Green Chemical Sebagai Obat Kumur Alami, Aman, dan Ramah Lingkungan Berbasis Daun dan Akar Pepaya

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

GREEN CHEMICAL SEBAGAI OBAT KUMUR ALAMI, AMAN, DAN
RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS DAUN DAN AKAR PEPAYA
BIDANG KEGIATAN :
PKM GAGASAN TERTULIS (PKM-GT)
Disusun Oleh :
Ketua

:

Andrew Fredickson

(F24070093) Angkatan 2007

Anggota

:

Khafidudin Riswanto


(F24070032) Angkatan 2007

Sri Megawati

(F24080121) Angkatan 2008

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

i

1. Judul Kegiatan : Green Chemical untuk Obat Kumur Alami, Aman dan Ramah
Lingkungan Berbasis Daun dan Akar Pepaya
2.

Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI (√ )
PKM-GT

3.


Ketua Pelaksana Kegiatan
a.

Nama Lengkap

: Andrew Fredickson

b.

NIM

: F24070093

c.

Jurusan

: Ilmu dan Teknologi Pangan


d.

Universitas/Institut/Politeknik

:

Institut Pertanian Bogor
e.

Alamat Rumah dan No Tel./HP : Laksa
I No.34, Jakarta
08989068340

f.

Alamat email

:

ren_11_513@yahoo.co.id

4.

Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis
: 2 orang

5.

Dosen Pendamping
a.

Nama Lengkap dan Gelar

: Dr.

Nugraha Edhi Suyatma, STP, DEA
b.

NIP

: 19701220.199512.1.001


c. Alamat Rumah dan No Tel./HP

: Jl. Mindi No. 12 B, Taman Darmaga
Permai, Cihideung Ilir, Bogor,
Telp: (0251) 8622345
Bogor, 28 Februari 2011

Menyetujui,
Ketua Departemen

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc)
NIP. 1965.08.14.1990.02.1.001

(Andrew Fredickson)
NIM. F24070093

ii


Wakil Rektor
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Dosen Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S.)
NIP 19581228.198503.1.003

(Dr. Nugraha Edhi S., STP, DEA)
NIP 19701220.199512.1.001

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
yang berjudul “Obat Kumur Alami, Aman, dan Ramah Lingkungan Berbasis
Daun dan Akar Pepaya”.
Karya tulis ilmiah ini kami susun dalam rangka mengikuti kegiatan
Program Kreativitas Mahasiswa bidang Gagasan Tertulis yang diselenggarakan
oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Tidak lupa kami ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya
kepada Bapak Nugraha Edhi Suyatma selaku dosen pembimbing atas arahan dan
bimbingannya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
baik. Kemudian kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada saudara Irsyad
yang telah memberikan kami beberapa masukan dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini. Dan juga semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya
tulis ilmiah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Demikian karya tulis ilmiah yang kami susun ini. Semoga dapat
bermanfaat bagi yang membacanya. Terima kasih.
Bogor, Maret 2011
Penulis

iii

RINGKASAN
Salah satu permasalahan yang menimpa masyarakat modern perkotaan
adalah kesehatan mulut. Salah satu penyakit yang timbul karena terganggunya
kesehatan mulut adalah bau mulut atau yang di sebut halitosis. Salah satu faktor
yang menyebabkan bau mulut adalah kebersihan mulut yang buruk, sehingga
jumlah bakteri sangat banyak dalam mulut dan di permukaan lidah. Tanpa

