Tabel 59 Analisis shift-share PDRB Kota Metro dan Provinsi Lampung
Lapangan Usaha Komponen
Share Komponen
Proportion
al Shift Komponen
Differential Shift
Total 1. PERTANIAN
a. Tanaman Bahan Makanan 0,21
0,05 -0,34
-0,08 b. Tanaman Perkebunan
0,21 -0,13
0,45 0,53
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 0,21
-0,20 -0,18
-0,17 d. Perikanan
0,21 0,32
-0,21 0,32
2. INDUSTRI PENGOLAHAN 1. Makanan, Minuman dan Tembakau
0,21 0,03
-0,07 0,17
2. Brg. Kayu Hasil Hutan lainnya 0,21
-0,62 0,48
0,07 3. Pupuk, Kimia Brg. Dari Karet
0,21 1,39
-1,42 0,17
3. LISTRIK, GAS AIR BERSIH a. Listrik
0,21 0,10
-0,04 0,26
b. Air Bersih 0,21
-0,54 -0,04
-0,37 4. BANGUNAN
0,21 -0,06
-0,04 0,10
5. PERDAGANGAN, HOTEL RESTORAN
a. Perdagangan Besar Eceran 0,21
-0,01 -0,13
0,06 b. Hotel
0,21 -0,04
0,06 0,23
c. Restoran 0,21
-0,06 0,58
0,72
6. PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 1. Angkutan Jalan Raya
0,21 -0,02
-0,02 0,16
2. Pos dan Telekomunikasi 0,21
0,32 -0,24
0,29
7. KEUANGAN, PERSEWAAN, JS. PRSH. a. Bank
0,21 36,14
-27,48 8,87
b. Lembaga Keuangan bukan Bank 0,21
-0,03 -0,10
0,08 c. Sewa Bangunan
0,21 0,12
0,02 0,35
d. Jasa Perusahaan 0,21
-0,06 0,25
0,40
8. JASA-JASA 1. Adm. Pemerintahan Pertahanan
0,21 -0,16
0,09 0,14
2. Jasa Pemerintah lainnya 0,21
-0,16 0,09
0,14 3. Sosial Kemasyarakatan
0,21 0,06
-0,15 0,12
4. Hiburan Rekreasi 0,21
0,19 -0,30
0,09 5. Perorangan Rumahtangga
0,21 -0,06
0,07 0,21
Sumber : Hasil Analisis, 2008
Analisis Tabel
Input-Output
Analisis input-output Kota Metro dilakukan setelah mendapatkan Tabel Input-Output I-O Kota Metro hasil Metode RAS Tabel Input-Output Provinsi
Lampung Tahun 2005 yang sebelumnya sudah melalui proses updating PDRB Kota Metro Tahun 2005. Tabel I-O Provinsi Lampung terdiri dari 70 sektor, baik
sektor primer maupun sekunder. Dalam proses updating dengan PDRB Kota Metro Tahun 2005 didapatkan 13 sektor yang sesuai dengan kondisi struktur
perekonomian di Kota Metro.
Struktur Output Total struktur output yang terbentuk di Kota Metro Tahun 2005 adalah
sebesar 628,73 Milyar rupiah, yang merupakan nilai dari seluruh produk yang dihasilkan oleh sektor-sektor produksi dengan memanfaatkan faktor-faktor
produksi yang tersedia di Kota Metro. Dengan mengetahui besarnya output yang dihasilkan masing-masing sektor, maka akan dapat ditelaah sektor-sektor yang
memberikan kontribusi terbesar dalam menghasilkan output secara keseluruhan. Dari total output yang dihasilkan di Kota Metro tersebut terdapat 13 tiga belas
sektor ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan struktur output Kota Metro seperti yang disajikan sebagaimana pada tabel dibawah.
Tabel 60 Struktur output Tabel I-O Kota Metro Tahun 2005
Urutan Sektor
Nilai Juta Rp
Distribusi 1
13. Jasa-Jasa
117.337,74 18,66
2 5.
Industri pengolahan 100.418,29
15,97 3
12. Keuangan Persewaan dan Jasa perusahaan
98.452,86 15,66
4 7.
Bangunan 74.271,24
11,81 5
8. Perdagangan
71.163,91 11,32
6 11.
Pengangkutan dan Komunikasi 47.280,33
7,52 7
1. Tanaman Bahan Makanan
40.071,57 6,37
8 10.
Restoran 36.619,69
5,82 9
3. Peternakan dan hasil-hasilnya
32.793,02 5,22
10 6.
Listrik, gas dan air minum 5.726,81
0,91 11
2. Tanaman Perkebunan Lainnya
1.853,38 0,29
12 4.
Perikanan 1.727,21
0,27 13
9. Hotel
1.012,43 0,16
Jumlah 628.728,47
100 Sumber : Hasil analisis, 2008
Tabel input-output Kota Metro hasil RAS Tabel I-O Provinsi Lampung Tahun 2005 menggunakan klasifikasi 13 sektor tersebut diatas dapat diketahui
lima sektor ekonomi yang memberikan kontribusi output lebih besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Lima sektor dengan output terbesar di
Kota Metro ini yaitu dengan total nilai sebesar 461,64 Milyar rupiah atau sekitar 73,43 adalah sektor jasa-jasa 13 dengan output mencapai 117, 34 Milyar
rupiah atau sekitar 18,66 dari total output, diikuti sektor industri pengolahan 5 dengan nilai output mencapai 100,42 Milyar rupiah atau 15,97 dari total output,
sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan 12 dengan nilai output 98,45 Milyar rupiah atau sekitar 15,66, sektor bangunan 7 dengan nilai output 74,27
Milyar rupiah atau 11,81 dan sektor perdagangan 8 dengan nilai 71,16 Milyar rupiah atau sekitar 11,32 dari total output.
Struktur Permintaan Akhir Selain digunakan oleh sektor produksi dalam rangka proses produksi,
barang dan jasa juga digunakan oleh konsumen untuk memenuhi permintaan akhir antara lain konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal,
ekspor, serta perubahan stok. Jumlah komponen permintaan akhir tersebut apabila dikurangi dengan impor maka akan sama dengan jumlah penggunaan akhir barang
dan jasa yang berasal dari faktor produksi domestik atau PDRB menurut penggunaan.
Struktur permintaan akhir di Kota Metro Tahun 2005 menurut sektor dirinci dalam Tabel 61, dengan total permintaan akhir mencapai 504,57 Milyar rupiah.
Dari total permintaan akhir tersebut terdapat 4 empat sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadapa permintaan akhir dengan nilai 354,77 Milyar rupiah
atau sekitar 70,31 dari total permintaan akhir. Sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan 12 berada pada urutan pertama dengan nilai 114,17 Milyar
rupiah atau sekitar 22,63 dari total permintaan akhir. Sektor perikanan 4 berada pada urutan kedua dengan nilai 94,77 Milyar rupiah atau sekitar 18,78
dari total permintaan akhir. Selanjutnya sektor pengangkutan dan komunikasi 11 mencapai nilai 80,15 Milyar rupiah atau 15, 89 dan sektor listrik, gas dan air
minum 6 mencapai nilai 65,66 Milyar rupiah atau sekitar 13,01 dati total permintaan akhir.
Tabel 61 Struktur final demand Tabel I-O Kota Metro Tahun 2005
Urutan Sektor
Nilai Juta Rp
Distribusi 1
12. Keuangan Persewaan dan Jasa perusahaan
114.174,93 22,63
2 4.
Perikanan 94.777,93
18,78 3
11. Pengangkutan dan Komunikasi
80.155,18 15,89
4 6.
Listrik, gas dan air minum 65.660,74
13,01 5
7. Bangunan
49.543,69 9,82
6 10.
Restoran 37.779,36
7,49 7
9. Hotel
35.621,02 7,06
8 2.
Tanaman Perkebunan Lainnya 21.972,77
4,35 9
5. Industri pengolahan
3.142,07 0,62
10 1.
Tanaman Bahan Makanan 1.743,95
0,35 11
3. Peternakan dan hasil-hasilnya
0,00 0,00
12 8.
Perdagangan 0,00
0,00 13
13. Jasa-Jasa
0,00 0,00
Jumlah 504.571,64
100 Sumber: Hasil analisis, 2008
Angka Pengganda Untuk mengetahui pengaruh suatu sektor dalam perekonomian antara lain
dilihat dari besarnya angka pengganda yang dapat menunjukkan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja sistem perekonomian wilayah. Pada
Tabel 62 disajikan angka pengganda yang dianalisis dalam penelitian ini antara lain angka pengganda nilai tambah value added multiplier yaitu dampak
peningkatan permintaan akhir suatu sektor terhadap peningkatan nilai tambah atau Produk Domestik Regional Bruto PDRB total di wilayah Kota Metro. Angka
pengganda impor impor multiplier yang menunjukkan dampak peningkatan akhir atas impor sektor tertentu terhadap peningkatan total impor secara
keseluruhan di Kota Metro.
Tabel 62 Struktur angka pengganda Tabel I-O Kota Metro Tahun 2005
Kode Sektor
Pengganda Nilai Tambah
Pengganda Impor
1 Tanaman Bahan Makanan
1,038 1,016
2 Tanaman Perkebunan Lainnya
1,034 1,060
3 Peternakan dan hasil-hasilnya
1,041 0,000
4 Perikanan
1,185 1,291
5 Industri pengolahan
3,458 1,499
6 Listrik, gas dan air minum
1,355 0,000
7 Bangunan
1,154 1,002
8 Perdagangan
1,096 0,000
9 Hotel
1,708 1,034
10 Restoran
1,747 0,000
11 Pengangkutan dan Komunikasi
1,098 0,000
12 Keuangan Persewaan dan Jasa perusahaan
1,153 0,000
13 Jasa-Jasa
1,078 0,000
Sumber: Hasil analisis, 2008
Pada Tabel 62 dapat diketahui berbagai sektor yang memiliki penganda nilai tambah dan pengganda impor yang tinggi. Sektor industri pengolahan 5
memiliki angka pengganda tertinggi yakni 3,458 kemudian sektor restoran 10 dengan angka pengganda 1,747 selebihnya sektor-sektor yang lain mempunyai
angka pengganda nilai tambah yang relatih sama atau merata. Selanjutnya pada angka pengganda impor, sektor industri pengolahan 5 juga mempunyai angka
tertinggi yakni 1,499 sedangkan sektor restoran 10 0,000 atau tidak memiliki angka pengganda impor. Sektor perikanan 4 termasuk memiliki angka
pengganda impor yang tinggi yakni sebesar 1,291. Sektor-sektor lainnya bahkan tidak memiliki angka pengganda impor 0,000 seperti sektor peternakan 3,
sektor listrik gas dan air minum 6, sektor perdagangan 8, sektor pengangkutan 11 dan sektor keuangan persewaan 12 dan jasa-jasa 13.
Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Tingkat keterkaitan antar sektor produksi dalam suatu aktivitas
perekonomian dapat dilihat berdasarkan daya penyebaran dan derajat kepekaan. Sehingga sektor-sektor yang merupakan sektor unggulan dapat ditentukan
berdasarkan indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan.
Tabel 63 Indeks daya penyebaran dan derajat kepakaan Tabel I-O Kota Metro Tahun 2005
Kode Sektor
Indeks Daya Penyebaran
Indeks Derajat Kepekaan
1 Tanaman Bahan Makanan
0,857 1,279
2 Tanaman Perkebunan Lainnya
0,858 0,849
3 Peternakan dan hasil-hasilnya
0,875 1,024
4 Perikanan
1,005 0,867
5 Industri pengolahan
1,368 1,008
6 Listrik, gas dan air minum
1,101 0,937
7 Bangunan
0,868 0,981
8 Perdagangan
0,915 1,282
9 Hotel
1,035 0,851
10 Restoran
1,290 0,843
11 Pengangkutan dan Komunikasi
0,925 1,013
12 Keuangan Persewaan dan Jasa perusahaan
0,993 1,185
13 Jasa-Jasa
0,908 0,881
Sumber : Tabel I-O Kota Metro Tahun 2005 updating, diolah 2008
Daya penyebaran menunjukkan tingkat keterkaitan kebelakang backward linkage, yaitu untuk mengetahui keterkaitan teknis kegiatan industri maupun
kegiatan ekonomi dengan bahan mentah dan bahan baku penunjang produksinya. Sedangkan derajat kepekaan menunjukkan tingkat keterkaitan ke depan forward
linkage, yaitu untuk mengetahui keterkaitan teknis kegiatan ekonomi dengan penjualan barang jadi atau barang hasil produksinya Kusumawati, 2005. Dari
Tabel Input-Output Kota Metro Tahun 2005 dapat diturunkan indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan sektor-sektor ekonomi di Kota Metro
seperti disajikan dalam Tabel 63. Sektor yang memiliki daya penyebaran tertinggi di Kota Metro adalah
sektor industri pengolahan 5 dan sektor restoran 10, hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks masing-masing 1,368 dan 1,290. Dapat diartikan bahwa kenaikan satu
unit output sektor tersebut akan mengakibatkan kenaikan output sektor-sektor ekonomi lainnya termasuk sektornya sendiri secara keseluruhan sebesar 1,368 unit
untuk sektor industri pengolahan dan kenaikan 1,290 unit untuk sektor restoran. Sektor lainnya yang memliki indeks daya penyebaran lebih dari satu
berturut-turut adalah sektor perikanan 4, sektor listrik, gas dan air minum 6 dan sektor hotel 9. Sedangkan sektor yang mempunyai derajat kepakaan
tertinggi di Kota Metro adalah sektor perdagangan 8 dengan indeks derajat kepekaan sebesar 1,282, yang menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikan
permintaan akhir atas sektor-sektor lain sebesar satu unit maka sektor
perdagangan akan mengalami peningkatan output sebesar 1,282 unit. Sektor- sektor lain yang mempunyai derajat kepakaan cukup tinggi adalah sektor tanaman
bahan makanan 1, sektor peternakan dan hasil-hasilnya 3, sektor industri pengolahan 5, sektor pengangkutan 11 dan sektor keuangan 12.
