Takhrij hadits tentang mentaati pemimpin : studi analisis sanad dan matan hadits
TAKHRIJ HADUS TENTANG MENTAATI PEMIMJ'IN
(Studi Analisis Sauad dan Matan Hadits)
OLEH
ABDULLAH
NIM: 1983414775
JURUSAN TAFSJR HADUS
FAKULTAS USHULUDDJN DAN FJLSAFAT
UNJVERSUAS ISLAM NEGERI SYARIF lllDAYATULLAH .JAKARTA
1424 H /2004 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi
yang
bCljudul
TAKHRIJ
HADITS TENTANG MENTAATI
PEMIMPIN (STUDI ANALISIS SANAD DAN MATAN HAD ITS) tclah diujikan
dalam munaqasah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN SyarifHidayatuliah Jakarta
pada tanggal 20 JanuUli 2004. Skripsi ini tdah ditcrima scbagai salah satu syarat
untuk mcmpcrolch gclar Sarjana Thcologi Islam (S.Th.1) padajurusan Tafsir Hadits.
Jakarta, 20 Januari 2004
Sidang Munaqasyah
Kctua Mcrangkap Anggota,
Edwin Svarif, MA
ISO 283 228
Drs. usron Razak. MA
150216359
Anggota:
セM
Drs. Bustamin MBA
150289320
.
dLゥGセィ B、 a
--. .------ - )
GZjHセ
15 204341
PEDOMAN TRANSLHERASI
a
b
y
w
-.:..,
Is
(
J
r
h
.;.
r
U
i3
q
c.i
k
J
111
セ
-.J
n
kh
j
w
セ
d
,
h
..l
dz
<
.J
r
-.?
.J
z
iY
s
Untuk Madd dan Diftong
iY
sy
a
(.)"'"
sh
i
va
dl
fi
u
1,
th
..9\
aw
1.
zh
..9'1
''-
,.
t
t
gh
y
a
-
=
panJang
panJang
panJang
uw
-,fi
ay
-,f]
Iy
Catalan: Kata-kata yang telah sering digunakan sehari-hari seperti Islam,
Mukmin, ayat, dan sebagainya tidak digunakan pedoman transliterasi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas 1i1l1pahan
rahmat-Nya, sehingga skripsi ini dapat '.crse!esaikan. Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw.. para sahabat, kduarga serta ull1atnya
yang sclalu taat dan mengikuti ajaran-avmm yang dibawanya.
Penulis menyadari bahwa selesainya shipsi ini bukan semata-mata atas upaya
penulis pribadi, tetapi juga karena bantllan banyak pihak. Oleh karena itu. penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang scbesar-besarnya kepada :
I.
Ayah dan ibunda yang tercinta dcngan segala jcrih payahnya memberikan
bimbingan, didikan dan do'a demi keberhasilan penulis dengan kasih sayang,
serta pengorbanannya baik bcrupa moril maupun materil.
2.
Bapak Dr. Masykur Hakim MA., selaku pembimbing I, yang tdah mcmbcrikan
izin kcpada penlliis lIntuk menyelcsaikan skripsi ini dan Bapak Drs. Zahruddin
AR., MMSi., selaku pel11bimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk
mCll1haca, l11engorcksi dan menganalisa skripsi penulis,
3.
Bapak Dr. Amtsal Bachtiar, MA., Dekan Fakultas Ushullllddin dan Filsafat UIN
Syarif Hidayatullah, Bapak Zahruddin AR., MMSi, Kctua Jurusan Talsir Hadis,
Bapak Drs. Bustamin, MBA., Sekretaris Jurusan Talsir Hadis dan seIllruh dosen
Fakultas
Ushuluddin
yang
penuh
ketulusan
pengetahuannya selama penulis dalam masa studi.
l11encurahkan
ilmu
dan
4.
Segenap pengelola Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan
Iman Jama' yang tclah membantu penulis dalam memperoleh referensi.
5.
Rekan-rekan pcnulis:
mahasiswa Tafsir Hadis; Wihdandana Maulidi, Udin,
lpong dan yang lain, khususnya sahabatku : Abdul Bary dan Nur Ali, yang selalu
memhantu dan memotivasi pcnlliis.
6.
Semua pihak yang telah berjasa membantu penyelesaian skripsi ini.
Untuk mereka semlla, semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan yang
berlipat ganda. Amin.
Selanjlltnya penulis sangat rnenyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sernpurna. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat
diharapkan penulis guna memperbaiki dan menindaklanjuti labihjauh bagi penlilis
khususnya dan para pembaca pada umllmnya.
Jakarta,
Desember 2004
Penulis
DAFTAR lSI
I(ATA PENGANTAR ...
DAFTAR lSI ..
BAB I
111
PENDAIUJUJAN.
A. Latar Belakang Masalah ...
5
B. Batasan dan RUl1lusan Masalah .
c. Tuiuan dan ManHtat Penelitian
5
..
.
6
L Metode Pengul1lpulan Data
..
6
2. Metode Pembahasan
.
7
3. Metode Penulisan
.
7
E. Sistematika Pembahasan
.
8
BAH II PEMIMPIN PERSPEKTIF HADITS
.
9
A. Tinjauan Umum Tentang Pemimpin
..
9
I. Pengertian Pemimpin
..
9
2. Syarat-Syarat Pemimpin
.
13
3. Karakteristik dan Kriteria Pemimpin
.
13
B. Perintah Taat Terhadap Pemimpin
..
21 '
C. Hak dan Kewajiban Rakyat
..
25
D. Metodologi Penelitian
,
D. Kewajiban Pemimpin Terhadap Rakyat
.
28
29
E. Keblltuhan Manllsia Terhadap Pemimpin
gAB iii ANAUSIS J!AIHTS "MENTAAT! rEMIMI'IN"
A. JdentiJlkasi Hadlts tentang Mentaati Pemimpin
gAB IV
.
33
B. Analisis Sanad Hadits ..
35
C. Analisis Malan Hadits .....
44
D. Eksplan3si alall Syarh al Hadils ...
46
I'ENVTIJI'.
49
A. Kesimplilan .
49
B. Saran-Saran ..
49
DAFTAIR rtlSTAKA .....
51
LAMPIIRAN ..
54
BAJH
PENDMWUJAN
A. Latar Bclaklwg MasliIah
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah SWT dan
taatlah ksmada Rasul (Nya), dan 1111 al-Amri di antara kamu". (Q.S An-nisa :
59) I
Ayat di alas menjelaskan bahwa orang yang beriman diperintahkan pula taat
kepada Rasul saw, sebab taat kepada Rasul saw adaIah perintah taat setelah taat
kepada Tuhan. Banyak perintah Tuhan yang mesti ditaati tetapi tidak dapat dilakukan
kalau tidak diberikan
contoh yang hanya ada pada Rasul saw. Maka dapatIah
disimpulkan perintah taat kepada Allah SWT dan RasuI saw itu dengan teguh kuat
memegang al-Qur'an dan as-Sunah.
Diperintahkan menegakkan shalat lima waktu oleh Tuhan. Bagaimana cara
ュ・ョァ セェ。ォ ョ
shalat ilu, tentu melihat contoh yang diperagakan Rasulullah saw.
Diperintahkan mengerjakan haji dan ibadat yang lain. Bagaimana cara mengeIjakan
haji dan ibadat itu kalau tidak mengikuti cara-cara Rasulullah saw, bahkan segala
sikap hidup, tingkah laku, sopan santun Rasulullah saw menjadi contoh semuanya.
1
Mujamma' Khildim al-tiaramain al-Syatifain al Malik Fahd Ii Thibil'at aI Mush-haf al-
Syatif, AI-Qur'an dan Terjemahnya (Madinah Munawwarah, tip), h. 128.
2
Selanjutnya orang yang beriman diwajiban taat kepada pemimpin di sam ping
taat kepada Allah
SWT dan Rasul-Nya. Allah SWT telah mewajibkan kepada
hambanya untuk memuliakan. mengagungkan dan menghonnati pemimpin, serta
melaksanakan segala perintahnya. selama
perintah itu bukan perintah maksiat.