pembersihan mulut yang baik, sisa makanan akan tertinggal dalam mulut dan
menjadi lingkungan yang cocok bagi bakteri untuk berkembang biak yang
selanjutnya akan menyebabkan bau pada mulut. Selain itu bakteri di dalam mulut
dapat menyebabkan masalah kesehatan mulut lainnya seperti karies gigi.
Penyebab utama timbulnya masalah kesehatan mulut adalah karena aktifitas
mikroorganisme yang ada di dalam mulut. Salah satu cara yang dapat digunakan
dalam upaya peningkatan kesehatan mulut adalah membunuh mikroorganisme
yang ada di dalam mulut dengan menggunakan obat kumur.
Pada saat ini, terdapat berbagai jenis obat kumur yang beredar di
pasaran yang berbahan dasar senyawa kimia. Salah satu bahan yang dipakai pada
salah satu obat kumur yang beredar dipasaran adalah Cetylpyridinium chloride
(CPC). Cetylpyridinium chloride adalah senyawa kimia yang digunakan sebagai
bahan aktif pada salah satu obat kumur yang beredar di pasaran yang berfungsi
sebagai penghilang bau mulut dengan membunuh bakteri yang ada di mulut.
Namun efek negatif bahan kimia sintetik ini adalah meninggalkan noda hitam
pada gigi. Oleh karena itu diperlukan bahan yang lebih aman yang untuk dapat
digunakan sebagai bahan dasar obat kumur. Salah satu bahan yang dapat dijadikan
bahan baku obat kumur adalah daun pepaya.
Daun pepaya diketahui mempunyai aktifitas antimikroba. Zat aktif yang
ada pada daun pepaya ini dapat dipakai untuk membunuh bakteri yang

menyebabkan bau mulut sehingga cocok untuk digunakan sebagai obat kumur.
Selain sudah pembuatan obat kumur dari bahan daun pepaya mempunyai tingkat
keamanan yang lebih baik untuk kesehatan dibandingkan produk sejenis dengan
bahan dasar senyawa kimia sintetik. Pembuatan obat kumur dengan bahan dasar
daun pepaya juga diharapkan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena
ketersediaan bahan baku yang cukup besar dan mudah diperoleh sehingga

iv

produk ini diharapkan mempunyai harga jual yang lebih rendah dibandingkan
obat kumur yang beredar di pasaran.
PapaFresh adalah produk obat kumur yang dibuat dengan metode
pengekstarakan daun dan akar pepaya sampai halus kemudian dilarutkan dalam
air panas dalam perbandingan volume tertentu. Pada daun pepaya diketahui
terdapat dua zat aktif yang memiliki aktifitas antimikroba yaitu papain dan
karpain. Keunggulan lain yang didapatkan dari kedua zat aktif ini adalah
keamanannya terhadap kesehatan, selain itu harganya lebih terjangkau dibanding
dengan obat kumur yang beredar di pasaran karena ketersediaan bahan baku yang
banyak. PapaFresh rencananya akan dipasarkan di daerah Bogor. Berdasarkan
berbagai analisis yang telah dilakukan, maka pembuatan PapaFresh ini layak

untuk dibuat.

v

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hal yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas di karya tulis
ini adalah membuat suatu obat kumur yang aman, ekonomis, dan ramah
lingkungan.
Salah satu permasalahan yang menimpa masyarakat modern perkotaan
adalah kesehatan mulut. Salah satu penyakit yang timbul karena terganggunya
kesehatan mulut adalah bau mulut atau yang di sebut halitosis. Salah satu faktor
yang menyebabkan bau mulut adalah kebersihan mulut yang buruk, sehingga
jumlah bakteri sangat banyak dalam mulut dan di permukaan lidah. Tanpa
pembersihan mulut yang baik, sisa makanan akan tertinggal dalam mulut dan
menjadi lingkungan yang cocok bagi bakteri untuk berkembang biak yang
selanjutnya akan menyebabkan bau pada mulut. Selain itu bakteri di dalam mulut

