3. 9. 1 Kawasan Andalan 4. 9. 1 Pengelolaan Kawasan Andalan

R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 46 Pusat pelayanan terletak di Kecamatan ngadirojo, dengan cakupan wilayah Kecamatan kebonagung, Sudimoro, Tegalombo bagian selatan, Arjosari bagian selatan dan timur, Tulakan, Ngadirojo, serta Pacitan sebagian kecil wilayah timur. Dengan tema pengembangan wisata “Kelautan, Alam, dan Wisata Budaya”. 4. Kawasan Pengembangan Pariwisata KPP D Pusat pelayanan terletak di Kecamatan Nawangan, dengan cakupan wilayah Kecamatan Nawangan, Tegalombo bagian utara, Bandar, dan Arjosari bagian utara. Dengan tema pengembangan wisata “Benda- Benda Buatan Manusia, Wisata Sejarah, dan Agrowisata ” . Untuk jelasnya dapat dilihat peta Rencana Pengembangan Kawasan pariwisata. 5 5 . . 3 3 . . 8 8 K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N P P E E R R M M U U K K I I M M A A N N Rencana kawasan peruntukan permukiman di Kabupaten Pacitan saat ini berkembang mengikuti struktur jalan di Kabupaten Pacitan, dan diprediksikan akan tetap seperti itu permukiman dengan luas 16.253,31 ha 11,69 dari luas wilayah Kabupaten Pacitan. Kawasan permukiman adalah suatu kawasan yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal dan kegiatan masyarakatnya. Arahan Pemilihan lokasi Kawasan Permukiman untuk Kabupaten Pacitan adalah memiliki bentuk wilayah relatif datar lereng15, tidak ada bahaya banjir, ada sumber air bersih dan terdapat sarana dan prasarana jalan. Kecamatan yang diarahkan akan dikembangkan sebagai daerah permukiman hingga tahun 2028 adalah Kecamatan Pacitan, Kecamatan Sudimoro dengan adanya kegiatan PLTU, serta lokasi sepanjang jalan Kecamatan Pringkuku, Kecamatan Punung dan Kecamatan Ngadirojo. Namun demikian tidak menutup kemungkinan pengembangan permukiman di sekitar permukiman yang telah ada. Permukiman dibagi menjadi dua kelompok, yaitu permukiman perdesaan dan permukiman perkotaan. Permukiman perkotaan merupakan permukiman yang sebagian besar kegiatannya bukan pertanian dan ini terletak di Kecamatan Pacitan. Permukiman lainnya selain Kecamatan Pacitan, saat ini merupakan permukiman pedesaan. Namun hingga tahun 2028 diperkirakan ada beberapa kecamatan yang permukimannya akan bergeser menjadi permukiman perkotaan, diantaranya adalah permukinan disepanjang jalur kolektor primer. Selain itu juga diperkirakan adanya desa-desa yang akan tumbuh pesat akibat adanya pembangunan Jalan Lintas Selatan JLS yaitu desa-desa yang dilalui oleh JLS. Permukiman pedesaan sebagian besar tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan dengan pengelompokan skala kecil. Permukiman pedesaan yang tersebar di wilayah Kabupaten Pacitan lokasinya menyebar yang disebabkan terbatasnya lahan di Kabupaten Pacitan yang dapat atau layak digunakan sebagai permukiman. Penyebaran lokasi permukiman pedesaan, juga menyebabkan permukiman pedesaan tidak dapat dilayani prasarana permukiman secara merata. Pemenuhan pelayanan prasarana bagi permukiman pedasaan dilakukan dengan alternatif penggunaan teknik yang lebih sederhana. Lokasi permukiman dapat dilihat pada peta rencana kawasan permukiman. Hal lain yang perlu diperhatikan pada masa mendatang adalah, seiring dengan semakin berkembangnya pembangunan, maka perlu penyediaan ruang untuk kegiatan sektor informal, terutama di kawasan perkotaan dan ibukota kecamatan. 5 5 . . 3 3 . . 9 9 K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N L L A A I I N N N N Y Y A A

5. 3. 9. 1 Kawasan Andalan

Merujuk pada RTRW Nasional, wilayah Madiun dan sekitarnya termasuk didalamnya Kabupaten Pacitan telah ditetapkan sebagai kawasan andalan nasional untuk Pertanian, Industri Pengolahan, Perikanan, Perkebunan, Pariwisata. Dengan penetapan tersebut, maka berdasarkan potensi yang dimiliki dan peluang pengembangannya, kawasan andalan di Kabupaten Pacitan ditetapkan terdiri dari: 1. Kawasan andalan pertanian, meliputi kawasan peruntukan pertanian di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan dengan konsentrasi pada kawasan strategis ekonomi kawasan agropolitan di Kecamatan Nawangan dan Kecamatan Bandar. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 47 Pe ta 5. 19 Re nc a na Ka wa sa n Pe runtuka n Pe rm ukim a n 2. Kawasan andalan perikanan, meliputi kawasan peruntukan perikanan di Kecamatan Donorojo, Kecamatan Punung, Kecamatan Pringkuku, Kecamatan Pacitan, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Arjosari, Kecamatan Tegalombo, Kecamatan Bandar, Kecamatan Tulakan, Kecamatan Ngadirojo, dan Kecamatan Sudimoro dengan konsentrasi pada perikanan laut di Kecamatan Donorojo, Kecamatan Pringkuku, Kecamatan Pacitan, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Tulakan, Kecamatan Ngadirojo, dan Kecamatan Sudimoro. 3. Kawasan andalan pariwisata, meliputi kawasan peruntukan pariwisata di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.

