Karakteristik Antibodi Monoklonal Reaktivitas AbMo dengan Antigen Virus Rabies pada Sel Otak Terinfeksi

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015 Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1181 Gambar 2. Antigen virus Rabies yang terlacak dengan teknik imunohistokimia antibodi monoklonal pada sel otak anjing menggunakan antibodi monoklonal antiglikoprotein A. AbMo AF B. AbMo BB5 C. AbMo. D . Jaringan normal dengan AbMo , Tanda panah: Sel terinfeksi virus rabies Sementara itu, Uji imuno oureecen indirek digunakan untuk melacak virus rabies pada sediaan sentuh otak segar pada gelas obyek yang di ksai dengan aseton. Pewarnaan dengan AbMo BB5 , AF6 dan AE11 menghasilkan gambaran yang serupa yaitu adanya titik berwarna hijau kekuningan yang berbendar pada sel yang terinfeksi tetapi tidak pada sel yang tidak terinfeksi. Ukuran titik berwarna yang ditemukan bervariasi dari yang kecil sampai yang relative besar Gambar 3. Gambar 3. Antigen virus rabies yang terlacak dengan antibodi monoklonal antiglikopotein pada sedian sentuh otak segar terinfeksi. A. AbMo BB5, B AbMo AE11, C. AbMo AF6. D. Jaringan normal dengan AbMo, Tanda panah: sel terinfeksi virus rabies SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015 1182 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

4. PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini sejumlah antibodi monoklonal yang mengenalai antigen virus rabies telah berhasil dibuat dan beberapa di antaranya berekasi dengan glikoprotein virus rabies isolate Bali. Adanya AbMo yang berekasi dengan glikoprotein virus rabies isolat bali dapat digunakan digunakaannya untuk melacak virus rabies pada jaringan otak anjing atau hewan lainnya yang terinfeksi virus. Glikoprotein virus rabies mempunyai berat molekul antara 64-68 kDA Yoneda et al, 2008 dan protein yang dikenali oleh beberapa AbMo yang diproduksi dalam penelitian ini dengan berat molekul sekitar 66 Kda Gambar 1 adalah glikoprotein virus rabies isolate bali. Penggunaan AbMo terhadap glikoprotein virus rabies diharapkan dapat meningkatkan spesivisitas dan sensitivitas uji diagnostik rabies. Hal ini dimungkinkan mengingat glikoprotein merupakan protein permukaan virus dan merupakan protein yang tersisa dalam negri bodi sel yang terinfeksi. Karena itu , pelacakan menggunakan AbMo glikoprotein diharapkan menghasilkan gambaran yang lebih jelas dibanding mengunakan AbMo terhadap protein lainnya. Tersedianya AbMo terhadap glikpprotein virus rabies juga memungkinkan pemurnian glikoprotein virus tersebut dari jaringan atau sel terinfeksi virus rabies. Glikoprotein virus rabies yang murni dan berasal dari sel atau jaringan terinfeksi sangat berpotensi untuk dipakai sebagai antigen untuk melacak antibodi pada hewan. Glikoprotein murni yang berasal dari sel maupun jaringan otak terinfeksi merupakan glikoprotein alami yang bila digunakan dalam uji serologi sangat meungkin memberikan hasil yang lebih baik daripada protein lainnya. Glikoprotein merupakan protein virus yang sangat berperan dalam menginisiasi infeksi virus ke dalam sel. Infeksi virus rabies hanya terjadi jika glikoprotein virus tersebut berikatan dengan reseptornya pada permukaan sel inang Consales dan Bolzan, 2007. Karena perannya dalam infeksi, glikoprotein penggunaannya sebagai antigen untuk melacak antibody pada hewan dapat mencermikan tingkat kekebalan hewan, terutama tingkat kekebalan pascavaksinasi. Ini dimungkinkan karena hanya antibodi yang berikatan dengan glikoprotein yang mempu menetralisasi virus.

5. SIMPULAN

Tiga dari delapan antibody monoclonal yang diproduksi dalam penelitian ini bereaksi dengan glikoprotein virus rabies 66 KDa. Dengan uji imunohistokimia, ketiga AbMo tersebut dapat melacak antigen virus rabies pada jaringan otak yang telah di ksasi dengan formali. Dengan uji imuno ouresen indirek, ketiga Abmo juga dapat melacak antigen virus rabies pada sedian sentuh dari jaringan otak segar anjing terinfeksi virus rabies. Ucapan Terima Kasih Penelitian ini di danai oleh didanai oleh Program Penelitian Desentralisasi Hibah Bersaing 20142015 dan karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih. DAFTAR PUSTAKA Astawa, N.M., Suardana, I.B.K. dan Kencana. G.A.Y. 2012. Production and use of monoclonal antibodies for detection of avian influenza virus infection in duck. Jurnal Veteriner 13 11, pp. 284-292 Aurélie, A., Albertini, V., Eduard, B. E., Anna, F. dan Gaudin, Y. 2012. Molecular and Cellular Aspects of Rhabdovirus Entry. Viruses 4, pp. 117-139 Baloul, L. dan Lafon, M. 2003. Apoptosis and rabies virus neuroinvasion. Biochemistry 85 8 pp. 777- 788. Consales, C.A. dan Bolzan, V.L. 2007. Rabies review: immunopathology, clinical aspects and treatment. Jornal of Venomous and Animal Toxins including Tropical Disiease, 13 1 p. 5-38 Dirjennakkeswan. 2012. Rakornas Rabies. Arahan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pertemuan Koordinasi Pengendalian Rabies Nasional Bali, 28 Maret 2012 Kuzmina NA, Kuzmin IV, Ellison JA, Rupprecht CE, 2013. Coservation of Binding Epitopes for Monoclonal Antibodies on the Rabies Virus Glycoprotein. Journal of Antiviral and Antiretroviral 5 2, pp. 037-043 SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015 Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1183 Mori,T. dan Morimoto, K. 2004. Rabies virus glycoprotein variants display different patterns. Frontier in Neurology 7: Available at: http:www.ncbi.nlm.nih.govpmcarticlesPMC3877770pdffnana- 07-00047. pdf [Diakses 26 September 2015]. Ohnishi, K., Sakaguchi, M., Kaji, T., Akagawa, K., Taniyama, T., Kasai, M., Tsunetsugu-Yokota, Y., Oshima, M., Yamamoto, K., Takasuka, N., Hashimoto, S., Ato, M., Fujii, H., Takahashi, Y., Morikawa, S., Ishii, K., Sata, T., Takagi, H., Itamura, S., Odagiri, T., Miyamura, T., Kurane, I., Tashiro, M., Kurata, T., Yoshikura, H. dan Takemori, T. 2005. .Immunological detection of severe acute respiratory syndrome coronavirus by monoclonal antibodies. Japan Journal of Infectious Disease 582 pp.88-94. World Health Organization WHO. 2015.’ WHO Expert Consultation on Rabies’. Available at. http: apps.who.intirisbitstream106658534619789240690943_eng.pdf [Diakses 26 September 2015] Yoneda, A., Tuciya, K., Takasima, Y., Arakawa, T., Tsuji, N., hayashi, Y. dan Matsumoto, Y. 2008. Protection of Mice from Rabies by Intranasal Immunization with Inactivated Rabies Virus. Experimental Animal 571, pp.1–9