dapat menyebabkan masalah kesehatan mulut lainnya seperti karies gigi.
Penyebab utama timbulnya masalah kesehatan mulut adalah karena aktifitas
mikroorganisme yang ada di dalam mulut. Salah satu cara yang dapat digunakan
dalam upaya peningkatan kesehatan mulut adalah membunuh mikroorganisme
yang ada di dalam mulut dengan menggunakan obat kumur.
Obat kumur adalah produk yang mulai digemari di kalangan
masyarakat. Pada saat ini, terdapat berbagai jenis obat kumur yang beredar di
pasaran yang berbahan dasar senyawa kimia. Salah satu bahan yang dipakai pada
salah satu obat kumur yang beredar dipasaran adalah Cetylpyridinium chloride
(CPC). Cetylpyridinium chloride adalah senyawa kimia yang digunakan sebagai
bahan aktif pada salah satu obat kumur yang beredar di pasaran yang berfungsi
sebagai penghilang bau mulut dengan membunuh bakteri yang ada di mulut.
Namun efek negatif bahan kimia sintetik ini adalah meninggalkan noda hitam
pada gigi.
Suatu obat kumur yang aman dan tidak menimbulkan efek samping jika
tertelan, namun tetap dapat secara efektif membunuh bakteri penyebab bau mulut
dan berbagai penyakit rongga mulut dan tenggorokan lainnya, selain itu juga tetap
dapat memberikan sensai yang menyegarkan di dalam mulut. Selain itu jika sudah
terpakai, produk ini harus ramah lingkungan. Hal ini penting karena produk yang
tidak ramah lingkungan akan merusak alam. Materi sintetik yang tidak dapat
didegradasi di alam akan menjadi sumber pencemaran. Oleh karena itu diperlukan
bahan yang lebih aman yang untuk dapat digunakan sebagai bahan dasar obat
kumur.
Salah satu bahan yang dapat dijadikan bahan baku obat kumur adalah
daun pepaya. Di dalam daun pepaya mengandung bahan aktif yang mampu
membunuh bakteri yang dapat menyebabkan bau mulut ataupun karies pada gigi.
Dengan berbahan dasarkan bahan alami, maka produk ini dapat menjadi solusi
obat kumur yang aman tanpa efek samping, ekonomis, dan ramah lingkungan.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan gagasan ilmiah ini adalah memberikan salah satu
solusi masalah obat kumur di pasaran yang tidak aman sehingga konsumen dapat

2

menjaga kesehatan mulut tanpa efek samping dari zat berbahaya di dalam obat
kumur itu.
Sedangkan manfaat dari penulisan gagasan ilmiah ini adalah memicu
ide kreatif dari produsen obat kumur untuk menciptakan produk obat kumur yang
lebih aman untuk konsumen, ekonomis, dan ramah lingkungan.

GAGASAN
Bau mulut (halitosis) adalah salah satu masalah yang sering dikeluhkan
oleh dokter gigi, selain masalah karies gigi dan masalah penyakit periodontal. Bau
mulut berhubungan dengan erat dengan metabolisme mikroba yang ada di dalam
tubuh. Komponen utama yang berperan dalam bau mulut adalah volatile sulfur
compounds (VSCs) seperti hidrogen sulfida (H2S), metil merkaptan (CH3SH), dan
dimetil sulfida (CH3SCH3). Short-chain fatty acids, seperti asam propionat dan
asam butirat, cadaverine, indole, dan scatole, juga dilaporkan dapat menyebebkan
bau mulut (Takeshita, et.al.2010).
Bau mulut disebabkan oleh mikroba pembusuk makanan, air liur, dan
darah. Pada permukaan mulut terdapat bermacam-macam koloni bakteri, terutama
bakteri gram negatif dan termasuk Prevotella (Bacteroides) melaninogenica,
Treponema denticola, Porphyromonas gingivalis, Porphyromonas endodontalis,
Prevotella intermedia, Bacteroides loescheii, Enterobacteriaceae, Tannerella
forsythensis (Bacteroides forsythus), Centipeda periodontii, Eikenella corrodens,
Fusobacterium nucleatum vincentii, Fusobacterium nucleatum nucleatum,
Fusobacterium nucleatum polymorphum, dan Fusobacterium periodonticum .
Namun, bau mulut tidak disebabkan oleh bakteri tertentu saja, hal ini menunjukan
bahwa halitosis merupakan interaksi yang kompleks antara beberapa bakteri.
Pepaya adalah monodioecious (berumah tunggal sekaligus berumah dua)
dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan hermafrodit (berkelamin
ganda). Tumbuhan jantan dikenal sebagai pepaya gantung. Buah ini mandul (tidak
menghasilkan biji subur) dan dijadikan bahan obat tradisional. Bunga pepaya
memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada
batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga
biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk. Tanaman pepaya banyak ditanam
orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis. di daerah- daerah basah dan kering
atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m di bawah
permukaan laut). Menurut Badan Pusat Statistik (2009), produksi buah pepaya di
daerah Jawa Barat adalah 90,470 ton. Buah pepaya mengandung suatu komponen
biokimia aktif yaitu Papain, suatu enzim yang berguna membantu pencernaan.
Buah ini mudah dicerna dan membersihkan saluran pencernaan. Papain biasanya
digunakan untuk pengobatan artritis. Papain adalah suatu enzim proteolitik yang
telah diproduksi secara massal dan menjadi komoditas dagang. Menurut Ardina
(2007) Papain bisa berfungsi sebagai zat antimikroba. Sedang menurut Kalie
(2000) daun pepaya mengandung pseudo karpaina, karpain, glukosid, karposid,
saponin, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Menurut Kafaru (1994), tidak ada
tanaman yang tidak memiliki khasiat sebagai obat. Komponen aktif biasanya
diambil dari semua bagian tanaman, tapi konsentrasi komponen ini bervariasi