5. 3. 9. 2 Kawasan Keselamatan Operasi

Penerbangan KKOP Pangkalan Udara TNI AU Iswahyudi KKOP Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan secara umum meliputi ruang udara di wilayah Kabupaten Pacitan. Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan dijelaskan R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 48 pada pasal 11, bahwa Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan KKOP di sekitar bandar udara meliputi: a. kawasan pendaratan dan lepas landas; b. kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan; c. kawasan di bawah permukaan horizontal-dalam; d. kawasan di bawah permukaan horizontal-luar; e. kawasan di bawah permukaan kerucut; f. kawasan di bawah permukaan transisi; dan g. kawasan di sekitar penempatan alat bantu navigasi penerbangan. KKOP yang terkait dengan ruang wilayah Kabupaten Pacitan yang dikemukakan tersebut akan mempengaruhi prinsip penetapan ketinggian bangunan maksimal di Kabupaten Pacitan. 5 5 . . 4 4 R R E E N N C C A A N N A A P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N B B U U D D I I D D A A Y Y A A Kegiatan budidaya yang direncanakan akan berkembang di Kabupaten Pacitan terdiri atas kawasan peruntukan hutan produksi, pertanian, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata, kawasan peruntukan permukiman, kawasan peruntukan ruang terbuka hijau, dan kawasan peruntukan lainnya. 5 5 . . 4 4 . . 1 1 P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N H H U U T T A A N N P P R R O O D D U U K K S S I I Dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.18Menhut- II2004 dijelaskan bahwa kawasan hutan produksi adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan Produksi juga merupakan kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan yang letaknya di luar kawasan hutan lindung. Di Kabupaten Pacitan pengelolaan hutan produksi diarahkan untuk: Menyediakan kebutuhan domestik akan kayu bangunan. Melakukan reboisasi pada areal-areal yang gundul. Mencegah dan mengendalikan perambahan hutan. Melakukan penghijauan dengan menanam jenis-jenis kayu hutan guna mengendalikan erosi Melakukan pembinaan pengrajin mebel sehingga hasil kayu yang dipasarkan sudah memiliki nilai tambah. Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan Hutan Di Propinsi Jawa Timur untuk menjaga keberlanjutan hutan yang digunakan sebagai hutan produksi, maka perlu dilakukan rehabilitasi hutan dan lahan diselenggarakan melalui kegiatan reboisasi, penghijauan, penanaman dan pemeliharaan, pengayaan tanaman; atau penerapan teknik rehabilitasi lahan dan konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis, pada lahan kritis dan tidak produktif. Kegiatan pemanfaatan hasil hutan wajib melaksanakan hal- hal sebagai berikut: a. mengikuti aturan teknis yang berlaku; b. setiap produksi yang dihasilkan wajib dilaporkan kepada Bupati melalui Dinas; c. setiap yang diproduksi dan atau yang akan diangkut wajib dilakukan pemeriksaan berupa pengukuran dan atau pengujian hasil hutan oleh petugas yang berwenang; d. terhadap setiap hasil hutan yang diangkut, dimiliki, dan atau dikuasai wajib disertai dengan bukti legalitas hasil hutan berupa Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan SKSHH atau Surat Angkutan Tumbuhan dan Satwa SATS; e. khusus bagi Pengusaha Industri Pengolahan Hasil Hutan wajib mendaftarkan dan melaporkan kepada Bupati melalui Dinas mengenai keberadaannya serta penerimaan hasil hutan sebagai bahan baku, hasil produksi, dan pemasaran serta hasil hutan yang diterima berasal dari sumber-sumber yang sah. VEGETASI ASLI GOA GONG SONGGUPUH ARTEFAK KELELAWAR R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 49 Kegiatan pengamanan hutan dilakukan oleh polisi hutan yang berwenang untuk: a. melakukan kegiatan dan tindakan dibidang kehutanan yang bersifat preventif dan represif; b. mengadakan patroli di dalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya; c. memeriksa surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan pengangkutan hasil hutan di dalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya; d. menerima laporan tentang telah terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan dan kehutanan; e. mencari keterangan dan barang bukti terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan ; f. dalam hal tertangkap tangan, berwenang menangkap dan menahan tersangka beserta barang bukti dan dalam waktu yang secepatnya menyerahkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk ditindak lanjuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; g. membuat dan menandatangani laporan tentang terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil hutan. 5 5 . . 4 4 . . 2 2 P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N H H U U T T A A N N R R A A K K Y Y A A T T Saat ini sebagian besar hutan di Kabupaten Pacitan merupakan hutan rakyat, yaitu seluas 65.951 Ha. Dalam UU No. 411999, hutan rakyat dimaksudkan sebagai hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik. Hutan rakyat pada saat ini memiliki fungsi sebagai hutan produksi dengan jumlah produksi sebesar 222.462,50 m 3 pada tahun 2008. Hutan rakyat ini terletak di kawasan yang seharusnya memiliki fungsi lindung, dilihat dari kemiringan lahan yang lebih dari 40 bahkan lebih dari 60, kemudian dilihat pula dari struktur tanahnya yang berupa litosol dan redzina yang merupakan lapisan yang rentan dan memiliki tingkat erosi yang tinggi. Arahan pengelolaan kawasan peruntukan hutan rakyat yang sudah ada antara lain: 1 Kegiatan budidaya yang telah ada sebelumnya, baik berupa bangunan, budidaya pertanian, hutan rakyat, dsb, bila terpaksa harus dipertahankan keberadaannya dan harus diupayakan agar kegiatan tersebut tidak mengganggu atau diminimalkan gangguannya terhadap fungsi lindung. 2 Penebangan hasil hutan dilakukan secara terbatasbertahap. 3 Pada lahan yang saat ini sudah digunakan sebagai kegiatan pertanian dan perkebunan, dapat menggunakan Sistem Parak. Sistem Parak merupakan sistem pengelolaan hutan dengan menanami kebun pepohonan campuran yang terletak di lereng-lereng di antara desa dan kawasan hutan. Parak memiliki keanekaragaman spesies dan kerapatan pohon yang tinggi serta dapat menghasilkan hasil hutan yang beragam untuk dijual maupun untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. 4 Teknik penanaman harus mengikuti kaidah konservasi tanah, yaitu penanaman dilakukan sejajar kontur agar tidak menyebabkan tingkat erosi yang tinggi. 