Bahas UU Administrasi Pemerintahan FH UNAIR Adakan Seminar Nasional

Bahas UU Administrasi Pemerintahan, FH UNAIR Adakan
Seminar Nasional
news.unair.ac.id/2016/08/31/bahas-uu-administrasi-pemerintahan-fh-unair-adakan-seminar-nasional/

UNAIR News

1/9/2016

Suasana Seminar Nasional oleh Departemen Hukum Administrasi di Aula Soesetijo Fakultas
Hukum UNAIR pada Senin (29/8). (Foto: Istimewa)
UNAIR NEWS – Fakultas Hukum UNAIR khususnya Departemen Hukum Administrasi menyelenggarakan
Seminar Nasional bertajuk “Aspek Kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara Pasca Diundangkannya UndangUndang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Permerintahan”.
Para pembicara yang diundang yakni Prof. Dr. Tatiek Sri Djatmiati, S.H.,M.S. (Guru Besar FH UNAIR) , Dr.
Lanny Ramli, S.H.,M.Hum. (Akademisi FH UNAIR), Dr. AKBP. Adang Oktori, S.H.,M.H. (Bidang Hukum POLDA
JATIM) dan Hari Sugiharto, S.H.,M.H. (Hakim PTUN Surabaya) serta Dr. Rr. Herini Siti Aisyah, S.H.,M.H . selaku
moderator.
Seminar yang diadakan di Aula Soesetijo Fakultas Hukum UNAIR pada Senin, (29/8), tersebut dihadiri oleh 122
orang peserta yang terdiri dari berbagai kalangan, antara lain dosen, mahasiswa, advokat, dan dari bidang
lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Tatiek menjelaskan bahwa praktisi hukum patut melihat beberapa konsep
terlebih dahulu ketika dihadapkan dengan beberapa putusan MA yang berbenturan dengan Undang-Undang

yang ada. Pasalnya, ada definisi yang berbeda-beda dari setiap konsepnya, dan hal tersebut perlu diperhatikan
seiring perubahan waktu.
BACA JUGA: Akademisi UNAIR Berikan Masukan RAPBN-P 2016
“Ketika hal itu terjadi, maka kita melihat konsep terlebih dahulu. Karena definisi kan berbeda beda. Dulu ketika
saya kuliah, Profesor saya juga menjelaskan definisi yang berbeda dengan konten waktu itu. Yang terpenting
tidak keluar dari konsep,” terangnya.

1/2

Sedangkan keberadaan UU No. 30 2014 terkait Administrasi Pemerintahan yang dianggap mengganggu praktek
hukum dalam PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara), Hari Sugiharto menegaskan bahwa tidak ada
penyimpangan terkait keberadaan Undang-Undang tersebut.
“Keberadaan UU No. 30 2014 tidak menyimpang, artinya tidak mengganggu. Kalaupun UU tersebut
menyimpang, tentu itu menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengoreksi,”tandasnya. (*)
Penulis : Pradita Desiyanti
Editor : Dilan Salsabila
Post Views: 32

2/2