LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MA

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

SOSIALISASI KESADARAN HUKUM

DALAM RANGKA MENINGKATAN

PENGETAHUAN BERLALU LINTAS

SISWA SMA PGRI 2 KOTA PALANGKA RAYA

Oleh:

SATRIYA NUGRAHA, SH, M.Hum DERI SUSANTO, S.Th., M.Si., M.M

FAHRUL RAZZI, S.Pd., M.Pd HARYONO,S.Pd., M.Pd

MANTILI, S.Pd., M.Pd

UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA PALANGKA RAYA


(2)

Judul : Sosialisasi Kesadaran Hukum Dalam Rangka Meningkatan Pengetahuan Berlalu Lintas Siswa SMA PGRI 2 Palangka Raya

Ketua Pelaksana

a. Nama Lengkap : Satriya Nugraha, SH, M.Hum

b. NIDN : 1112018901

c. Jabatan Fungsional : -

d. Program Studi : Ilmu Hukum e. Nomor HP : +62 81350972793 f. Alamat Email : nugraha.str@gmail.com Personalia

a. Jumlah Anggota : 5 orang b. Jumlah Pembantu : 3 orang Jangka Waktu Kegiatan : 1 hari Bentuk Kegiatan : Penyuluhan

Tempat Kegiatan : SMA PGRI 2 Palangka Raya, Jalan Hiu Putih Km 7, Palangka Raya

Sifat Kegiatan : Insidental

Biaya Kegiatan : - dana pihak ketiga : Rp. –

- dana mandiri : Rp. 1.000.000

- In Kind : Rp. –

Palangka Raya, 20 Januari 2016 Mengetahui:

Rektor

Dr. H. Maharidiawan Putra, S.H.,M.H. NIP. 196511201992031003

Ketua Pelaksana,

Satriya Nugraha, S.H.,M.Hum. NIDN. 1112018901

Menyetujui, Ketua LPPM

Dr. Sontoe, S.Pd.,M.Si NUPN. 9911000593


(3)

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehinggakami dapat menyelesaikan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan pelaporannya sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan tersebut.

Kegiatan Sosialisasi Kesadaran Hukum dalam Rangka Meningkatkan Pengetahuan Berlalu Lintas SMA PGRI 2 Kota Palangka Raya berlangsung dengan tertib, lancar, dan sukses. Pengetahuan Berlalu Lintas yang baik dan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku sangat penting untuk diketahui dan ditanamkan kepada para siswa-siswi karena berlalu lintas yang baik dan benar merupakan salah satu faktor keselamatan disaat berkendara.

Kami menyampaikan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas PGRI Palangka Raya dan Dekan Fakultas Hukum Universitas PGRI Palangka Raya yang telah berkenan mendukung kegiatan ini;

2. Kepala Sekolah SMA PGRI 2 Palangka Raya yang telah memfasilitasi dan memberikan ijin dilaksanakannya kegiatan ini;

3. Siswa/i SMA PGRI 2 Palangka Raya dan;

4. Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dan membantu kegiatan sosialisasi ini sehingga berjalan dengan baik dan semoga bermanfaat untuk kita semua.

Palangka Raya, 20 Januari 2016 Ketua,

Satriya Nugraha, SH, M.Hum NIDN. 1112018901


(4)

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

RINGKASAN ... vii

I. PENDAHULUAN... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Tujuan ... 3

3. Sasaran ... 3

4. Manfaat ... 3

II. METODE PELAKSANAAN ... 4

1. Waktu dan Tempat ... 4

2. Pelaksanaan Kegiatan ... 4

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5

1. Hasil ... 5

2. Pembahasan ... 8

IV. SIMPULAN DAN SARAN ... 18

1. Simpulan ... 18

2. Saran ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 19

LAMPIRAN ... 20


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

a. Pembukaan Kegiatan Oleh Ketua Tim ... 6

b. Pemaparan Materi oleh Tim Pengabdian ... 6

c. Pemaparan Materi oleh Tim Pengabdian ... 7

d. Foto Bersama Tim Pengabdian dan Peserta Kegiatan ... 7

e. Foto Bersama Tim Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat .... 8


(6)

1. Surat Tugas ... 21 2. Daftar Hadir Peserta Kegiatan ... 22 3. Materi Kegiatan ... 24


(7)

RINGKASAN

Sosialisasi Kesadaran Hukum Dalam Rangka Meningkatan Pengetahuan Berlalu Lintas Siswa/i Kelas X SMA PGRI 2 Kota Palangka Raya, memberikan aturan dan informasi terkait tentang tertib berlalu lintas. Kegiatan ini dilakukan pada hari Selasa, 12 Januari 2016. Peserta kegiatan ini adalah Perwakilan Tiap Kelas Siswa SMA PGRI 2 Palangka Raya yang berjumlah ± 25 orang. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman terhadap para siswa/i mengenai peraturan lalu lintas yang berlaku, pelanggaran-pelanggaran lalu lintas yang terjadi serta penyebabnya, dampak dari pelanggaran lalu lintas tersebut,serta sanksi-sanksi yang diberikan atas pelanggaran yang dilakukan.