5 Agar hutan mendapat perlindungan, maka perlu adanya kegiatan sosialisasipenyuluhan fungsi perlindungan hutan, pembuatan ilaran api, pemeliharaan sekat bakar, pengadaan sarana pemadam kebakaran, pengaturan penggembalaan ternak dalam hutan, pengambilan rumput dan makanan ternak lainnya serta serasah dari dalam kawasan hutan. 5 5 . . 4 4 . . 3 3 P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N P P E E R R T T A A N N I I A A N N Pengembangan komoditas pertanian di Kabupaten Pacitan diarahkan melalui pendekatan pembangunan sistem dan usaha agribisnis. Pembangunan sistem agribisnis dapat diartikan sebagai cara pandang dengan menekankan kepada tiga hal, yaitu Pertama, melalui pembangunan agribisnis, pendekatan pembangunan pertanian ditingkatkan dari pendekatan produksi ke pendekatan yang berdasarkan bisnis. Dengan orientasi kepada bisnis, maka pembangunan usaha bisnis yang berdaya saing dan berkelanjutan menjadi dasar pertimbangan utama. Kedua, R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 50 dalam pembangunan agribisnis pembangunan pertanian bukan semata pembangunan sektoral namun juga terkaitditentukan oleh agroindustri hilir, agroindustri hulu dan lembaga jasa penunjang. Dan Ketiga, pembangunan pertanian bukan sebagai pembangunan parsial pengembangan komoditas, melainkan sangat terkait dengan pembangunan wilayah, khususnya pedesaan yang berkaitan erat dengan upaya-upaya peningkatan pendapatan masyarakat pertanian. Pembangunan pertanian dalam kerangka system agribisnis merupakan suatu rangkaian dan keterkaitan dari: 1 Sub agribisnis hulu up stre a m a g rib usine ss yaitu seluruh kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi bagi pertanian primer usahatani, yang dapat berupa pupuk, benih, pestisida, infrastruktur, saprodi; 2 Sub agribisnis usahatani o n- fa rm a g rib usine ss atau pertanian primer, yaitu kegiatan yang menggunakan sarana produksi untuk menghasilkan komoditas pertanian primer, yang dapat berupa petani, kelompok tani, budidaya. 3 Sub agribisnis hilir do wn-stre a m a g rib usine ss yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan baik bentuk produk antara inte rme dia te p ro duc t maupun bentuk produk akhir finishe d p ro duc t , yang dapat berupa agroindustri, pemasaran; dan 4 Sub jasa penunjang yaitu kegiatan yang menyediakan jasa bagi ketiga sub agribisnis di atas, yang dapat berupa KUD, perbankan, pendidikan dan pelatihan. Pengembangan usaha agribisnis merupakan upaya meningkatkan kuantitas, kualitas menajemen, dan kemampuan untuk melakukan usaha secara mandiri, dan memanfaatkan peluang pasar dari pelaku agribisnis. Pelaku utama agribisnis adalah petani dan dunia usaha meliputi usaha rumah-tangga, usaha kelompok, koperasi, usaha menengah, maupun usaha besar. Pelaku agribisnis tersebut merancang, merekayasa dan melakukan kegiatan agribisnis itu sendiri mulai dari identifikasi pasar yang kemudian diterjemahkan kedalam proses produksi. Pemerintah memberikan fasilitas dan mendorong berkembangnya usaha- usaha agribisnis tersebut. Kawasan Peruntukan pertanian menyebar di berbagai tempat di Kabupaten Pacitan, dengan pusat pengembangan potensi pertanian di Kecamatan Nawangan dan Kecamatan Bandar. Kegiatan pertanian di Kabupaten Pacitan terbagi atas tiga jenis kegiatan pertanian, yaitu tanaman pangan dan holtikultura, peternakan dan perkebunan. 1. Kawasan Tanaman Pangan dan Holtikultura, Buah- buahan, dan Bio Farmaka Kawasan budidaya tanaman pangan dan holtikultura dikelompokkan menjadi: kelompok palawija, kelompok hortikulturasayuran, kelompok pertanian padi sawah, kelompok buah-buahan, dan kelompok bio farmaka. Kawasan pengembangan palawija berada di lahan dataran rendah dengan kemiringan 15. Sedangkan kawasan pengembangan tanaman sayuran berada di lahan dataran tinggi dengan kemiringan 15 dan berhawa sejuk. Kawasan budidaya pertanian padi sawah berada di dataran datar sampai berombak, yang memilki sumber air mencukupi. Kelompok buah-buahan dan bio farmaka dikembangkan sesuai dengan kemampuan lahan. a. Adapun arahan Pengembangan Tanaman Palawija adalah sebagai berikut: Palawija dikembangkan sebagai tanaman tumpangsari dengan tanaman perkebunan dibawah kelapa dan cengkih. Palawija dikembangkan untuk meningkatkan Indek Pertanaman IP di lahan sawah irigasi dan tadah hujan. b. Arahan Pengembangan Tanaman Sayuran: Tanaman sayuran terdiri atas bawang daun, kentang, wortel, tomat dan kacang merah Tanaman sayuran dikembangkan sebagai tanaman pokok di dataran tinggi. Pengembangan tanaman sayuran harus disertai dengan tindakan konservasi tanah dan air. Pengembangan tanaman sayuran secara berangsur dikembangkan kearah sistem pertanian organik . Perlu adanya pasar dan laboratorium ekolabeling. Perlu dikombinasikan dengan usaha peternakan, sehingga limbahnya dapat didayagunakan secara imbal balik. c. Arah Pengembangan Tanaman Padi Sawah: Debit air perlu diatur secara teratur. Perlu menjaga sumber air untuk menjaga kelangsungan irigasi. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 51 Mengendalikan alih fungsi lahan irigasi dengan mengarahkan pembangunan permukiman kearah lahan kering, sehingga ada lahan irigasi permanen sawah status S1. Sedangkan arahan untuk seluruh jenis tanaman pertanian adalah pengembangan pertanian dilakukan pada lahan- lahan saat ini dan lahan-lahan yang sesuai untuk dikembangkan pertanian sekaligus diupayakan menunjang pengembangan kegiatan pariwisata. Maksud dari lahan saat ini adalah lahan-lahan yang sudah diusahakan sebagai lahan kegiatan pertanian, termasuk yang berada di kawasan sempadan sungai. Sementara yang dimaksud dengan “lahan yang sesuai untuk dikembangkan pertanian” adalah lahan-lahan yang kandungan kimiawi dan struktur tanahnya dinyatakan sesuai bagi pengembangan kegiatan pertanian. Dengan memperhatikan arahan yang akan dituju, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: Perlunya pengaturan pemupukan yang ramah lingkungan, terutama bagi lahan-lahan pertanian yang berada di kawasan sempadan sungai Bagi kegiatan pertanian di perbatasan atau di dalam kawasan lindung, pengembangannya dilakukan terbatas dengan tidak mengubah fungsi lindungnya. Arti terbatas disini adalah bahwa luasan yang diusahakan saat ini tidak dapat diperluas. Pengembangan pertanian di kawasan sempadan sungai bibir sungai khususnya dapat dilakukan dengan menggunakan pengairan yang terkontrol pada satu sistem irigasi dan penggunaan pestisida