3

tergantung dari struktur tanaman yang bersangkutan. Namun demikian, beberapa
bagian tertentu diketahui mengandung konsentrasi tertinggi yang lebih disukai
untuk tujuan kesehatan dan bisa berupa daun, batang, kulit, akar, batang dibawah
tanah, rimpang, kayu, bunga, buah atau biji. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Oladimeji et al (2007), ekstrak etanol daun pepaya memiliki
aktivitas antibakteri secara in vitro terhadap bakteri Bacillus subtilis,
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Klebsiella
pneumoniae dengan metode difusi padat cakram berdiameter 6 mm. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada kadar 1,5% dan 3% ekstrak etanol daun
pepaya mampu menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis dengan zona
hambat masing-masing 12,0 mm dan 13,0 mm, pada Staphylococcus aureus
memiliki zona hambat yaitu 13,0 mm dan 15,0 mm, pada Escherichia coli
memiliki zona hambat yaitu 10,0 mm dan 11,0 mm, pada Salmonella typhi
memiliki zona hambat yaitu 11,0 mm dan 11,5 mm, dan pada Klebsiella
pneumoniae memiliki zona hambat yaitu 10,0 mm dan 10,5 mm. Yang mana
menunjukkan bahwa ekstrak daun dan akar pepaya memiliki aktifitas antimikroba
terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif.
Menurut Anibijuwon et al (2009), Minimum Inhibitory Concentration
(MIC) dan Minimum Bactericidal Concentration (MBC) dari ekstrak daun dan
akar pepaya adalah sekitar 50-200 mg/ml. Analisis fitokimia sebelumnya
menunjukkan bahwa ekstrak daun dan akar pepaya mengandung alkaloid, tannin,
saponin, glikosida and fenol. Carica Papaya dapat digunakan untuk pengobatan
gastroenteritis, uretritis, dan infeksi luka. Peningkatan temperatur dapat
meningkatkan aktivitas dari ekstrak pepaya, sementara pH basa akan menurunkan
aktivitasnya.
Prinsip kerja dari senyawa aktif ini adalah dengan menghambat dengan
kuat proses hidup mikroba, terutama yang menyebabkan penyakit. Cara kerjanya
adalah dengan cara mengikat molekul protein mikroba, bertindak sebagai agen
pengkelat yang selektif dalam mengikat ion logam polivalen sehingga mikroba
tidak bisa melaksanakan aktivitas biologisnya, mengubah sistem biokimia
mikroba, mencegah pemanfaatan zat makanan yang tersedia di lingkungan oleh
mikroorganisme, dan beberapa analisis menyebutkan dapat menyebabkan
peradangan pada sel mikroba (Garrod et al, 1995). Rasa pahit, yang berbau tajam
dan memiliki rasa tidak enak di beberapa tanaman telah ditemukan memiliki
kemampuan represif terhadap aktivitas metabolisme berbagai mikroorganisme
(Mitscher et a., 1992). Menurut Kalie (2000), rasa pahit pada daun pepaya
disebabkan karena alkaloid karpain (C14H25NO2).
Cetyl Pyridinium Chloride (CPC) adalah senyawa kation amonium
kuartener yang terdapat pada beberapa produk mouthwash, pasta gigi, throat
sprays, dan breath sprays. Senyawa CPC memiliki rumus kimia C21H38ClN dan
berwarna putih, tidak berbau, dan biasa digunakan dalam kombinasi dengan zat
lain atau sebagai bahan tunggal pada produk higienis oral. Cetyl Pyridinium
Chloride (CPC) adalah bakterisida dan fungisida yang kuat dan dapat mnejadi
solusi untuk masalah kesehatan gigi dan mulut. CPC telah terbukti efektif dalam
mencegah plak gigi dan mengurangi radang gusi (Asadoorian, 2008). Senyawa ini
juga sudah digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan beberapa
perstisida. Namun menurut Williams (2009) dan Kerr (2008) bahan ini diduga