Kata Kunci: Kesadaran Hukum, Lalu Lintas.


(8)

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Persoalan mengenai kesadaran hukum ini pada mulanya timbul sehubungan dengan usaha untuk mencari dasar daripada sahnya suatu peraturan hukum sebagai akibat dari berbagai masalah yang timbul dalam rangka penerapan suatu ketentuan hukum. Kemudian hal ini berkembang dan menimbulkan suatu problema dalam dasar sahnya suatu ketentuan hukum, apakah berdasar pada perintah pihak penguasa atau berdasar pada kesadaran dari masyarakat ? Permasalahan tersebut timbul karena dalam kenyataan di masyarakat banyak sekali ketentuan-ketentuan hukum yang tidak ditaati oleh masyarakat. Pada umumnya kesadaran hukum dikaitkan dengan ketaatan hukum atau efektivitas hukum. Dengan kata lain kesadaran hukum menyangkut masalah apakah ketentuan hukum tertentu benar-benar berfungsi atau tidak dalam masyarakat. Agar terjadi suatu keserasian yang profesional antara hukum yang diterapkan dengan kesadaran hukum dari masyarakat, maka peraturan itu sendiri.

Paul Scholten (Mertokusumo, 1984:2) menjelaskan bahwa kesadaran hukum yaitu Kesadaran yang ada pada setiap manusia tentang apa hukum itu, apa seharusnya hukum itu, suatu kategori tertentu dari hidup kejiwaan kita dengan mana kita membedakan antara hukum dengan tidak hukum, antara yang seyogyanya dilakukan dan tidak dilakukan.

Berdasarkan pendapat di atas, kesadaran hukum merupakan kesadaran yang terdapat dalam diri manusia terhadap hukum yang ada, yaitu yang akan dimanifestasikan dalam bentuk kepatuhan dan ketidakpatuhan terhadap hukum. Melalui proses kejiwaan, manusia membedakan perilaku mana yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

Pendapat Paul Scholten ini dipertegas oleh pendapat Soerjono Soekanto

(1982:152) yang mengemukakn bahwa “kesadaran hukum sebenarnya merupakan

kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan ada”. Apabila masyarakat tidak sadar hukum, maka hal ini harus menjadi bahan kajian bagi pembentuk dan penegak hukum. Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal,


(9)

2

yaitu : a) Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan bahkan kebutuhan; b) Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.

Kesadaran hukum dapat diartikan sebagai persepsi individu atau masyarakat terhadap hukum (Salman,1993:39). Persepsi tersebut mungkin sama ataupun tidak sama dengan hukum yang berlaku. Hukum di sini merujuk pada hukum yang berlaku dan hukum yang dicita-citakan. Dengan demikian hukum di sini meliputi hukum tertulis dan hukum tidak tertulis. Misalnya hukum Islam dan hukum adat, walaupun kedua hukum tersebut tidak memiliki bentuk formal (tertulis) dalam lingkup hukum nasional, akan tetapi hukum tersebut seringkali dijadikan dasar dalam menentukan suatu tindakan.

Kesadaran hukum berkaitan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat. Dengan demikian masyarakat menaati hukum bukan karena paksaan, melainkan karena hukum tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam keadaan masyarakat sendiri. Dalam hal ini telah terjadi internalisasi hukum dalam masyarakat.

Kesadaran Hukum ialah sebagai kesadaran atau nilai nilai yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum berlalu lintas yang ada atau tentang hukum yang diharapkan. Lalu lintas dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Kesadaran hukum berlalu lintas adalah Kondisi dimana individu memiliki kesadaran penuh terhadap hukum berlalu lintas yang telah ditetapkan dengan harapan pengguna jalan dapat terkontrol dalam keadaan belalu lintas agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Siswa SMA PGRI 2 Palangka Raya rata-rata menggunakan kendaraan ke sekolah. Masih terdapat beberapa siswa/i yang tidak menggunakan alat keselamatan yang benar misalnya helm dengan alasan jarak antara sekolah dengan rumah tidak terlalu jauh. Selain itu tingkat kecepatan berkendara siswa/i yang melampaui batas kecepatan juga merupakan faktor lain untuk dilakukannya sosialisasi kesadaran hukum berlalu lintas ini.