yang terkontrol Pengembangan paket wisata pertanian a g ro -to urism dengan memanfaatkan kegiatan tani sebagai obyek wisata yang dapat dinikmati oleh para wisatawan, misalnya: o Kegiatan panen o Kegiatan persemaian o Kegiatan pemerahan susu 2. Kawasan Peruntukan Peternakan Kawasan budidaya peternakan dikelompokkan menjadi dua kawasan pengembangan, yaitu kawasan pengembangan ternak kerbau dan kawasan pengembangan ternak sapi, kambing, dan domba. Kawasan peternakan merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan peternakan. Untuk meningkatkan produksi peternakan, maka kegiatan peternakan yang dikembangkan di Kabupaten Pacitan perlu dilakukan dengan teknologi tinggi. Teknologi tinggi ini juga akan menyebabkan tidak adanya bau dan limbah dari kegiatan perternakan yang dapat mengganggu lingkungan setempat. Untuk meningkatkan produksi peternakan yang di kelola oleh masyarakat, perlu diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan dan instansi terkait melalui penyediaan fasilitas dan prasarana penunjang kegiatan ini, pemberiaan bantuan modal usaha secara bergulir, pemberdayaan sumber daya peternakpara petugas melalui pembinaan dan penyuluhan, serta mendorong terbentuknya pola kemitraan antara para peternak dengan peternak besarswasta, terutama dalam hal pengembangan teknologi peternakan, penyediaanpengembangan bibit unggul dan bantuan pemasaran. Untuk menjaga kelestarian kawasan lindung di Kabupaten Pacitan, pengembangan kawasan peternakan di Kabupaten Pacitan sebaiknya dibuat dengan luasan yang tidak terlalu besar dengan luasan maksimal 100 Ha. Selain itu untuk menjaga lingkungan agar tetap higienis, peternak wajib menyediakan pengolahan limbah buangan untuk di tre a tme nt sesuai ambang batas minimum yang dapat ditolerir. Dengan demikian keberadaan peternakan ini tidak mengganggu lingkungan sekitarnya, terutama bagi masyarakat secara luas. Apabila kewajiban ini tidak dapat dipenuhi oleh para peternak, perlu adanya pengenaan sanksi berupa denda yang tinggi atau dihentikan kegiatan usahanya. 3. Kawasan Peruntukan Perkebunan Kawasan pertanian tanaman tahunanperkebunan merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pertanian tanaman tahunanperkebunan dengan jenis komoditi utama berupa hasil perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan pangsa pasar yang baik. Agar jenis tanaman ini mempunyai nilai ekonomis tinggi perlu dilakukan upaya penguasaan teknologi perkebunan, baik melalui pelatihan, bimbingan atau studi banding. Untuk itu diperlukan peran aktif Pemerintah terutama dalam membangun tempat pelatihan bagi para petani guna meningkatkan kemampuan untuk menguasai teknologi pertanian. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 52 Untuk meningkatkan nilai jual hasil tani di Kabupaten Pacitan seperti melinjo, kemiri, sukun, nangka dan tanaman lainnya, perlu adanya pengembangan industri pengolahan dan industri kemasan hasil perkebunan. Kawasan budidaya perkebunan dikembangkan di seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan. Arahan pengembangan kawasan perkebunan adalah sebagai berikut: Pemilihan jenis komoditi disesuaikan dengan agroekosistem kesesuaian lahan. Komoditi yang dikembangkan berorientasi pasar. Manajemen pengelolaan bersifat agribisnis. 5 5 . . 4 4 . . 4 4 P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N P P E E R R I I K K A A N N A A N N Wilayah Pesisir Kabupaten Pacitan tersebar di 7 kecamatan. Panjang Pantai di Kabupaten Pacitan 70,709 km, membentang dari Kecamatan Sudimoro hingga Kecamatan Donorojo. Wilayah pesisir diarahkan kepada pengembangan kegiatan budidaya air payau dan perikanan tangkap. Di wilayah yang dialiri aliran sungai, diarahkan untuk pengembangan perikanan budidaya, yaitu untuk budidaya ikan air tawar. Komoditas air payau yang dikembangkan adalah udang vanname dan bandeng, sedangkan untuk budidaya air tawar dikembangkan budidaya lele, nila, tombro, tawes dan gurami. Untuk budidaya air laut di Kabupaten Pacitan dikembangkan rumput laut. Komoditi perikanan tangkap yang menonjol adalah tunababy tuna, cakalang, tongkol, dorang, kembung, tengiri, layur, kakap, pari, cucut, runang, lemuru, tiga waja, manyung, kuwe, petek, rebon, julung dan teri. Memperhatikan arah pengembangan diatas terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: Upaya peningkatan produksi perikanan tangkap hendaknya didukung dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia nelayan, peningkatan teknologi penangkapan ikan serta penguatan modal usaha. Akses pasar yang lebih memberikan peluang bagi nelayan dan pengusaha perikanan di Kabupaten Pacitan seyogyanya menjadi salah satu prioritas dalam pengembangan usaha perikanan tangkap. Demikian pula aspek pengelolaan hasil produksi, sehingga masyarakat nelayan mempunyai peluang untuk memperoleh nilai tambah dari hasil produksinya. Pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan perlu mendapat perhatian semua pihak, mengingat sumberdaya ikan bukan merupakan sumberdaya yang tidak dapat habis. Pengawasan terhadap aktivitas penangkapan ikan yang menggunakan teknik dan alat yang dapat merusak ekosistem perairan hendaknya ditingkatkan, sebagai upaya untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan biota lainnya sehingga tetap lestari. Untuk kegiatan perikanan yang berdekatan dengan lokasi obyek wisata dapat dikembangkan sebagai paket wisata yang dapat dikembangkan sebagai paket wisata perikanan fisheries tourism dengan memanfaatkan kegiatan meliputi: pembibitan ikan, penen ikan, pemberian pakan, penambahan jumlah ikan dan pemancingan. Untuk menjaga ekosistem laut, maka perlu adanya pelarangan penangkapan ikan laut dengan bahan peledak, potas, serta alat tangkap pukat harimau. 5 5 . . 4 4 . . 5 5 P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N P P E E R R T T A A M M B B A A N N G G A A N N Potensi tambang di Kabupaten Pacitan terdiri atas bahan tambang dan galian klasifikasi A, klasifikasi B dan Kalsifikasi C yang tersebar di 85 wilayah Kabupaten Pacitan. Namun potensi ini tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, karena kondisi fisik Pacitan yang tidak memungkinkan. Berdasarkan hal tersebut maka arahan pengelolaan potensi pertambangan adalah sebagai berikut: Penetapan Wilayah Pertambangan WP yang meliputi Wilayah Usaha Pertambangan WUP; Wilayah Pertambangan Rakyat WPR; dan Wilayah Pencadangan Negara WPN. Agar perkembangan kawasan pertambangan tidak merusak lingkungan, kegiatan ini perlu diawasi secara ketat perkembangannya dan dibuat aturan yang mengharuskan para investor ini untuk menguruk bekas galiannya agar tidak meninggalkan lubang-lubang bekas galian yang dapat menimbulkan dampak negatifkerusakan terhadap lingkungan. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 53 Arahan jenis tambang yang dikembangkan di Kabupaten Pacitan adalah yang mempunyai nilai ekonomis dan diterima pasar. Sejumlah bahan tambang telah dieksplorasi oleh beberapa pihak. Bahan galian atau sumber daya mineral yang telah dieksplorasi pada tahun 2007 adalah batu bara di Kecamatan Tulakan seluas 0,56 ha; mangan di Kecamatan Tegalombo 2 KP 0,54 ha dan 1,2 ha dan di Kecamatan Bandar 2 KP 3,06 ha dan 2,74 ha; emas di Kecamatan Nawangan seluas 5.612 ha; batu gamping di Kecamatan Pringkuku sebanyak 2 SIPD 1,87 dan 0,5 ha; bentonit di Kecamatan Pringkuku, Desa Pelem sebanyak 4 SIPD 49,375 ha,0,72 ha,0,77 ha, dan 1,45 ha dan Desa Tamanasri 1 SIPD 0,92 ha; zeloit di Kecamatan Bandar 1 SIPD 0,32 ha; lempung di Kecamatan Tegalombo sebanyak 1 SIPD 0,04 ha; feldspar di Kecamatan Arjosari 1 SIPD 0,45 ha dan di Kecamatan Tulakan 1 SIPD 0,10 ha, batuan breksi di Kecamatan Nawangan Desa Jetis Lor 4 SIPD 0,27 ha,1,60ha,0,38 ha,0,5 ha, di Desa Nawangan 1 SIPD 1,69 ha, di Desa Tokawi 2 SIPD 0,93 ha dan 2,42 ha, di Kecamatan Pacitan 2 SIPD 0,51 ha dan 1,40 ha, di Kecamatan Bandar 1 SIPD 0,67 ha; dasit, basalt, andesit, dan granit di Kecamatan Pacitan sebanyak 1 SIPD 0,87 ha dan di Kecamatan Tegalombo 1 SIPD 1,23 ha; serta sirtu di aliran sungai Grindulu Kecamatan Pacitan 15 SIPD 9,02 ha dan Kecamatan Arjosari 9 SIPD 8,405 ha, di aliran sungai Lorok Kecamatan Ngadirojo 2 SIPD 1,10 ha dan Kecamatan Kebonagung 1 SIPD 0,27 ha. Pemegang ijin pertambangan tersebut wajib melaksanakan reklamasi pada kawasan hutan bekas areal pertambangan sesuai dengan tahapan kegiatan pertambangan. Setiap pengajuan ijin pertambangan yang rencana kegiatannya akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan wajib melengkapi dengan AMDAL atau UKL- UPL yang direkomendasi instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup. 5 5 . . 4 4 . . 6 6 P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N I I N N D D U U S S T T R R I I Kawasan peruntukan industri merupakan kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan. Kawasan Peruntukan Industri adalah bentangan lahan yang diperuntukan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan. Sebagian besar jenis industri yang ada di Kabupaten Pacitan merupakan industri kecil. Kegiatan industri yang prospektif dikembangkan hingga tahun 2028 adalah jenis industri yang mendukung perkembangan potensi daerah, yaitu industri yang menudukung kegiatan pertanian, pariwisata, perikanan dan pengolahan hasil galian di Kabupaten Pacitan. Industri yang dikembangkan ini harus dapat memanfaatkan secara optimal sumber daya manusia, alam, dan sumber daya teknologi. Untuk mewujudkan tertib ruang dalam pengembangan kegiatan industri di Kabupaten Pacitan, perizinan investasi industri harus diarahkan ke kawasan peruntukan industri yang telah ditetapkan. Sedangkan lokasi industri yang sudah ada dan berada di luar kawasan peruntukan industri yang telah ditetapkan dan tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan, terutama yang terindikasi danatau berpotensi mencemari lingkungan harus dipindahkan secara bertahap ke kawasan peruntukan industri yang sudah di tetapkan dalam tata ruang Kabupaten Pacitan ini. Langkah ini perlu diambil untuk memudahkan kontrol dan pengawasan, menghindari terjadinya konflik kepentingan dengan R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 54 lingkungan sekitarnya, mengurangi tingkat pencemaran yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitarnya, serta untuk menjaga tingkat kenyamanan dan keindahan Kabupatan Pacitan. Industri yang diperkirakan akan berdampak pada lingkungan, harus menggunakan teknologi yang ramah lingkungan sehingga limbah industri yang dihasilkan memenuhi baku mutu lingkungan yang berlaku. Kualitas lingkungan sekitar industri tersebut harus tetap dapat terjaga dan melengkapi usaha dengan dokumenformulir studi lingkungan yang direkomendasi instansi yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup, yaitu AMDAL atau UKL-UPL. Agar kegiatan industri yang akan dikembangkan ini dapat memberi manfaat terhadap masyarakat setempat serta berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan upaya pemberdayaan dan peningkatan ketrampilan bagi masyarakat setempat yang berminat bekerja di sektor ini, meningkatkan produktivitas tenaga kerja serta usaha untuk meningkatkan penguasaan teknologi, baik melalui transfer teknologi atau melalui peningkatan kemampuan terhadap teknologi yang digunakan. Selain itu, untuk menunjang pengembangan kegiatan industri perlu pula ditunjang kelengkapan sarana dan prasarana pendukungnya, seperti peningkatan aksessibilitas yang baik, serta suplai air, listrik dan telekomunikasi yang memadai. 5 5 . . 4 4 . . 7 7 P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N P P A A R R I I W W I I S S A A T T A A Kegiatan pariwisata yang akan dikembangkan di Kabupaten Pacitan dititikberatkan pada kegiatan wisata budaya, wisata alam dan wisata bahari, dengan ta rg e t ma rke t tidak hanya penduduk Kabupaten Pacitan dan sekitarnya saja tetapi juga untuk menarik minat wisatawan manca negara berkunjung di kabupaten ini. Agar pariwisata dapat berkembang, maka rencana pengembangan kegiatan pariwisata diarahkan pada pengembangan pusat-pusat informasi obyek wisata, maksimalisasi daya tarik panorama alam dan melestarikan bangunan bersejarah dengan melibatkan peran aktif masyarakat setempat. Arahan-arahan sebagaimana tersebut di atas dapat diwujudkan dengan memperhatikan beberapa hal, seperti: Pengembangan produk kepariwisataan Kabupaten Pacitan melalui strategi pengembangan tematik kepariwisataan terpadu dalam satu kesatuan Kawasan Pengembangan Pariwisata. Pengembangan produk kepariwisataan mengacu pada pendekatan koridor wisata terpadu lintas batas wilayah b o rde rle ss to urism . Pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pacitan berbasis wisata alam dan wisata budaya melalui pengembangan paket-paket wisata yang kreatif dan inovatif. Kegiatan wisata yang berada di kawasan lindung dapat dipertahankan dan tetap ditingkatkan kualitas pelayanannya untuk wisatawanpengunjung dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan tetap menjaga kebersihan lingkungan di sekitarnya. Obyek wisata alam sebaiknya membatasi jumlah bangunan dan dikonsentrasikan pada lokasi yang sesuai Untuk kegiatan wisata sejarah, bangunan bersejarah yang ada dipertahankan dengan: o Mengembalikan fungsinya sebagai bangunan bersejarah dan obyek wisata. o Merenovasi bangunan yang sudah tua dan rusak o Mempertahankan dan menambah nuansa budaya di lingkungan sekitar obyek wisata bersejarah. o Penataan fisik lingkungan di sekitar obyek wisata bersejarah, dengan fokus pada obyek wisata tersebut. o Jika bangunan bersejarah di pinggir jalan, sebaiknya disediakan lahan parkir dan tempat beristirahat yang cukup, sehingga tidak mengganggu lalu lintas. Kawasan karst yang merupakan salah satu kawasan yang R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 55 dapat dimanfaatkan sebagai obyek pariwisata, perlu dikembangkan potensinya, dilestarikan dan mendapatkan perlindungan agar tidak mengakibatkan bencana untuk wilayah disekitarnya. Untuk itu diperlukan beberapa kebijakan pembangunan di kawasan kars, diantaranya adalah perlindungan kawasan hutan lindung, pengembangan daerah tangkapan mata air dan sungai bawah tanah, pengelolaan sempadan pantai, pengelolaan sempadan mata air dan pengelolaan gua. 5 5 . . 4 4 . . 8 8 P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N P P E E R R M M U U K K I I M M A A N N Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan Dan Permukiman, Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Kawasan permukiman merupakan kawasan yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal dan kegiatan masyarakatnya. Pada prinsipnya pengembangan permukiman dapat dialokasikan pada lahan yang kurang produktif dan memiliki kemiringan lereng dibawah 15. Direncanakan pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Pacitan yang saat ini mengikuti pola jalan dan diprediksikan akan terus berkembang seperti itu. Pengembangan kegiatan permukiman harus dibarengi dengan pelengkapan sarana dan prasarana. Pola pengembangan kegiatan permukiman ini harus saling terintegrasi antara permukiman baru yang akan dikembangkan dengan permukiman penduduk yang sudah ada, sehingga tercipta keserasian dan dapat dihindari tumbuhnya kerawanan sosial akibat adanya kesenjangan. Khusus untuk pengembangan kawasan permukiman di lokasi yang saat ini berlokasi di daerah yang rawan terhadap bencana, diarahkan pada permukiman dengan perumahan berkepadatan rendah. Setiap pusat permukiman yang mengarah menjadi kota diarahkan untuk mampu berfungsi sebagai pusat wilayah belakangnya, terutama dalam kegiatan perdagangan dan pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan oleh hutan lindung disamping memberikan pelayanan sosial dan jasa. Kecamatan yang berfungsi sebagai pusat permukiman yang skala luas adalah Kecamatan Pacitan. Arahan fungsi kotapusat permukiman yang mengarah menjadi status kota untuk Kecamatan Pacitan dalam kurun waktu 20 tahun Th. 2028 tidak saja ditetapkan oleh kecenderungan perkembangan fungsi kota tetapi ditentukan berdasarkan atas peluang-peluang ekonomi maupun rencana-rencana pengembangan sektoral wilayah hinterland dari rencana pengembangannya itu sendiri. Kecamatan Donorojo, Pringkuku, Pacitan, Tulakan, dan Ngadirojo diprediksikan menjadi lokasi yang memiliki jumlah permukiman paling banyak dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Hal ini dikarenakan lima kecamatan tersebut memiliki sarana dan prasarana lingkungan yang cukup memadai serta telah terlayani listrik, air bersih dan dilalui oleh Jaringan jalan. Selain itu apabila melihat topografinya, kecamatan-kecamatan tersebut terletak di kawasan berkemiringan 0-8 yang cocok menjadi kawasan permukiman. Untuk Kecamatan Tulakan, walupun kecenderungan penduduknya tumbuh sangat cepat, sebaiknya di masa yang akan datang lebih dikendalikan. Karena sebagian besar wilayah Kecamatan Tulakan memiliki fungsi sebagai kawasan lindung. Untuk mengendalikan pertumbuhan yang terlalu cepat, mengingat adanya keterbatasan ruang, maka perlu diadakannya disinsetif berupa pembatasan pelayanan sarana dan prasarana serta adanya arahan pengembangan permukiman yang diijinkan. Adapun arahan pengembangan kawasan peruntukan permukiman adalah sebagai berikut: Perlu memperhatikan tata air, budaya lokal serta kepentingan umum. Pada permukimanperumahan nelayan harus dilakukan upaya penataan dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kawasan. Penempatan perumahan nelayan baru hendaknya disesuaikan dengan potensi sumber daya sekitar dan “market” hasil budidaya perikanan. Program pemanfaatan kawasan yang dapat diterapkan untuk kawasan peruntukan permukiman yang telah ada antara lain: revitalisasipenataan bangunan, penyediaan utilitas, penanganan sarana air bersih, air limbah dan persampahan, serta pemeliharaan drainase. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 56 Program pemanfaatan kawasan yang dapat diterapkan untuk kawasan peruntukan permukiman baru antara lain: penataan bangunan, pengaturan pengambilan air tanah, reklamasi, pengaturan batas sempadan bangunan, program penghijauan sempadan, dll. Penetapan kawasan peruntukan permukiman dilakukan dengan menegaskan kembali fungsi dan peran kawasan lindung seperti kawasan sempadan, hutan, dan cagar alam serta dalam hal pengaturan bangunan serta tata lingkungan yang dapat mendukung daya tarik wisata . Pengaturan KDB, KLB, ketinggian bangunan berdasarkan peruntukan lahannya. Permukiman yang saat ini tersebar di berbagai wilayah memiliki sistem pengelolaan yang berbeda: a. Permukiman yang saat ini berada di kawasan lindung, tidak diperkenankan untuk berkembang lagi. Permukiman yang ada tetap diberi pelayanan infrastruktur, namun untuk mencegah terjadinya perluasan kawasan permukiman maka peningkatan pelayanan infrastruktur dilakukan hanya untuk memenuhi permintaan pelayanan permukiman saat ini. b. Permukiman yang terletak di kawasan budidaya non pertanian mendapatkan insentif pengembangan dengan meningkatkan pelayanan infrastruktur. Untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang baik, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah: a. Untuk bangunan di sempadan sebaiknya tidak ada penambahan bangunan baru, ketinggian bangunan tidak melebihi ketinggian bangunan di daerah yang lebih tinggi + 2 lantai, sistem pembuangan domestik cair dan padat diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kualitas air b. Jika permukiman yang saat ini telah berkembang di kawasan lindung hutan, maka kegiatan budidaya masyarakat perlu diatur agar tidak mengganggu fungsi lindung sebagai c a tc hme nt a re a . c. Untuk bangunanpermukiman di sepanjang jalan utama arsitektur bangunan diatur dengan rapi dan indah dengan mencirikan kekhasan masyarakat setempat, kepadatan bangunan dijaga untuk jangan sampai berubah agar tidak menambah beban jalan, dikembangkan alternatif pembangunan jalan lingkungan sekunder yang melayani pergerakan antar perumahan agar tidak perlu melalui jalan utama. Ta b e l 5. 