4.2.3 Peningkatan Prestasi Belajar
Menurut Olivia 2011: 73 berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa
terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini hasil prestasi belajar siswa kelas V B SD Negeri Tlacap pada mata pelajaran IPA terjadi
penurunan pada siklus I. Berikut ini adalah data peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II pada siswa kelas V B SD Negeri Tlacap.
Tabel 4.12 Hasil Perbandingan Prestasi Pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
No. Kondisi
Awal Siklus I
Siklus II Nilai
Ketuntasan Nilai
Ketuntasan
1 68
Tidak tuntas
48
Tidak tuntas
2 68
Tidak tuntas 76
Tuntas
3 64
Tidak tuntas 52
Tidak tuntas
4 56
Tidak tuntas 84
Tuntas
5 48
Tidak tuntas 64
Tidak tuntas
6 60
Tidak tuntas 72
Tuntas
7 60
Tidak tuntas
52
Tidak tuntas
8 64
Tidak tuntas
68
Tuntas
9 60
Tidak tuntas 64
Tidak tuntas
10 60
Tidak tuntas 76
Tuntas
11 56
Tidak tuntas 72
Tuntas
12 72
Tuntas 84
Tuntas
13 80
Tuntas 92
Tuntas
14 76
Tuntas
92
Tuntas
15 52
Tidak tuntas 68
Tuntas
16 60
Tidak tuntas 84
Tuntas
17 60
Tidak tuntas 56
Tidak tuntas
18 76
Tuntas 72
Tuntas
19 72
Tuntas 84
Tuntas
20 64
Tidak tuntas
80
Tuntas
21 72
Tuntas 84
Tuntas Rata-rata
Kelas 66,97
64,19 72,57
Persentase Ketuntasa
n KKM 67
46 38
71
Dari data di atas menunjukkan penurunan dari kondisi awal ke siklus I yaitu dari persentase pencapaian KKM 46 menjadi 38. Pada pelaksanaan
siklus II terjadi peningkatan persentase pencapaian KKM yaitu dari 38 menjadi 71. Data yang diperoleh sudah mencapai target yang direncanakan. Berikut ini
adalah grafik peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal, siklus I dan siklus II:
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata
Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan
66.97 64.19
72.57
60 62
64 66
68 70
72 74
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
Peningkatan Nilai Rata-rata IPA
46 38
71
10 20
30 40
50 60
70 80
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
Peningkatan Persentase Ketuntasan IPA
Dari perolehan data keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa. Hasil tersebut sejalan dengan pendapat Isjoni 2009: 73 bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini menekankan
pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang
maksimal. Penelitian peningkatan keaktifan serta prestasi belajar siswa ini sesuai
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Handrianto 2013 serta Setiawan 2015 dimana juga menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD untuk meningkatkan keaktifan serta prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini, diketahui bahwa indikator keberhasilan telah disusun
oleh peneliti sebelumnya dan berikut rangkuman hasil capaian keaktifan dan prestasi belajar mulai kondisi awal hingga akhir siklus I dan siklus II:
Tabel 4.13 Keberhasilan Siswa
Variabel Indikator
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian
Target Capaian
Keaktifan Belajar
Skor rata- rata
48,8 rendah
65 sedang
65 sedang
75 tinggi
79,6 tinggi
Prestasi Belajar
Nilai rata- rata
66,97 68
64,19 70
72,57 Persentase
jumlah siswa yang
mencapai KKM 67
46 55
38 70
71
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat target penelitian baik pada variabel keaktifan belajar maupun prestasi belajar siswa sudah memenuhi target akhir
penelitian sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil.
99
BAB V PENUTUP