Bahkan dilarang mengingkari perintah-perintahnya. Sebagimana Hadits Nabi saw:
LセGS
y:,.1 セ
iセ
fYJI')c to.\h\IJi | セ
: j|Nsキiセ}
セ|
".A.C.lb Y.J ..
セN
C"'"' )lS .-
• y ! iセ|s .
l.JC .>= 011l.JC
Lセ
'.' .1t:.
. YJ:l ('"
..-
Hadits 'Abdullah ibn 'Umar La dari Nabi saw bersabda "Mendengar dan
mentaati merupakan kewajiban seorang muslim mengenai hal·hal yang
disukai dan ia bend selama tidak diperintahkan berbuat maksiat, maka jika
diperintahkan untuk berbuat maksiat maka jangan mendengarkan dan jangan
menaati.
Pada Hadits di atas Nabi Muhammad saw, berpesan kepada setiap muslimin
hendaknya
mendengar
dan
mematuhi
apa-apa
yang
menjadi
keputusan,
kebijaksanaan, perundangan-undangan yang telah dibuat oleh para pemimpin selama
peraturan dan perundang-undangan tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah
SWT dan Rasul-Nya. Hadits lain mengatakan :
セ
セ
セl「ャ
セ
....>:!--:"'11
オセlNji
u.Jy..YI t?-i
jセ
セ
..1l1 d>",.) C"'"'.wl
' . ' . i.#"
.' \1.1 .ill'..!:!f''11.c-:'
L:. U".J
·":illl
V"'Y U".J
:;..ae..ill
(.G
セ
^ャケセN
(S"!I l.JC
·L.....! セ '-'1 |NエLセ
0! JJI J 0! W1::.
4
Artinya : "Telah mencelitakan kepadaku Hasan ibn 'Ali al-Khalill,
menceritakan kepadaku Yazid ibn Harun, memberikan kabar kepadaku
Syu'bah, dari Simiik ibn !:.!arb, dan 'Alqamah ibn Wiiil ibn Hujr, dari
bapaknya. Dia berkata: Saya mendengar Rasulullah sawada seseorang
bertanya kepadanya lalu dia berkata: Bagaimana pendapat Anda Jika ada di
anlara kami para pemimpin yang tidak memberikan hak kami yang ada pada
mereka dan mereka menuntut haknya kepada kami? Maka Rasulullah saw
menjawab "Tunduk dan taatlah, scsungguhnya mereka akan menanggung
perbuatannya sendiri, dan kamu pun akan menanggung perbuatanmu sendiri".
Apakah kewajiban mentaatinya masih telap berlaku'!. Jika
kcwajiban
mcntaatinya masih tetap bcrlaku maka hal ini akan mcmberikan legalitas kcpada
scorang pemlmpm untuk bcrlaku scwcnang-wenang terhadap rakyatnya walaupun ia
mendapat hukuman dari Allah SWT kelak.
Adapun alasan penulis memilih judul ini adalah mengingat kondisi politik
ncgara yang sedang hangat-hangatnya di mana kepercayaan rakyat terhadap
pemimpin tengah mengalami kemerosotan dan bahkan hilang sama sekali. Sedangkan
urgensinya ialah untuk mengetahui sejauh mana batas ketaatan terhadap pemimpin.
Skripsi ini akan menlakhr[j Hadits tenlang penntah untuk mentaati pemimpin
yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Humaidah atau Wail ibn !:.!ujr al-Hadlrami.
4
Muhammad ibn Isa ibn Saurah al-Tirmidzi, al-Jami' ai-Shall';!! wa hilwa Sill/ali al- Tirmidzi,
(Beirut: Dar al-Kutub al-'I1miyah) vol. Ill, h. 227.
5
B. Pembataslin dan PerumuslIlI Mllsalah
Banyak kitab Hadits yang membahas tentang rnentaati pemimpin. Narnun
pada skripsi ini penulis membatasi pembahasan hanya pada kajian Kitab Sunan alTirmid::i, bab Md .fa'a salaklfllu Filall ka Qilha' al-Lai! al-Ma::hlam.
Untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini, penulis perlu
memberikan pembatasan dalam penelitian, yaitu:
1.
Hadits yang akan ditehti sanadnya adalah Hadits yang terdapat dalam bab Ma
.fd'a Salak71nu ;:ilan ka Qilha' al-Lal! al-Mazhlam.
2.
Acuan teks kitab yang digunakan dalam penlakhr(jan adalah kitab Sunan 01Tirmid::i.
Atas dasar uraian tersebut di atas, maim yang menjadi rumusan masalah dalam
skripsi ini adalah :
Bagaimana kualitas Hadits tentang mentaati pemimpin, serta bagaimana kandungan
dan interpertasi Hadits yang terdapat dalam kitab Sunan al-Tirmid::i?
C. Tujuan dan Mallfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui otentitas dan kualitas Hadits tentang mentaati pemimpin.
2.
Mengetahui kandungan pokok Hadits tentang mentaati pemimpin.
6
3.
Sebagai tugas akhiI', guna memperoleh gelar sarjana (Sl) dalam bidang Tafsir
Hadils pada fakullaS Ushuluddin & Filsafat UIN Syarif Hidayalullah Jakarta.
Adapun penulisan skripsi ini mempunyai kegunaan sebagai berikut :
I.
Kegunaan teoritis : untllk mengembangkan i1mu pengetahuan di bidang kajian
sanad dan matan Hadils, khususnya yang berkaitan dian lainnya.
Sekalipun ia secara nominal (pada namanya) saja dipilih secara langsung atau
tidak langsung oleh pemilih atau pemben suam partai, secaara aktl!al dia itl!
sering dipilih oleh satu klik kecil atau supervisor Iangsung dan partai
4
Adapun pengcltian pcmimpin menurut hadits adalah scbagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah saw:
エャセ
セ
:
jセ
jセNaLェ
セ
",k\ セ
t}-> セ 「
セj
2
Ibid
'Ibid
"Ibid
セ SQwセ
..ill J3-"'-> セ
e: 1-> J.;:.5JIJ LセM^
^MセjゥG B
: Jl§
l.JC-
0C セi [ j
ェセ
セL
.ilil
t l5 セエケH
ェセ
^Mセ
セ
LセM^
j Gセ
セiャゥN Q^l
0C セj
セ jゥセH
Sセ
^MセL
l.JC•
0c
II
セS
:.u;; [セjエ
ャセN|[L
JL, .} Cilj
AjセIS
elLS
セ
;) 6,"-"''.3 jij
\.UG..,.!I !>I.v) ェ セ
GセMj
;;.
jセェ
0c' [BN セj
e;.1-J
Artinya : Dari Ibnu Umar ra. aku mendengar Rasulullah saw., bersabda:
"Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
apa yang kal11u pi 111 pIl1, scorang Imam adalah penlllnpin dan
bertanggungjawab atas rakyatnya, laki-Iaki adalah pel11impin keluarga dan
akan dimintai pertanggungjawabannya, perempuan aclalah pemil11pin dalam
memelihara harta suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya,
seorang pelayan adalah pembantu adalah pemimpin dalam menjaga harta
majikannya dan akan dimintai pelianggungjawabannya", ia berkata: dan aku
kira ia berkata: "Dan laki-Iaki adalah pemimpin dalam memelihara harta
bapaknya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya, dan setiap kamu adalah
pemimpin yang akan dirnintai pertanggungjawabannya."
Sedangkan di dalam al-Qur'an banyak sekali istilah-istilah yang mcnunjukkan
pelTIlmplll, diantaranya adalah kl1£1ltfilh, Imam, walt, Ulil al-Amr dan
pcngertian
sebagainya.
Kata al-khalt(ah berasal dari kata
。ャMォィ ヲセ
yang berarti di belakang, karena
orang yang rncngantikan selalu berada atau datang sesudah yang digantikan, selain,
khali(ah bisa berarti pula seseorang yang diberi wewenang untuk bertindak dan
6
berbuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan orang yang memberi wewenang Imam
berarti setiap orang yang dijadikan teladan oleh suatu kaum, baik ia berada padajalan
yang lurus maupun berada pada jalan yang sesat
7
Walt artinya sesuatu yang dekat,
baik hal itu kedekatan dalam hal pertalian darah, kedudukan, pendirian, dan lain
5
Abu Abdullah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mugirah Ibn Barddizbah, al-
Jami' Shahih BlIhkari, (Beirut: Dar al-Fikr, lIh), Jilid I, H. 196.