4

menyebabkan noda coklat antara gigi dan pada permukaan gigi yang mirip dengan
pembilasan dengan chlorhexidine.
Menurut Inchem (2010), Cetyl Pyridinium Chloride termasuk dalam
golongan senyawa amonium kuartener. Senyawa amonium kuartener dapat
menyebabkan efek toksik melalui semua jenis Paparan termasuk pernapasan,
penelanan, dan aplikasinya pada kulit. Larutan amonium kuartener terkonsentrasi
bersifat korosif dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan selaput lendir.
Luka bakar pada kulit dan selaput lendir yang dihasilkan dapat bersifat ringan
sampai parah tergantung dari jenis senyawa dan konsentrasi senyawa. Efek toksik
lain yang dapat terjadi adalah mual, muntah, sakit perut, gelisah, kejang-kejang,
koma, hipotensi, sianosis (kulit menjadi biru) dan apnea (kesulitan bernapas)
akibat kelumpuhan otot pernafasan (Anonim, 2005).
Cetyl Pyridinium Chloride dapat menyebabkan iritasi pada kulit manusia
serta kulit dan mata kelinci. Sensifitas kulit untuk Cetyl Pyridinium Chloride telah
dilaporkan pada manusia. Toksisitas akut oral pada tikus dan kelinci adalah
moderat, sedangkan toksisitas akut pernapasan untuk tikus jumlahnya tinggi.
Dosis tunggal yang diberikan secara oral atau dengan injeksi telah memicu efek
kelumpuhan organ dan sistem saraf pusat pada hewan laboratorium. Ada beberapa
bukti yang menunjukkan adanya perubahan hati dan ginjal pada tikus dan kelinci
yang diberi perlakuan dengan Paparan Cetyl Pyridinium Chloride (CPC) yang
berulang.
Menurut Milagros et al (2005), dosis yang rendah dari CPC dapat
menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi kemerahan, dan sensasi terbakar di mulut.
CPC juga dapat menyebabkan iritasi ringan pada tengorokan, mulut, mata, perut,
dan lambung. Produk-produk kesehatan mulut yang mengandung CPC dapat
menyebabkan perubahan warna pada gigi. CPC juga mampu membuat mulut dan
tenggorokan mati rasa. Produk-produk yang mengunakan CPC sebagai bahan
aktif dapat meningkatkan reaksi alergik seperti pembengkakan mulut, bibir, atau
lidah, nafas tersengal-sengal, dan gatal-gatal. CPC bersifat toksik bila tertelan atau
terhisap oleh saluran pernapasan. Menelan CPC dalam konsentrasi yang tinggi
dapat membuat paru-paru menjadi rusak. Terdapat data toksisitas dari penelitian
dengan tikus yang dibiarkan terpapar dengan CPC sebanyak 0,05; 0,07; 0,13; dan
0,29 mg CPC. Empat belas hari setelah Paparan awal dengan tanda-tanda
keracunan meliputi kesulitan pernapasan, penurunan berat badan, air mata
berdarah, dan radang pada iris dan kornea. Efek samping lainnya pada hewan
termasuk depresi saraf, kejang-kejang dan kelumpuhan anggota badan. Poloxamer
merupakan kopolimer triblok nonionik yang tersusun dari rantai utama hidrofobik
yaitu polioksipropilena (polipropilena oksida) yang diapit oleh dua rantai
hidrofilik polioksietilena (polietilena oksida) dengan rumus molekul
HO(C2H4O)a(-C3H6O)b(C2H4O)aH. Poloksamer tersedia dalam berbagai variasi
bentuk dari larutan hingga padatan. Perkiraan panjang rantai dari dua blok PEG
adalah 101 yang merupakan unit berulang, sementara panjang rata-rata blok glikol
propilen adalah ulangan dari 56 unit.
Poloksamer digunakan sebagai bahan pengemulsi, surfaktan, solubilizing
agent, dan wetting agent pada antibiotik. Poloksamer juga banyak digunakan pada
obat salep dan obat suppository juga digunakan sebagai penyalut atau
pembungkus obat tablet. (Anonim, 2007). Pencuci mulut (mouthwash) komersial
pada umumnya mengandung beberapa bahan kimia diantaranya poloxamer 407,