ANALISIS SWOT
Dalam menyusun suatu strategi pengembangan wilayah, sebelumnya perlu dilakukan suatu analisa yang mendalam. Pada penelitian ini metode analisis data
yang digunakan adalah dengan Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats Analysis, yaitu analisis potensikekuatan, kelemahan,
peluang dan ancamankendala. Analisis ini diawali dengan inventarisasi dan klasifikasi terhadap permasalahankelemahan dan kelebihankekuatan baik secara
internal pengembangan wilayah di Kota Metro, maupun secara eksternal yang berasal dari lingkungan di luar Kota Metro.
Langkah-langkah yang harus di lakukan adalah 1 Input stage analisis data input dan Analisis Lingkungan Strategis, 2 Matching stage analisis
pencocokan, 3 Desicion stage analisis pengambilan keputusan.
Analisis Data Input
Proses analisis dimulai dengan pendalaman atau identifikasi lingkungan strategis, kemudian dilanjutkan dengan analisis faktor internal dan faktor
eksternal. Proses analisis akan menghasilkan beberapa asumsi atau peluang strategis untuk mendapatkan faktor-faktor kunci keberhasilan Utami , 2008.
Analisis Lingkungan Strategis. Lingkungan strategis yang mempengaruhi kinerja dalam proses perencanaan dan pengembangan wilayah di Kota Metro
dibagi atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal, mencakup kekuatan S = Strengths dan kelemahan W = Weakness. Sementara yang tergolong dalam
faktor eksternal adalah peluang O = Opportunities dan ancaman T = Threaths. Dari hasil pengamatan dan wawancara di lapangan, diperoleh daftar faktor
internal dan eksternal dalam usaha pengembangan wilayah di Kota Metro sebagaimana berikut:
Faktor Internal
Kekuatan, faktor internal yang merupakan suatu kekuatan untuk pengembangan wilayah adalah:
1. Potensi lahan yang mempunyai kelas kesesuaian lahan permukiman dan jalan dalam pengembangan wilayah Kota Metro masih luas ± 6.461 Ha
atau 90 dari total luas wilayah. 2. Persentase luas lahan kelas S1 sangat sesuai dan S2 sesuai untuk
pengembangan permukiman dan jalan lebih luas dibandingkan kelas yang sama untuk tanaman padi, jagung dan peternakan. Lahan kelas S1
permukiman dan jalan seluas 90 sedangkan lahan kelas S2 untuk padi, jagung dan peternakan rata-rata 15.
3. Kondisi eksisting lahan yang belum terbangun di Kota Metro masih luas lebih kurang 55 dari luas wilayah, sehingga potensi pengembangan
sektor industri pengolahan sebagai sektor unggulan masih besar. 4. Topografi di Kota Metro yang dominan relatif datar dengan kemiringan
lereng 3 –8 meliputi 80 luas wilayah.
5. Luas wilayah Kota Metro yang kecil 68,74 Km
2
memudahkan dalam perencanaan pengembangan wilayah.
6. Tingkat kepadatan penduduk yang masuk kriteria sedang 24 jiwaha. 7. Kebutuhan lahan untuk pembangunan fasilitas umum dengan kriteria
standar pelayanan minimal SPM sebesar 52,98 Ha masih dapat terpenuhi dalam kelas lahan permukiman.
8. Kondisi eksisting jumlah fasilitas umum yang ada sebagian besar sudah memenuhi kriteria standar pelayanan minimal terutama fasilitas
pendidikan. Kelemahan, faktor internal yang merupakan suatu kelemahan adalah sebagai
berikut: 1. Terdapat lahan seluas 1.664 Ha yang termasuk lahan kelas S2 untuk
pertanian tetapi kondisi eksisting penggunaan lahan sebagian menjadi permukiman.
2. Kondisi eksisting luas jalan masih dibawah standar pelayanan minimal untuk permukiman kota.
3. Terdapat hanya satu sektor yang berkembang dan layak menjadi sektor unggulan dari beberapa sektor perekonomian yang ada di Kota Metro,
yakni sektor industri pengolahan dengan nilai backward linkage 1,368 dan nilai forward linkage 1,008.
Faktor Eksternal
Peluang, beberapa peluang yang mendukung pengembangan wilayah di Kota Metro adalah:
1. Berkembangnya teknologi sistem informasi geografi SIG dalam perencanaan evaluasi sumberdaya lahan.
2. Kebijakan pemerintah pusat tentang otonomi daerah sehingga Kota Metro mempunyai otoritas dalam pengembangan wilayah.
3. Potensi kerjasama atau kemitraan dengan daerah sekitar dalam pengembangan wilayah.
Ancaman, faktor lingkungan yang menjadi ancaman pengembangan wilayah yakni: Perkembangan kabupatenkota lain dalam mengembangkan sektor-sektor
perekonomiannya menjadi sektor unggulan termasuk sektor industri pengolahan.
Analisis Faktor Internal
Hasil analisis menunjukan bahwa pengaruh faktor internal yang lebih dominan terdapat pada potensi lahan yang mempunyai kelas kesesuaian lahan
permukiman dan jalan masih luas, topografi kota metro yang relatif datar, tingkat kepadatan penduduk yang masuk kriteria sedang, kondisi eksisting lahan yang
belum terbangun masih luas, kebutuhan lahan untuk pembangunan fasilitas umum masih dapat terpenuhi dalam kelas kesesuaian permukiman, hanya satu sektor
unggulan yang berkembang, kondisi eksisting lahan yang sesuai untuk pertanian sebagian sudah menjadi permukiman. Faktor
–faktor tersebut merupakan bagian dari kekuatan dan kelemahan yang perlu diperhitungkan atau mempengaruhi
dalam pengembangan wilayah Kota Metro, sedangkan kondisi eksisting luas jumlah fasilitas sektor pendidikan diatas standar pelayanan minimal merupakan
faktor peluang terakhir yang memberikan pengaruh terhadap pengembangan wilayah di Kota Metro. Adapun secara rinci hasil analisis faktor internal
pada Tabel 64.
Tabel 64 Analisis faktor internal pengembangan wilayah Kota Metro
Faktor Internal Strategis Bobot
Rating Skor
Komentar Kekuatan:
1. Potensi lahan yang mempunyai kelas kesesuaian lahan permukiman dan jalan dalam
pengembangan wilayah Kota Metro masih luas 0,13
4 0,52
Potensi Pengem-
bangan permuki
man dan jalan
masih tinggi
2. Persentase luas lahan kelas S1 sangat sesuai dan S2 sesuai untuk pengembangan permukiman
dan jalan lebih luas dibandingkan kelas yang sama untuk tanaman padi, jagung dan peternakan
0,10 2
0,20
3. Kondisi eksisting lahan yang belum terbangun di Kota Metro masih luas
0,10 3
0,30 4. Topografi di Kota Metro yang dominan relatif
datar 0,12
4 0,48
5. Luas wilayah Kota Metro yang kecil 0,06
3 0,18
6. Tingkat kepadatan penduduk yang masuk kriteria sedang
0,11 4
0,44 7. Kebutuhan lahan untuk pembangunan fasilitas
umum dengan kriteria SPM masih dapat terpenuhi dalam kelas lahan permukiman.
0,08 3
0,24 8. Kondisi eksisting jumlah fasilitas umum yang ada
sebagian sudah memenuhi kriteria standar pelayanan minimal terutama fasilitas pendidikan.
0,05 1
0,05
Kelemahan: 1. Kondisi eksisting lahan yang sesuai untuk
pertanian sebagian menjadi permukiman. 0,05
3 0,15
Pengem- bangan
sektor unggulan
2. Kondisi eksisting luas jalan masih dibawah standar pelayanan minimal untuk permukiman
kota 0,10
1 0,10
3. Hanya satu sektor yang berkembang menjadi sektor unggulan
0,10 2
0,20 Jumlah
1,00 2,86
Sumber: Hasil analisis, 2008
Analisis Faktor Eksternal
Hasil identifikasi faktor eksternal selanjutnya dilakukan tahap analisis faktor eksternal yakni peluang dan ancaman sebagaimana Tabel 65 berikut:
Tabel 65 Analisis faktor eksternal pengembangan wilayah Kota Metro
Faktor Eksternal Strategis Bobot
Rating Skor
Komentar Peluang:
1. Berkembangnya teknologi sistem informasi geografi SIG dalam perencanaan evaluasi
sumberdaya lahan. 0,29
4 1,16
Potensi kerjasama
dengan daerah
sekitar dalam pengemba-
ngan wilayah 2. Kebijakan pemerintah pusat tentang otonomi
daerah memberikan wewenang dalam pengembangan wilayah
0,18 2
0,36 3. Potensi kerjasama atau kemitraan dengan daerah
sekitar dalam pengembangan wilayah 0,27
3 0,81
Ancaman: 1. Perkembangan kabupatenkota lain dalam
mengembangkan sektor-sektor perekonomian menjadi sektor unggulan termasuk sektor
industri pengolahan. 0,26
1 0,26
Potensi sektor
unggulan daerah
sekitar
Jumlah 1,00
2,59
Sumber: Hasil analisis, 2008
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor eksternal yang dominan adalah perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografi SIG evaluasi sumberdaya
lahan, potensi kemitraan dengan daerah sekitar, kebijakan pemerintah pusat tentang otonomi daerah dan perekembangan sektor-sektor unggulan di daerah
lain. Perkembangan pembangunan di daerah lain dalam memacu tumbuhnya sektor-sektor unggulan dapat menjadi ancaman bagi pengembangan wilayah di
Kota Metro, karena pada saat ini hanya satu sektor saja di Kota Metro yang layak dijadikan sebagai sektor unggulan. Perkembangan faktor ini berada di luar
wilayah Kota Metro, sehingga dibutuhkan kerjasama antar wilayah terkait untuk memaksimalkan kemampuan dan meminimalkan ancaman yang dimulai sejak
penyusunan perencanaan pengembangan wilayah. Perkembangan teknologi SIG dalam evaluasi sumberdaya lahan dapat digunakan dalam pengembangan wilayah
sehingga data-data spasial evaluasi sumberdaya lahan yang dihasilkan dapat menjadi referensi perencanaan pengembangan wilayah.
Pencocokan
Langkah berikutnya adalah tahap pencocokan. Dengan menggunakan strategi silang, tahap pencocokan dengan matrik TOWS atau SWOT dalam
Analisis SWOT dihasilkan beberapa asumsi strategis sebagai bahan untuk pencapaian kemungkinan alternatif strategi pengembangan wilayah di Kota
Metro. Strategi dan hasil dari pencocokan tersebut selanjutnya dilakukan proses penetapan ”Asumsi Alternatif Strategis”. Matrik tahap pencocokan dari analisa ini
disajikan pada Tabel 66. Sesuai matrik SWOT pada Tabel 66, diperoleh berbagai asumsi alternatif
strategi yang dapat dilakukan dalam upaya pengembangan wilayah di Kota Metro yaitu:
Strategi Strenghts-Opportunities, yaitu: memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang, dengan strategi yang mungkin dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan potensi lahan permukiman dengan teknologi SIG. 2. Memanfaatan lahan belum terbangun dengan kebijakan penggunaan
lahan dalam konteks otonomi daerah. 3. Memaksimalkan penggunaan lahan untuk fasilitas umum dengan
menjalin kerjasama dengan daerah sekitar.
Strategi Weaknesses-Opportunities, yaitu: meminimalkan kelemahan untuk mencapai dan memanfaatkan peluang yang ada, dengan strategi yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengimplementasikan teknologi SIG dalam pemanfaatan kesesuaian
lahan pertanian dan jalan. 2. Meningkatkan kerjasama dengan daerah sekitar dalam menumbuhkan
sektor-sektor unggulan.
Tabel 66 Matrik SWOT strategi pengembangan wilayah Kota Metro
Faktor Internal
Faktor Eksternal S
W 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. Potensi lahan
permukiman masih luas Potensi lahan kelas
permukiman lebih luas dari lahan kelas pertanian
Kondisi eksisting lahan belum terbangun lebih
luas dari lahan terbangun Topografi relatif datar
Luas wilayah yang kecil Tingkat kepadatan
penduduk kategori sedang Ketersediaan lahan yang
luas untuk kebutuhan fasilitas umum
Kondisi eksisting jumlah fasilitas pendidikan diatas
SPM 1.
2. 3.
Kondisi eksisting lahan kelas
pertanian sebagian sudah
menjadi permukiman
Kondisi eksisting luas jalan masih
dibawah SPM permukiman kota
Hanya satu sektor yang berkembang
menjadi sektor unggulan
Alternatif Strategis SO
Alternatif Strategis WO
O 1.