6 Taufik Rahman, Moralitas Pemimpin Dalam Perspektif al-Qur'an (Bandung: CV Pustaka
selia, 1999), Cet ke-I, h. 21.
7 fIJi,!, h. 39
12
sebagainya, yang oleh karena kedekatan illl , maka wali dapat dijadikan pelindung
dan mitra dalam mencapai suatu tujuan s Adapun istialah senada lainnnya yang
l11enunjukkan pengertian pemimpin ialah Uli ai-AmI' Wi ai-AmI' berasal dan kata uff
(pcl11cgang, yang I11cmpllnyai hak; dan ai-AmI' pcrintah, Ufusan, dan kcpel11il11pinan
Ulama lafsir dan Jiqih siyasi (polilik) mel11buat el11pat dcfinisi Uli al-Amri:
9
10
a.
Raja dan kepala pel11erintahan yang patuh dan taat kepada Allah SWT dan
Rasulullah saw.
b.
Para raja dan ulama.
c.
Al11ir di zaman Rasulullah saw; setelah Rasulullah saw wafat, jabatan ilu
berpindah kepada qadi (hakim), komandan militer, dan mereka yang meminta
anggola masyarakat unlllk taat atas dasar kebenaran.
d.
Para mujtahid atau yang dikenal dengan sebutan AlII ai-Hail wa al-'Aqd (yang
memiliki otoritas dalammenetapkan hukum).
13adr al Din Muhammad al-'Aini I11cngatakan bahwa yang dimaksud dengan
i Iii ai-AmI' adalah : Umara, Abu 13akar dan 'Umar, para Sahabat, Khulafahurrasyidin,
cendikiawan muslim, sahabat dan tabi'in, ulama dan fuqaha, pemimpin pcrang , ahli
ilmu dan al-Qur'an. 11
Tidak adanya kesepakatan tentang pengertian Uli ai-AmI' illl disebabkan kata
ai-AmI' itu sendiri mempunyai banyak arti
l2
Muhammad Rasyid Ridha, mencoba
merumuskan Wi ai-Aim' dengan merangkum seluruh cakupan makna ai-AmI' itu
8
Ibid, h. 12
9
Muhammad ibn MakTam, Lisanul al-'Arab, (Beirut: Dar al Shadr, 1990). Juz 4, h.31
'0
Ibid,
'1
Badr ai-Din Abi Muhammad al-'Aini, 'Umdalll al-Qdri Syar!J. Sha!J./!J.GLャA[ZNゥセ L イ、ィォiャbM。
ldarntu al-Tiba'ah al-Munlriyyah ttp). h. 176.
12 Rasyld Ridha, Tqfsir al-Malldr, (Beirut: Dar al-Fikr, 1973)
II, h. 180.
"
13
sendiri. Menurutnya, uti aI-AmI' adalah "para pemegang otoritas di sebuah negara
yang terdiri
atas penguasa, para hakim, ulama, komandan militer, dan pemuka
masyarakat yang menjadi rujukan uma! dalam hal-hal yang berkaitan dengan
kemaslahatan umum. Muhammad Rasyid Ridhii juga memasukan mereka yang
memegang otoritas di bidang kesehatan, perburuhan, pemiagaan, pemimpin media
massa, dan pengarang sebagai Uli al_Amr. 13
Jadi menurut penulis makna Uli aI-AmI' itu sangat luas tidak hanya terbatas
pada pengertian pemimpin formal kenegaraan dan keagamaan, tetapi makna Uli alAmI'
itu
mencakup
berbagai
aspek
kehidupan
rnasyarakat dalam konteks
kernaslahatan umUl1l.
2. Syarat-Syarat pemimpill
Sulaiman Rasyid memberikan syarat-syarat pemimpin sabagi berikut:
14
J.
Kejujuran dan keikhlasan serta bertanggungjawab dalam menyampaikan amanat
kepada rakyat dengan tidak membeda-bedakan bangsa dan wama.
2.
Keadilan yang mutlak terhadap segala manusia dalam segala sesuatunya.
3.
Tauhid (mengesakan Allah SWT) sebagaimana dalam ayat AI-Qur'an supaya
mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya.
3. Karakteristik dan Kriteria Pemimpin
J, Karaktet'istik l>emimpin
Karaheristik
atau
sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemlmpm
diantaranya adalah :
13
14
Ibid.
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Barn, 1992) h.455-456.
14
a.
Kesabaran dan Ketabahan 15
Kesabaran dan ketabahan merupakan upaya Illenahan diri dari perasaan
bingung
dan
gelisah.
Seorang pemimpin yang sabar, maka wawasan dan
pandangannya akan jauh ke dapan dikarenakan ia memiliki kelllampuan menganalisa
serta memperhitungkan segala tindakan yang akan diarnbilnya. Seorang pemimpin
yang sabar senantiasa akan tetap tenang dan tidak menuruti emosi dalam menghadapi
berbagai problema. 16
Jiwa pembangun haruslah dimiliki oleh seorang pemlmpm, ia juga harus
memiliki ketahanan mental yang baik serta selllangat membangun dirinya dan
bangsanya. Untuk itu perlu adanya upaya dengan senantiasa mempertajam insting
atau intuisi, karena dengannya akan tumbuh akal pikiran yang cerdas, berwawasan
luas, dan jiwa yang penuh kesabaran sehingga akan terasa ringan dalam menghadapi
berbagai macam persoalan hidup dari yang paling kecil sarnpai persoalan yang besar
sekalipun. 17
Dalam sifat sabar ini tentunya haruslah didukung pula dengan sifat ,Iyajd'ah
(berani) yakni berani menempuh kesulitan apapun bentuknya, bertanggungjawab dan
cepat bertindak. Dengan kata lain ia tidak akan mundur sebelum mencoba, tapi akan
maju dengan segala hal yang telah diperhitungkannya dengan cara akal pikiran yang
15 Pernyataan tentang sifat sabar ini, disebutkan di daiam Q.s al-Sajdah 32:24. Juga
dinyatakan jelas dalam ayat-ayat lain tentang pentingnya hal ini, seperti terdapat daiam Q.S al-Baqarah
2:45, al-IOldn 3:200, dan lain sebagainya.
16 Hamzah Ya'qub, Publistik Islam: Teknik Dakwah dall Leadership, (Bandung: CV
Diponegoro, 1992), Cet. Ke-4, h. 97.
17 Ibid
15
sahat dan jemih. Adapun mundur sejengkaI mengatur langkah atau strategi untuk
melangkah lebih jauh ke depan boleh saja.
Kesimpulannya dalam hal ini. Bahwa jiwa seorang pemimpin yang sabar akan
berdal11pak POsilifbagi dirinya sendiri dan bangsanya, yaitu:
I.
Ia akan l11el11iliki perhitungan yang matang dengan akal seha!.
Ia akan dapat mengendalikan diri dengan sifat sabarnya.
Ia akanmemiliki wawasan yang selalujauh ke depan.
4.
la akan senanliasa mendidik diri dan menal1lbah ilmu serta l1lenghidupkan
akaI dengan iIl1lu pengetahuan.
b.
Mel1lbil1lbing ul1latnya kepada kebaikan dengan bewmar lIIa'rut dan bernahl
munkar
lX
SeIain harus sabar, seorang pemimpin hendaknya juga l1lemiliki sikap yang
dapat menyeru umatnya ke arah kebaikan, yakni dengan menerapkan sifat-sifat baik
dalam dirinya, kemudian mengajak umatnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan
tersebut.
Berkenaan dengan masalah membimbing umat, seorang pemimpin dituntut
dapat menunjukkan jalan yang menjadi perintah atau Iarangan Allah SWT, dalam hal
iniIah jelasnya menuntut seorang untuk dapat berperan dalam menegakkan amar
ma'rulnahi TIlunkar.