5

metil salisilat, cetylpiridinium chloride (CPC), alkohol dan anethole. Poloxamer
407 (P-407) digunakan di dalam produk sebagai surfaktan sehingga bahan-bahan
lain dalam produk seperti minyak mint (peppermint oil) dan alkohol dapat
tercampur dengan stabil. Poloxamer 407 (P-407) memiliki resiko dapat
mengganggu kesehatan manusia, yaitu dapat memicu terjadinya hyperlipidemia
dan pembentukan luka pada pembuluh darah (vascular lesion formation).
(Breslow JL, 1996). Percobaan pada tikus yang selama 4 bulan menunjukkan
subjek tersebut mengalami lesi aterosklerosis aorta (Palmer W.K. dkk., 1998).
Dumortier (2006) melaporkan P-407 memiliki peran atas perubahan profil lipid
dan kemungkinan akan adanya toksisitas pada ginjal. Temuan-temuan baru juga
telah menunjukkan adanya sifat immuno-modulasi dan pembentukan sitotoksisitas
pada P-407, namun percobaan lebih spesifik terhadap aplikasi potensial pada
manusia masih dalam proses. (Dumortier, 2006). Selain itu, poloxamer juga
banyak digunakan dalam berbagai percobaan uji toksisitas. Dalam uji percobaan
toksisitas suatu bahan dan hubungannya terhadap arterosklerosis, poloxamer
digunakan untuk menginduksi subjek hewan penelitian seperti tikus agar
mengalami kondisi arterosklerosis. Subjek tersebut kemudian dapat pula dijadikan
perlakuan kontrol dalam percobaan. Poloxamer bekerja secara tidak langsung
dengan cara perombakan kembali komponen lipid di dalam tubuh subjek tikus.
Gangguan terhadap lipid tersebut diduga terjadi dengan proses oksidasi.
Mekanisme tersebut mengakibatkan terjadinya pembentukan arteroma dan
kemudian menjadi lesi aterosklerosis.
Sampai sekarang, belum pernah ada sebuah solusi tepat yang menggagas
munculnya produk obat kumur alami yang aman, tidak memiliki efek samping,
ekonomis, dan ramah ligkungan. Obat kumur yang beredar di pasaran, rata-tara
masih menggunakan bahan yang tidak aman bagi kesehatan tubuh. Dengan
adanya tulisan ini, diharapkan dapat muncul produk-produk serupa yang aman,
ekonomis, dan ramah lingkungan. Daun dan akar pepaya memiliki kapasitas
antimikroba sehngga memiliki potensi untuk dijadikan obat kumur. Dengan
kapasitas antimikroba yang dimilikinya, ekstrak daun dan akar pepaya mampu
membunuh bakteri-bakteri penyebab bau mulut. Dengan adanya data-data
tersebut, munculnya produk obat kumur alami yang aman tanpa menimbulkan
efek samping bukan mimpi lagi. Yang diperlukan adalah penelitian lebih lanjut
untuk mengetahu kondisi proses yang optimum untuk melakukan scale-up,
sehingga industri-industri besar bisa memproduksi obat kumur berkonsep alami
dan aman ini secara komersial.
Pihak-pihak yang dapat membantu untuk mengaplikasikan gagasan ini
adalah produsen obat kumur yang sudah ada. Dengan kekuatan finansial mereka
yang sudah mapan, maka riset untuk mencari kondisi optimum proses untuk
melakukan produksi obat kumur secara komersial. Dengan adanya gagasan ini,
dapat memacu industri-industri obat kumur untuk menciptakan produk kesehatan
mulut yang aman. Setelah itu para produsen dapat memproduksi obat kumur ini
sehingga dapat digunakan oleh masyarakat. Pemerintah juga dapat berpartisipasi
dalam mengimplementasikan gagasan ini dengan cara melakukan riset lebih lanut
tentang pemanfaatan tanaman pepaya sebagai obat kumur. Hal ini dapat
membantu mengoptimalkan pemanfaatan tanaman pepaya yang sangat melimpah
di negeri ini. Pemerintah juga dapat memproduksi obat kumur berbahan dasar

