Uji Kelayakan Produk Pembuatan Produk Masal

sampel pada setiap kelasnya. Hasil penilaian berupa data kuantitatif yang kemudian di olah dan dianalisis untuk menentukan kelayakan media pembelajaran interaktif yang dihasilkan. Hasil perhitungn kelayakan media pembelajaran interaktif dapat dilihat pada tebel 4.6 berikut ini : No Responden Skor rata- rata Skor maks Kelayakan Interpretasi 1 Siswa 86,67 100 86,67 Sangat Layak 2 Guru 83 100 83 Sangat Layak Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kelayakan Media Pembelajaran Interaktif Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa uji kelayakan oleh siswa pada media pembelajaran interaktif memiliki persentase kelayakan 86,67 dengan interpretasi sangat layak. Pada uji kelayakan oleh guru pada media pembelajaran interaktif memiliki persentase kelayakan 83 dengan interpretasi sangat layak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran interaktif yang peneliti buat sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran interaktif mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi asmaul husna di kelas X sepuluh.

10. Pembuatan Produk Masal

Setelah media pembelajaran interaktif dinyatakan layak dalam beberapa kali uji kelayakan, maka media pembelajaran interaktif dapat dikemas dalam bentuk CD. Adapun cover CD media pembelajaran interaktif adalah sebagai berikut : Gambar 4.36 Cover CD Media Pembelajaran Interaktif.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Pengembangan media pembelajaran interaktif ini menggunakan metode penelitian RD yang mengikuti tahap- tahap menurut Borg dan Gall, yaitu : pra penelitian , penelitian dapat berangkat dari masalah, selanjutnya mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk merencanakan membuat produk, kemudian membuat desain awal produk meliputi desain alur dan pembuatan story board. Setalah itu membuat desain tampilan produk untuk memudahkan programmer menerjemahkan ke dalam bentuk bahasa pemrograman. Setelah itu dilakukan pembuatan produk dan uji coba produk. Setelah itu dilakukan validasi produk oleh ahli media, ahli materi, dan peer review. Setelah divalidasi dan dinilai kemudian dilakukan revisi produk. Setelah di revisi kemudian dilakukan uji kelayakan produk ke lapangan, yaitu guru dan siswa kelas X SMA Negeri 1 Cawas Klaten, setelah media pembelajaran interaktif dinyatakan layak dalam beberapa kali uji kelayakan, maka media pembelajaran interaktif dapat dikemas dalam bentuk CD. 2. Penilaian kelayakan media pembelajaran interaktif asmaul husna berbasis adobe flash professional cs5 yang dikembangkan berdasarkan penilaian ahli media, ahli materi dan peer review adalah sangat layak dengan persentase 82,33. Sedangkan penilaian yang dilakukan oleh dua orang guru Pendidikan Agama Islam adalah sangat layak dengan persentase 83 dan berdasarkan respon dua belas peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Cawas Klaten dengan persentase rata- rata 86,67. Jadi berdasarkan data tersebut media pembelajaran interaktif ini sangat layak digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun untuk belajar mandiri peserta didik. B. Saran 1. Bagi Siswa. Dengan adanya media pembelajaran interaktif hendaknya siswa mempunyai semangat yang lebih untuk belajar mandiri di rumah, sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 2. Bagi Guru Pendidikan Agama Islam Agar nilai- nilai Pendidikan Agama Islam dapat tertanam dalam diri siswa hendaknya guru bisa lebih kreatif dan mampu menciptakan media pembelajaran yang inovatif untuk mendukung peningkatan prestasi belajar siswa. 3. Bagi Sekolah Hendaknya sekolah memfasilitasi dan mendukung guru agar mampu menciptakan media pembelajaran berbasis multimedia untuk mendukung peningkatan prestasi belajar siswa dan untuk memanfaatkan fasilitas LCD Proyektor pada setiap ruang kelas secara maksimal. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini hanya sampai pada menguji kelayakan media pembelajaran interaktif, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan media pembelajaran interaktif yang lebih baik dan melakukan uji efektifitas secara eksperimen pada siswa dalam kegiatan belajar mengajar.