Kesimpulan Pengawasan Keuangan Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Adapun mekanisme pengawasan keuangan daerah yang dilakukan oleh pihak intern adalah pertama melakukan persiapan pemeriksaan dimana dalam hal ini melakukan koordinasi rencana pemeriksaan dan juga pengumpulan dan penelaahan informasi umum mengenai obyek yang diperiksa dan penyusunan program kerja pemeriksaan PKP. Kedua pelaksaan pemeriksaan dimana pada pelaksanaan ini terbagi atas tiga bagian yaitu kesatu melakukan pertemuan awal dimana tim pemeriksa bertemu dengan kepala daerah atau instansi yang akian diperiksa untuk menyampaikan tujuan dan maksud pemeriksaan, kedua kegiatan pemeriksaan dimana tim pemeriksa melaksanakan tugas pemeriksaan pada obyek yang akan diperiksa sesuai dengan program kerja pemeriksaan dan yang ketiga melakukan pertemuan akhir dimana tim pemeriksan menyampaikan pokok-pokok hasil pemeriksaan kepada kepala daerah atau yang mewakili dan pimpinan instansi yang terkait. Mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh pihak ekstern yang dalam hal ini dlakukan oleh BPK yaitu dibagi dalam tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pelaporan hasil pemeriksaan. Tahap pertama yaitu perencanaan dimana BPK memiliki kebebasan dalam menentukan obyek yang akan diperiksa, kecuali pemeriksaan yang obyeknya telah diatur oleh undang-undang dan juga dalam merencanakan tugasnya BPK memperhatikan permintaan, saran, dan pendapat lembaga perwakilan dan juga BPK dapat mempertimbangkan informasi dari pemerintah, bank sentral dan juga masyarakat. Tahap yang kedua yaitu pelaksaan Universitas Sumatera Utara BPK dapat memanfaatkan hasil pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, kebebasan dalam penyelenggaraan kegiatan pemeriksdaan antara lain meliputi kebebbasan dalam penentuan waktu pelaksaan dan metode pemeriksaan dan juga termasuk pemeriksaan yang bersifat investigatif, luas pemeriksaan yang akan dilakukan dapat disesuaikan dan difokuskan pada bidang-bidang yang secara potensial berdampak pada kewajaran laporan keuangan serta tingkat efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan negara dan yang tahap ketiga yaitu penyampaian pelaporan hasil pemeriksaan, dimana BPK menyampaiakn hasil pemeriksaan kepada lembaga perwakilan dan pemerintah. 2. Tindak lanjut pengawasan intern dimana dalam tahapan ini dimana inspektorat proninsi atau kabupatenkota mempersiapkan bahan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan berupa data temuan, penyebab, rekomendasi hasil pengawasan kemudian pelaporan hasil pemantauan tindak lanjut pengawasan kepada menteri dalam negeri dan inspektorat provinsi atau kabupatenkota melaporkan hasil pementauan tindak lanjut kepada kepala daerah dengan tembusan menteri dalam negeri atau gubernur untuk kabupatenkota. Kemudian pemukhtahiran hasil pemeriksaan dimana dilaporkan dalam rapat pemukhtahiran regional dilaporkan oleh inspektur jenderal kepada menteri dalam negeri. Tindak lanjut pengawasan ekstern yaitu dilakukan oleh BPK disusun dalam laporan hasil pemeriksaan LHP, setiap LHP disampaikan kepada DPRDPDDPRD sesuai dengan kewenanagan ditindak lanjuti, antara lain dengan membahasnya bersama pihak terkait, selain kepada lembaga perwakilan LHP disampaikan juga kepada pemerintah, dimana pemerintrah dapat melakukan koreksi terhadap hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK dimana pemerintah Universitas Sumatera Utara diberi kesempatan untuk menanggapi LHP tersebut dan setelah itu BPK menetapkan bahwa setiap laporan hasil pemeriksaan yang sudah disampaiakn kepada lembaga perwakilan dinyatakan terbuka untuk umum agar masyarakay dapat menegetahui hasil pemeriksaan tersebut. 3. Pengawasan intern sebagai mana yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi kabupatenkota melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. Tim Pemeriksa yang dibentuk oleh Inspektorat menyampaikan pokok-pokok hasil pemeriksaan kepada Pejabat Pengawas Pemerintah Inspektorat Provinsi kabupaten kota disampaikan kepada Gubernur bupatiwalikota atau yang mewakili dan Pimpinan InstansiUnit Kerja yang diperiksayang mewakili. dengan tembusan kepada Menteri untuk provinsi dan gubernur untuk kabupatenkota dan BPK. Kemudian hasil pemeriksaan tersebut di monitoring dan dievaluasi kemudian disampaiakan kepada gubernur melalui tembusan kepada menteri untuk tingkat provinsi dan disampaiakan kepada bupatiwalikota dan tembusan kepada gubernur untuk kabupaten kota. Hasil dari monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh kepala daerah ini merupakan langkah yang strategis dalam pengawasan keuangan daerah, ketika terjadi penyelewengan keuangan daerah maka kepala daerah dapat membentuk tim Penyelesaian Kerugian Daerah TPKD adalah tim yang menangani penyelesaian kerugian negara yang diangkat oleh pimpinan instansi yang bersangkutan BPK sebelum disampaikan kepada DPRD BPK dalam melakukan pemeriksaan keuangan memberikan pendapatopini atas kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan, disertai Universitas Sumatera Utara dengan LHP atas SPI, dan LHP atas kepatuhan terhadap ketentuan perundang- undangan. Ada empat jenis opini yang dapat diberikan oleh BPK, yaitu: a. Wajar Tanpa Pengecualian WTP, b. Wajar Dengan Pengecualian WDP, c. Tidak Wajar TW, d. Pernyataan Menolak Memberikan Opini atau Tidak Memberikan Pendapat TMP atau Disclaimer . Daerah yang mendapat predikat wajar tanpa pengecualian adalah pengelolaan keuangan daerahnya yang baik.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada Kabupaten Tapanuli Selatan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 32 Tahun 2004.

8 98 97

KAJIAN YURIDIS FUNGSI PELAYANAN KECAMATAN SEBAGAI BAGIAN DARI PEMERINTAHAN DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

0 3 16

KEWENANGAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANGSIDEMPUAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 12

KEWENANGAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANGSIDEMPUAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 17

PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH (STUDI PERBANDINGAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH).

0 0 13

MEKANISME EKSEKUTIF REVIEW PERATURAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 1 21

KEWENANGAN DPRD DALAM PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 6

KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 10

Memahami Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

0 2 8

TUGAS DAN WEWENANG KEPALA DAERAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 JO. UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH -

0 0 67