8 Re nc a na Pe na ta a n Ba ng una n Pe rm ukim a n Pe rko ta a n Ke m iring a n Pe rm ukim a n Pe rko ta a n 0 - 15 15 – 30 30 - 40 Ke p a d a ta n Ting g i Ke p a d a ta n Se d a ng Ke p a d a ta n Re nd a h KDB Maks dalam Blok Peruntukan 80 70 60 50 50 Kepadatan Bangunan Maksimum 50 rumahHa 25 rumahHa 17 rumahHa 2 rumah Ha 1 rumah Ha Klasifikasi Kepadatan Sedang Rendah Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah Sumb e r: Ha sil Ana lisis 2008 Ta b e l 5. 9 Re nc a na Pe na ta a n Ba ng una n Pe rm ukim a n Pe rde sa a n Ke m iring a n Pe rm ukim a n Pe rd e sa a n 0 - 8 8 - 15 15 - 30 30 – 40 KDB Maks dalam Blok Peruntukan 60 50 40 40 Kepadatan Bangunan Maksimum 5 rumahHa 3 rumah Ha 2 rumahHa - Klasifikasi Kepadatan Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah Sumb e r: Ha sil Ana lisis 2008 Pengembangan permukiman diikuti dengan pengembangan sarana lingkungan sesuai kebutuhan yang meliputi fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, dan fasilitas ekonomi sebagai berikut:

A. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Pacitan adalah rumah sakit umum, puskesmas, puskesmas pembantu, praktek dokter, balai pengobatan, dan posyandu. Jumlah rumah sakit yang ada saat ini adalah 1 buah yang terletak di Kecamatan Pacitan. Seiring pertambahan penduduk berdasarkan proyeksi hingga tahun 2028, Kabupaten Pacitan membutuhkan 2 buah rumah sakit umum. Jadi hanya dibutuhkan penambahan rumah sakit umum serta peningkatan kualitas rumah sakit yang telah ada. R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 57 Untuk pelayanan puskesmas, di Kabupaten Pacitan pada saat ini memiliki unit puskesmas sebanyak 24 yang tersebar di seluruh kecamatan. Berdasarkan prediksi perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Pacitan hingga tahun 2028, diketahui bahwa hampir seluruh kecamatan tidak memerlukan penambahan unit puskesmas, kecuali untuk Kecamatan Tulakan. Setiap puskesmas membawahi 5 puskesmas pembantu di setiap kecamatan. Fasilitas posyandu sama halnya dengan fasilitas puskesmas, telah tersebar diseluruh kecamatan bahkan untuk fasilitas posyandu pelayanan telah sampai kepelosok desa, dengan jumlah pelayanan posyandu pada saat ini sebanyak 753 unit. Hingga tahun 2028 direncanakan penambahan fasilitas posyandu hanya untuk Kecamatan Nawangan, Bandar dan Sudimoro dengan masing-masing penambahan posyandu sebanyak 8 unit, 2 unit dan 2 unit. Ta b e l 5. 10 Re nc a na Ke b utuha n Fa silita s Ke se ha ta n Lo ka si Ta hun 2008 2013 2018 2028 RUMAH SAKIT Kabupaten Pacitan 2 2 2 2 PUSKESMAS Kecamatan ™ Donorojo 2 2 2 2 ™ Punung 2 2 2 2 ™ Pringkuku 2 2 2 2 ™ Pacitan 2 2 2 2 ™ Kebonagung 2 2 2 2 ™ Arjosari 2 2 2 2 ™ Nawangan 2 2 2 2 ™ Bandar 2 2 2 2 ™ Tegalombo 2 2 2 2 ™ Tulakan 2 2 2 3 ™ Ngadirojo 2 2 2 2 ™ Sudimoro 2 2 2 2 Jum la h 24 24 24 25 Sumb e r: Ha sil Ana lisis 2008 Posyandu adalah salah satu bentuk dari Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat UKBM yang lebih mengedepankan langkah preventif dan promotif. Ini berbeda fungsi dengan Puskesmas yang merupakan institusi milik Pemerintah yang memiliki 4 fungsi sekaligus yaitu preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif. Institusi milik masyarakat yang memiliki fungsi lengkap 4 fungsi yang mirip Puskesmas di tingkat desa adalah Pos Kesehatan Desa Poskesdes yang sekarang sedang dikenalkan dengan program Desa Sinaga. Institusi lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah Pondok Bersalin Desa dengan tenaga Bidan di desanya yang merupakan aparat kesehatan Pemerintah paling bawah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat desa dan permasalahan kesehatan di tingkat desa. Ta b e l 5. 11 Re nc a na Ke b utuha n Fa silita s Ke se ha ta n Po sya ndu Ke c a m a ta n Ta hun 2008 2013 2018 2028 Donorojo 66 66 66 66 Punung 45 45 45 45 Pringkuku 51 51 51 51 Pacitan 102 102 102 102 Kebonagung 81 81 81 81 Arjosari 60 60 60 60 Nawangan 51 51 54 59 Bandar 48 48 48 50 Tegalombo 56 56 56 56 Tulakan 97 97 97 97 Ngadirojo 64 64 64 64 Sudimoro 32 32 32 34 Jum la h 753 753 756 765 Sumb e r: Ha sil Ana lisis 2008 Jumlah tempat praktek dokter yang telah beroperasi pada saat ini adalah sebanyak Terdapat 39 praktek dokter yang tersebar di kecamatan-kecamatan dengan jumlah dokter terbanyak di Kecamatan Pacitan, yaitu sebanyak 20 dokter. Pada tahun 2008 hingga tahun 2013 jumlah kebutuhan praktek dokter meningkat menjadi 117 buah, pada tahun 2018 kebutuhan akan pelayanan dokter meningkat kembali menjadi 121 dan pada tahun 2028 kebutuhannya menjadi 133 buah praktek dokter. Jumlah penambahan dokter hingga tahun 2028 terjadi di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Pacitan, dengan jumlah penambahan dokter sekitar 5-17 praktek dokter. Kebutuhan tertinggi akan praktek dokter adalah Kecamatan Tulakan. Ta b e l 5. 12 Re nc a na Ke b utuha n Fa silita s Ke se ha ta n Pra kte k Do kte r Ke c a m a ta n Ta hun 2008 2013 2018 2028 Donorojo 8 8 8 9 Punung 7 7 8 9 Pringkuku 6 6 7 7 Pacitan 20 20 20 20 Kebonagung 9 9 9 10 Arjosari 8 8 8 9 Nawangan 10 10 10 11 Bandar 8 8 9 10 Tegalombo 10 10 10 12 Tulakan 16 16 17 19 Ngadirojo 9 9 9 11 Sudimoro 6 6 6 6 Jum la h 117 117 121 133 Sumb e r: Ha sil Ana lisis 2008 Kabupaten Pacitan juga memerlukan fasilitas kesehatan berupa apotek. Berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun 2008 kebutuhan apotek adalah sebanyak 53 buah yang R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 58 tersebar di tiap kecamatan dan meningkat menjadi 61 unit apotek pada tahun 2028. Tiap apotek harus dapat melayani masyarakat dengan radius 1500 meter. Ta b e l 5. 13 Re nc a na Ke b utuha n Fa silita s Ke se ha ta n A p o tik Ke c a m a ta n Ta hun 2008 2013 2018 2028 Donorojo 4 4 4 4 Punung 3 3 4 4 Pringkuku 3 3 3 3 Pacitan 6 6 7 8 Kebonagung 4 4 4 5 Arjosari 4 4 4 4 Nawangan 5 5 5 5 Bandar 4 4 4 5 Tegalombo 5 5 5 6 Tulakan 8 8 8 9 Ngadirojo 4 4 4 5 Sudimoro 3 3 3 3 Jum la h 53 53 55 61 Sumb e r: Ha sil Ana lisis 2008