18 Pemyataan tentang sifat ini terdapat dalam Q.S al-Anbiyii 21:73 dan Q.S al-Sajdah 32:24.
Dinyatakan pula pentingnya hal ini pada Q.S an-Nahl 13:90.
16
Amar ma'rul nahi munkar ini dapat dijadikan sebagai kontrol sosial bagi
seorang pemimpin, karena ia menjadi sebuah kekuatan yang dapat mengekangnya
dari perbuatan jahaL
Dalam hal
1111,
amar ma'rulnllln munkar memiliki beberapa tingkatan, pada
tingkatan pertama bagi seorang pemimpin yang terpenting adalah aspek positif dan
perintah itu, yaitu seorang pemimpin hams selalu menasehati bawahannya yang
berbuat kejahatan. Nasehat tersebut diberikannya dengan perkataan yang lembut dan
tidak emosi, dengan harapan orang yang dinasehatinya tersebut menjadi sadar dan
merasa
takut akan dampak kejahatan yang bakal menimpanya. Sedangkan pada
tingkatan kedua bagi seorang pemimpin dalam beramar ma'rufnahi munkar adalah
aspek negatif dan penntah ini, yaitu seorang pemimpin berhak bersikap tegas dan
mengadili secara wajar kepada bawahannya yang tidak mau mendengar nasehatnya
atas kesalahan yang diperbuatnya.
Kedua tingkatan tersebut hams diwujudkan keselurnhannya karena dengan
begitu seorang pernimpin akan konsekwen dan disiplin.
Dalam beramar ma'rulnahi munkar yang diperlukan adalah keimanan karena
hal
inilah yang rnengekang dan mengikat seorang pemimpin agar tetap berlaku
normal, tetapi jika keimanan itu tidak ia miliki maka amar ma'rufnahi munkar itu
tidak berguna disebabkan nalunnya akan bergelora tidak dikendalikan.
Adapun metode dan tahapan-tahapan seorang pemimpin dalam beramar
ma'ruf nahi munkar adalah pertama-tama ia harns mengubah kemungkaran itu
dengan kekuatan yang dimilikinya. kemudian jika u.saha itu
belum berhasil
17
dilakukannya maka tindakan selanjutnya adaJah mengubah kemungkaran itu melalui
nasehat-nasehat atau pctuah-petuah yang mengandung hikmah. Jika cara ini tidak
dilakukannya juga maka tahapan terakhir ia harus mengambalikan semuanya itu
kepada Allah SWT yaitu dengan cam tetap berdo'a di dalall1 hati. 19
c.
Sitar Kebaikan hams terlanall1 di dalam dirinya
20
Kebaikan yang dirnaksud adalah kebaikan yang benar-benar melekat dalam
diri pell1impin atau teJah mendarah daging dan menjadi satu daJam dirillya, sehingga
dalam berperiJaku ia setaJu mencenninkan akhlak mulia. Pemimpill seperri iniJah
yang tidak saJa memimpin tapi dapat memberikan contoh yang baik yang ada daJam
dirinya.
Oalam sifat kebaikan ini pemimpin dituntut rnemiliki ketaqwaan, karena tanpa
ketaqwaan tidak mustahiJ seorang pcmimpin dapat berbuat sewenang-wenallg. Nilai
taqwa bagi seorang pemimpill sangat berarti karella hal inilah yang nantinya bakal
mampu
meredam
segala tindakan yang mellyalahgullakan kekuasaan, untuk
kemudian seenaknya berprilaku.
Adapun kebaikan daJam diri pemnnpm yang sebenamya, barn akall benarbenar ternii dan terbuktikan ketika ia mampu mengambil tindakan, atas apa yang
tCljadi atau menimpa negerinya. Selain itll seorang pemimpin yang baik yaitu, yang
19
Drs. H. Ba,ri Iba Asghary, Bulelin Dakwah, (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia 27 luni
2003), h. I
20 Pemyntaan tentang sifat ini disebutkan dalam Q.S al-Anbiya 21 :73. Diny.takan pula
tentang pentingnya hal ini pada Q.S al-Baqarah 2:195
18
dapat
menJaga dan mempertanggungjawabkan amanat kekuasaan yang telah
diel11bannya.
d.
Percaya diri atau keyakinan diri 21
Seorang
pemimpin
dalam
hal ini haruslah senantiasa hidup dengan
kepercayan. Pertarna percaya kepada diri sendiri, kedua percaya kepada orang lain,
dan ketiga dipercayai orang lain.
Kepercayaan yang diberikan rakyat terhadap seorang pel111mpll1 untuk
mempimpin sebuah negen adalah suatu keistil11ewaan yang harus dihorl11ati, karena
kehormatan ilu lahir oleh karena kepercayaan. Menjaga kepercayaan yang sudah ada
di tangan pel11impin, sarna ibaratnya dengan rnenjaga seorang bayi yang ada dalam
gendongan dengan penuh kehati-hatian, takut kalau 5al11pai terjatuh.
Seorang pernirnpin yang dipercaya harus benar-benar dapat meyakini bahwa
segala tindakan yang dial11bilnya benar, karena tanpa itu, sel11uanya sima. Oleh
karena itu, sifat percaya diri ini bisa saja rnerupakan sifat pertal11a yang harus dimiliki
pemimpin, sebab segala tindakan baik yang dilakukannya hams disadari oleh
keyakinan untuk rnenerapkannya, sehingga sifat ini selalu menyertai segala perbuatan
baik yang ada dalal11 diri pel11impin tersebut.
Dari kempat karakteristik tersebut sebenamya telah tekandung berbagai
macal11 sifat baik lainnya bagi seorang pemirnpin, suatu contoh seperti sifat sabaT.
Dalam sifat sabar seorang pemimpin dituntut dapat rnengendalikan dirinya sehingga
21 Pernyataan tentang sifat ini disebutkan datam Q.S aI-Sajdah 32:24. Disebutkan pula
tentang pentingnya hal ini pada Q.S aI-Baqarah 2:4.
20
Dar Auf ibn Malik dari Rasulullah saw., "Pcmimpin yang tcrbaik ialah mcrcka
yang mcncintaimu dan kamu mcncintai rncrcka, mcrcka mendo'akan kamu
dan kamu mendo'akan mereka".
d.
Pcmimpin
harus
mengupayakan
terwujudnya
kemaslahatan
umat!masyarakat (aspiratit) lni sebagaimana ditegaskan Nabi Muhammad
sa\v. :
Dari 'Aisyah ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw mcndo'a di rumahku,
katanya
"Wahai Allah "siapa yang menjabat suatu jabatan dalam
pemerintahan umatku, lulu ia rnempersulit urusan mereka, rnaka persulit
pulahlah dia, dan siapa yang rnenjabat suatu jabatan dalarn pernerintahan
umatku, lalu ia berusaha menolong mereka, maka tolong pulalah dia".
e.
Selain kualitas mental dan inteld:tual tersebut, agar ia sanggup
menjalankan kepemimpinannya, ia juga harus sehat dan kuat sebagaimana
diriwayatkan dalam sebuah hadits:
"Seorang l11ukrnin yang sehat dan kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah
SWT daripada seorang mukmin yang lemah, namun begitu keduanya
mempunyai kelebihan".
Muslim ibn al-Hajjilj al-Naysaburi, ShabJ!lMlIslim bi Syar!l Na",a",i, (Beirut: Dilr al-Fikr,
26
1983) h. 245.
27
2S
Ibid h. 212.
Ibid., h. 215
19
ia bersifat berani pula menghadapi berbagai tantangan yang akan menguji tingkat
kesabarannya tersebut. Begitu pulalah hanya pada sifat-sifat yang lain yang telah
mencakup sifat-sifat baik lainnya bagi seorang pemimpin seperti demlawan, berilmu,
00
adil, optimis, iklas, tawakkal, dan lain sebagainya. --
2. Kriteria Pemimpin
Islam menempatkan masalah kepemimpinan sebagai masalah yang sangat
penting, dan sebagai umat Islam hukumnya wajib 'ain mengikuti petunjuk Islam
dalam memilih seorang pemimpin. Ada beberapa kriteria pemimpin menurut Islam
.23
a.
