52
secara mandiri akan membantu siswa mempermudah dalam memahami konsep dari suatu permasalahan.
4.2.2 Hasil Belajar Kognitif
Dari data awal nilai ujuan akhir semester genap diperoleh nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa sebesar 64 dengan ketuntasan klasikal mencapai
46. Pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa sebesar 67 dengan ketuntasan klasikal mencapai 69. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai g =
0,08 yang berarti terjadi peningkatan yang kurang signifikan untuk pemahaman siswa dari keadaan awal ke siklus I dengan kriteria peningkatan rendah karena g
0,3. Pada siklus 2, nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa sebesar 78 dengan ketuntasan klasikal mencapai 94. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai
gain g = 0,39 yang berarti terjadi peningkatan yang signifikan untuk pemahaman siswa dari siklus I ke siklus II dengan kriteria peningkatan sedang karena 0,3 g
0,7. Indikator keberhasilan untuk aspek kognitif dapat dilihat dari hasil test
siswa pada setiap akhir siklus. Jika hasil test mencapai 70 secara individual dan 85 secara klasikal, maka hasil belajar kognitif dikatakan tuntas Mulyasa 2002:
99. Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 46 pada keadaan awal, 69 pada siklus I dan 94 pada siklus II. Berdasarkan hasil
ketuntasan klasikal pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan sehingga penelitian dihentikan. Oleh karena itu, pembelajaran dalam penelitian ini dapat
dikatakan tuntas. Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa dalam penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan contextual berbasis proyek dapat
53
digunakan sebagai salah satu metode untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
Berdasarkan hasil analisis data, kemampuan kognitif siswa mengalami peningkatan di setiap siklus. Peningkatan kemampuan kognitif tersebut
disebabkan karena perubahan model yang dilakukan yaitu dengan menerapkan model Project Based Learning yang mengajak siswa secara langsung aktif terlibat
dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Permendiknas No.22 2006: 377-378 bahwa belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.
Siswa tidak lagi pasif menerima dan menghafal informasi yang diberikan oleh guru, tetapi berusaha menemukan konsep melalui percobaan. Pengalaman yang
diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran merupakan hasil dari penemuannya sendiri. Sehingga pembelajaran sebagai suatu proses
yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif permanen, diperoleh melalui berfikir, merasakan dan tindakan. Dalam pembelajaran contextual
berbasis proyek, siswa mengalami dan melakukan sendiri serta dilibatkan sepenuhnya untuk merumuskan konsep. Siswa diberi kebebasan untuk memilih
bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya Sugandi 2007 : 9. Keterlibatan guru pada proses pembelajaran
hanya sebagai pembimbing dan fasilitator. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wena 2009:144 yang menyebutkan bahwa Project Based Learning merupakan model
pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa dalam investigasi masalah dan memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam mengkonstruksi
54
pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata.
Penerapan pendekatan contextual berbasis proyek pada penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa adalah akibat dari pengarahan yang diberikan guru kepada siswa
agar mempelajari materi sebelum pembelajaran dimulai. Pengarahan guru ini bertujuan agar siswa memperoleh pengetahuan awal sehingga ketika
pembelajaran pada siklus II dimulai, siswa memiliki modal awal untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Penyebab lainnya adalah guru memberi penekanan kepada
siswa agar lebih aktif selama mengikuti proses pembelajaran, baik saat melakukan percobaan maupun saat diskusi berlangsung. Pembelajaran contextual berbasis
proyek menuntut siswa untuk menyelasaikan permasalahan yang disajikan melalui penyelidikan secara langsung sehingga melatih siswa untuk berpikir
menemukan konsep. Melalui LTS Lembar Tugas Siswa, siswa dilatih berpikir secara kreatif sehingga siswa mampu merumuskan pengetahuan yang mereka
peroleh.
4.2.3 Hasil Belajar Afektif