6

daun dan akar pepaya ini sendiri apabila belum ada industri yang mau
memproduksi obat kumur ini.
Langkah-langkah yang harus ditempuh agar gagasan ini dapat terlaksana
secara nyata adalah dengan melakukan penelitian yang lebih spesifik tentang
kondisi optimum proses produksi secara massal untuk menghasilkan produk
komersial yang bisa dijual kepada masyarakat. Setelah itu perlu adanya publikasi
tentang bahaya CPC dan Poloxamer pada industri dan masyarakat serta manfaat
obat kumur alami ini kepada industri-industri sehingga mereka dapat
memproduksi obat kumur yang lebih aman seperti dengan daun dan akar pepaya.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
produk PapaFresh memiliki beberapa keunggulan dibanding produk sejenis yang
sudah muncul di pasaran yang antara lain adalah terbuat dari bahan alami, aman
dikonsumsi, tidak memberikan efek samping, ramah lingkungan dan harganya
yang bisa bersaing dengan produk yang sudah beredar di pasaran. PapaFresh
adalah obat kumur yang bahan baku alami, sehingga jika sampai tidak sengaja
tertelan oleh konsumen tidak akan menimbulkan efek toksisitas sehingga relatif
lebih aman untuk konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Anibijuwon I.I. dan Udeze A.O. 2009. Antimicrobial Activity of Carica Papaya
(Pawpaw Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from
South-Western Nigeria. University of Ilorin, Nigeria.
Anonim.
2005.
Cetyl
Pyridinium
Chloride.
http://www.bibrainformation.co.uk/profile-122.html [12 Desember 2010]
Anonim. 2007. Poloxamer, Martindale The Extra Pharmacopoeia, 31st Ed. http://
www.reference.md/files/D020/mD020442.html [18 Desember 2010]
Ardina, Yustine. 2007. Pengembangan Formulasi Sediaan Gel Antijerawat Serta
Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Pepaya (Carica
Papaya A Linn.). Tesis. Jurusan Farmasi. Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Asadoorian, Joanna. 2008. Cetyl Pyridinium Chloride mouth rinse on gingivitis
and plaque. Journal of Dental Hygiene :18:9A-14A
Badan
Pusat
Statistik.
2009.
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
tabel=1&daftar=1&id_ subyek =55¬ab=1 [10 Desember 2010]
Breslow JL. 1996. Mouse models of atherogenesis. Science :272: 685-688.
Dumortier G., dkk. 2006. A Review of Poloxamer 407 Pharmaceutical and
Pharmacological Characteristics. Pharmaceutical Research :23(12):27092728
Garrod, L. P., Lambert, H. P. and O’Gray, F. 1995. Antibiotics and
Chemotherapy, 4th Ed, Churchill, Livingstons, Edinburgh, London and New
York. pp.501-512.
Inchem. 2010. http://www.inchem.org/documents/pims/chemical/pimg022.htm
[12 Desember 2010].