Pemimpin harus beriman, sebagaimana Firman Allah SWT :
" •• セ
( \ i i ... WI) ,',l.J:!*'>..l""'"'
(Studi Analisis Sauad dan Matan Hadits)
OLEH
ABDULLAH
NIM: 1983414775
JURUSAN TAFSJR HADUS
FAKULTAS USHULUDDJN DAN FJLSAFAT
UNJVERSUAS ISLAM NEGERI SYARIF lllDAYATULLAH .JAKARTA
1424 H /2004 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi
yang
bCljudul
TAKHRIJ
HADITS TENTANG MENTAATI
PEMIMPIN (STUDI ANALISIS SANAD DAN MATAN HAD ITS) tclah diujikan
dalam munaqasah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN SyarifHidayatuliah Jakarta
pada tanggal 20 JanuUli 2004. Skripsi ini tdah ditcrima scbagai salah satu syarat
untuk mcmpcrolch gclar Sarjana Thcologi Islam (S.Th.1) padajurusan Tafsir Hadits.
Jakarta, 20 Januari 2004
Sidang Munaqasyah
Kctua Mcrangkap Anggota,
Edwin Svarif, MA
ISO 283 228
Drs. usron Razak. MA
150216359
Anggota:
セM
Drs. Bustamin MBA
150289320
.
dLゥGセィ B、 a
--. .------ - )
GZjHセ
15 204341
PEDOMAN TRANSLHERASI
a
b
y
w
-.:..,
Is
(
J
r
h
.;.
r
U
i3
q
c.i
k
J
111
セ
-.J
n
kh
j
w
セ
d
,
h
..l
dz
<
.J
r
-.?
.J
z
iY
s
Untuk Madd dan Diftong
iY
sy
a
(.)"'"
sh
i
va
dl
fi
u
1,
th
..9\
aw
1.
zh
..9'1
''-
,.
t
t
gh
y
a
-
=
panJang
panJang
panJang
uw
-,fi
ay
-,f]
Iy
Catalan: Kata-kata yang telah sering digunakan sehari-hari seperti Islam,
Mukmin, ayat, dan sebagainya tidak digunakan pedoman transliterasi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas 1i1l1pahan
rahmat-Nya, sehingga skripsi ini dapat '.crse!esaikan. Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw.. para sahabat, kduarga serta ull1atnya
yang sclalu taat dan mengikuti ajaran-avmm yang dibawanya.
Penulis menyadari bahwa selesainya shipsi ini bukan semata-mata atas upaya
penulis pribadi, tetapi juga karena bantllan banyak pihak. Oleh karena itu. penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang scbesar-besarnya kepada :
I.
Ayah dan ibunda yang tercinta dcngan segala jcrih payahnya memberikan
bimbingan, didikan dan do'a demi keberhasilan penulis dengan kasih sayang,
serta pengorbanannya baik bcrupa moril maupun materil.
2.
Bapak Dr. Masykur Hakim MA., selaku pembimbing I, yang tdah mcmbcrikan
izin kcpada penlliis lIntuk menyelcsaikan skripsi ini dan Bapak Drs. Zahruddin
AR., MMSi., selaku pel11bimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk
mCll1haca, l11engorcksi dan menganalisa skripsi penulis,
3.
Bapak Dr. Amtsal Bachtiar, MA., Dekan Fakultas Ushullllddin dan Filsafat UIN
Syarif Hidayatullah, Bapak Zahruddin AR., MMSi, Kctua Jurusan Talsir Hadis,
Bapak Drs. Bustamin, MBA., Sekretaris Jurusan Talsir Hadis dan seIllruh dosen
Fakultas
Ushuluddin
yang
penuh
ketulusan
pengetahuannya selama penulis dalam masa studi.
l11encurahkan
ilmu
dan
4.
Segenap pengelola Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan
Iman Jama' yang tclah membantu penulis dalam memperoleh referensi.
5.
Rekan-rekan pcnulis:
mahasiswa Tafsir Hadis; Wihdandana Maulidi, Udin,
lpong dan yang lain, khususnya sahabatku : Abdul Bary dan Nur Ali, yang selalu
memhantu dan memotivasi pcnlliis.
6.
Semua pihak yang telah berjasa membantu penyelesaian skripsi ini.
Untuk mereka semlla, semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan yang
berlipat ganda. Amin.
Selanjlltnya penulis sangat rnenyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sernpurna. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat
diharapkan penulis guna memperbaiki dan menindaklanjuti labihjauh bagi penlilis
khususnya dan para pembaca pada umllmnya.
Jakarta,
Desember 2004
Penulis
DAFTAR lSI
I(ATA PENGANTAR ...
DAFTAR lSI ..
BAB I
111
PENDAIUJUJAN.
A. Latar Belakang Masalah ...
5
B. Batasan dan RUl1lusan Masalah .
c. Tuiuan dan ManHtat Penelitian
5
..
.
6
L Metode Pengul1lpulan Data
..
6
2. Metode Pembahasan
.
7
3. Metode Penulisan
.
7
E. Sistematika Pembahasan
.
8
BAH II PEMIMPIN PERSPEKTIF HADITS
.
9
A. Tinjauan Umum Tentang Pemimpin
..
9
I. Pengertian Pemimpin
..
9
2. Syarat-Syarat Pemimpin
.
13
3. Karakteristik dan Kriteria Pemimpin
.
13
B. Perintah Taat Terhadap Pemimpin
..
21 '
C. Hak dan Kewajiban Rakyat
..
25
D. Metodologi Penelitian
,
D. Kewajiban Pemimpin Terhadap Rakyat
.
28
29
E. Keblltuhan Manllsia Terhadap Pemimpin
gAB iii ANAUSIS J!AIHTS "MENTAAT! rEMIMI'IN"
A. JdentiJlkasi Hadlts tentang Mentaati Pemimpin
gAB IV
.
33
B. Analisis Sanad Hadits ..
35
C. Analisis Malan Hadits .....
44
D. Eksplan3si alall Syarh al Hadils ...
46
I'ENVTIJI'.
49
A. Kesimplilan .
49
B. Saran-Saran ..
49
DAFTAIR rtlSTAKA .....
51
LAMPIIRAN ..
54
BAJH
PENDMWUJAN
A. Latar Bclaklwg MasliIah
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah SWT dan
taatlah ksmada Rasul (Nya), dan 1111 al-Amri di antara kamu". (Q.S An-nisa :
59) I
Ayat di alas menjelaskan bahwa orang yang beriman diperintahkan pula taat
kepada Rasul saw, sebab taat kepada Rasul saw adaIah perintah taat setelah taat
kepada Tuhan. Banyak perintah Tuhan yang mesti ditaati tetapi tidak dapat dilakukan
kalau tidak diberikan
contoh yang hanya ada pada Rasul saw. Maka dapatIah
disimpulkan perintah taat kepada Allah SWT dan RasuI saw itu dengan teguh kuat
memegang al-Qur'an dan as-Sunah.
Diperintahkan menegakkan shalat lima waktu oleh Tuhan. Bagaimana cara
ュ・ョァ セェ。ォ ョ
shalat ilu, tentu melihat contoh yang diperagakan Rasulullah saw.
Diperintahkan mengerjakan haji dan ibadat yang lain. Bagaimana cara mengeIjakan
haji dan ibadat itu kalau tidak mengikuti cara-cara Rasulullah saw, bahkan segala
sikap hidup, tingkah laku, sopan santun Rasulullah saw menjadi contoh semuanya.
1
Mujamma' Khildim al-tiaramain al-Syatifain al Malik Fahd Ii Thibil'at aI Mush-haf al-
Syatif, AI-Qur'an dan Terjemahnya (Madinah Munawwarah, tip), h. 128.
2
Selanjutnya orang yang beriman diwajiban taat kepada pemimpin di sam ping
taat kepada Allah
SWT dan Rasul-Nya. Allah SWT telah mewajibkan kepada
hambanya untuk memuliakan. mengagungkan dan menghonnati pemimpin, serta
melaksanakan segala perintahnya. selama
perintah itu bukan perintah maksiat.