B. Fasilitas Pendidikan

Berdasarkan proyeksi penduduk, jumlah fasilitas pendidikan untuk TK dan SMU yang ada hingga tahun 2008 dirasa kurang memenuhi kebutuhan yang ada. Jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan pada tahun 2013 sebesar 723 sekolah yang terdiri dari TK, SD, SLTP, dan SLTA. Sedangkan pada tahun 2018 jumlah kebutuhan tersebut meningkat kembali menjadi 757 dan pada tahun 2028 menjadi 834. Penambahan jumlah kebutuhan ini perlu diiringi dengan peningkatan kualitas fasilitas pendidikan. Adapun jenis fasilitas sekolah yang direncanakan akan dikembangkan di Kabupaten Pacitan adalah: ™ SD meliputi SD negeri, SD swasta, madrasah ibtidaiyah negeri, dan madrasah ibtidaiyah swasta. ™ SLTP meliputi SLTP negeri, SLTP swasta, madarasah tsanawiyah negeri dan swasta. ™ SLTA meliputi SLTA negeri, SLTA swasta, madrasah aliyah negeri, dan madrasah aliyah swasta.. Penambahan TK di Kabupaten pacitan hingga tahun 2028 mencapai lebih dari 200 dari jumlah yang telah ada saat ini. Kebutuhan tertinggi terhadap fasilitas Taman Kanak-Kanak terdapat di Kecamatan Tulakan, yang membutuhkan penambahan fasilitas sebanyak 57 unit. Rencana pengembangan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar berdasarkan proyeksi perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Pacitan hingga tahun 2028 tidak membutuhkan peningkatan. Jumlah yang ada saat ini telah mencukupi kebutuhan fasilitas pendidikan dasar hingga tahun 2028. Meskipun jumlah SD tidak memerlukan penambahan jumlah yang signifikan, namun ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu kualitas pendidikan SD yang telah ada apakah sudah memenuhi standar kualitas pendidikan atau perlu ditingkatkan. Dengan menggunakan standar minimal pelayanan fasilitas SLTP sebanyak 1 unit untuk setiap 25.000 penduduk, maka jumlah fasilitas pendidikan yang diperlukan hingga tahun 2028 adalah berjumlah 27 unit fasilitas, ini berarti jumlah fasilitas yang ada saat ini telah mencukupi kebutuhan hingga tahun 2028. Disamping itu juga dikembangkan sarana pendidikan setingkat perguruan tinggi dimana pada tahun 2008 terdapat perguruan tinggi swasta. Ta b e l 5. 14 Re nc a na Ke b utuha n Fa silita s Pe nd id ika n Se ting ka t TK- SD Ke c a m a ta n TK SD 2013 2018 2028 2013 2018 2028 Donorojo 43 44 48 7 7 8 Punung 41 41 46 7 7 8 Pringkuku 34 36 39 6 6 6 Pacitan 68 72 82 11 12 14 Kebonagung 47 49 54 8 8 9 Arjosari 42 44 48 7 7 8 Nawangan 52 54 59 9 9 10 Bandar 45 47 50 7 8 8 Tegalombo 52 55 60 9 9 10 Tulakan 82 86 95 14 14 16 Ngadirojo 47 50 56 8 8 9 Sudimoro 31 32 35 5 5 6 Jum la h 584 611 672 97 102 112 Sumb e r: Ha sil Ana lisis 2008 Ta b e l 5. 15 Re nc a na Ke b utuha n Fa silita s Pe nd id ika n Se ting ka t SLTP- SLTA Ke c a m a ta n SLTP SLTA 2013 2018 2028 2013 2018 2028 Donorojo 2 2 2 1 1 2 Punung 2 2 2 1 1 2 Pringkuku 1 1 2 1 1 1 Pacitan 3 3 3 2 2 3 Kebonagung 2 2 2 2 2 2 Arjosari 2 2 2 1 1 2 Nawangan 2 2 2 2 2 2 Bandar 2 2 2 1 2 2 Tegalombo 2 2 2 2 2 2 Tulakan 3 3 4 3 3 3 Ngadirojo 2 2 2 2 2 2 Sudimoro 1 1 1 1 1 1 Jum la h 23 24 27 19 20 22 Sumb e r: Ha sil Ana lisis 2008 R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 5 - 59

C. Fasilitas Ekonomi

Fasilitas ekonomi saat ini yang terdapat di Kabupaten Pacitan adalah koperasi, pasar milik PEMDA, pertokoan, warungkios, dan sebagainya. Pada tahun 2013 dan 2018 peningkatan jumlah kebutuhan warung dan pertokoan secara berturut-turut adalah sebanyak 2321 dan 2684 untuk warung, 225 dan 236 untuk pertokoan. Pada tahun 2028 kebutuhan pelayanan akan warung di lingkungan mencapai 2.684 unit, sedangkan pertokoan 265 unit. Untuk pelayanan perekonomian skala pasar, berdasarkan standar minimal tersedia 1 buah pasar untuk setiap 30.000 penduduk, maka jumlah pasar yang seharusnya tersedia di seluruh Kabupaten Pacitan adalah sebanyak unit 19 pasar pada tahun 2013, 20 unit pada tahun 2018 dan 22 unit pada tahun 2028. Berikut tabel prediksi kebutuhan fasilitas ekonomi di setiap kecamatan hingga tahun 2028. Ta b e l 5. 16 Re nc a na Ke b utuha n Fa silita s Eko no m i Ke c a m a ta n Wa rung Pe rto ko a n 2008 2013 2018 2028 2008 2013 2018 2028 Donorojo 167 170 177 193 16 17 17 19 Punung 153 156 164 182 15 15 16 18 Pringkuku 133 136 142 154 13 13 14 15 Pacitan 264 271 288 327 26 27 28 32 Kebonagung 186 189 197 215 18 18 19 21 Arjosari 163 166 174 192 16 16 17 19 Nawangan 202 206 216 237 20 20 21 23 Bandar 176 179 186 201 17 17 18 20 Tegalombo 205 209 219 241 20 20 21 24 Tulakan 322 328 345 381 32 32 34 38 Ngadirojo 184 188 199 223 18 18 19 23 Sudimoro 121 123 128 138 12 12 12 13 Jum la h 2276 2321 2435 2684 223 225 236 265 Sumb e r: Ha sil Ana lisis 2008 Adapun yang terkait dengan sektor informal, direncanakan sebagai berikut: ™ Kegiatan sektor informal secara umum dapat dialokasikan di kawasan peruntukan permukiman, khususnya pada kawasan perdagangan dan jasa. ™ Kegiatan sektor informal yang diperkirakan memberikan dampak lingkungan diarahkan untuk dialokasikan pada kawasan peruntukan ruang terbuka hijaulahan cadangan, atau disesuaikan antara jenis kegiatan informal dengan jenis rencana peruntukan lahannya. ™ Kegiatan sektor informal harus tetap memperhatikan kenyamanan dan keamanan lingkungan. 5 5 . . 4 4 . . 9 9 P P E E N N G G E E L L O O L L A A A A N N K K A A W W A A S S A A N N P P E E R R U U N N T T U U K K A A N N L L A A I I N N N N Y Y A A

5. 4. 9. 1 Pengelolaan Kawasan Andalan

Pengelolaan kawasan andalan pertanian, perikanan, dan pariwisata diatur sebagai berikut: 1. Rencana pengelolaan kawasan andalan pertanian merujuk pada rencana pengelolaan kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Sub Bab 5.4.3 dan rencana pengelolaan kawasan strategis ekonomi kawasan agropolitan sebagaimana dimaksud dalam Sub Bab 6.3. 2. Rencana pengelolaan kawasan andalan perikanan merujuk pada rencana pengelolaan kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Sub Bab 5.4.4 dan rencana pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud dalam Sub Bab 5.5. 3. Rencana pengelolaan kawasan andalan pariwisata merujuk pada rencana pengelolaan kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Sub Bab 5.4.7 dan rencana pengelolaan kawasan strategis sosio-kultural kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Sub Bab 6.2.

5. 4. 9. 2 Pengelolaan Kawasan Keselamatan