(10)

2. Tujuan

Sosialisasi kesadaran hukum berlalu lintas ini bertujuan, yaitu:

a) Memberikan pengetahuan tentang peraturan lalu lintas yang berlaku di hukum Indonesia;

b) Memberikan pemahaman tentang pelanggaran-pelanggaran yang sering dilakukan oleh pengendara serta penyebabnya;

c) Memberikan pengetahuan tentang dampak pelanggaran lalulintas;

d) Memberikan pengetahuan tentang denda yang diberikan sebagai bentuk sanksi akibat melakukan pelanggaran.

3. Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah Perwakilan Tiap Kelas X Siswa SMA PGRI 2 Palangka Raya.

4. Manfaat

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya berlalu lintas yang baik dan benar, sehingga diharapkan kedepannya peserta sosialisasi dapat menerapkan pengetahuan tersebut didalam berkendara.


(11)

4

BAB 2. METODE PELAKSANAAN 1. Waktu dan Tempat

Kegiatan sosialisasi kesadaran hukum dalam rangka meningkatan pengetahuan berlalu lintas Siswa SMA PGRI 2 kota Palangka Raya dilaksanakan pada Hari Selasa, 12 Januari 2016. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruangan Pertemuan SMA PGRI 2 Kota Palangka Raya.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ini adalah sebagai berikut :

a. Persiapan Peserta. Peserta Sosialisasi yaitu Perwakilan Tiap Kelas X Siswa SMA PGRI 2 Palangka Raya yang berjumlah ± 25 orang bersiap di ruang pertemuan untuk mengikuti sosialisasi.

b. Pemaparan Materi. Pada tahap ini dilakukan pemaparan materi sosialisasi kesadaran hukum berlalu lintas kepada Siswa SMA PGRI 2 Palangka Raya.

c. Tahap Diskusi. Pada tahap ini dilakukan sesi tanya jawab. Diberikan kesempatan kepada peserta sosialisasi untuk memberitakan pertanyaan terhadap materi yang telah disampaikan.


(12)

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil

Pada mulanya, kesadaran hukum sebagian besar berkisar pada pola pikir yang beranggapan bahwa kesadaran dalam diri warga masyarakat merupakan faktor yang menentukan sebagai sahnya suatu hukum.

Ajaran ini dinamakan paham RECHTSGEFUHL (perasaan memiliki atau berhak) serta RECHTSBEWUSSTZEIN (kesadaran hukum).1 Masalah kesadaran hukum ini timbul di dalam kerangka penerapan hukum positif tertulis tertentu.

Berdasarkan Undang-Undang nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai pengganti Undang-Undang nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang diterbitkan untuk lebih mewujudkan keselamatan, keamanan, dan ketertiban berlalu lintas dan angkutan jalan. Untuk mewujudkan tujuan Undang-Undang tersebut salah satunya mengatur mengenai penegakan hukum melalui penyidikan dan penindakan pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh Kepolisian dan Dinas Perhubungan.

Kegiatan ini diikuti oleh 5 orang dosen yang berasal dari 4 program studi dan 3 fakultas di lingkungan Universitas PGRI Palangka Raya (UPP). Peserta dalam kegiatan ini berjumlah ± 25 orang yang semua merupakan perwakilan tiap kelas X siswa SMA PGRI 2 Palangka Raya. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih selama 90 menit.

1

Soerjono Soekanto, Beberapa Aspek Sosio Yuridis Masyarakat, (Bandung : Alumni, 1983) hlm.129


(13)

6

a. Pembukaan Kegiatan oleh Ketua Tim


(14)

c. Pemaparan Materi oleh Tim Pengabdian


(15)

8

2. Pembahasan

Konsep lalu lintas menurut kamus umum besar bahasa Indonesia diartikan

sebagai “perhubungan antara sebuah tempat dengan tempat yang lain”. Bintarto

(1972 : 34) memperjelas konsep lalu lintas dengan pandangan sebagai berikut :

“lalu lintas adalah suatu keadaan yang menggambarkan hilir mudiknya manusia

dan atau barang dalam jarak, ruang, dan waktu tertentu antara dua daerah atau

lebih yang saling membutuhkan”. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992

tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan. Sedangkan angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Selanjutnya Masripal Marhun (1992 : 1) mengemukakan :

Secara umum lalu lintas diartikan sebagai gerak pindah manusia dari suatu tempat ke tempat lain dengan atau tanpa alat penggerak. Gerak pindah dilakukan karena manusia cenderung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, misalnya pergi ke kantor, sekolah, pasar, dan sebagainya. Semakin banyak kebuuhan yang hendak dicapai akan semakin banyak pula manusia melakukan gerak pindah, hal ini menyebabkan lalu lintas semakin ramai.


(16)

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut jelaslah bahwa lalu lintas dapat diartikan sebagai hilir mudiknya manusia dan atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya.