2. 3.
Perkembangan teknologi SIG dalam
evaluasi sumberdaya lahan
Kebijakan otonomi daerah
Potensi kerjasama antar daerah dalam
pengembangan wilayah 1.
2. 3.
Memanfaatkan potensi lahan permukiman dengan
teknologi SIG Memanfaatan lahan
belum terbangun dengan kebijakan penggunaan
lahan dalam konteks otonomi daerah
Memaksimalkan penggunaan lahan untuk
fasilitas umum dengan menjalin kerjasama
dengan daerah sekitar 1.
2. Mengimplementa-
sikan teknologi SIG dalam
pemanfaatan kesesuaian lahan
pertanian dan jalan
Meningkatkan kerjasama dengan
daerah sekitar dalam
menumbuhkan sektor-sektor
unggulan
Asumsi Strategis ST Asumsi Strategis WT
T 1.
Perkembangan daerah sekitar dalam memacu
tumbuhnya sektor- sektor unggulan
1. Mengoptimalkan potensi
lahan belum terbangun dalam memacu
tumbuhnya sektor-sektor unggulan
1. Memanfaatkan
potensi lahan untuk
pembangunan jalan sehingga
dapat memfasilitasi
pertumbuhan sektor-sektor
unggulan
Sumber: Hasil Analisis, 2008
Strategi Strengths-Threats, yaitu: strategi yang memanfaatkan kekuatan untuk mengurangi ancaman, dengan strategi alternatif yang dapat dilakukan adalah
mengoptimalkan potensi lahan belum terbangun dalam memacu tumbuhnya sektor-sektor unggulan.
Strategi Weaknesses-Threats, yaitu: merupakan taktik untuk bertahan yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan-kelemahan internal serta menghindar dari
ancaman-ancaman lingkungan, dengan strategi alternatif yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan potensi lahan untuk pembangunan jalan sehingga dapat
memfasilitasi pertumbuhan sektor-sektor unggulan.
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH
Perumusan Strategi
Setelah dilakukan identifikasi tentang potensikekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman menggunakan Analisis SWOT dalam konteks pengembangan
wilayah maka langkah selanjutnya adalah perumusan strategi. Dimana dalam langkah ini metode yang digunakan yakni metode QSPM Quantitatif Strategic
Planning Matrix, yaitu: rancangan untuk menentukan kemenarikan relatif relative attractiveness dari tindakan strategi alternatif yang mungkin dapat
dilakukan. Berbagai faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dimasukan dalam matrik QSPM untuk selanjutnya dikombinasikan
dengan strategi-strategi dalam Tabel SWOT dengan menggunakan attractive score yang telah ditentukan. Tabel Quantitatif Strategic Planning Matrik QSPM
menunjukkan bahwa Strategi Pengembangan Wilayah di Kota Metro dapat dilakukan melalui beberapa alternatif strategi, dengan urutan strategi sebagai
berikut: Tabel 67 Urutan alternatif strategi sesuai hasil analisis QSPM
No Strategi
Total Score 1.
Memanfaatkan potensi lahan untuk pembangunan jalan 157
sehingga dapat memfasilitasi pertumbuhan sektor-sektor unggulan
2. Memanfaatkan lahan belum terbangun dengan kebijakan
156 penggunaan lahan dalam konteks otonomi daerah
3. Memaksimalkan penggunaan lahan untuk fasilitas umum
154 dengan menjalin kerjasama dengan daerah sekitar
4. Mengoptimalkan potensi lahan belum terbangun dalam
151 memacu tumbuhnya sektor-sektor unggulan
5. Memanfaatkan potensi lahan permukiman dengan
149 teknologi SIG
6. Mengimplementasikan teknologi SIG dalam pemanfaatan
146 kesesuaian lahan pertanian dan jalan
Sumber: Hasil analisis, 2008
Berdasarkan hasil urutan alternatif strategi dengan menggunakan analisis QSPM dapat dirumuskan enam langkah strategi yang merupakan strategi
pengembangan wilayan Kota Metro kaitannya dengan aspek evaluasi sumberdaya lahan. Keenam strategi tersebut mempunyai score yang berbeda-beda tergantung
hasil dari proses perhitungan QSPM. Perbedaan score tersebut menunjukkan urutan dari strategi yang telah dirumuskan. Masing-masing strategi dapat
diwujudkan dengan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat aplikasi teknis dilapangan. Kegiatan yang dirumuskan merupakan penjabaran dari masing-
masing strategi.
Strategi pertama
yang dilakukan dalam pengembangan wilayah di Kota Metro yakni dengan memanfaatkan potensi lahan untuk pembangunan jalan
sehingga dapat memfasilitasi pertumbuhan sektor-sektor unggulan. Strategi ini dapat dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yaitu:
1. Melakukan pemetaan jaringan jalan di Kota Metro dengan skala yang detil 1:20.000 atau 1:10.000 untuk memudahkan dalam
menginventarisir kondisi jalan yang ada. 2. Melakukan analisis kesesuaian lahan untuk pembangunan jalan dengan
skala lebih detil 1:20.000 sehingga dapat diketahui karakteristik dan sifat-sifat lahan secara fisik yang sesuai untuk jalan secara detil.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan jalan pada lokasi- lokasi sentra industri pengolahan sebagai sektor unggulan dan lokasi
perekonomian masyarakat yang berpotensi menjadi sektor unggulan seperti sektor: perdagangan, keuangan dan peternakan.
4. Meningkatkan kualitas pembangunan jalan pada seluruh wilayah Kota Metro.
Strategi kedua adalah memanfaatkan lahan belum terbangun dengan
kebijakan penggunaan lahan dalam konteks otonomi daerah. Adapun kegiatan- kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengidentifikasi kondisi penggunaan lahan atau landuse di Kota Metro yang up to date dengan menggunakan data-data spasial yang beresolusi
tinggi seperti Satelit Quickbird dan Ikonos agar didapatkan data landuse yang detil dan akurat.
2. Menganalisis kelas kemampuan dan kesesuaian lahan di Kota Metro untuk penggunaan lahan pertanian secara umum dan permukiman dengan
skala peta yang detil 1:25.000 atau 1:10.000. 3. Menzonasi lahan-lahan pertanian yang belum terbangun dan yang
mempunyai kelas kesesuaian lahan tinggi sebagai lahan pertanian, sedangkan lahan pertanian yang tidak sesuai kelasnya dizonasi sebagai
area permukiman dan jalan. 4. Membuat Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Perda
RTRW sebagai landasan hukum untuk tetap mempertahan lahan-lahan pertanian belum terbangun yang mempunyai kelas kesesuaian lahan
S1sangat sesuai seperti di Kelurahan Sumbersari dan Rejomulyo.
Strategi ketiga adalah memaksimalkan penggunaan lahan untuk fasilitas
umum dengan menjalin kerjasama dengan daerah sekitar. Beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam strategi ini adalah:
1. Menggunakan lahan yang mempunyai kelas kesesuaian untuk permukiman dan jalan untuk pembangunan fasilitas umum.
2. Memperbaiki sarana dan prasarana fasilitas perekonomian seperti pasar dan pusat pertokoan yang banyak dimanfaatkan oleh pedagang dari
luar daerah. 3. Melakukan kerjasama dengan Kabupaten Lampung Tengah dan
Kabupaten Lampung Timur untuk perbaikan jalan dan pembangunan pasar dalam memfasilitasi tingginya interaksi penduduk dari kedua
daerah tersebut ke Kota Metro.
Strategi keempat adalah mengoptimalkan potensi lahan belum terbangun
dalam memacu tumbuhnya sektor-sektor unggulan. Adapun kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam strategi ini adalah:
1. Membangun sarana dan prasarana penunjang aktifitas masyarakat pada sentra-sentra industri pengolahan sebagai sektor unggulan.
2. Membangun pusat-pusat perdagangan dan mengembangkan lembaga keuangan lokal untuk mempercepat sektor perdagangan dan keuangan
menjadi sektor unggulan. 3. Membangun sentra-sentra pengembangan peternakan pada lahan yang
mempunyai kesesuaian lahan peternakan untuk mempercepat menjadi sektor unggulan.
4. Melakukan kajian sektor unggulan bersama tenaga ahli dari kalangan akademisi yang mempunyai kompetensi tinggi.
Strategi kelima adalah memanfaatkan potensi lahan permukiman dengan
teknologi SIG. Beberapa kegiatan yang berkaitan dengan strategi ini antara lain: 1. Melakukan pemetaan dengan skala detil 1:20.000 untuk menzonasi
lahan-lahan pada kawasan permukiman dan menganalisis kesesuaian lahan dengan kriteria lahan bangunan, perumahan, jalan, jaringan air
minum dan lain sebagainya. 2. Membuat database Sistem Informasi Geografi SIG yang memuat data-
data spasial wilayah Kota Metro secara lebih lengkap dan detil.
Strategi keenam
adalah mengimplementasikan teknologi SIG dalam pemanfaatan kesesuaian lahan pertanian dan jalan. Beberapa kegiatan yang dapat
dilaksanakan dalam strategi ini adalah: 1. Melakukan inventarisir data di lapangan ground check tentang
kesesuaian lahan pertanian dan jalan dengan menggunakan GPS Global Positioning System.
2. Membuat jaringan database SIG open acces untuk memudahkan masyarakat dalam mendapat data spasial lahan pertanian dan jalan.
Pelaksanaan keenam strategi tersebut dapat dilakukan secara bertahap dengan melihat situasi dan konteks yang dibutuhkan. Hal yang paling mendasar
untuk melakukan evaluasi sumberdaya lahan di Kota Metro yakni dengan melakukan pemetaan potensi sumberdaya lahan dengan skala detil. Melihat luas
wilayah Kota Metro yang kecil hendaknya peta yang menjadi acuan yakni Peta Landsystem skala 1:50.000 atau bahkan 1:25.000. Peta Landsytem Kota Metro
skala detil belum tersedia saat ini, oleh sebab itu dimungkinkan untuk pembuatan peta tersebut mengingat luas wilayah Kota Metro yang kecil maka lebih mudah
untuk melakukan survey tanah dilapangan. Setelah memetakan potensi sumberdaya lahan dengan skala detil maka
dapat diketahui informasi karakteristik lahan, jenis-jenis tanah dan sifat-sifat lahan yang lebih rinci. Sehingga akan didapat informasi kelas kemampuan dan
kesesuaian lahan di Kota Metro yang lebih rinci dan akurat. Hasil dari pemetaan yang lebih detil dapat menjadi referensi langsung di lapangan. Sehingga lahan-
lahan di Kota Metro dapat dikembangkan sesuai dengan kelas dan potensi yang ada.
Penyusunan Visi dan Misi Langkah berikutnya setelah merumuskan konsep strategi pengembangan
wilayah Kota Metro, maka disusunlah suatu visi dan misi yang merupakan tujuan yang akan dicapai dari konsep strategi tersebut atau dengan kata lain strategi
merupakan penjabaran dari visi dan misi. Visi merupakan pandangan ideal tentang masa depan yang ingin diwujudkan dan mempunyai potensi dalam
mewujudkannya, sedangkan misi merupakan amanat yang diemban dalam mewujudkan visi. Sedangkan strategi merupakan rangkaian konsep yang berisi
langkah-langkah atau cara-cara untuk mewujudkan visi dan misi Renstra Kota Metro, 2005.
Setelah mengidentifikasi dari konsep strategi pengembangan wilayah tersebut maka disusunlah visi dan misi yang sesuai dengan konteks rumusan
strategi tersebut. Maka dapat dinyatakan visi yang akan dicapai dalam strategi pengembangan wilayah kaitannya dengan aspek evaluasi sumberdaya lahan
adalah: “Terwujudnya pengembangan wilayah dengan mengembangkan sektor-
sektor unggulan yang didukung potensi sumberdaya lahan”. Adapun misi yang terkandung dalam visi tersebut adalah:
1. Mengembangkan sektor-sektor pekonomian menjadi sektor-sektor unggulan sebagai dasar pengembangan wilayah.
2. Memaksimalkan potensi sumberdaya lahan untuk menunjang sektor- sektor unggulan.
Berdasarkan kedua misi tersebut diatas maka konsep strategi yang telah dirumuskan sebelumnya sesuai dengan misi nomor 2 dua, dimana strategi yang
telah dirumuskan tersebut berkaitan dengan potensi sumberdaya lahan.
