F. Pengembangan Prototipe
1. Antar Muka Menu Utama Sistem dan Pelabelan Citra
Antar muka menu utama sistem serta pelabelan citra dibuat dalam satu kesatuan. Rancangan ini dibuat sedemikian rupa sehingga pengguna
dapat menggunakannya seoptimal mungkin.
Gambar 32. Antar Muka Sistem dan Pelabelan Citra
Bagian-bagian dalam antar muka ini, terlihat seperti pada Gambar 32. 1merupakan menu utama untuk proses temu kembali citra, 2 digunakan
untuk pemilihan citra yang akan diberi label. 3 merupakan citra asli. 4 adalah citra hasil segmentasi region, 5 citra hasil penggabungan region dan
6 merupakan citra hasil pelabelan.
1 3
2
4 5
6
2. Antar Muka Temu Kembali Citra
Antar muka untuk temu kembali citra dibuat sedemikian rupa sehingga pengguna dapat menggunakannya sebagai antar muka pencarian.
Antar muka ini dikembangkan untuk melakukan pencarian citra dalam basis data sesuai dengan kata-kunci yang digunakan sebagai pencarian.
Gambar 31. Antar Muka Temu Kembali Citra
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Proses pelabelan otomatis citra menghasilkan pelabelan yang cukup baik. 2. Definisi kata-kata yang merepresentasikan subjek dan objek citra dalam
kamus kata terlihat penggunaannya dalam proses temu kembali. 3. Model pelabelan citra otomatis menggunakan Fuzzy C-means FCM
dilakukan berdasarkan kata-kata yang terdefinisi dalam kamus kata. 4. Tabel indeks citra dalam penelitian ini disusun berdasarkan proses
pelabelam otomatis citra dan digunakan sebagai dasar untuk proses temu kembali.
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rataan precision untuk hasil temu kembali menggunakan kueri berbasis teks mencapai 86.68. Ini
menunjukkan bahwa proses pencarian citra dalam basis data lebih baik karena pelabelan yang dilakukan berguna sebagai kata kunci pencarian.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk ditindaklanjuti, yaitu:
1. Penelitian ini dapat dikembangkan untuk pembentukan ontologi citra. 2. Berdasarkan penelitian, terdapat beberapa kesalahan klasifikasi yang dapat
menyebabkan hasil temu kembali citra menjadi kurang baik. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan metode relevance
feedback dalam temu kembali citra agar hasil temu kembali citra menjadi lebih baik.