Dalam menggunakan lalu lintas dan angkutan jalan masyarakat (dalam hal ini adalah siswa sebagai objek penelitian) selalu dihadapkan pada dua kutub yang berbeda, di satu kutub siswa bebas memanfaatkan lalu lintas dan angkutan jalan, tetapi di kutub lain siswa harus memperhatikan kepentingan para pemakai lainnya. Artinya diperlukan adanya suatu mekanisme pengendalian sosial sehingga tidak merugikan kepentingan dirinya dan kepentingan pemakai jalan lainnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Soerjono Soekanto (1987 : 60) :

Setiap masyarakat memerlukan suatu mekanisme pengendalian sosial yaitu segala sesuatu yang dilakukan untuk melaksanakan proses yang direncanakan untuk mendidik, mengajak bahkan memaksa para warga masyarakat agar menyesuaikan diri dengan kaidah-kaidah dan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang bersangkutan.

Didalam berlalu lintas, pelanggaran pasti terjadi. Pelanggaran lalu lintas tertentu atau yang sering disebut dengan tilang merupakan kasus dalam ruang lingkup hukum pidana yang diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 1992. Hukum pidana mengatur perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan berakibat diterapkannya hukuman bagi barang siapa yang melakukannya dan memenuhi unsur-unsur perbuatan yang disebutkan dalam undang-undang pidana .Tujuan hukum pidana adalah untuk menakut-nakuti orang agar tidak melakukan perbuatan yang tidak baik dan mendidik seseorang yang pernah melakukan perbuatan yang tidak baik menjadi baik dan dapat diterima (Irawan, 2009.).

Pelanggaran lalu lintas tertentu atau tilang yang sering biasanya adalah pelanggaran terhadap Pasal 54 mengenai kelengkapan surat kendaraan SIM dan STNK serta Pasal 59 mengenai muatan berlebihan truk angkutan kemudian pelanggaran Pasal 61 seperti salah memasuki jalur lintas kendaraan (Sebayang, 2009).

Singkatnya, persidangan kasus lalu lintas adalah Acara Pemeriksaan Cepat, dalam proses tersebut para terdakwa pelanggaran ditempatkan di suatu ruangan. Kemudian hakim akan memanggil nama terdakwa satu persatu untuk


(17)

10

membacakan denda. Setelah denda dibacakan hakim akan mengetukkan palu sebagai tanda keluarnya suatu.

Bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas antara lain:

a. Menggunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi membahayakan ketertiban atau keamanan lalu lintas atau yang mungkin menimbulkan kerusakan pada jalan.

b. Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan surat ijin mengemudi (SIM), STNK, Surat Tanda Uji Kendaraan (STUK) yang sah atau tanda bukti lainnya sesuai peraturan yang berlaku atau dapat memperlihatkan tetapi masa berlakunya sudah kadaluwarsa.

c. Membiarkan atau memperkenakan kendaraan bermotor dikemudikan oleh orang lain yang tidak memiliki SIM.

d. Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan tentang penomoran, penerangan, peralatan, perlengkapan, pemuatan kendaraan dan syarat penggandengan dengan kendaraan lain.

e. Membiarkan kendaraan bermotor yang ada di jalan tanpa dilengkapi plat tanda nomor kendaraan yang syah, sesuai dengan surat tanda nomor kendaraan yang bersangkutan.

f. Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas jalan, rambu-rambu atau tanda yang yang ada di permukaan jalan

g. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tentang ukuran dan muatan yang diijinkan, cara menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau cara memuat dan membongkar barang.

h. Pelanggaran terhadap ijin trayek, jenis kendaraan yang diperbolehkan beroperasi di jalan yang ditentukan.

Pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu faktor sering terjadinya kecelakaan lalu lintas. Hal ini bisa saja terjadi akibat kelalaian pengemudi kendaraan yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang sudah ada demi keamanan, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas. Oleh sebab itu, perlu diketahui mengapa di indonesia tingkat kesadaran akan mamatuhi peraturan lalu lintas masih tergolong reandah. Berikut beberapa hal yang mungkin menjawab penyebab rendahnya kesadaran akan mematuhi peraturan lalu lintas:


(18)

a. Minimnya pengetahuan mengenai,peraturan,marka dan rambu lalu lintas Tidak semua pengemudi kendaraan paham dan mengetahui peraturan-peraturan lalu lintas, arti dari marka, dan rambu-rambu lalu lintas. Penyebabnya adalah kurangnya kesadaran untuk mencari tahu arti dari marka dan rambu-rambu lalu lintas ditambah pada saat ujian memperoleh SIM, mereka lebih senang mendapatkan SIM dengan instan daripada mengikuti seluruh prosedur.

b. Dari kecil sudah terbiasa melihat orang melanggar lalu lintas atau bahkan orang tuanya sendiri.