7

Kafaru, E. 1994. Immense Help from Natives Workshop, 1st Ed, Elizabeth Kafaru,
Lagos, Nigeria. pp. 11-14.
Kalie, M.B. 2000. Bertanam Pepaya. Jakarta; Penebar Swadaya.
Kerr A.R. 2008. http://emedicine.medscape.com/article/1076389-overview [12
Desember 2010].
Milagros F., Lydia C. 2005. Modell's Drugs In Current Use And New Drugs.
Springer Publishing Co, Portland.
Mitscher, L. A., Ryey Ping, L., Bathala, M.S., Wu-wu-Nan, D. and Roger, W.
1992. Antimicrobial agents from Higher Plants : Introduction, Rational and
Methodology, Llaydia 35(2).
Oladimeji, H.O., R. Nia, N. Kalu and E.E. Attih, 2007. In vitro biological
activities of Carica Papaya. Res. J. Medicinal Plant, 1: 92-99.
Palmer W.K., Emeson E.E., dan Johnston T.P. 1998. Poloxamer 407-induced
atherogenesis in the C57BL/6 mouse. Atherosclerosis 136: 115-123.
Toru Takeshita, Nao Suzuki,Yoshio Nakano, Yoshihiro Shimazaki, Masahiro
Yoneda,
Wiliams R.D. 2009. http://www.webmd.com/oral-health/tooth-discoloration [12
Desember 2010]

8

Daftar Riwayat Hidup Ketua
Nama
: Andrew Fredickson
NRP
: F24070093
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 15 Juni 1989
No. Telp
: 08989068340
Alamat Asal
: Jln. Laksa I No.34
Jembatan Lima, Jakarta
Alamat Bogor
: Jln. Perwira No.77
Dramaga, Bogor
E-mail
: ren_11_513@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan
TK Bunda Hati Kudus
SD Bunda Hati Kudus
SMP Bunda Hati Kudus
SMA Bunda Hati Kudus
Institut Pertanian Bogor
(Major : Ilmu dan Teknologi Pangan)

1994-1995
1995-2001
2001-2004
2004-2007
2007 –sekarang

Pengalaman Organisasi
1)
Palang Merah Remaja SMA Bunda Hati Kudus
2)
Praja Muda Karana SMA Bunda Hati Kudus
3)
OSIS SMA Bunda Hati Kudus
4)
Divisi Intern Komisi Kesenian IPB
5)
Anggota HIMITEPA Ilmu dan Teknologi Pangan IPB

Daftar Riwayat Hidup Anggota
Nama
: Khafidudin Riswanto
NRP
: F24070032
Tempat/Tanggal Lahir
: Pekalongan, 9 Juli 1989
No. Telp
: 0856 9709 8217
Alamat Asal
: Komplek Kehutanan Acacia no 18 Sindang
Barang Bogor
Alamat Bogor
: Komplek Kehutanan Acacia no 18 Sindang
Barang Bogor
E-mail
: khafid_kuranyi@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
SDN Panaragan 1 Bogor
SMP Negeri 4 Bogor
SMA Negeri 1 Bogor
Institut Pertanian Bogor
(Major : Ilmu dan Teknologi Pangan)
Pengalaman Organisasi
1. OSIS SMAN 1 Bogor

1995-2001
2001-2004
2004-2007
2007 –sekarang

9

2. Staff of Information Technology Division HIMITEPA
Daftar Riwayat Hidup Anggota
Nama
: Sri Megawati
NRP
: F24080121
Tempat/Tanggal Lahir
: Semarang, 5 Maret 1990
No. Telp
: 0856 41669047
Alamat Asal
: Bintoro 7 no 17, Majapahit Semarang
Alamat Bogor
: Pondok Kencana, Gang Bara IV
E-mail
: megawati.sri90@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
SDN Panaragan 1 Bogor
SMP Pangudi Luhur
SMA Marsudirini Sedes Sapientiae
Institut Pertanian Bogor
(Major : Ilmu dan Teknologi Pangan)

1.

Pengalaman Organisasi
Pengurus HIMITEPA IPB 2011

1996-2002
2002-2005
2005-2008
2008 –sekarang