 2012:7) menyatakan bahwa media adalah
berbagai komponen pada lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk
belajar. Briggs 1977 mendifinisikan media sebagai sarana fisik yang digunakan
untuk mengirim pesan kepada peseta didik sehingga merangsang mereka untuk
belajar. Pendapat Scramm tentang media pembelajaran adalah teknologi pembawa
pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran
(Widodo dan Jasmadi, 2009).
Klasifikasi media pembelajaran menurut Daryono (2010:17) dalam
bukunya yang berjudul Media Pembelajaran , diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model klasifikasi, yaitu
menurut: (1) Wilbur Schramm, (2) Gagne, (3) Allen, (4) Gerlach dan Ely, dan (5)
Ibrahim.
Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan
media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan
daya liputan, yaitu (1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan facsimile;
(2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape; (3)
media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar computer
dan telpon.
Menurut Gagne, media diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, yaitu
benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam,

12

gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media
pembelajaran tersebut dikaitan dengan kemampuaanya memenuhi fungsi menurut
hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat
belajar, contoh prilaku belajar, member kondisi eksternal, menuntun cara berpikir,
memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
Menurut Allen, terdapat sembelin kelompok media, yaitu:visual diam,
film, televise, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demostrasi,
buku teks cetak, dan sajian lisan. Disamping mengklasifikasikan, Allen juga
mengkaitkan antara jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Allen melihat bahwa, media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan
belajar

tertentu

tetapi

lemah

untukntujuan

belajar

yang

lain.

Allen

mengungkapkan tujuan belajar, antara lain: info factual, pengenalan visual,
prinsip dan konsep, prosedur, ketrampilan, dan sikap. Setiap jenis media tersebut
memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar; ada tinggi,
sedang, dan rendah.
Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan cirri-ciri
fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal,
presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran
terprogram, dan simulasi. Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan
ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok,
yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi;
media audio; media proyeksi; televise, video, computer.

13

Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut,
akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan
media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajran untuk mencapai tujuan
tertentu. Pemilihann media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta
kemampuan dan karakteristik pembelajar, akan sangat meninjang efisiensi dan
efektivitas proses dan hasil pembelajaran.
2.1.2

Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut (Riyana, 2012: 14):
1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, artinya
memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi
pembelajaran yang lebih efektif
2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran, hal ini berarti bahwa media pembelajaran tidak dapat berdiri
sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen yang lain sehingga dapat
menciptakan tujuan pembelajran yang diharapkan
3. Media pembelajaran dalam penggunaanya harus relevan dengan kompetensi
yang akan dicapai
4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, sehingga tidak
hanya digunakan untuk permainan dan memancing perhatian siswa saja
5. Media pembelajaran bisa berfungsi sebagai mempercepat proses belajar, dan
lebih mudah
6. Media pembelajaran berfungsi untu meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar. Biasanya proses belajar siswa dengan menggunakan media

14

pembelajaran daya ingat akan bertahan lebih lama dan mempunyai nilai
kualitas yang lebih tinggi
7. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh
karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
2.2
2.2.1

Media Pembelajaran Booklet
Pengertian Booklet
Booklet merupakan media komunikasi yang termasuk dalam kategori

media lini bawah (below the line media). Sesuai sifat yang melekat pada media
lini bawah, pesan yang ditulis pada media tersebut berpedoman pada beberapa
criteria yaitu : menggunakan kalimat pendek, sederhana, singkat, ringkas,
menggunakan huruf besar dan tebal. Selain itu penggunaan huruf tidak kurang
dari 10 pt, dikemas menarik dan kata yang digunakan ekonomis (Suleman dalam
Cindy, 2013).
Menurut Ewles (dalam Cindy, 2013) media booklet mempunyai
keunggulan, yaitu Klien dapat menyesuaikan dari belajar mandiri, pengguna dapat
melihat isinya pada saat santai, informasi dapat dibagi dengan keluarga dan
teman, mudah dibuat, mengurangi kebutuhan mencatat, dapat dibuat secara
sederhana dengan biaya relative murah, awet, daya tamping lebih luas, dapat
diarahkan pada segmen tertentu.
(http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/ilmukomunikasi)
Menurut Sudjana dan Rivai (2001:56) tentang bagaimana siswa belajar
melalui gambar-gambar adalah sebagai berikut:

15

1. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan
berdasarkan pengalaman dimasa lalu, melalui penafsiran kata-kata.
2. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat
belajar siswa secara efektif.
3. Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama
dalam penafsiran dan mengingat-ingat materi teks yang menyertainya.
4. Dalam Booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau satu
halaman penuh bergambar disertai beberapa petunjuk yang jelas.
5. Ilustrasi gamabr isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat
para siswa menjadi efektif.
6. Ilustrasi gambar isi hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak
bertentangan dengan gerakan mata pengat dan bagian-bagian yang paling
penting dari ilustrasi itu harus diputuskan pada bagian sebelah kiri atas medan
gambar.
7. Booklet ini termasuk kedalam buku yang berisi materi pendukung, pelengkap,
dan penunjang buku teks pelajaran yang berfungsi sebagai bahan pengayaan,
referensi, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran dengan
menggunakan penyajian yang longgar, kreatif, dan inovatif serta dapat
dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang dan tingkatan kelas atau pembaca
umum.
8. Aqib (2013:52) mengemukakan prinsip pembuatan buku sebagai berikut:
a. Visible yaitu memuat isi yang mudah dilihat.
b. Interesting yaitu menarik.

16

c. Simple yaitu sederhana.
d. Useful yaitu bermanfaat untuk sumber ilmu pendidikan
e. Accourate yaitu benar dan tepat sasaran.
f. Legitimate yaitu sah dan masuk akal.
g. Structured yaitu tersusun secara baik dan runtut.
Sementara itu, dalam sudut pandang lain, Prastowo (2012) mengemukakan
teknik penyusunan buku pendidikan cetak yaitu dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Judul dan materi yang disajikan berintikan pada pencapaian kompetensi dasar
atau materi peserta didik.
2. Memuat bahasa yang mudah dipahami sesuai dengan perkembangan
kebahasaan sasaran penggunanya.
3. Mampu menguji pemahaman siswa terhadap suatu hal.
4. Adanya stimulant yaitu berkaitan dengan nyaman dan tidaknya sebuah
tampilan sehingga mendorong pembaca untuk mendalaminya.
5. Kemudahan dibaca berkaitan dengan keramahan bahan cetak jika dihadapkan
dengan mata misalnya tipis, ukuran huruf, warna, dan jenis kertas.
2.2.2

Penerapan Media Booklet
Penelitian ini dimaksud dengan media pembelajaran menggunakan media

cetak yaitu Booklet. Jadi, dalam proses pembelajaran ini guru mengajar
menggunakan media Booklet. Penerapan model pembelajran dikelas dengan
model pembelajaran diskusi yaitu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang
satu kelompoknya dua orang dengan mendapatkan satu Booklet.

Penerapan

17

pembelajaran ini digunakan untuk meningkatkan pengetahuan siswa serta lebih
tertarik pada materi, membuat siswa lebih aktif sehingga dapat meningkatkan
daya ingat siswa dan membantu siswa agar dapat berkomunikasi dengan
kelompoknya.
2.3

Pengetahuan Siswa pada Pembelajaran Materi Mitigasi Bencana
Tanah Longsor

2.3.1

Pengetahuan

Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk
memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah
berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya
terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang
untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan
tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui
pengalaman orang lain. Dari berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang
sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni: a) Cara tradisional
atau non ilmiah, yakni tanpa melalui penelitian ilmiah, dan b) Cara
modern

atau

cara

(Notoatmodjo, 2010).

ilmiah,

yakni

melalui

proses

penelitian.

18

1. Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan
secara sistematik dan logis adalah dengan cara non ilmiah, tanpa melalui
penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain
meliputi:
a. Cara Coba Salah (Trial And Eror)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh
manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui coba-coba atau
dengan kata yang lebih dikenal ”trial and eror”. Cara coba-coba ini
dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan
masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan yang kedua gagal pula, maka
dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga dan seterusnya, sampai masalah
tersebut dapat dipecahkan. Hal ini juga merupakan pencerminan dari upaya
memperoleh pengetahuan, walaupun pada taraf yang masih primitive. Di
samping itu, pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan metode ini
banyak membantu perkembangan berpikir dan kebudayaan manusia kearah
yang lebih sempurna.
b. Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh
orang yang bersangkutan.
c. Cara Kekuasaan atau Otoritas

19

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan
dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini
biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya.
Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada
pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu
pengetahuan atau ilmuan.
d. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.oelh sebab
itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi pada masa lalu.
e. Cara Akal Sehat (Common Sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau
kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman
dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, atau agar anak
disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,
misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak
ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran bahwa
hukuman adalah metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi

20

pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang
masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks
pendidikan.

f. Kebenaran Melalui Wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari
Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh
pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah
kebenaran tersebut rasional atau tidak.
g. Kebenaran secara Intuitif
Kebenaran secara intutif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui
proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.
Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati
atau bisikan hati saja.
h. Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir
manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
i. Induksi
Induksi adalah penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataanpernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam
berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalamanpengalaman empiris yang ditangkap oleh indera.