Kondisi ini sangatlah ironi bila seorang anak kelak mencontoh orang tuanya, bila orang tuanya sering melanggar peraturan, kemungkinan besar anak itu juga melanggar.

c. Hanya patuh ketika ada polisi yang patroli atau melewati pos polisi

Ini juga menjadi kebiasaan kebanyakan orang indonesia. Kita ambil contoh, seorang pengemudi tidak akan melanggar lalu lintas ketika ada polisi yang sedang mengatur arus lalu lintas di simpang jalan atau ada polisi yang sedang jaga di pos dekat simpang tersebut. Namun bila tidak ada polisi, dia bisa langsung tancap gas.

d. Memutar balikkan ungkapan

Sering kita dengar , "peraturan dibuat untuk dilanggar." Ini sangat menyesatkan. Akan tetapi entah bagaimana ungkapan ini sangat melekat di hati orang indonesia, sehingga sangat ingin menerapkannya. Semoga ungkapan ini tidak dipakai pada saat orang menjalankan ibadah sesuai agamanya.

e. Tidak memikirkan keselamatan diri atau orang lain

Pemerintah telah mewajibkan beberapa standar keselamatan pengemudi saat mengemudikan kendaraannya seperti wajib memasang safety belt untuk pengemudi roda 4 dan wajib memakai helm,kaca spion tetap terpasang, dan menyalakan lampu pada siang hari bagi roda 2. Masih banyak contoh standar keselamatan lainnya, akan tetapi kenapa pengemudi malas menerapkannya?


(19)

12

f. Melanggar dengan berbagai alasan

"sebentar saja kok parkir disini (di bawah rambu larangan parkir), ntar jalan lagi." "ah,sekali-sekali boleh dong ngelanggar, ini butuh cepat". Masih banyak lagi berbagai alasan yang dijadikan pembelaan. Orang indonesia memang jago untuk hal-hal seperti ini.

g. Bisa "damai" ketika tilang

Ini hal yang paling sering terjadi. Ketika pengemudi-pengemudi melanggar peraturan atau tidak lengkapnya kelengkapan surat-surat saat dirazia, hal yang pertama diajukan oleh pengemudi tersebut adalah jalan "damai". Kalu tidak bisa "damai" di jalan, pasti nanti bisa coba "damai" lagi sebelum pengadilan demi mendapatkan kembali surat-surat yang ditahan oleh pihak kepolisian dengan segera.

Sesuai dengan sifat hukum yang mengikat, apabila terjadi pelanggaran maka setiap pelanggaran yang terjadi akanlah terdapat sanksi yang diberikan. Berdasarkan Undang-Undang Lalu Lintas No. 22 Tahun 2009, setiap pelanggaran lalu lintas yang dilakukan akan dikenakan denda sebagai bentuk dari sanksi atas dilakukannya pelanggaran tersebut. Berikut daftar denda pelanggaran lalu lintas sesuai UU Lalu Lintas no.22 Tahun 2009:

a. Setiap Orang

Mengakibatkan gangguan pada : fungsi rambu lalu lintas, Marka Jalan, Alat pemberi isyarat lalu lintas fasilitas pejalan kaki, dan alat pengaman pengguna jalan.

Pasal 275 ayat (1) jo pasal 28 ayat (2) Denda : Rp 250.000

b. Setiap Pengguna Jalan

Tidak mematui perintah yang diberikan petugas Polri sebagaimana dimaksud dalam pasal 104 ayat ( 3 ), yaitu dalam keadaan tertentu untuk ketertiban dan kelancaran lalu lintas wajib untuk : Berhenti, jalan terus, mempercepat, memperlambat, dan / atau mengalihkan arus kendaraan. Pasal 282 jo Pasal 104 ayat (3)


(20)

c. Setiap Pengemudi (Semua Jenis Kendaran Bermotor) 1) Tidak Membawa Surat Ijin Mengemudi (SIM)

Tidak dapat menunjukkan Surat Ijin Mengemudi yang Sah Pasal 288 ayat (2) jo Pasal 106 ayat (5) hrf b.

Denda : Rp 250.000 2) Tidak Memiliki SIM

Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan,tidak memiliki Surat Izin Mengemudi Pasal 281 jo Pasal 77 ayat (1)

Denda : Rp 1.000.000 3) STNK Tidak Sah

Kendaraan Bermotor tidak dilengkapi dengan STNK atau STCK yang ditetapkan oleh Polri.

Psl 288 ayat (1) jo Psl 106 ayat (5) huruf a. Denda : Rp 500.000

4) Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) Tidak Sah

Kendaraan Bermotor tidak dipasangi Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh Polri.

Pasal 280 jo pasal 68 ayat (1) Denda : Rp 500.000

5) Memasang perlengkapan Yang Dapat Membahayakan Keselamatan Kendaraan bermotor dijalan dipasangi perlengkapan yang dapat menganggu keselamatan berlalu lintas antara lain ; Bumper tanduk dan lampu menyilaukan.