Arahan Pengembangan Wilayah
Arahan pengembangan wilayah Kota Metro dilakukan dengan menganalisis kelas kesesuaian lahan dan penggunaan lahannya. Prosesnya dengan melakukan
overlay Peta kesesuaian lahan dengan Peta penggunaan lahan yang ada. Hasil dari analisis peta tersebut menunjukkan kawasan pertanian diarahkan pada lahan kelas
S1, S2 dan S3 hal tersebut didasarkan atas kondisi eksiting penggunaan lahan lebih banyak masih berbentuk belukar rawa, kebun campuran, pertanian lahan
kering dan sawah. Terdapat lahan seluas 95,90 Ha lahan kelas S1, lahan seluas 349,18 Ha dan 2.091,88 Ha lahan kelas S3 yang diarahkan untuk dipertahankan
menjadi lahan pertanian. Upaya meningkatkan kelas kesesuian dari kelas S3 menjadi kelas S2 untuk
pengembangan padi dan jagung, dapat dilakukan dengan minimalisir faktor pembatas media perakaran r, retensi hara f dapat dengan cara pemberian input
atau dilakukan pengelolaan dengan pemupukan, pengaturan sistem tata air, dan pengaturan sistem drainase. Namun demikian untuk beberapa tingkat pengelolaan
yang sedang-tinggi yang membutuhkan biaya yang besar seperti pengaturan sistem tata air dan pembuatan saluran drainase dibutuhkan intervensi pemerintah
untuk pengelolaannya, sedangkan untuk pengadaan input berupa pemupukan dapat difasilitasi masyarakat melalui kemitraan dengan swasta. Pada kawasan
pertanian dapat juga diarahkan untuk menumbuhkembangkan menjadi sektor unggulan. Sektor pertanian dalam hal ini subsektor bahan makanan dan subsektor
peternakan mempunyai potensi dikembangkan sebagai sektor unggulan. Lahan- lahan belum terbangun yang berada pada Kelurahan Margodadi, Rejomulyo,
Margodadi, Sumbersari Bantul dan sebagian Tejosari layak dipertahankan untuk tetap menjadi lahan pertanian dalam Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
RTRW Kota Metro. Kawasan permukiman kondisi eksisting penggunaan lahan lebih variatif
dengan dominasi penggunaan lahannya adalah kebun campuran dan permukiman
masing-masing seluas 2.268,75 Ha dan 2.271,48 Ha. Pada lahan kebun campuran diarahkan untuk pengembangan permukiman karena termasuk kelas Baik untuk
lahan permukiman, hal itu sangat sesuai apabila lahan tersebut diarahkan untuk permukiman.
Lahan-lahan yang diarahkan sebagai kawasan permukiman selain menyediakan lahan untuk jalan juga akan menjadi lokasi pengembangan sektor-
sektor unggulan. Pembangunan sentra-sentra industri pengolahan, pusat-pusat perdagangan, dan pembangunan sarana prasarana sektor keuangan dan jasa
merupakan upaya untuk menumbuhkembangkan sektor unggulan di Kota Metro. Lahan-lahan yang berada pada Kelurahan Imopuro, Hadimulyo Barat, Hadimulyo
Timur, Ganjarasri, Ganjaragung dan sebagainya layak dikembangkan kawasan permukimaan perumahan, pertokoan, perkantoran, jalan dll untuk mendukung
sektor industri pengolahan sebagai sektor unggulan. Secara lebih rinci luas arahan lahan dalam strategi pengembangan wilayah Kota Metro terdapat dalam Tabel 68.
Tabel 68 Luas arahan pengembangan wilayah Kota Metro Kondisi Eksisting lahan
Kawasan Pertanian Ha
Kawasan Permukiman Ha
Belukar rawa Permukiman
Kebun campuran Pertanian lahan kering
Lahan terbuka Sawah
49,49 -
1.906,68 378,60
50,94 151,25
- 2.271,48
2.268,75 -
- -
Jumlah 2536,96
4.540,23
Sumber : Hasil analisis, 2008
Gambar 19 Peta arahan pengembangan wilayah Kota Metro
125 Tabel 69 Matrik quantitatif strategic planning matrix QSPM strategi pengembangan wilayah Kota Metro
Alternatif Strategi Faktor Utama
Rating Potensi lahan
Permukiman Kebijakan
penggunan lahan Kerjasama
antar daerah Implementasi
SIG Potensi lahan untuk
sektor unggulan Pembangunan
jalan AS
TAS AS
TAS AS
TAS AS
TAS AS
TAS AS
TAS OPPORTUNITIES O
1 Berkembangnya teknologi sistem informasi geografi
4 4
16 4
16 4
16 4
12 4
16 4
16 SIG dalam evaluasi sumberdaya lahan
2 Kebijakan otonomi daerah
2 2
4 4
8 3
6 4
8 4
8 3
8 3
Potensi kerjasama antar daerah dalam pengembangan 3
4 12
4 12
4 12
4 8
3 9
4 12
wilayah
THREATS T
1 Perkembangan daerah sekitar dalam memacu tumbuhnya
1 3
3 2
2 4
4 2
2 4
4 4
4 Sektor-sektor unggulan
STRENGTS S
1 Potensi kelas lahan permukiman masih luas
4 4
16 4
16 4
16 4
16 4
16 4
16 2
Potensi lahan kelas permukiman lebih luas dari potensi 2
4 8
4 8
4 8
4 8
4 8
4 8
lahan kelas pertanian 3
Kondisi eksisting lahan belum terbangun lebih luas dari 3
4 12
4 12
4 12
4 12
4 12
4 12
Lahan belum terbangun 4
Topografi yang relatif datar 4
4 16
4 16
4 16
4 16
3 12
4 16
5 Luas wilayah yang kecil
3 2
6 4
12 4
12 4
12 4
12 3
9 6
Tingkat kepadatan penduduk yang sedang 4
4 16
4 16
3 12
4 16
4 16
4 16
7 Ketersediaan lahan yang luas untuk kebutuhan fasilitas
3 4
12 4
12 4
12 4
12 4
12 4
12 umum kriteria standar pelayanan minimal SPM
8 Kondisi eksisting jumlah fasilitas pendidikan diatas SPM
1 4
4 4
4 4
4 4
4 2
2 4
4
126
WEAKNESS W
1 Kondisi eksisting lahan kelas pertanian sebagian sudah
3 4
12 4
12 4
12 4
12 4
12 4
12 menjadi permukiman
2 Kondisi eksisting luas jalan masih dibawah SPM
1 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 3
Hanya satu sektor yang berkembang menjadi sektor unggu- 2
4 8
3 6
4 8
2 4
4 8
4 8
lan
Total Score
149 156
154 146
151 157
Sumber : Hasil Analisis, 2008
Keterangan nilai AS Attractiveness Score : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = secara logis menarik, 4 = sangat menarik
TAS Total Attractivenes Score = Rating x AS
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan serta dengan memperhatikan kaitannya dengan tujuan penelitian maka dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1. Secara umum berdasarkan evaluasi sumberdaya lahan di Kota Metro
menunjukkan sebagian besar lahan termasuk dalam kemampuan lahan kelas II Pertanian intensif. Hasil analisis kesesuaian lahan untuk
tanaman padi sawah, jagung dan peternakan menunjukkan sebagian besar berada pada kelas S3 sesuai marjinal. Sedangkan kesesuaian lahan
untuk permukiman dan jalan menunjukkan sebagian besar lahan kelas Baik.
2. Hasil analisis skalogram menunjukkan di Kota Metro terdapat dua kelurahan yang berada pada hirarki satu, sembilan kelurahan berada pada
hirarki dua dan sebelas kelurahan pada hirarki tiga. 3. Berdasarkan hasil analisis proyeksi penduduk dan perhitungan kebutuhan
lahan standar pelayanan minimal SPM permukiman kota masih tersedia lahan untuk pengembangan fasilitas publik.
4. Sektor industri pengolahan layak dijadikan sebagai sektor unggulan dalam pengembangan wilayah di Kota Metro berdasarkan hasil analisis
Location Quotient LQ, Analisis Shift Share dan Analisis Tabel Input- Output. Sedangkan sektor perdagangan, sektor keuangan, sektor jasa,
sektor pertanian subsektor peternakan mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi sektor unggulan.
5. Berdasarkan analisis Strengths Weaknesses Opportunitie Threats SWOT dan metode Quantitatif Strategic Planning Matrix QSPM
dapat dirumuskan enam strategi pengembangan wilayah Kota Metro berbasis evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan, yaitu: strategi
pertama adalah memanfaatkan potensi lahan untuk pembangunan jalan sehingga dapat memfasilitasi pertumbuhan sektor-sektor unggulan,
strategi kedua adalah memanfaatkan lahan belum terbangun dengan
kebijakan penggunaan lahan dalam konteks otonomi daerah, strategi ketiga adalah memaksimalkan penggunaan lahan untuk fasilitas umum
dengan menjalin kerjasama dengan daerah sekitar, strategi keempat adalah mengoptimalkan potensi lahan belum terbangun dalam memacu
tumbuhnya sektor-sektor unggulan, strategi kelima adalah memanfaatkan potensi lahan permukiman dengan teknologi SIG dan strategi keenam
adalah mengimplementasikan teknologi SIG dalam pemanfaatan kesesuaian lahan pertanian dan jalan
Saran
Berdasarkan hasil penelitian Strategi Pengembangan Wilayah Kota Metro Kaitannya dengan Aspek Evaluasi Sumberdaya Lahan dapat diuraikan beberapa
saran sebagai berikut: 1. Hasil pemetaan evaluasi sumberdaya lahan ini masih bersifat umum
generalisasi karena proses analisis menggunakan Peta Landsystem skala tinjau, untuk proses implementasi evaluasi sumberdaya lahan di
lapangan perlu analisis lanjutan dan survey lapangan dengan peta yang lebih detil untuk mendapatkan ketajaman dan keakuratan hasil analisis.
2. Pembangunan sarana dan parasarana wilayah perlu memperhatikan hirarki wilayah yang ada untuk pemerataan sebaran fasilitas publik.
3. Kelengkapan dan keakuratan data-data informasi spasial di Kota Metro masih terbatas perlu adanya terobosan dalam Teknologi Sistem Informasi
Geografi SIG untuk mengantisipasi kekurangan tersebut. 4. Penentuan sektor unggulan di Kota Metro dapat ditindaklanjuti dengan
membuat Tabel Input-Output menggunakan metode survei untuk mendapatkan sektor unggulan yang akurat dan rinci. Sehingga strategi
pengembangan wilayah dapat memprioritaskan untuk menggerakkan sektor unggulan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Metro. 2001. Rencana Umum Tata Ruang Kota Metro 2001-2010. Metro: Bappeda
Kota Metro Provinsi Lampung. .2005. Masterplan Pengembangan Kawasan Agropolitan Kecamatan
Metro Selatan. Metro: Bappeda Kota Metro Provinsi Lampung. .2006. Database Infrastruktur 2006. Metro: Bappeda Kota Metro
Provinsi Lampung. .2007. Selayang Pandang Kota Metro Tahun 2007. Metro: Bappeda
Kota Metro Provinsi Lampung. .2007. Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Metro 2001-2010.
Metro: Bappeda Kota Metro Provinsi Lampung. [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Lampung. 2007.
Tabel Input-Output Provinsi Lampung. Bandar Lampung: Bappeda Provinsi Lampung.
.2007. Analisis Input-Output Provinsi Lampung. Bandar Lampung: Bappeda Provinsi Lampung.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Metro. 2003. Produk Domestik Regional Bruto Kota Metro 1999-2002. Metro: Kerjasama Bappeda Kota Metro
dengan BPS Kota Metro Provinsi Lampung. . 2006. Kota Metro Dalam Angka Tahun 2006. Metro: Kerjasama
Bappeda Kota Metro dengan BPS Kota Metro Provinsi Lampung. . 2007. Kota Metro Dalam Angka Tahun 2007. Metro: Kerjasama
Bappeda Kota Metro dengan BPS Kota Metro Provinsi Lampung. .2007. Produk Domestik Regional Bruto Kota Metro 2000-2006.
Metro: Kerjasama Bappeda Kota Metro dengan BPS Kota Metro Provinsi Lampung.
. 2007. Kecamatan Metro Pusat Dalam Angka Tahun 2007. Metro: Kerjasama Bappeda Kota Metro dengan BPS Kota Metro Provinsi
Lampung. . 2007. Kecamatan Metro Utara Dalam Angka Tahun 2007. Metro:
Kerjasama Bappeda Kota Metro dengan BPS Kota Metro Provinsi Lampung.
. 2007. Kecamatan Metro Timur Dalam Angka Tahun 2007. Metro: Kerjasama Bappeda Kota Metro dengan BPS Kota Metro Provinsi
Lampung. . 2007. Kecamatan Metro Barat Dalam Angka Tahun 2007. Metro:
Kerjasama Bappeda Kota Metro dengan BPS Kota Metro Provinsi Lampung.
. 2007. Kecamatan Metro Selatan Dalam Angka Tahun 2007. Metro: Kerjasama Bappeda Kota Metro dengan BPS Kota Metro Provinsi
Lampung. [BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2004. Produk Domestik Regional
Bruto Provinsi Lampung 2000-2003. Bandar Lampung: BPS Provinsi Lampung.
.2007. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Lampung 2001- 2006. Bandar Lampung: BPS Provinsi Lampung.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2000. Kerangka Teori dan Analisis: Tabel Input- Output. Jakarta: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.
.2007. Tinjauan Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2001-2006. Jakarta: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.
Barus B, Wiradisastra US, 2000. Sistem Informasi Geografi: Sarana Manajemen Sumberdaya. Bogor: Laboratorium Inderaja dan Kartografi Jurusan
Tanah Fakultas Pertanian IPB. Baja S. 2002. Aplikasi Sistem Informasi Geografi dan Analytic Hierarchy Process
dalam Studi Alokasi dan Optimasi Penggunaan Lahan Pertanian. Warta Informatika Pertanian.
Dai FC, Lee CF, Zhang XH. 2001. GIS-based geo-environmental evaluation for land-use planning: a case study. http: www.elsevier.com [18 Nov
2008]. Dai J et al. 1989. Buku Keterangan Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar
Tanjungkarang, Sumatera [Lembar 1110]. Bogor: Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Departeman Pertanian Republik Indonesia.