21

j. Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum
ke khusus. Ariestoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berpikir
deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme
merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk
dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik.
2. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau
lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). Cara ini
mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626). Ia adalah seorang
tokoh yang mengembangkan metode berpikir induktif. mula-mula ia
mengadakan

pengamatan

kemasyarakatan.

langsung

Kemudian

hasil

terhadap

gejala-gejala

pengamatannya

alam

atau

dikumpulkan

dan

diklasifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum. Kemudian metode
berpikir induktif yang dikembangkan oleh Bacon ini dilanjutkan oleh Deobold
van Dallen. Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan
dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan
terhadap semua fakta sehubungan dengan obyek yang diamatinya. Pencatatan
ini mencakup tiga hal pokok, yakni:
a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat
dilakukan pengamatan.

22

b. Segala sesuatu yang negative, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada
saat dilakukan pengamatan.
c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang
berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
Berdasarkan hasil pencatatan ini kemudian ditetapkan ciri-ciri atau unsurunsur yang pasti ada pada suatu gejala. Selanjutnya hal tersebut dijadikan dasar
pengambilan kesimpulan atau generalisasi. Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui pancaindera manusia; penglihatan,
pendengaran, penghiduan, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang penting
terbentuknya perilaku seseorang. ( Notoatmodjo dalam Darmoko, 2013).
Notoatmodjo dalam Darmoko (2013) menyatakan bahwa pengetahuan memiliki
enam tingkatan, yaitu :
1.

Tahu
Merupakan sesuatu kemampuan dalam mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Mengingat kembali terhadap suatu hal spesifik yang
dipelajari dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima
termasuk dalam tingkat pengetahuan ini. ”Tahu” merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur pengetahuan
ini adalah mengidentifikasi, menyatakan, dan lain-lain.

2.

Paham

23

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah memahami objek tertentu harus mampu menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang
dipelajari.
3.

Aplikasi
Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari

pada

situasi-situasi

dan

kondisi

yang

sebenarnya.

Mengaplikasikan dapat diartikan dengan menggunakan hukum- hukum,
rumus-rumus, metode, atau prinsip dalarn konteks atau situasi yang lain.
4.

Analisis
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu saran lain.

5.

Sintesis
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata
lain, mensintesis adalah kemampuan untuk menyusun, merencanakan,
meringkas, menyesuaikan, terhadap suatu rumusan yang telah ada.

6.

Evaluasi

24

Mengevaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria
yang dilakukan sendiri atau kriteria-kriteria yang sudah ada.
2.3.2 Materi Mitigasi Bencana Tanah Longsor
Mitigasi

bencana

adalah

serangkaian

kegiatan

yang

mencakup

perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi risiko-risiko
dampak dari bencana yang dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk
kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan risiko jangka panjang, tindakantindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko ter

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR BERBASIS MASALAH DI KELAS X MIA IMERSI 1 SMA NEGERI KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR

0 12 231

PENGARUH PELATIHAN SIMULASI TERHADAP PENGETAHUAN SISWA KELAS X IPS TENTANG MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI Pengaruh Pelatihan Simulasi Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas X IPS Tentang Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 2 15

PENGARUH PELATIHAN SIMULASI TERHADAP PENGETAHUAN SISWA KELAS X IPS TENTANG MITIGASI BENCANA GEMPA Pengaruh Pelatihan Simulasi Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas X IPS Tentang Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 1 16

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMA ISLAM 1 SURAKARTA Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas X Dalam Mitigasi Bencana Banjir Di SMA Islam 1 Surakarta.

0 2 18

PENDAHULUAN Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas X Dalam Mitigasi Bencana Banjir Di SMA Islam 1 Surakarta.

0 1 8

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMA ISLAM 1 SURAKARTA Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas X Dalam Mitigasi Bencana Banjir Di SMA Islam 1 Surakarta.

0 2 16

PENGETAHUAN MITIGASI BENCANA BANJIR MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 3 Pengetahuan Mitigasi Bencana Banjir Melalui Media Audio Visual Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2013.

0 2 19

PENGEMBANGAN MEDIA BOOKLET BERBASIS SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY AND SOCIETY PADA MATERI MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM UNTUK KELAS X SMA.

0 0 18

mitigasi bencana tanah longsor di sum

0 0 11

KAJIAN MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR DI

0 0 14