Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak selain pelayanan fiskus yang baik. Penegakan hukum perpajakan juga akan
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Undang-undang yang mengatur tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, agar peraturan perpajakan
dipatuhi maka harus ada sanksi perpajakan bagi para pelanggarnya Muliari dan Setiawan, 2009:2 dalam Mutia 2014.
Kualitas pelayanan pajak harus ditingkatkan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Pelayanan
fiskus yang baik akan memberikan kenyamanan bagi wajib pajak. Keramah- tamahan petugas pajak dan kemudahan dalam sistem informasi perpajakan
termasuk dalam pelayanan perpajakan tersebut Mutia, 2014. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
H2: Administrasi Perpajakan berpengaruh negatif terhadap tax avoidance
2.9.2.3. Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman Wajib Pajak terhadap Tax
Avoidance
Kepatuhan wajib pajak dapat diukur dari pemahaman terhadap semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir
dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, membayar dan melaporkan pajak yang terutang tepat pada waktunya
Siregar, dkk, 2012. Tingkat pemahaman wajib pajak mengenai peraturan perpajakan
menjadi hal penting dalam menentukan sikap dan perilaku wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan dan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, maka semakin
kecil pula kemungkinan wajib pajak tersebut untuk melanggar peraturan tersebut Mutia, 2014.
Kenyataannya, seseorang dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman tinggi mengenai perpajakan, maka orang tersebut akan mencari celah maupun
kelemahan dari aturan perpajakan, agar dapat mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarnya. Berbagai cara dilakukan oleh wajib pajak untuk
menghindari pajak. Menurut Ayu, 2009 dalam Friskianti, 2014 salah satu contohnya adalah dengan melakukan perencanaan pajak yang dapat dilakukan
dengan tax avoidance maupun tax evasion. Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis:
H3: Pengetahuan dan pemahaman wajib pajak berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
2.9.2.4. Pengaruh Keadilan, Administrasi Perpajakan serta Pengetahuan
dan Pemahaman Wajib Pajak terhadap Tax Avoidance
Penelitian ini menguji apakah terdapat pengaruh secara simultan antara variabel keadilan, administrasi perpajakan, serta pengetahuan dan
pemahaman wajib pajak terhadap tax avoidance. H4: Keadilan, administrasi perpajakan, serta pengetahuan dan pemahaman
wajib pajak secara simultan berpengaruh terhadap tax avoidance.
48
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini akan menguji hipotesis mengenai pengaruh keadilan, administrasi perpajakan, serta pengetahuan dan pemahaman wajib pajak
terhadap tax avoidance. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif disebut juga pendekatan tradisional, positivism,
eksperimental dan empiris, adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori, dan atau hipotesis-hipotesis melalui pengukuran variabel-variabel
penelitian dalam angka quantitative dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik dan atau permodelan matematis, Efferin, dkk 2008:47.
Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang diambil secara langsung oleh
peneliti dari responden. Sesuai dengan karakteristik tersebut, penelitian ini menggunakan metode survey dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
objek yang akan diteliti. Kuesioner tersebut berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang pendapat responden mengenai penghindaran pajak tax avoidance.
Data yang akan diolah adalah data dari jawaban responden wajib pajak yang menjadi objek penelitian.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan regresi berganda. Aplikasi yang digunakan dalam pengolahan
data ini menggunakan aplikasi SPSS versi 21. Desain dari penelitian ini