[Dep PU] Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan
Permukiman dan Pekerjaan Umum dan Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota. http: www.pu.go.id [18 Nov 2008].
Djaenudin D, Marwan H, Subagjo H, Hidayat A. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Bogor: Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat Departeman Pertanian Republik Indonesia. [Diperta] Dinas Pertanian Kota Metro. 2007. Pertanian Dalam Angka. Metro:
Dinas Pertanian Kota Metro Provinsi Lampung. [FAO] Food and Agriculture Organization. 1976. A Framework for Land
Evaluation. Rome: FAO Soils Bulletin No.32. Hadi S. 2008. Bahan Ajar Mata Kuliah Ekonomi Wilayah. Bogor: Departemen
Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB. Hardjowigeno S, Widiatmaka, 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan
Perencanaan Tataguna Lahan. Bogor: Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB.
Hastuti HI. 2001. Model pengembangan wilayah dengan pendekatan agropolitan Studi kasus Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah [Tesis]. Bogor:
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Hendranata A. 2002. Model input-output ekonometrika Indonesia dan aplikasinya
untuk analisis dampak ekonomi. [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Iskandarini. 2002. Analisis Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Kusumawati D. 2005. Keterkaitan sektor unggulan dan karakteristik tipologi wilayah dalam pengembangan kawasan strategis studi kasus kawasan
kedungsapur Jawa Tengah [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Mougeot LJA, 2005. Agropolis: The Social, Political and Environmental Dimensions of Urban Agriculture. International Development
Reasearch Centre. http: www.earthscan.co.uk [18 Nov 2008]. Panuju DR, Rustiadi E, 2005. Dasar-Dasar Perencanaan Wilayah, Bogor:
Laboratorium Perencanaan Pengembangan Wilayah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB.
Pribadi DO. 2005. Pembangunan kawasan agropolitan melalui pengembangan kota-kota kecil menengah, peningkatan efisiensi pasar perdesaan dan
penguatan akses masyarakat terhadap lahan. [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rahman H. 2003. Dasar Penetapan Komoditas Unggulan Nasional di Tingkat Provinsi. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi
Pertanian. Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2007. Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah. Bogor: Laboratorium Perencanaan Pengembangan Wilayah Departemen ITSL Fakultas Pertanian IPB.
Sari DR. 2008. Pemodelan multi-kriteria untuk pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan di Kabupaten Lampung Timur [Tesis]. Bogor:
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Sanudin. 2006. Analisis dan strategi pemanfaatan ruang di Kabupaten Ciamis
Jawa Barat [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Sitorus S. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bogor: Laboratorium Perencanaan Pengembangan Wilayah Departemen ITSL Fakultas Pertanian IPB.
Sutomo B. 2008. Studi pengembangan kota terpadu mandiri KTM berbasis potensi agribisnis masyarakat dan kawasan di Kawasan Transmigrasi
Mesuji Kabupaten Tulang Bawang [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Tarigan R. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah: Edisi Revisi Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Utami NW.
2008. Strategi
pengembangan manggis
di Kabupaten
SawahluntoSijunjung Sumatera Barat [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
133 Lampiran 1 Hasil analisis skalogram data podes Kota Metro Tahun 2006
Nama Kecamatan Nama Kelurahan
Jarak Dari
desa ke Ibu
Kota Kabupa
ten km
Jarak Dari desa
ke Ibu Kota
Kabupate nKota
lain terdekat
km Jarak
Dari desa ke
Ibu Kota
Kecam atan
km
Jika Jumlah SMU dan yang
sederajat Negeri dan
Swasta tidak ada, maka
jarak ke sekolah
terdekat Km Jika Jumlah
SMK Negeri dan Swasta
tidak ada, maka jarak
ke sekolah
terdekat Km
Jika Jumlah SLTP dan
yang sederajat
Negeri dan Swasta tidak
ada, maka jarak ke
sekolah
terdekat Km
Jika Rumah
Sakit Bersalin
Tidak Ada, maka Jarak
dari DesaKelur
ahan ke Sarana
Kesehatan Km
Jika Rumah
Sakit Tidak Ada, maka
Jarak dari DesaKelur
ahan ke Sarana
Kesehatan Km
Jika Puskesmas
Tidak Ada, maka Jarak
dari DesaKelurah
an ke Sarana Kesehatan
Km Jika
PoliklinikBalai Pengobatan
Tidak Ada, maka Jarak dari
DesaKelurahan ke Sarana
Kesehatan Km
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
METRO BARAT MULYOJATI
1,00 1,12
1,86 2,04
2,29 2,27
2,44 0,27
0,81 2,11
METRO PUSAT IMOPURO
3,54 0,25
1,86 2,04
0,53 2,27
2,44 0,59
1,79 0,03
METRO SELATAN REJOMULYO
0,00 0,00
3,28 0,10
0,10 2,27
0,00 0,00
0,81 0,00
METRO SELATAN SUMBERSARI
0,00 0,00
0,80 0,10
0,10 0,10
0,00 0,00
2,52 0,00
METRO BARAT GANJAR AGUNG
1,00 1,82
0,80 0,30
2,29 0,42
0,23 0,27
2,52 0,02
METRO SELATAN MARGOREJO
0,49 0,52
0,27 2,04
2,29 2,27
0,07 0,08
0,33 0,01
METRO BARAT GANJAR ASRI
0,68 1,12
0,44 2,04
2,29 2,27
0,14 2,94
0,81 2,11
METRO TIMUR YOSOREJO
1,00 1,82
0,09 2,04
0,05 2,27
0,14 0,10
0,33 0,01
METRO PUSAT METRO
3,54 0,25
1,86 2,04
0,24 2,27
0,49 2,94
2,52 2,11
METRO UTARA BANJAR SARI
0,20 1,82
3,28 2,04
0,02 2,27
2,44 0,02
2,52 0,00
METRO TIMUR IRING MULYO
1,63 1,82
0,80 2,04
2,29 2,27
2,44 0,27
2,52 0,02
METRO BARAT MULYOSARI
0,36 1,46
0,16 2,04
0,24 2,27
0,23 0,11
0,33 0,02
METRO TIMUR TEJO SARI
0,11 4,16
0,09 2,04
0,01 2,27
0,05 0,02
0,16 0,01
METRO SELATAN MARGODADI
0,11 0,25
1,86 0,10
0,10 0,10
0,02 0,02
0,81 0,00
METRO UTARA PURWOASRI
0,05 1,82
0,00 0,03
0,01 2,27
0,00 0,00
0,05 0,00
METRO UTARA KARANG REJO
0,11 0,25
0,00 0,00
0,00 2,27
0,01 0,01
0,00 0,00
METRO TIMUR YOSODADI
0,68 1,82
0,27 2,04
0,24 0,42
0,23 2,94
1,79 0,03
METRO PUSAT HADIMULYO TIMUR
0,68 0,25
0,27 0,00
0,02 0,00
0,05 0,06
0,16 2,11
METRO PUSAT YOSOMULYO
0,68 0,25
0,27 0,10
0,10 0,10
0,09 0,11
2,52 2,11
METRO TIMUR TEJO AGUNG
0,36 0,25
0,27 0,10
0,10 0,10
0,09 0,06
0,33 2,11
METRO UTARA PURWOSARI
0,20 1,29
0,44 0,03
0,00 2,27
2,44 0,02
0,23 0,00
METRO PUSAT HADIMULYO BARAT
1,63 0,25
0,80 2,04
2,29 2,27
0,23 0,27
1,79 2,11
JUMLAH 18,05
22,58 19,76
25,39 15,63
35,27 14,23
11,11 25,66
14,90 JUMLAH JENIS
20,00 20,00
20,00 20,00
20,00 21,00
20,00 20,00
21,00 20,00
RATAAN 0,82
1,03 0,90
1,15 0,71
1,60 0,65
0,50 1,17
0,68 STANDAR DEVIASI
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
134 Lampiran 1 lanjutan
Nama Kecamatan Nama Kelurahan
Jika Puskesmas
Pembantu Tidak Ada,
maka Jarak dari
DesaKelura han ke
Sarana Kesehatan
Km Jika Tempat
Prakter Dokter
Tidak Ada, maka Jarak
dari DesaKelura
han ke Sarana
Kesehatan Km
Jika Tempat Prakter Bidan
Tidak Ada, maka Jarak
dari DesaKeluraha
n ke Sarana Kesehatan
Km Jika Polindes
Tidak Ada, maka Jarak
dari DesaKeluraha
n ke Sarana Kesehatan
Km Jika Apotik
Tidak Ada, maka Jarak
dari DesaKeluraha
n ke Sarana Kesehatan
Km Jika Toko
Khusus ObatJamu
Tidak Ada,
maka Jarak dari
DesaKeluraha n ke Sarana
Kesehatan Km
Jika desakelura
han ini tidak ada Gedung
Bioskop, maka jarak
ke gedung bioskop
terdekat
km Jika
desakelura han ini tidak
ada Pubdiskoti
tempat karaoke,
maka jarak ke
Pubdiskoti tempat
karaoke terdekat
km Jika
Kelompok pertokoan
Tidak Ada, Maka Jarak
ke kelompok
pertokoan terdekat
Km Jika
Bangunan pasar
permanen semi
permanen Tidak Ada,
maka Jarak ke pasar terdekat
Km Jarak
terdekat Pos polisi
Km
1 2
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 METRO BARAT MULYOJATI
2,35 2,26
0,00 0,03
0,09 2,40
0,20 0,00
2,34 0,72
2,17 METRO PUSAT IMOPURO
1,56 2,26
3,42 0,05
2,25 2,40
3,49 0,02
2,34 2,49
2,17 METRO SELATAN REJOMULYO
2,35 2,26
0,91 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,30 0,32
2,17 METRO SELATAN SUMBERSARI
0,00 2,26
3,42 0,01
0,00 0,00
0,00 0,00
2,34 2,49
2,17 METRO BARAT GANJAR AGUNG
0,52 2,26
3,42 0,03
0,21 0,09
0,20 0,00
0,18 2,49
0,28 METRO SELATAN MARGOREJO
0,52 0,26
3,42 0,01
0,06 0,07
0,10 0,00
2,34 2,49
0,63 METRO BARAT GANJAR ASRI
0,52 0,16
3,42 0,05
2,25 0,13
0,33 0,00
0,18 0,19
0,16 METRO TIMUR YOSOREJO
2,35 2,26
3,42 0,01
2,25 2,40
0,14 4,70
0,18 0,19
0,11 METRO PUSAT METRO
0,52 2,26
3,42 0,00
2,25 2,40
3,49 0,02
2,34 2,49
2,17 METRO UTARA BANJAR SARI
0,00 2,26
3,42 0,00
0,01 0,03
0,02 0,01
2,34 0,02
0,05 METRO TIMUR IRING MULYO
0,52 2,26
3,42 0,03
2,25 0,22
0,33 0,07
0,30 0,32
0,16 METRO BARAT MULYOSARI
0,00 0,10
0,91 0,01
0,05 0,05
0,07 0,00
0,05 0,12
0,05 METRO TIMUR TEJO SARI
0,52 0,26
3,42 0,03
0,01 0,02
0,02 0,02
0,00 0,00
2,17 METRO SELATAN MARGODADI
0,52 0,26
3,42 0,00
0,01 0,02
0,02 0,00
0,11 0,12
0,11 METRO UTARA PURWOASRI
0,17 2,26
3,42 0,00
0,01 0,01
0,01 0,01
0,30 0,32
0,00 METRO UTARA KARANG REJO
2,35 0,00
3,42 0,00
0,01 0,01
0,01 0,01
0,11 0,12
2,17 METRO TIMUR YOSODADI
0,52 2,26
3,42 0,01
0,21 2,40
0,20 0,07
0,18 0,19
0,11 METRO PUSAT HADIMULYO TIMUR
2,35 0,10
3,42 3,41
0,09 0,09
0,14 0,02
0,11 0,12
0,28 METRO PUSAT YOSOMULYO
0,00 2,26
3,42 0,01
0,09 0,09
0,14 0,02
0,11 0,12
0,11 METRO TIMUR TEJO AGUNG
2,35 2,26