Bahkan dilarang mengingkari perintah-perintahnya. Sebagimana Hadits Nabi saw:
LセGS
y:,.1 セ
iセ
fYJI')c to.\h\IJi | セ
: j|Nsキiセ}
セ|
".A.C.lb Y.J ..
セN
C"'"' )lS .-
• y ! iセ|s .
l.JC .>= 011l.JC
Lセ
'.' .1t:.
. YJ:l ('"
..-
Hadits 'Abdullah ibn 'Umar La dari Nabi saw bersabda "Mendengar dan
mentaati merupakan kewajiban seorang muslim mengenai hal·hal yang
disukai dan ia bend selama tidak diperintahkan berbuat maksiat, maka jika
diperintahkan untuk berbuat maksiat maka jangan mendengarkan dan jangan
menaati.
Pada Hadits di atas Nabi Muhammad saw, berpesan kepada setiap muslimin
hendaknya
mendengar
dan
mematuhi
apa-apa
yang
menjadi
keputusan,
kebijaksanaan, perundangan-undangan yang telah dibuat oleh para pemimpin selama
peraturan dan perundang-undangan tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah
SWT dan Rasul-Nya. Hadits lain mengatakan :
セ
セ
セl「ャ
セ
....>:!--:"'11
オセlNji
u.Jy..YI t?-i
jセ
セ
..1l1 d>",.) C"'"'.wl
' . ' . i.#"
.' \1.1 .ill'..!:!f''11.c-:'
L:. U".J
·":illl
V"'Y U".J
:;..ae..ill
(.G
セ
^ャケセN
(S"!I l.JC
·L.....! セ '-'1 |NエLセ
0! JJI J 0! W1::.
4
Artinya : "Telah mencelitakan kepadaku Hasan ibn 'Ali al-Khalill,
menceritakan kepadaku Yazid ibn Harun, memberikan kabar kepadaku
Syu'bah, dari Simiik ibn !:.!arb, dan 'Alqamah ibn Wiiil ibn Hujr, dari
bapaknya. Dia berkata: Saya mendengar Rasulullah sawada seseorang
bertanya kepadanya lalu dia berkata: Bagaimana pendapat Anda Jika ada di
anlara kami para pemimpin yang tidak memberikan hak kami yang ada pada
mereka dan mereka menuntut haknya kepada kami? Maka Rasulullah saw
menjawab "Tunduk dan taatlah, scsungguhnya mereka akan menanggung
perbuatannya sendiri, dan kamu pun akan menanggung perbuatanmu sendiri".
Apakah kewajiban mentaatinya masih telap berlaku'!. Jika
kcwajiban
mcntaatinya masih tetap bcrlaku maka hal ini akan mcmberikan legalitas kcpada
scorang pemlmpm untuk bcrlaku scwcnang-wenang terhadap rakyatnya walaupun ia
mendapat hukuman dari Allah SWT kelak.
Adapun alasan penulis memilih judul ini adalah mengingat kondisi politik
ncgara yang sedang hangat-hangatnya di mana kepercayaan rakyat terhadap
pemimpin tengah mengalami kemerosotan dan bahkan hilang sama sekali. Sedangkan
urgensinya ialah untuk mengetahui sejauh mana batas ketaatan terhadap pemimpin.
Skripsi ini akan menlakhr[j Hadits tenlang penntah untuk mentaati pemimpin
yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Humaidah atau Wail ibn !:.!ujr al-Hadlrami.
4
Muhammad ibn Isa ibn Saurah al-Tirmidzi, al-Jami' ai-Shall';!! wa hilwa Sill/ali al- Tirmidzi,
(Beirut: Dar al-Kutub al-'I1miyah) vol. Ill, h. 227.
5
B. Pembataslin dan PerumuslIlI Mllsalah
Banyak kitab Hadits yang membahas tentang rnentaati pemimpin. Narnun
pada skripsi ini penulis membatasi pembahasan hanya pada kajian Kitab Sunan alTirmid::i, bab Md .fa'a salaklfllu Filall ka Qilha' al-Lai! al-Ma::hlam.
Untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini, penulis perlu
memberikan pembatasan dalam penelitian, yaitu:
1.
Hadits yang akan ditehti sanadnya adalah Hadits yang terdapat dalam bab Ma
.fd'a Salak71nu ;:ilan ka Qilha' al-Lal! al-Mazhlam.
2.
Acuan teks kitab yang digunakan dalam penlakhr(jan adalah kitab Sunan 01Tirmid::i.
Atas dasar uraian tersebut di atas, maim yang menjadi rumusan masalah dalam
skripsi ini adalah :
Bagaimana kualitas Hadits tentang mentaati pemimpin, serta bagaimana kandungan
dan interpertasi Hadits yang terdapat dalam kitab Sunan al-Tirmid::i?
C. Tujuan dan Mallfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui otentitas dan kualitas Hadits tentang mentaati pemimpin.
2.
Mengetahui kandungan pokok Hadits tentang mentaati pemimpin.
6
3.
Sebagai tugas akhiI', guna memperoleh gelar sarjana (Sl) dalam bidang Tafsir
Hadils pada fakullaS Ushuluddin & Filsafat UIN Syarif Hidayalullah Jakarta.
Adapun penulisan skripsi ini mempunyai kegunaan sebagai berikut :
I.
Kegunaan teoritis : untllk mengembangkan i1mu pengetahuan di bidang kajian
sanad dan matan Hadils, khususnya yang berkaitan dian lainnya.
Sekalipun ia secara nominal (pada namanya) saja dipilih secara langsung atau
tidak langsung oleh pemilih atau pemben suam partai, secaara aktl!al dia itl!
sering dipilih oleh satu klik kecil atau supervisor Iangsung dan partai
4
Adapun pengcltian pcmimpin menurut hadits adalah scbagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah saw:
エャセ
セ
:
jセ
jセNaLェ
セ
",k\ セ
t}-> セ 「
セj
2
Ibid
'Ibid
"Ibid
セ SQwセ
..ill J3-"'-> セ
e: 1-> J.;:.5JIJ LセM^
^MセjゥG B
: Jl§
l.JC-
0C セi [ j
ェセ
セL
.ilil
t l5 セエケH
ェセ
^Mセ
セ
LセM^
j Gセ
セiャゥN Q^l
0C セj
セ jゥセH
Sセ
^MセL
l.JC•
0c
II
セS
:.u;; [セjエ
ャセN|[L
JL, .} Cilj
AjセIS
elLS
セ
;) 6,"-"''.3 jij
\.UG..,.!I !>I.v) ェ セ
GセMj
;;.
jセェ
0c' [BN セj
e;.1-J
Artinya : Dari Ibnu Umar ra. aku mendengar Rasulullah saw., bersabda:
"Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
apa yang kal11u pi 111 pIl1, scorang Imam adalah penlllnpin dan
bertanggungjawab atas rakyatnya, laki-Iaki adalah pel11impin keluarga dan
akan dimintai pertanggungjawabannya, perempuan aclalah pemil11pin dalam
memelihara harta suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya,
seorang pelayan adalah pembantu adalah pemimpin dalam menjaga harta
majikannya dan akan dimintai pelianggungjawabannya", ia berkata: dan aku
kira ia berkata: "Dan laki-Iaki adalah pemimpin dalam memelihara harta
bapaknya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya, dan setiap kamu adalah
pemimpin yang akan dirnintai pertanggungjawabannya."
Sedangkan di dalam al-Qur'an banyak sekali istilah-istilah yang mcnunjukkan
pelTIlmplll, diantaranya adalah kl1£1ltfilh, Imam, walt, Ulil al-Amr dan
pcngertian
sebagainya.
