5.2 Pembahasan 5.2.1 Berdasarkan usia
Bedasarkan distribusi data diatas, dapat dilihat bahwa dari 33 pasien yang didiagnosis BPPV di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2012-2013
kelompok usia tersering adalah 41-60 tahun yang berjumlah 17 orang 51,5. Hal ini sesuai dengan penelitian Moon et al. 2006 yang dilakukan di Korea yang
menyatakan bahwa usia rata-rata penderita BPPV berkisar antara 54,8 ± 14 tahun. Hal yang sama juga didapatkan dari penelitian yang dilakukan Caldas et al. 2009
bahwa kelompok usia tersering adalah usia 41-60 tahun sekitar 42,4 dari total sampel yang diteliti.
Menurut Katsarkas 1994 dalam penelitian yang dilakukan Pollak et al. 2005 terdapat hipotesis mengenai usia dalam kasus BPPV yang menyatakan bahwa
semakin meningkatnya usia seseorang, proses degenerasi khususnya di urtikulus salah satunya oleh karena iskemik yang kronik menyebabkan terlepasnya otoconia
dari organ otolith sebagai penyebab dari BPPV juga semakin meningkat. Penelitian lain oleh Yin et al. 2009 di Jepang menyatakan bahwa dari morfologi dan tes
fungsi vestibular menyatakan bahwa peningkatan usia berhubungan dengan proses degeneratif. Degenerasi dari sistem saraf pusat dan sistem pembuluh darah rentan
terhadap vertigo.
5.2.2 Berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelaminnya, pada penelitian ini didapat bahwa pasien dengan jenis kelamin perempuan merupakan pasien terbanyak dengan jumlah 23
orang 69,7. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Moon et al. 2006 yang menyatakan bahwa pasien BPPV 67,7 adalah wanita sedangkan
32,3 adalah laki-laki. Penelitian lain yang dilakukan Ralli et al. 2009 juga menyatakan bahwa 61,8 pasien BPPV adalah perempuan.
Penelitian lain yang dilakukan von Brevern et al. 2007 juga menyatakan bahwa perempuan yang menderita BPPV prevalensinya lebih banyak sekitar 74
daripada grup kontrol sekitar 51. Dalam penelitian ini menyebutkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
perempuan sebagai jenis kelamin terbanyak dikaitkan dengan penyakit migraine yang disertai dengan BPPV. Prevalensi migraine juga menunjukkan bahwa pasien
terbanyak adalah perempuan. Sehingga peneliti mengambil kesimpulan bahwa ada kaitannya perempuan yang menderita BPPV dengan migraine. Meskipun vertigo
merupakan salah satu gejala migraine akan tetapi vertigo yang ditimbulkan berbeda dengan vertigo yang dikeluhkan pasien BPPV Roberts et al., 2006.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Vaz et al. 2013 juga lebih menegaskan bahwa perempuan yang menderita BPPV dikaitkan dengan faktor
hormonal. Tetapi hal ini masih menjadi teori dan belum dijelaskan secara analisis lebih lanjut mengenai hormon apa yang mempengaruhi BPPV ini.
5.2.3 Berdasarkan pekerjaan
Pada penelitian ini didapat bahwa pekerjaan terbanyak pasien penderita BPPV adalah sebagai PNS sebanyak 11 orang 33,3. Hal ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan Hannaford et al. 2005 yang menyatakan bahwa pekerjaan tersering yang mengeluhkan pusing berputar adalah pekerja rumahan,
salah satu contohnya yaitu ibu rumah tangga dan pekerja kasar, sedangkan untuk pekerja profesi merupakan pekerjaan terbanyak ketiga.
Penelitian yang dilakukan Magliulo et al. 2005 menyebutkan bahwa sekitar 29 pasien menyatakan bahwa vertigo yang dialami menyulitkan pasien untuk
bekerja dan 25 memiliki keterbatasan dalam melakukan kehidupan sosialnya. Dari data di atas, peneliti berasumsi bahwa PNS yang merupakan pekerjaan
terbanyak pasien BPPV dikaitkan dengan hal tersebut yang menyatakan bahwa kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehingga kepedulian untuk langsung datang ke
dokter untuk konsultasi kesehatannya juga lebih tinggi daripada pekerjaan lainnya, meskipun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa pekerjaan lain dapat menjadi
pekerjaan terbanyak. Selain itu, RSUP H. Adam Malik merupakan salah satu rumah sakit yang
melayani asuransi kesehatan ASKES sehingga PNS yang mempunyai asuransi ini lebih banyak berobat ke dokter tanpa harus memikirkan biaya pengobatan karena
seluruh pembiayaan ditanggung oleh pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
5.2.4 Berdasarkan penyebab tersering