3,42 0,01
0,05 0,05
0,04 0,02
0,02 0,02
0,11 METRO UTARA PURWOSARI
2,35 2,26
3,42 0,01
0,03 0,03
0,02 0,01
0,02 0,02
0,05 METRO PUSAT HADIMULYO BARAT
2,35 2,26
3,42 3,41
2,25 0,48
0,33 0,02
0,30 0,32
2,17 JUMLAH
24,68 35,03
66,71 7,11
14,38 13,37
9,31 5,02
16,47 15,66
19,57 JUMLAH JENIS
18,00 21,00
21,00 19,00
20,00 21,00
20,00 20,00
21,00 21,00
21,00 RATAAN
1,12 1,59
3,03 0,32
0,65 0,61
0,42 0,23
0,75 0,71
0,89 STANDAR DEVIASI
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00
135 Lampiran 1 lanjutan
Nama Kecamatan Nama Kelurahan
Jika Kantor PosPos
PembantuRu mah Pos Tidak
ada, maka jarak ke
Kantor Pos terdekat km
Jumlah TK Negeri
Unit Jumlah TK
Swasta Unit
Jumlah SD dan yang
sederajat
Negeri Unit Jumlah SD
dan yang sederajat
Swasta Unit Jumlah SLTP
dan yang sederajat
Negeri unit Jumlah SLTP
dan yang sederajat
Swasta Unit Jumlah
SMU dan yang
sederajat Negeri
unit Jumlah
SMU dan yang
sederajat Swasta
Unit Jumlah
SMK Negeri unit
Jumlah SMK
Swasta Unit
1 2
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 METRO BARAT MULYOJATI
0,39 0,00
2,27 3,21
0,00 0,00
3,18 0,00
3,77 0,00
2,43 METRO PUSAT IMOPURO
3,55 0,00
1,58 0,00
2,40 0,00
0,74 0,00
0,88 0,00
0,00 METRO SELATAN REJOMULYO
0,16 0,00
2,73 3,86
0,00 2,26
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 METRO SELATAN SUMBERSARI
0,39 0,00
3,74 2,36
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 METRO BARAT GANJAR AGUNG
0,24 0,00
0,91 1,72
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,96 METRO SELATAN MARGOREJO
3,55 0,00
1,22 1,15
0,00 0,00
1,71 0,00
2,03 0,00
2,62 METRO BARAT GANJAR ASRI
0,39 0,00
3,55 1,34
3,23 0,00
1,99 0,00
2,36 3,11
3,05 METRO TIMUR YOSOREJO
0,24 0,00
1,41 0,66
0,00 2,33
0,00 2,51
0,00 0,00
0,00 METRO PUSAT METRO
0,86 0,00
1,14 2,15
1,73 1,26
1,06 0,00
1,26 0,00
0,00 METRO UTARA BANJAR SARI
0,04 0,00
1,19 1,68
1,35 0,98
0,00 1,06
0,00 0,00
0,00 METRO TIMUR IRING MULYO
0,39 0,00
0,84 1,18
0,00 1,38
1,17 0,00
0,69 3,66
0,90 METRO BARAT MULYOSARI
0,08 0,00
1,30 2,46
0,00 2,16
0,00 2,33
0,00 0,00
0,00 METRO TIMUR TEJO SARI
0,02 0,00
1,89 3,58
0,00 3,14
2,65 3,39
0,00 0,00
0,00 METRO SELATAN MARGODADI
0,16 0,00
2,84 2,68
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 METRO UTARA PURWOASRI
0,00 0,00
1,42 1,34
0,00 0,00
1,98 0,00
0,00 0,00
0,00 METRO UTARA KARANG REJO
0,02 0,00
2,02 1,91
0,00 1,12
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 METRO TIMUR YOSODADI
0,24 4,46
0,00 2,13
0,00 0,00
0,00 1,34
0,00 0,00
0,00 METRO PUSAT HADIMULYO TIMUR
0,16 0,00
0,67 0,63
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 METRO PUSAT YOSOMULYO
0,16 1,67
1,13 1,60
1,28 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 METRO TIMUR TEJO AGUNG
0,04 0,00
0,00 1,03
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 METRO UTARA PURWOSARI
0,04 0,00
1,00 0,94
2,27 0,00
1,40 0,00
0,00 0,00
0,00 METRO PUSAT HADIMULYO BARAT
0,39 0,00
0,64 0,61
0,00 0,00
0,45 0,00
0,53 0,00
0,69 JUMLAH
11,48 6,14
33,48 38,20
12,27 14,62
16,32 10,63
11,53 6,77
11,64 JUMLAH JENIS
21,00 2,00
20,00 21,00
6,00 8,00
10,00 5,00
7,00 2,00
6,00 RATAAN
0,52 0,28
1,52 1,74
0,56 0,66
0,74 0,48
0,52 0,31
0,53 STANDAR DEVIASI
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00
136 Lampiran 1 lanjutan
Nama Kecamatan Nama Kelurahan
Jumlah AkademiPT
dan yang sederajat
Negeri unit Jumlah
AkademiPT dan yang
sederajat
Swasta Unit
Jumlah Sekolah
Luar BIasa Negeri unit
Jumlah Sekolah
Luar Biasa
Swasta Unit
Jumlah Pondok
Pesantren Madrasah
Diniyah Swasta
unit Jumlah
Lembaga pendidikan
keterampilan Tata
bukuakuntan si yang
berada di desakeluraha
n ini unit Jumlah
Lembaga pendidikan
keterampilan Komputer yang
berada di desakelurahan
ini unit Jumlah
Lembaga pendidikan
keterampilan Menjahittata
busana yang
berada di desakeluraha
n ini unit Jumlah
Lembaga pendidikan
keterampilan Kecantikan
yang berada di
desakeluraha n ini unit
Jumlah Lembaga
pendidikan keterampila
n Montir mobilmotor
yang berada
di desakelura
han ini unit
Jumlah Lembaga
pendidikan keterampilan
Elektronik yang berada
di desakelurah
an ini unit 1
2 35
36 37
38 39
40 41
42 43
44 45
METRO BARAT MULYOJATI 0,00
1,93 0,00
0,00 3,41
0,00 0,00
0,00 0,00
3,85 0,00
METRO PUSAT IMOPURO 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 3,87
0,00 2,11
0,00 0,00
METRO SELATAN REJOMULYO 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
METRO SELATAN SUMBERSARI 0,00
0,00 4,69
0,00 0,00
0,00 0,00
2,67 0,00
0,00 2,91
METRO BARAT GANJAR AGUNG 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,55 0,00
METRO SELATAN MARGOREJO 0,00
4,15 0,00
4,19 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
METRO BARAT GANJAR ASRI 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
2,41 3,31
METRO TIMUR YOSOREJO 0,00
0,00 0,00
0,00 1,05
0,00 0,00
1,50 2,81
0,00 0,00
METRO PUSAT METRO 0,00
0,65 0,00
0,00 0,57
0,00 1,85
0,81 2,27
0,00 0,00
METRO UTARA BANJAR SARI 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,27 1,19
1,01 1,38
METRO TIMUR IRING MULYO 4,69
0,71 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,79 1,67
0,00 1,95
METRO BARAT MULYOSARI 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
METRO TIMUR TEJO SARI 0,00
0,00 0,00
0,00 2,84
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
METRO SELATAN MARGODADI 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
3,03 0,00
0,00 0,00
METRO UTARA PURWOASRI 0,00
0,00 0,00
0,00 2,13
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
METRO UTARA KARANG REJO 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,44 1,35
0,00 0,00
METRO TIMUR YOSODADI 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,27 0,00
METRO PUSAT HADIMULYO TIMUR 0,00
0,00 0,00
2,31 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
METRO PUSAT YOSOMULYO 0,00
0,00 0,00
0,00 0,85
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
METRO TIMUR TEJO AGUNG 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
2,32 2,17
0,00 0,00
METRO UTARA PURWOSARI 0,00
1,70 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
METRO PUSAT HADIMULYO BARAT 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
4,69 2,35
0,69 1,92
0,00 0,00
JUMLAH 4,69
9,14 4,69
6,50 10,84
4,69 8,08
15,51 15,48
10,08 9,56
JUMLAH JENIS 1,00
5,00 1,00
2,00 6,00
1,00 3,00
9,00 8,00
5,00 4,00
RATAAN 0,21
0,42 0,21
0,30 0,49
0,21 0,37
0,71 0,70
0,46 0,43
STANDAR DEVIASI 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
137 Lampiran 1 lanjutan
Nama Kecamatan Nama Kelurahan
Jumlah Lembaga
pendidikan keterampilan
Lainnya yang berada di
desakeluraha n ini unit
Jumlah Rumah
Sakit Unit Jumlah
Rumah Sakit
Bersalin Unit
Jumlah Poliklinik
Balai Pengobatan
Unit Jumlah
Puskesmas Unit
Jumlah Puskesmas
Pembantu Unit
Jumlah Tempat Praktek Dokter
Unit Jumlah
Tempat Praktek
Bidan Unit
Jumlah PosyanduU
nit Jumlah
Polindes Unit
Jumlah Apotik
Unit 1
2 46
47 48
49 50
51 52
53 54
55 56
METRO BARAT MULYOJATI 0,00
0,00 4,17
2,09 0,00
2,42 0,98
0,00 3,71
0,00 0,00
METRO PUSAT IMOPURO 0,00
0,00 0,97
0,00 0,00
0,00 0,45
0,44 1,12
0,00 3,28
METRO SELATAN REJOMULYO 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
2,90 1,17
0,00 3,71
0,00 0,00
METRO SELATAN SUMBERSARI 0,00
0,00 0,00
0,00 3,54
0,00 2,15
1,03 3,35
0,00 0,00
METRO BARAT GANJAR AGUNG 4,69
0,00 0,00
0,00 2,59
0,00 3,14
0,76 2,31
0,00 0,00
METRO SELATAN MARGOREJO 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
4,05 2,51
0,00 0,00
METRO BARAT GANJAR ASRI 0,00
3,16 0,00
3,91 0,00
0,00 0,00
1,18 3,01
0,00 0,88
METRO TIMUR YOSOREJO 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,50 1,82
1,75 3,41
0,00 2,62
METRO PUSAT METRO 0,00
1,69 0,00
0,70 1,08
0,00 3,27
0,94 2,31
0,00 2,36
METRO UTARA BANJAR SARI 0,00
0,00 1,09
0,00 1,69
0,00 1,02
0,99 2,80
0,00 0,00
METRO TIMUR IRING MULYO 0,00
0,00 1,53
0,00 1,19
0,00 2,16
1,04 0,00
0,00 1,56
METRO BARAT MULYOSARI 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 2,71
0,00 0,00
METRO TIMUR TEJO SARI 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,57 1,83
0,00 0,00
METRO SELATAN MARGODADI 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
2,35 4,76
0,00 0,00
METRO UTARA PURWOASRI 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 1,22
1,17 3,00
0,00 0,00
METRO UTARA KARANG REJO 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,44 0,00
0,56 3,25
0,00 0,00
METRO TIMUR YOSODADI 0,00
3,35 0,00
0,00 0,00
0,00 1,29
1,87 2,74
0,00 0,00
METRO PUSAT HADIMULYO TIMUR 0,00
0,00 0,00
1,23 0,00
1,43 0,00
0,56 2,82
3,48 0,00
METRO PUSAT YOSOMULYO 0,00
0,00 0,00
1,03 1,60
0,00 0,49
0,47 2,28
0,00 0,00
METRO TIMUR TEJO AGUNG 0,00
0,00 0,00
2,00 0,00
2,31 0,94
2,70 2,18
0,00 0,00
METRO UTARA PURWOSARI 0,00
0,00 1,83
0,00 0,00
2,12 0,86
2,48 3,81
0,00 0,00
METRO PUSAT HADIMULYO BARAT 0,00
0,00 0,00
0,59 0,00
0,68 0,55
0,80 1,87
3,32 0,40
JUMLAH 4,69
8,20 9,59
11,55 11,67
14,81 21,51
26,70 59,49
6,80 11,11
JUMLAH JENIS 1,00
3,00 5,00
7,00 6,00
8,00 15,00
19,00 21,00
2,00 6,00
RATAAN 0,21
0,37 0,44
0,52 0,53
0,67 0,98
1,21 2,70
0,31 0,50