Pasal 279 jo Pasal 58 Denda : Rp 500.000 6) Sabuk Keselamatan

Tidak mengenakan Sabuk Keselamatan Psl 289 jo Psl 106 Ayat (6)

Denda : Rp 250.000 7) Lampu Utama Malam Hari

Tanpa menyalakan lampu utama pada malam hari dan kondisi tertentu. Pasal 293 ayat (1)jo pasal 107 ayat (1), Denda : rp 250.000


(21)

14

8) Cara penggandengan dan Penempelan dengan Kendaraan Lain

Melanggar aturan tata cara penggandengan dan penempelan dengan kendaraan lain Pasal 287 ayat (6) jo pasal 106 (4) hrf h

Denda : Rp 250.000 9) Gerakan Lalu Lintas

Melanggar aturan gerakan lalu litas atau tata cara berhenti dan parkir Pasal 287 ayat (3) jo Pasal 106 ayat (4) e

Denda : Rp 250.000

10)Kecepatan Maksimum dan Minimum

Melanggar aturan Batas Kecepatan paling Tinggi atau Paling Rendah Psl 287 ayat(5) jo Psl 106 ayat (4) hrf (g) atau psl 115 hrf (a)

Denda : Rp 500.000

11)Berbelok atau Berbalik Arah

Tidak memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan saat akan membelok atau berbalik arah. Pasal 294 jo pasal 112 (1).

Denda : Rp 250.000

12)Berpindah Lajur atau Bergerak Ke Samping

Tidak memberikan isyarat saat akan berpindah lajur atau bergerak kesamping.

Pasal 295 jo pasal 112 ayat (2) Denda : Rp 250.000

13)Melanggar Rambu atau Marka

Marka Melanggar aturan Perintah atau larangan yang dinyatakan dengan Rambu lalu lintas atau Marka

Psl 287 ayat(1) jo psl 106(4) hrf (a) dan Psl 106 ayat(4) hrf (b) Denda : Rp 500.000

14)Melanggar Aturan Perintah atau Larangan

Melanggar aturan Perintah atau larangan yang dinyatakan dgn alat pemberi isyarat Lalu Lintas. Psl 287 ayat (2) jo psl 106(4) hrf (c) Denda : Rp 500.000


(22)

15)Mengemudi Tidak Wajar

 Melakukan kegiatan lain saat mengemudi

 Dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di jalan

Pasal 283 jo pasal 106 (1). Denda : Rp 750.000 16)Diperlintasan Kereta Api

Mengemudikan Kendaran bermotor pada perlintasan antara Kereta Api dan Jalan, tidak berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, Palang Pintu Kereta Api sudah mulai ditutup, dan / atau ada isyarat lain.

Pasal 296 jo pasal 114 hrf (a) Denda : Rp 750.000

17)Berhenti Dalam Keadaan Darurat

Tidak Memasang segitiga pengaman, lampu isyarat peringatan Bahaya atau isyarat lain pada saat berhenti atau parkir dalam keadaan darurat dijalan.

Pasal 298 jo psl 121 ayat (1) Denda : Rp 500.000

18)Hak Utama Kendaraan Tertentu

Tidak memberi Prioritas jalan bagi kend bermotor memiliki hak utama yang menggunakan alat peringatan dengan bunyi dan sinar dan / atau yang dikawal oleh petugas Polri.

 Kendaraan Pemadam Kebakaran yang sedang melaksanakan tugas;  Ambulan yang mengangkut orang sakit;

 Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan Lalu lintas;

 Kendaraan Pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;

 Kendaraan Pimpinan dan Pejabat Negara Asing serta Lembaga internasional yg menjadi tamu Negara;

 Iring – iringan Pengantar Jenazah; dan

 Konvoi dan / atau kendaraan untnk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian RI.


(23)

16

Pasal 287 ayat (4) jo Pasal 59 dan pasal 106 (4) huruf (f) jo Pasal 134 dan pasal 135.

Denda : Rp 250.000

19)Hak Pejalan Kaki atau Pesepeda

Tidak mengutamakan pejalan kaki atau pesepeda Pasal 284 jo 106 ayat (2).

Denda : Rp 500.000

Berdasarkan uraian diatas perlu ditingkatkan pengendalian sosial yang efektif bagi masyarakat dalam menggunakan menggunakan lalu lintas dan angkutan jalan. Menggunakan peraturan lalu lintas yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tantang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan pemerintah Nomor 41-45 Tahun 1993 diharapkan para peserta dapat memahami pentingnya tertib berlalu lintas. Hukum positif ini mengikat dan memiliki wewenang sah yaitu Negara, dan hukum ini dijalankan oleh badan-badan yang diakui oleh masyarakat sebagai bahan-bahan pelaksana peraturan lalu lintas dan angkutan jalan. Hal ini merupakan salah satu dari bagian hukum positif yang perlu ditaati dan dilaksanakan oleh para pemakai jalan.

