77
BAB VI PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan paparan pada bab terdahulu maka beberapa simpulan dapat ditarik dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Filosofi Tri Hita Karana telah diimplementasikan dalam pengelolaan Pura Taman Ayun dan Tirta Empul sebagai daya tarik wisata. Nilai-nilai keunggulan Tri Hita
Karana yang melandasi penetapan Pura Taman Ayun dan Tirta Empul sebagai Warisan Budaya Dunia selaras dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2
Tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali. Larangan dan pembatasan akses kepada wisatawan memasuki halaman utamajeroan pura adalah representasi aspek
Parhyangan dalam mengimplementasi nilai-nilai Tri Hita Karana. Pelayanan, pemberian informasi, tanda-tanda atau signed dan fasilitas kepada
wisatawan di Pura Taman Ayun dan Tirta Empul adalah representasi aspek Pawongan guna mewujudkan hubungan yang harmonis dengan sesama manusia, termasuk
wisatawan yang berkunjung ke pura tersebut. Aspek Pawongan dalam konteks pariwisata perlu ditingkatkan untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan.
Penataan lingkungan fisik di sekitar Pura Taman Ayun dan Tirta Empul semakin meningkat setelah keduanya ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Fasilitas
penunjang seperti toilet, jalan keliling di sekitar pura, dan kebersihan lingkungan telah ditata dengan baik sehingga dapat menambah daya tarik dan memberikan
kenyamanan dan kemudahan bagi wisatawan. Penataan fisik dan fasilitas penunjang
78
di Pura Taman Ayun dan Tirta Empul merupakan representasi aspek Palemahan dari filosofi Tri Hita Karana.
2. Wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang berasal dari luar Bali dapat dikatakan belum memahami Tri Hita Karana dan nilai-nilai keunggulan universal
filosofi tersebut. Kendala ini dapat diatasi dengan meningkatkan pemahaman pengelola Taman Ayun dan Tirta Empul terhadap nilai-nilai Tri Hita Karana, dan
menugaskan guide lokal untuk menyosialisasikannya kepada wisatawan. Hubungan yang harmonis antara pengelola dan wisatawan, antara pengelola dengan
pemilik, dan pemerintah agar senantiasa dijaga, sehingga timbul kesan atau image yang positif di kalangan wisatawan untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan.
Pemahaman terhadap nilai-nilai Tri Hita Karana yang masih kurang dan jumlah kunjungan wisatawan yang bersifat fluktuatif mengindikasikan bahwa pelabelan
warisan budaya dunia belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap daya tarik wisata Pura Taman Ayun dan Tirta Empul.
3. Kelestarian lingkungan alam di kawasan Pura Taman Ayun dan Tirta Empul ditata dengan baik, terutama pasca penetapanya sebagai warisan budaya dunia. Penataan
lingkungan di kedua pura tersebut seperti penataan parkir, kemudahan mengambil foto atau memotret untuk wisatawan, dan penambahan atraksi kegiatan melukat dan
pemeliharaan ikan koi di Pura Tirta Empul dapat menambah kepuasan wisatawan. Dalam konteks pariwisata, penataan lingkungan tersebut dapat dikatakan sebagai
turistifikasi atau proses komodifikasi. Turisitifikasi dan komodifikasi merupakan konstruksi dan interpretasi ulang pura atau tempat suci sebagai daya tarik wisata.
Penataan lingkungan bukan saja memberikan kemudahan dan kenyaman kepada wisatawan, tetapi juga bermanfaat untuk masyarakat lokal.
79
6.2 Rekomendasi