STANDAR DEVIASI 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
138 Lampiran 1 lanjutan
Nama Kecamatan Nama Kelurahan
Jumlah Toko Khusus
ObatJamu Unit
Jumlah Masjid
unit Jumlah
Suraulan ggar
unit Jumlah
Gereja Kristen
unit Jumlah Gereja
Katholik unit Jumlah
Pura unit
Jumlah ViharaKl
enteng unit
Kios sarana produksi
pertanian milik KUD unit
Kios sarana
produksi pertanian
milik Non
KUD unit
Jumlah industri sedang 20-99
pekerja unit
Kerajinan dari kayu yang merupakan
Industri Kecil 5 – 19
pekerja Kerajinan Rumah Tangga 1 - 4
pekerja unit
1 2
57 58
59 60
61 62
63 64
65 66
67 METRO BARAT MULYOJATI
4,08 4,42
2,83 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,67 0,00
0,00 METRO PUSAT IMOPURO
1,90 1,28
0,00 2,67
0,00 0,00
0,00 4,41
1,24 0,00
0,00 METRO SELATAN REJOMULYO
0,00 2,07
3,95 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
2,40 0,00
2,19 METRO SELATAN SUMBERSARI
0,00 1,77
3,16 0,00
3,01 0,00
0,00 1,74
2,93 0,00
2,01 METRO BARAT GANJAR AGUNG
0,00 0,91
0,98 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,07 0,00
1,83 METRO SELATAN MARGOREJO
0,00 2,49
1,88 3,08
0,00 2,38
0,00 0,00
3,58 0,00
1,47 METRO BARAT GANJAR ASRI
0,00 2,22
1,11 0,00
0,00 4,16
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 METRO TIMUR YOSOREJO
1,26 0,37
0,63 1,78
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 METRO PUSAT METRO
1,36 0,02
0,97 1,92
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 METRO UTARA BANJAR SARI
0,00 0,47
2,99 1,50
0,00 0,00
0,00 0,00
0,70 2,91
0,72 METRO TIMUR IRING MULYO
0,00 1,52
1,40 0,00
0,00 0,00
3,74 0,00
0,00 0,00
1,18 METRO BARAT MULYOSARI
0,00 1,91
1,19 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,53 0,00
0,00 METRO TIMUR TEJO SARI
0,00 2,22
2,59 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,11 0,00
0,00 METRO SELATAN MARGODADI
0,00 1,30
2,74 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,83 3,48
0,57 METRO UTARA PURWOASRI
0,00 1,29
1,34 0,00
3,42 0,00
0,00 0,00
0,83 0,00
2,28 METRO UTARA KARANG REJO
0,00 2,03
1,69 1,70
0,00 0,00
3,02 0,00
1,19 0,00
2,71 METRO TIMUR YOSODADI
1,35 0,49
1,45 0,00
1,81 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,51 METRO PUSAT HADIMULYO TIMUR
0,00 1,15
2,13 0,00
0,00 0,00
0,00 0,94
0,00 0,00
0,00 METRO PUSAT YOSOMULYO
0,00 0,73
1,51 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 1,38
0,00 METRO TIMUR TEJO AGUNG
0,00 0,65
0,91 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,64 0,00
0,00 METRO UTARA PURWOSARI
0,00 1,77
2,75 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
1,17 0,00
2,41 METRO PUSAT HADIMULYO BARAT
0,00 0,00
0,64 0,81
0,00 0,00
0,00 0,45
0,00 1,57
0,00 JUMLAH
9,95 31,07
38,83 13,45
8,25 6,54
6,75 7,54
19,91 9,35
18,87 JUMLAH JENIS
5,00 21,00
21,00 7,00
3,00 2,00
2,00 4,00
14,00 4,00
11,00 RATAAN
0,45 1,41
1,77 0,61
0,38 0,30
0,31 0,34
0,90 0,42
0,86 STANDAR DEVIASI
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00
139 Lampiran 1 lanjutan
Nama Kecamatan Nama Kelurahan
Kerajinan Anyaman yang
merupakan Industri Kecil
5 – 19
pekerjaKeraji nan Rumah
Tangga 1 - 4 pekerja unit
Kerajinan dari kaintenun yang
merupakan Industri Kecil 5
– 19 pekerja
Kerajinan Rumah Tangga 1 - 4
pekerja unit Industri
Makanan yang merupakan
Industri Kecil 5 – 19 pekerja
Kerajinan Rumah Tangga
1 - 4 pekerja unit
IndustriKeraji nan Lainnya
yang merupakan
Industri Kecil 5
– 19 pekerja
Kerajinan Rumah
Tangga 1 - 4 pekerja unit
Pasar tanpa bangunan
permanen
unit Super
market pasar
swalayan toserbam
ini market
unit Restoran
rumah makan
unit Warung kedai
makanan minuman
unit TokoWarung
kelontong unit
Hotel unit
Penginapan hostelmotel
losmenwism
a unit
1 2
68 69
70 71
72 73
74 75
76 77
78 METRO BARAT MULYOJATI
0,00 0,00
0,19 0,00
0,00 0,00
0,00 1,86
0,29 0,00
0,00 METRO PUSAT IMOPURO
0,17 4,69
4,32 0,00
1,46 0,00
0,29 1,62
4,60 4,34
0,00 METRO SELATAN REJOMULYO
2,27 0,00
1,23 0,00
0,00 0,00
0,00 1,95
0,88 0,00
0,00 METRO SELATAN SUMBERSARI
0,08 0,00
0,82 0,00
0,00 0,00
0,00 1,53
1,20 0,00
0,00 METRO BARAT GANJAR AGUNG
0,00 0,00
0,00 0,00
2,52 1,77
1,26 4,67
1,05 0,00
0,00 METRO SELATAN MARGOREJO
0,00 0,00
0,40 0,00
0,00 0,00
0,00 1,25
0,42 0,00
0,00 METRO BARAT GANJAR ASRI
0,00 0,13
0,00 0,00
0,00 0,00
0,78 1,75
0,00 1,17
0,00 METRO TIMUR YOSOREJO
0,00 0,00
0,98 0,00
0,00 0,00
4,28 1,44
0,45 0,00
0,00 METRO PUSAT METRO
0,00 0,00
0,37 0,00
0,00 4,43
0,00 0,00
2,00 0,00
4,69 METRO UTARA BANJAR SARI
0,00 0,00
0,24 0,00
0,00 0,00
1,15 0,49
0,35 0,00
0,00 METRO TIMUR IRING MULYO
0,03 0,00
1,98 0,00
0,00 0,00
0,23 0,86
0,23 0,69
0,00 METRO BARAT MULYOSARI
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,80
0,20 0,00
0,00 METRO TIMUR TEJO SARI
0,00 0,00
0,93 0,00
0,00 0,00
0,00 0,78
0,85 0,00
0,00 METRO SELATAN MARGODADI
0,00 0,00
0,12 0,00
3,92 0,00
0,00 0,00
0,58 0,00
0,00 METRO UTARA PURWOASRI
0,09 0,00
0,58 4,10
0,00 0,00
0,00 0,29
0,12 0,00
0,00 METRO UTARA KARANG REJO
0,69 0,00
0,77 2,34
0,00 0,00
0,19 1,24
0,07 0,00
0,00 METRO TIMUR YOSODADI
0,00 0,00
2,46 0,00
0,00 0,00
1,24 0,46
0,38 0,00
0,00 METRO PUSAT HADIMULYO TIMUR
0,13 0,00
0,61 0,00
0,00 0,00
0,00 0,55
0,06 0,00
0,00 METRO PUSAT YOSOMULYO
4,25 0,00
0,51 0,00
0,00 0,00
0,00 0,46
0,09 0,00
0,00 METRO TIMUR TEJO AGUNG
0,00 0,00
0,36 0,00
0,00 0,00
1,50 0,22
0,57 1,79
0,00 METRO UTARA PURWOSARI
0,06 0,00
0,16 1,15
0,00 0,00
1,65 0,61
0,08 0,00
0,00 METRO PUSAT HADIMULYO BARAT
0,00 0,00
0,89 0,00
0,00 0,00
0,44 0,79
0,21 0,00
0,00 JUMLAH
7,76 4,82
17,92 7,60
7,90 6,20
13,02 23,62
14,68 7,99
4,69 JUMLAH JENIS
9,00 2,00
19,00 3,00
3,00 2,00
11,00 20,00
21,00 4,00
1,00 RATAAN
0,35 0,22
0,81 0,35
0,36 0,28
0,59 1,07
0,67 0,36
0,21 STANDAR DEVIASI
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00
140 Lampiran 1 lanjutan
Nama Kecamatan Nama Kelurahan
Bank Umum Kantor
PusatCabang Capem unit
Bank Perkreditan Rakyat BPR
BaruPT. Bank Pasar
PT. Bank Desadsj unit
Jumlah Koperasi
unit Jumlah
KUD unit
Jumlah Koperasi
Simpan Pinjam unit
Jumlah Koperasi
Non KUD
lainnya unit
Bengkelrep arasi
kendaraan bermotor
mobilmoto r unit
Bengkelrepar asi alat-alat
elektronik RadioTapeT
VKulkasAC dll unit
Usaha foto kopi photo
copy unit
BiroAgen perjalanan
wisata Tour and Travel unit
Tempat pangkas
rambut barber
shop unit 1
2 79
80 81
82 83
84 85
86 87
88 89
METRO BARAT MULYOJATI 2,79
0,00 1,25
0,00 1,02
0,67 3,12
1,59 3,26
0,00 1,50
METRO PUSAT IMOPURO 2,60
0,00 0,77
0,00 0,00
1,24 0,83
2,58 3,64
4,34 3,49
METRO SELATAN REJOMULYO 0,00
0,00 2,00
0,00 0,61
2,40 2,68
0,95 0,78
0,00 0,00
METRO SELATAN SUMBERSARI 0,00
0,00 3,66
4,60 1,12
3,66 0,98
3,49 0,72
0,00 1,65
METRO BARAT GANJAR AGUNG 0,00
0,00 0,33
0,00 0,41
0,00 1,79
3,19 1,05
0,00 3,01
METRO SELATAN MARGOREJO 0,00
0,00 1,34
0,00 1,64
0,00 3,35
0,00 2,80
0,00 2,42
METRO BARAT GANJAR ASRI 0,00
0,00 1,56
0,00 1,91
0,00 3,07
0,99 0,41
0,00 0,47
METRO TIMUR YOSOREJO 1,73
0,00 2,83
0,00 3,16
0,41 0,55
0,00 0,40
0,00 0,00
METRO PUSAT METRO 2,80
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 1,64
1,85 1,31
1,87 0,50
METRO UTARA BANJAR SARI 0,00
4,69 1,31
0,00 0,27
1,74 2,33
1,24 0,68
0,00 0,39
METRO TIMUR IRING MULYO 1,03
0,00 3,37
0,00 3,94
0,24 1,48
0,29 1,68
0,69 0,28
METRO BARAT MULYOSARI 0,00
0,00 0,48
0,00 0,58
0,00 0,00
0,91 0,00
0,00 0,00
METRO TIMUR TEJO SARI 0,00
0,00 1,39
0,00 1,70
0,00 2,23
1,32 1,09
0,00 0,00
METRO SELATAN MARGODADI 0,00
0,00 1,04
0,00 1,27
0,00 2,23
0,99 0,00
0,00 0,94
METRO UTARA PURWOASRI 0,00
0,00 0,52
0,00 0,64
0,00 2,23
1,98 0,81
0,00 0,94
METRO UTARA KARANG REJO 0,00
0,00 0,25
0,00 0,30
0,00 3,44
1,88 0,00
0,00 0,45
METRO TIMUR YOSODADI 0,00
0,00 0,55
0,00 0,67
0,00 1,77
0,00 1,29
0,00 0,00
METRO PUSAT HADIMULYO TIMUR 0,00
0,00 1,48
0,00 0,30
1,97 1,06
0,94 0,77
0,00 0,89
METRO PUSAT YOSOMULYO 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,66
0,79 1,29
0,00 1,12
METRO TIMUR TEJO AGUNG 0,00
0,00 1,19
0,00 0,98
0,64 1,71
0,00 0,00
0,00 0,72
METRO UTARA PURWOSARI 0,00
0,00 1,10
0,00 1,34
0,00 2,74
0,70 1,15
0,00 0,00
METRO PUSAT HADIMULYO BARAT 0,00
0,00 0,47
1,18 0,43
0,00 0,50
0,22 0,74
1,05 0,21
JUMLAH 10,95
4,69 26,87
5,78 22,31
12,96 40,39
25,91 23,87
7,94 18,97
JUMLAH JENIS 5,00
1,00 20,00
2,00 19,00
9,00 21,00
18,00 18,00
4,00 16,00
RATAAN 0,50
0,21 1,22
0,26 1,01
0,59 1,84
1,18 1,08
0,36 0,86
STANDAR DEVIASI 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
141 Lampiran 1 lanjutan
Nama Kecamatan Nama Kelurahan
Salon kecantikantata
rias wajahpengantin
unit Bengkel las
membuat pagar besi,
tralis dll unit Persewaan
alat-alat pesta unit
Jumlah Terminal
Penumpang Kendaraana
Bermotor Roda 4 atau
Lebih unit Wartel
Kiospo nWarp
ostel Warpar
postel unit
Jumlah anggota
hansiplin mas di
desakelu rahan ini
orang JUMLAHIndeks
Perkembangan JUMLAH
JENIS JENIS
HIRARKI ORDO
1 2
90 91
92 93
94 95
96 97
98 99
METRO BARAT MULYOJATI 2,46
2,67 0,84
4,33 1,01
2,17 109,56
55,00 Hirarki I
I METRO PUSAT IMOPURO
1,52 0,00
0,78 2,02
0,00 0,81
116,82 58,00
Hirarki I I
METRO SELATAN REJOMULYO 3,94
0,80 4,05
0,00 4,40