Peraturan lalu lintas dan angkutan jalan ini dibuat oleh pemerintah antara lain dengan maksud sebagaimana dikemukakan oleh M. Karyadi dan R. M. Sosroharjo (Soerjono Soekanto, 1982 : 92) :

a. Untuk mempertinggi mutu kelancaran dan keamanan yang sempurna dari semua lalu lintas di jalan.

b. Untuk mengantar dan menyalurkan secara tertib dan segala pengangkatan barang-barang terutama dengan otobis dan dengan mobil gerobak.

c. Mempertinggi semua jalan-jalan dan jembatan agar jangan dihancurkan atau dirusak dan jangan pula sampai surut melewati batas, dikarenakan kendaraan-kendaraan yang sangat berat.

Berdasarkan maksud-maksud di atas, bahwa sopan santun lalu lintas sangat penting. Hal ini terutama menyangkut perilaku para pemakai jalan di dalam mematuhi kaidah-kaidah lalu lintas dan angkutan jalan yang merupakan gerak pindah manusia dari satu tempat ke tempat yang lainnya dengan atau tanpa alat


(24)

penggerak dan dengan mempergunakan ruang gerak yang dinamakan jalan. Sopan-santun lalu lintas harus dilaksanakan sebaik-baiknya dari kelancaran dan keamanan para pemakai jalan dan untuk mencegah terjadinya kecelakaan - kecelakaan yang mungkin disebabkan oleh kelalaian dari para pemakai jalan tersebut.


(25)

18

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Kegiatan sosialisasi kesadaran hukum dalam rangka meningkatan pengetahuan berlalu lintas Siswa SMA PGRI 2 Palangka Raya, dilakukan dalam bentuk penyuluhan mengenai aturan-aturan lalu lintas yang berlaku di Indonesia, segala bentuk pelanggaran dan dampak pelanggarannya,serta denda yang merupakan sanksi terjadinya pelanggaran. Diskusi atau tanya jawab menjadi salah satu sesi yang ditunggu karena peserta antusias menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan lalu lintas yang belum mereka ketahui. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini peserta sosialisasi dapat menerapkan pengetahuan tentang berlalu lintas yang baik di kehidupan sehari-harinya.

2. Saran

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang positif sehingga kedepannya pihak Universitas ataupun pihak Sekolah dapat menjadikan kegiatan ini sebagai salah satu kegiatan rutin, ditambah lagi apabila kegiatan sosialisasi ini bisa mendatangkan narasumber – narasumber lainnya misalkan dari pihak Kepolisian.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

C.S.T Kansil. 1995. Disiplin Berlalu Lintas di Jalan Raya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudikno Mertokusumo, SH. 2008. Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat.

Soekanto, Soerjono.1992. Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta : CV. Rajawali

Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta : Sinar Grafika

Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.Bandung : Citra Umbara

Undang-Undang Lalu Lintas No. 22 Tahun 2009.


(27)

20


(28)

SURAT TUGAS

No. /PT-PGRI-PR/LPPM/C/I/2016

Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas PGRI Palangkaraya memberikan tugas kepada:

1. Satriya Nugraha, SH., M.Hum 2. Deri Susanto, S.Th., M.Si., MM 3. Fahrul Razzi, S.Pd., M.Pd 4. Haryono, S.Pd., M.Pd 5. Mantili, S.Pd., M.Pd

Untuk melakukan Kegiatan Sosialisasi Kesadaran Hukum Dalam Rangka Meningkatan Pengetahuan Berlalu Lintas Siswa SMA PGRI 2 Palangka Raya pada:

Hari/Tanggal : Selasa, 12 Januari 2016 Waktu : 11.00 s/d selesai

Tempat : SMA PGRI 2 Palangka Raya, Jalan Hiu Putih Km, 7 Tjilik Riwut Palangka Raya

Demikian surat tugas ini diberikan agar dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan menyampaikan laporan hasil kegiatan tersebut.

Palangka Raya, 7 Januari 2016

Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat,

Dr. Sontoe, S.Pd., M.Si. NUPN. 9911000593


(29)

22

Lampiran 2. Daftar Hadir Peserta Kegiatan Sosialisasi

DAFTAR HADIR KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Nama Kegiatan : Sosialisasi Kesadaran Hukum Dalam Rangka Meningkatan Pengetahuan Berlalu Lintas Siswa SMA PGRI 2 Palangka Raya.

Tempat : SMA PGRI 2 Palangka Raya. Waktu : 12 Januari 2016

No. Nama Tanda Tangan

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.