Kata al-khalt(ah berasal dari kata
。ャMォィ ヲセ
yang berarti di belakang, karena
orang yang rncngantikan selalu berada atau datang sesudah yang digantikan, selain,
khali(ah bisa berarti pula seseorang yang diberi wewenang untuk bertindak dan
6
berbuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan orang yang memberi wewenang Imam
berarti setiap orang yang dijadikan teladan oleh suatu kaum, baik ia berada padajalan
yang lurus maupun berada pada jalan yang sesat
7
Walt artinya sesuatu yang dekat,
baik hal itu kedekatan dalam hal pertalian darah, kedudukan, pendirian, dan lain
5
Abu Abdullah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mugirah Ibn Barddizbah, al-
Jami' Shahih BlIhkari, (Beirut: Dar al-Fikr, lIh), Jilid I, H. 196.
6 Taufik Rahman, Moralitas Pemimpin Dalam Perspektif al-Qur'an (Bandung: CV Pustaka
selia, 1999), Cet ke-I, h. 21.
7 fIJi,!, h. 39
12
sebagainya, yang oleh karena kedekatan illl , maka wali dapat dijadikan pelindung
dan mitra dalam mencapai suatu tujuan s Adapun istialah senada lainnnya yang
l11enunjukkan pengertian pemimpin ialah Uli ai-AmI' Wi ai-AmI' berasal dan kata uff
(pcl11cgang, yang I11cmpllnyai hak; dan ai-AmI' pcrintah, Ufusan, dan kcpel11il11pinan
Ulama lafsir dan Jiqih siyasi (polilik) mel11buat el11pat dcfinisi Uli al-Amri:
9
10
a.
Raja dan kepala pel11erintahan yang patuh dan taat kepada Allah SWT dan
Rasulullah saw.
b.
Para raja dan ulama.
c.
Al11ir di zaman Rasulullah saw; setelah Rasulullah saw wafat, jabatan ilu
berpindah kepada qadi (hakim), komandan militer, dan mereka yang meminta
anggola masyarakat unlllk taat atas dasar kebenaran.
d.
Para mujtahid atau yang dikenal dengan sebutan AlII ai-Hail wa al-'Aqd (yang
memiliki otoritas dalammenetapkan hukum).
13adr al Din Muhammad al-'Aini I11cngatakan bahwa yang dimaksud dengan
i Iii ai-AmI' adalah : Umara, Abu 13akar dan 'Umar, para Sahabat, Khulafahurrasyidin,
cendikiawan muslim, sahabat dan tabi'in, ulama dan fuqaha, pemimpin pcrang , ahli
ilmu dan al-Qur'an. 11
Tidak adanya kesepakatan tentang pengertian Uli ai-AmI' illl disebabkan kata
ai-AmI' itu sendiri mempunyai banyak arti
l2
Muhammad Rasyid Ridha, mencoba
merumuskan Wi ai-Aim' dengan merangkum seluruh cakupan makna ai-AmI' itu
8
Ibid, h. 12
9
Muhammad ibn MakTam, Lisanul al-'Arab, (Beirut: Dar al Shadr, 1990). Juz 4, h.31
'0
Ibid,
'1
Badr ai-Din Abi Muhammad al-'Aini, 'Umdalll al-Qdri Syar!J. Sha!J./!J.GLャA[ZNゥセ L イ、ィォiャbM。
ldarntu al-Tiba'ah al-Munlriyyah ttp). h. 176.
12 Rasyld Ridha, Tqfsir al-Malldr, (Beirut: Dar al-Fikr, 1973)
II, h. 180.
"
13
sendiri. Menurutnya, uti aI-AmI' adalah "para pemegang otoritas di sebuah negara
yang terdiri
atas penguasa, para hakim, ulama, komandan militer, dan pemuka
masyarakat yang menjadi rujukan uma! dalam hal-hal yang berkaitan dengan
kemaslahatan umum. Muhammad Rasyid Ridhii juga memasukan mereka yang
memegang otoritas di bidang kesehatan, perburuhan, pemiagaan, pemimpin media
massa, dan pengarang sebagai Uli al_Amr. 13
Jadi menurut penulis makna Uli aI-AmI' itu sangat luas tidak hanya terbatas
pada pengertian pemimpin formal kenegaraan dan keagamaan, tetapi makna Uli alAmI'
itu
mencakup
berbagai
aspek
kehidupan
rnasyarakat dalam konteks
kernaslahatan umUl1l.
2. Syarat-Syarat pemimpill
Sulaiman Rasyid memberikan syarat-syarat pemimpin sabagi berikut:
14
J.
Kejujuran dan keikhlasan serta bertanggungjawab dalam menyampaikan amanat
kepada rakyat dengan tidak membeda-bedakan bangsa dan wama.
2.
Keadilan yang mutlak terhadap segala manusia dalam segala sesuatunya.
3.
Tauhid (mengesakan Allah SWT) sebagaimana dalam ayat AI-Qur'an supaya
mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya.
3. Karakteristik dan Kriteria Pemimpin
J, Karaktet'istik l>emimpin
Karaheristik
atau
sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemlmpm
diantaranya adalah :
13
14
Ibid.
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Barn, 1992) h.455-456.
14
a.
Kesabaran dan Ketabahan 15
Kesabaran dan ketabahan merupakan upaya Illenahan diri dari perasaan
bingung
dan
gelisah.
Seorang pemimpin yang sabar, maka wawasan dan
pandangannya akan jauh ke dapan dikarenakan ia memiliki kelllampuan menganalisa
serta memperhitungkan segala tindakan yang akan diarnbilnya. Seorang pemimpin
yang sabar senantiasa akan tetap tenang dan tidak menuruti emosi dalam menghadapi
berbagai problema. 16
Jiwa pembangun haruslah dimiliki oleh seorang pemlmpm, ia juga harus
memiliki ketahanan mental yang baik serta selllangat membangun dirinya dan
bangsanya. Untuk itu perlu adanya upaya dengan senantiasa mempertajam insting
atau intuisi, karena dengannya akan tumbuh akal pikiran yang cerdas, berwawasan
luas, dan jiwa yang penuh kesabaran sehingga akan terasa ringan dalam menghadapi
berbagai macam persoalan hidup dari yang paling kecil sarnpai persoalan yang besar
sekalipun. 17
Dalam sifat sabar ini tentunya haruslah didukung pula dengan sifat ,Iyajd'ah
(berani) yakni berani menempuh kesulitan apapun bentuknya, bertanggungjawab dan
cepat bertindak. Dengan kata lain ia tidak akan mundur sebelum mencoba, tapi akan
maju dengan segala hal yang telah diperhitungkannya dengan cara akal pikiran yang
15 Pernyataan tentang sifat sabar ini, disebutkan di daiam Q.s al-Sajdah 32:24. Juga
dinyatakan jelas dalam ayat-ayat lain tentang pentingnya hal ini, seperti terdapat daiam Q.S al-Baqarah
2:45, al-IOldn 3:200, dan lain sebagainya.
16 Hamzah Ya'qub, Publistik Islam: Teknik Dakwah dall Leadership, (Bandung: CV
Diponegoro, 1992), Cet. Ke-4, h. 97.
17 Ibid
15
sahat dan jemih. Adapun mundur sejengkaI mengatur langkah atau strategi untuk
melangkah lebih jauh ke depan boleh saja.
Kesimpulannya dalam hal ini. Bahwa jiwa seorang pemimpin yang sabar akan
berdal11pak POsilifbagi dirinya sendiri dan bangsanya, yaitu:
I.
Ia akan l11el11iliki perhitungan yang matang dengan akal seha!.
Ia akan dapat mengendalikan diri dengan sifat sabarnya.
Ia akanmemiliki wawasan yang selalujauh ke depan.
4.
la akan senanliasa mendidik diri dan menal1lbah ilmu serta l1lenghidupkan
akaI dengan iIl1lu pengetahuan.
b.
Mel1lbil1lbing ul1latnya kepada kebaikan dengan bewmar lIIa'rut dan bernahl
munkar
lX
SeIain harus sabar, seorang pemimpin hendaknya juga l1lemiliki sikap yang
dapat menyeru umatnya ke arah kebaikan, yakni dengan menerapkan sifat-sifat baik
dalam dirinya, kemudian mengajak umatnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan
tersebut.
Berkenaan dengan masalah membimbing umat, seorang pemimpin dituntut
dapat menunjukkan jalan yang menjadi perintah atau Iarangan Allah SWT, dalam hal
iniIah jelasnya menuntut seorang untuk dapat berperan dalam menegakkan amar
ma'rulnahi TIlunkar.