3,91 75,12
40,00 Hirarki II
II METRO SELATAN SUMBERSARI
0,00 2,20
1,85 0,00
0,16 2,63
88,11 46,00
Hirarki II II
METRO BARAT GANJAR AGUNG 1,32
4,29 2,03
0,00 0,99
0,00 73,65
49,00 Hirarki II
II METRO SELATAN MARGOREJO
0,88 1,44
0,91 0,00
0,42 2,43
80,03 50,00
Hirarki II II
METRO BARAT GANJAR ASRI 0,00
1,25 0,00
0,00 0,82
1,14 82,04
52,00 Hirarki II
II METRO TIMUR YOSOREJO
1,02 0,41
0,00 0,00
0,04 0,98
72,15 52,00
Hirarki II II
METRO PUSAT METRO 1,10
0,22 0,56
0,00 0,18
1,01 96,37
58,00 Hirarki II
II METRO UTARA BANJAR SARI
3,00 1,40
0,44 0,00
0,28 1,19
71,98 58,00
Hirarki II II
METRO TIMUR IRING MULYO 0,60
0,49 0,62
0,00 0,16
0,85 82,04
63,00 Hirarki II
II METRO BARAT MULYOSARI
0,00 2,30
0,00 0,00
0,17 2,55
32,28 36,00
Hirarki III III
METRO TIMUR TEJO SARI 0,00
1,11 1,41
0,00 0,30
2,68 57,99
43,00 Hirarki III
III METRO SELATAN MARGODADI
1,02 1,67
1,05 0,00
0,20 2,90
50,64 45,00
Hirarki III III
METRO UTARA PURWOASRI 2,05
0,83 3,15
0,00 0,35
0,86 51,70
45,00 Hirarki III
III METRO UTARA KARANG REJO
1,46 0,40
1,50 0,00
0,26 0,95
52,44 46,00
Hirarki III III
METRO TIMUR YOSODADI 1,08
1,77 0,00
0,00 2,37
1,28 60,62
47,00 Hirarki III
III METRO PUSAT HADIMULYO TIMUR
0,49 0,40
1,00 0,00
0,03 0,68
42,57 47,00
Hirarki III III
METRO PUSAT YOSOMULYO 0,81
0,66 1,25
0,00 0,01
0,36 41,14
47,00 Hirarki III
III METRO TIMUR TEJO AGUNG
0,78 1,28
0,81 0,00
0,24 2,12
44,88 48,00
Hirarki III III
METRO UTARA PURWOSARI 0,72
1,17 1,48
0,00 0,54
1,65 57,99
50,00 Hirarki III
III METRO PUSAT HADIMULYO BARAT
0,46 0,19
0,71 0,00
0,10 0,41
64,65 59,00
Hirarki III III
JUMLAH 24,71
26,97 24,45
6,35 13,03
33,54 1504,76
JUMLAH JENIS 18,00
21,00 18,00
2,00 21,00
21,00 22,00
RATAAN 1,12
1,23 1,11
0,29 0,59
1,52 68,40
STANDAR DEVIASI 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 22,07
2STDEV 22,07
Rataan+2STDEV 90,47
I IPRATAAN+2STDEV
II IPRATAAN+2Stdev
III IPRataan
142 Lampiran 2 Tabel I-O Kota Metro Hasil RAS I-O Provinsi Lampung Tahun 2005
No ko
d e
T a
n a
ma n
Ba h
a n
Ma ka
n a
n L
a in
n ya
T a
n a
ma n
Pe rke
b u
n a
n L
a in
n ya
Pe te
rn a
ka n
d a
n h
a si
l- h
a si
ln ya
Pe ri
ka n
a n
In d
u st
ri pengolah
an
L ist
ri k,
g a
s d
a n
a ir
mi n
u m
1 2
3 4
5 6
1 Tanaman Bahan Makanan 1
414,43 0,02
151,53 38,20
38.624,55 0,00
2 Tanaman Perkebunan Lainnya 2
0,00 41,77
17,63 0,00
37,23 0,00
3 Peternakan dan hasil-hasilnya 3
64,80 2,77
15,15 0,28
7.735,73 0,00
4 Perikanan 4
0,00 0,00
0,00 22,79
1.129,62 0,00
5 Industri pengolahan 5
0,00 0,00
408,17 86,45
864,45 0,00
6 Listrik, gas dan air minum 6
0,00 0,14
32,63 0,64
83,84 398,21
7 Bangunan 7
12,88 5,46
56,22 26,85
91,57 123,48
8 Perdagangan 8
559,13 7,20
593,95 54,14
9.798,26 520,92
9 Hotel 9
46,03 0,34
15,98 11,33
90,22 14,04
10 Restoran 10
0,00 0,00
0,00 0,73
13,20 3,85
11 Pengangkutan dan Komunikasi 11
142,61 1,87
136,04 14,94
1.790,54 79,72
12 Keuangan Persewaan dan Jasa perusahaan 12
60,19 4,50
50,65 28,28
995,60 430,89
13 Jasa-Jasa 13
0,00 0,30
14,74 4,16
159,80 21,70
PDRB 30.496,51
1.673,08 31.300,33
1.229,50 21.418,02
4.134,01 Impor
8.275 115,95
0,00 208,89
17.585,66 0,00
Total Input 40.071,57
1.853,38 32.793,02
1.727,21 100.418,29
5.726,81
143 Lampiran 2 Lanjutan
Ba n
g u
n a
n
Pe rd
a g
a n
g a
n H
o te
l R
e st
o ran
Pe n
g a
n g
ku ta
n dan
Ko mu
n ika
si
Ke u
a n
g a
n ,
Pe rse
w a
a n
d a
n Ja
sa Pe
ru sa
h a
a n
Ja sa
-Ja sa
T O
T AL
PER MI
N T
AAN AKH
IR T
O T
AL O
U T
PU T
7 8
9 10
11 12
13 O
0,00 0,00
12,06 667,88
0,00 0,00
162,91 1.743,95
40.071,57 0,00
0,00 0,97
11,84 0,00
0,00 0,00
21.972,77 1.853,38
0,00 0,00
76,95 1.799,94
0,00 0,00
1.124,63 0,00
32.793,02 0,00
0,00 6,10
474,63 0,00
0,00 94,07
94.777,93 1.727,21
0,00 0,00
45,66 2.890,37
0,00 0,00
1.345,25 3.142,07
100.418,29 5,70
269,03 1,97
1.270,29 76,45
247,74 198,12
65.660,74 5.726,81
44,06 97,10
1,68 783,08
702,97 5.878,65
786,52 49.543,69
74.271,24 1.912,20
242,71 48,28
4.022,12 712,21
499,87 2.649,23
0,00 71.163,91
20,16 65,16
0,18 56,55
181,96 350,94
159,55 35.621,02
1.012,43 17,64
252,76 0,18
27,43 56,09
552,83 73,96
37.779,36 36.619,69
190,30 3.002,14
5,30 1.518,85
1.245,78 867,93
504,95 80.155,18
47.280,33 954,66
1.936,07 7,83
2.552,50 1.639,40
8.082,98 1.554,11
114.174,93 98.452,86
54,05 592,30
1,36 579,01
245,46 607,76
882,17 0,00
117.337,74 20.121,02
64.706,64 269,15
19.965,22 42.420,02
81.364,17 107.802,27
0,00 426.899,94
50.951,44 0,00
534,77 0,00
0,00 0,00
0,00 77.323,41
154.995,11 74.271,24
71.163,91 1.012,43
36.619,69 47.280,33
98.452,86 117.337,74
581.895,05 1.210.623,52
144 Lampiran 3 Tabel koefisien I-O Kota Metro Tahun 2005
ko d
e
T a
n a
ma n
Ba h
a n
Ma ka
n a
n L
a in
n ya
T a
n a
ma n
Pe rke
b u
n a
n L
a in
n ya
Pe te
rn a
ka n
d a
n
h a
si l-
h a
si ln
ya
Pe ri
ka n
a n
In d
u st
ri pengolah
an
L ist
ri k,
g a
s d
a n
a ir
mi n
u m
1 2
3 4
5 6
Tanaman Bahan Makanan 1
0,0103 0,0000
0,0046 0,0221
0,3846 0,0000
Tanaman Perkebunan Lainnya 2
0,0000 0,0225
0,0005 0,0000
0,0004 0,0000
Peternakan dan hasil-hasilnya 3
0,0016 0,0015
0,0005 0,0002
0,0770 0,0000
Perikanan 4
0,0000 0,0000
0,0000 0,0132
0,0112 0,0000
Industri pengolahan 5
0,0000 0,0000
0,0124 0,0501
0,0086 0,0000
Listrik, gas dan air minum 6
0,0000 0,0001
0,0010 0,0004
0,0008 0,0695
Bangunan 7
0,0003 0,0029
0,0017 0,0155
0,0009 0,0216
Perdagangan 8
0,0140 0,0039
0,0181 0,0313
0,0976 0,0910
Hotel 9
0,0011 0,0002
0,0005 0,0066
0,0009 0,0025
Restoran 10
0,0000 0,0000
0,0000 0,0004
0,0001 0,0007
Pengangkutan dan Komunikasi 11
0,0036 0,0010
0,0041 0,0086
0,0178 0,0139
Keuangan Persewaan dan Jasa perusahaan 12
0,0015 0,0024
0,0015 0,0164
0,0099 0,0752
Jasa-Jasa 13
0,0000 0,0002
0,0004 0,0024
0,0016 0,0038
PDRB 0,7611
0,9027 0,9545
0,7118 0,2133
0,7219 Impor
0,2065 0,0626
0,0000 0,1209
0,1751 0,0000
Total Input 1,0000
1,0000 1,0000
1,0000 1,0000
1,0000
145 Lampiran 3 Lanjutan
Ba n
g u
n a
n
Pe rd
a g
a n
g a
n H
o te
l R
e st
o ra
n
Pe n
g a
n g
ku ta
n d
a n
Ko mu
n ika
si
Ke u
a n
g a
n ,
Pe rse
w a
a n
d a
n
Ja sa
Pe ru
sa h
a a
n
Ja sa
-Ja sa
T o
ta l
Pe rmi
n ta
a n
Akh ir
T o
ta l
O u
tp u
t
7 8
9 10
11 12
13 F
O 0,0000
0,0000 0,0119
0,0182 0,0000
0,0000 0,0014
0,0030 0,0331
0,0000 0,0000
0,0010 0,0003
0,0000 0,0000
0,0000 0,0378
0,0015 0,0000
0,0000 0,0760
0,0492 0,0000
0,0000 0,0096
0,0000 0,0271
0,0000 0,0000
0,0060 0,0130
0,0000 0,0000
0,0008 0,1629
0,0014 0,0000
0,0000 0,0451
0,0789 0,0000
0,0000 0,0115
0,0054 0,0829
0,0001 0,0038
0,0019 0,0347
0,0016 0,0025
0,0017 0,1128
0,0047 0,0006
0,0014 0,0017
0,0214 0,0149
0,0597 0,0067
0,0851 0,0613
0,0257 0,0034
0,0477 0,1098
0,0151 0,0051
0,0226 0,0000
0,0588 0,0003
0,0009 0,0002
0,0015 0,0038
0,0036 0,0014
0,0612 0,0008
0,0002 0,0036
0,0002 0,0007
0,0012 0,0056
0,0006 0,0649
0,0302 0,0026
0,0422 0,0052
0,0415 0,0263
0,0088 0,0043
0,1377 0,0391
0,0129 0,0272
0,0077 0,0697
0,0347 0,0821
0,0132 0,1962
0,0813 0,0007
0,0083 0,0013
0,0158 0,0052
0,0062 0,0075
0,0000 0,0969
0,2709 0,9093
0,2658 0,5452
0,8972 0,8264
0,9187 0,0000
0,3526 0,6860
0,0000 0,5282
0,0000 0,0000
0,0000 0,0000
0,1329 0,1280
1,0000 1,0000
1,0000 1,0000
1,0000 1,0000
1,0000 1,0000
1,0000
146 Lampiran 4 Tabel backward linkages I-O Kota Metro Tahun 2005
Ta na
ma n
B ah
an Ma
ka na
n La
in ny
a
Ta na
ma n
P er
ke bu
na n
La in
ny a
P et
er na
ka n
da n
ha sil
-h as
iln ya
P er
ik an
an
In du
st ri
pe ng
ola ha
n
Lis tr
ik , g
as d
an a
ir mi
nu m
B an
gu nan
P er
da ga
ng an
H ot
el R
es to
ra n
P en
ga ng
ku ta
n da
n K
omu ni
ka si
K eu
an ga
n, P
er se
w aa
n da
n Ja
sa
P er
us ah
aa n
Ja sa
-J as
a TO
TA L
R at
a- ra
ta
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 Direct Backward Linkage
DBL 0,032
0,035 0,046 0,167 0,612 0,278 0,043 0,091
0,206 0,455 0,103 0,174 0,081
2,322 0,179 Direct Indirect Backward Linkage
DIBL 1,035
1,037 1,057 1,214 1,653 1,330 1,049 1,106
1,250 1,558 1,118 1,200 1,097 15,704 1,208
Standardized DBL SDBL
0,182 0,194 0,255 0,936
3,424 1,557 0,241 0,508 1,153 2,546 0,576
0,972 0,455 13,000 1,000 Standardized DIBL
SDIBL 0,857
0,858 0,875 1,005 1,368 1,101 0,868 0,915
1,035 1,290 0,925 0,993 0,908 13,000 1,000
147 Lampiran 5 Tabel forward linkages I-O Kota Metro Tahun 2005
D ire
ct For
ew ar
d
Link ag
e
D ire
ct In
dir ec
t
For ew
ar d
Link ag
e
S ta
nd ar
diz ed
D ire
ct For
ew ar
d
Link ag
e
S ta
nd ar
diz ed
D ire
ct In
dir ec
t
For ew
ar d
Link ag
e
DFL DIFL
SDFL SDIFL
Tanaman Bahan Makanan 1 0,453
1,545 2,538
1,279 Tanaman Perkebunan Lainnya
2 0,025 1,026
0,138 0,849
Peternakan dan hasil-hasilnya 3 0,216
1,237 1,207
1,024 Perikanan
4 0,044 1,048
0,248 0,867
Industri pengolahan 5 0,207
1,217 1,157
1,008 Listrik, gas dan air minum
6 0,118 1,132
0,661 0,937
Bangunan 7 0,149
1,185 0,836
0,981 Perdagangan
8 0,485 1,549
2,717 1,282
Hotel 9 0,023
1,028 0,131
0,851 Restoran
10 0,013 1,018
0,075 0,843
Pengangkutan dan Komunikasi 11 0,180
1,224 1,008
1,013 Keuangan Persewaan dan Jasa
perusahaan 12 0,355
1,431 1,985
1,185 Jasa-Jasa
13 0,053 1,064
0,300 0,881
TOTAL 2,322
15,704 13,000
13,000 Rata-rata
0,179 1,208
1,000 1,000