10. 10.

11. 11.

12. 12.

13. 13.

14. 14.

15. 15.

16. 16.


(30)

Lampiran 2. Lanjutan

DAFTAR HADIR KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Nama Kegiatan : Sosialisasi Kesadaran Hukum Dalam Rangka Meningkatan Pengetahuan Berlalu Lintas Siswa SMA PGRI 2 Kota Palangka Raya.

Tempat : SMA PGRI 2 Palangka Raya. Waktu : 12 Januari 2016

No. Nama Tanda Tangan

18. 18.

19. 19.

20. 20.

21. 21.

22. 22.

23. 23.

24. 24.

25. 25.

26. 26.

27. 27.

28. 28.

29. 29.

30. 30.

Palangkaraya, 12 Januari 2016 Ketua,

Satriya Nugraha, SH., M.Hum NIDN. 1112018901


(1)

18

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Kegiatan sosialisasi kesadaran hukum dalam rangka meningkatan pengetahuan berlalu lintas Siswa SMA PGRI 2 Palangka Raya, dilakukan dalam bentuk penyuluhan mengenai aturan-aturan lalu lintas yang berlaku di Indonesia, segala bentuk pelanggaran dan dampak pelanggarannya,serta denda yang merupakan sanksi terjadinya pelanggaran. Diskusi atau tanya jawab menjadi salah satu sesi yang ditunggu karena peserta antusias menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan lalu lintas yang belum mereka ketahui. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini peserta sosialisasi dapat menerapkan pengetahuan tentang berlalu lintas yang baik di kehidupan sehari-harinya.

2. Saran

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang positif sehingga kedepannya pihak Universitas ataupun pihak Sekolah dapat menjadikan kegiatan ini sebagai salah satu kegiatan rutin, ditambah lagi apabila kegiatan sosialisasi ini bisa mendatangkan narasumber – narasumber lainnya misalkan dari pihak Kepolisian.


(2)

C.S.T Kansil. 1995. Disiplin Berlalu Lintas di Jalan Raya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudikno Mertokusumo, SH. 2008. Meningkatkan Kesadaran Hukum

Masyarakat.

Soekanto, Soerjono.1992. Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta : CV. Rajawali

Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta : Sinar Grafika

Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.Bandung : Citra Umbara

Undang-Undang Lalu Lintas No. 22 Tahun 2009.


(3)

20


(4)

SURAT TUGAS

No. /PT-PGRI-PR/LPPM/C/I/2016

Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas PGRI Palangkaraya memberikan tugas kepada:

1. Satriya Nugraha, SH., M.Hum 2. Deri Susanto, S.Th., M.Si., MM 3. Fahrul Razzi, S.Pd., M.Pd 4. Haryono, S.Pd., M.Pd 5. Mantili, S.Pd., M.Pd

Untuk melakukan Kegiatan Sosialisasi Kesadaran Hukum Dalam Rangka Meningkatan Pengetahuan Berlalu Lintas Siswa SMA PGRI 2 Palangka Raya pada:

Hari/Tanggal : Selasa, 12 Januari 2016

Waktu : 11.00 s/d selesai

Tempat : SMA PGRI 2 Palangka Raya, Jalan Hiu Putih Km, 7 Tjilik Riwut Palangka Raya

Demikian surat tugas ini diberikan agar dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan menyampaikan laporan hasil kegiatan tersebut.

Palangka Raya, 7 Januari 2016

Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat,

Dr. Sontoe, S.Pd., M.Si. NUPN. 9911000593


(5)

22

Lampiran 2. Daftar Hadir Peserta Kegiatan Sosialisasi

DAFTAR HADIR KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Nama Kegiatan : Sosialisasi Kesadaran Hukum Dalam Rangka Meningkatan Pengetahuan Berlalu Lintas Siswa SMA PGRI 2 Palangka Raya.

Tempat : SMA PGRI 2 Palangka Raya.

Waktu : 12 Januari 2016

No. Nama Tanda Tangan

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.

10. 10.

11. 11.

12. 12.

13. 13.

14. 14.

15. 15.

16. 16.


(6)

DAFTAR HADIR KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Nama Kegiatan : Sosialisasi Kesadaran Hukum Dalam Rangka Meningkatan Pengetahuan Berlalu Lintas Siswa SMA PGRI 2 Kota Palangka Raya.

Tempat : SMA PGRI 2 Palangka Raya.

Waktu : 12 Januari 2016

No. Nama Tanda Tangan

18. 18.

19. 19.

20. 20.

21. 21.

22. 22.

23. 23.

24. 24.

25. 25.

26. 26.

27. 27.

28. 28.

29. 29.

30. 30.

Palangkaraya, 12 Januari 2016 Ketua,

Satriya Nugraha, SH., M.Hum NIDN. 1112018901