18 Pemyataan tentang sifat ini terdapat dalam Q.S al-Anbiyii 21:73 dan Q.S al-Sajdah 32:24.
Dinyatakan pula pentingnya hal ini pada Q.S an-Nahl 13:90.
16
Amar ma'rul nahi munkar ini dapat dijadikan sebagai kontrol sosial bagi
seorang pemimpin, karena ia menjadi sebuah kekuatan yang dapat mengekangnya
dari perbuatan jahaL
Dalam hal
1111,
amar ma'rulnllln munkar memiliki beberapa tingkatan, pada
tingkatan pertama bagi seorang pemimpin yang terpenting adalah aspek positif dan
perintah itu, yaitu seorang pemimpin hams selalu menasehati bawahannya yang
berbuat kejahatan. Nasehat tersebut diberikannya dengan perkataan yang lembut dan
tidak emosi, dengan harapan orang yang dinasehatinya tersebut menjadi sadar dan
merasa
takut akan dampak kejahatan yang bakal menimpanya. Sedangkan pada
tingkatan kedua bagi seorang pemimpin dalam beramar ma'rufnahi munkar adalah
aspek negatif dan penntah ini, yaitu seorang pemimpin berhak bersikap tegas dan
mengadili secara wajar kepada bawahannya yang tidak mau mendengar nasehatnya
atas kesalahan yang diperbuatnya.
Kedua tingkatan tersebut hams diwujudkan keselurnhannya karena dengan
begitu seorang pernimpin akan konsekwen dan disiplin.
Dalam beramar ma'rulnahi munkar yang diperlukan adalah keimanan karena
hal
inilah yang rnengekang dan mengikat seorang pemimpin agar tetap berlaku
normal, tetapi jika keimanan itu tidak ia miliki maka amar ma'rufnahi munkar itu
tidak berguna disebabkan nalunnya akan bergelora tidak dikendalikan.
Adapun metode dan tahapan-tahapan seorang pemimpin dalam beramar
ma'ruf nahi munkar adalah pertama-tama ia harns mengubah kemungkaran itu
dengan kekuatan yang dimilikinya. kemudian jika u.saha itu
belum berhasil
17
dilakukannya maka tindakan selanjutnya adaJah mengubah kemungkaran itu melalui
nasehat-nasehat atau pctuah-petuah yang mengandung hikmah. Jika cara ini tidak
dilakukannya juga maka tahapan terakhir ia harus mengambalikan semuanya itu
kepada Allah SWT yaitu dengan cam tetap berdo'a di dalall1 hati. 19
c.
Sitar Kebaikan hams terlanall1 di dalam dirinya
20
Kebaikan yang dirnaksud adalah kebaikan yang benar-benar melekat dalam
diri pell1impin atau teJah mendarah daging dan menjadi satu daJam dirillya, sehingga
dalam berperiJaku ia setaJu mencenninkan akhlak mulia. Pemimpill seperri iniJah
yang tidak saJa memimpin tapi dapat memberikan contoh yang baik yang ada daJam
dirinya.
Oalam sifat kebaikan ini pemimpin dituntut rnemiliki ketaqwaan, karena tanpa
ketaqwaan tidak mustahiJ seorang pcmimpin dapat berbuat sewenang-wenallg. Nilai
taqwa bagi seorang pemimpill sangat berarti karella hal inilah yang nantinya bakal
mampu
meredam
segala tindakan yang mellyalahgullakan kekuasaan, untuk
kemudian seenaknya berprilaku.
Adapun kebaikan daJam diri pemnnpm yang sebenamya, barn akall benarbenar ternii dan terbuktikan ketika ia mampu mengambil tindakan, atas apa yang
tCljadi atau menimpa negerinya. Selain itll seorang pemimpin yang baik yaitu, yang
19
Drs. H. Ba,ri Iba Asghary, Bulelin Dakwah, (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia 27 luni
2003), h. I
20 Pemyntaan tentang sifat ini disebutkan dalam Q.S al-Anbiya 21 :73. Diny.takan pula
tentang pentingnya hal ini pada Q.S al-Baqarah 2:195
18
dapat
menJaga dan mempertanggungjawabkan amanat kekuasaan yang telah
diel11bannya.
d.
Percaya diri atau keyakinan diri 21
Seorang
pemimpin
dalam
hal ini haruslah senantiasa hidup dengan
kepercayan. Pertarna percaya kepada diri sendiri, kedua percaya kepada orang lain,
dan ketiga dipercayai orang lain.
Kepercayaan yang diberikan rakyat terhadap seorang pel111mpll1 untuk
mempimpin sebuah negen adalah suatu keistil11ewaan yang harus dihorl11ati, karena
kehormatan ilu lahir oleh karena kepercayaan. Menjaga kepercayaan yang sudah ada
di tangan pel11impin, sarna ibaratnya dengan rnenjaga seorang bayi yang ada dalam
gendongan dengan penuh kehati-hatian, takut kalau 5al11pai terjatuh.
Seorang pernirnpin yang dipercaya harus benar-benar dapat meyakini bahwa
segala tindakan yang dial11bilnya benar, karena tanpa itu, sel11uanya sima. Oleh
karena itu, sifat percaya diri ini bisa saja rnerupakan sifat pertal11a yang harus dimiliki
pemimpin, sebab segala tindakan baik yang dilakukannya hams disadari oleh
keyakinan untuk rnenerapkannya, sehingga sifat ini selalu menyertai segala perbuatan
baik yang ada dalal11 diri pel11impin tersebut.
Dari kempat karakteristik tersebut sebenamya telah tekandung berbagai
macal11 sifat baik lainnya bagi seorang pemirnpin, suatu contoh seperti sifat sabaT.
Dalam sifat sabar seorang pemimpin dituntut dapat rnengendalikan dirinya sehingga
21 Pernyataan tentang sifat ini disebutkan datam Q.S aI-Sajdah 32:24. Disebutkan pula
tentang pentingnya hal ini pada Q.S aI-Baqarah 2:4.
20
Dar Auf ibn Malik dari Rasulullah saw., "Pcmimpin yang tcrbaik ialah mcrcka
yang mcncintaimu dan kamu mcncintai rncrcka, mcrcka mendo'akan kamu
dan kamu mendo'akan mereka".
d.
Pcmimpin
harus
mengupayakan
terwujudnya
kemaslahatan
umat!masyarakat (aspiratit) lni sebagaimana ditegaskan Nabi Muhammad
sa\v. :
Dari 'Aisyah ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw mcndo'a di rumahku,
katanya
"Wahai Allah "siapa yang menjabat suatu jabatan dalam
pemerintahan umatku, lulu ia rnempersulit urusan mereka, rnaka persulit
pulahlah dia, dan siapa yang rnenjabat suatu jabatan dalarn pernerintahan
umatku, lalu ia berusaha menolong mereka, maka tolong pulalah dia".
e.
Selain kualitas mental dan inteld:tual tersebut, agar ia sanggup
menjalankan kepemimpinannya, ia juga harus sehat dan kuat sebagaimana
diriwayatkan dalam sebuah hadits:
"Seorang l11ukrnin yang sehat dan kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah
SWT daripada seorang mukmin yang lemah, namun begitu keduanya
mempunyai kelebihan".
Muslim ibn al-Hajjilj al-Naysaburi, ShabJ!lMlIslim bi Syar!l Na",a",i, (Beirut: Dilr al-Fikr,
26
1983) h. 245.
27
2S
Ibid h. 212.
Ibid., h. 215
19
ia bersifat berani pula menghadapi berbagai tantangan yang akan menguji tingkat
kesabarannya tersebut. Begitu pulalah hanya pada sifat-sifat yang lain yang telah
mencakup sifat-sifat baik lainnya bagi seorang pemimpin seperti demlawan, berilmu,
00
adil, optimis, iklas, tawakkal, dan lain sebagainya. --
2. Kriteria Pemimpin
Islam menempatkan masalah kepemimpinan sebagai masalah yang sangat
penting, dan sebagai umat Islam hukumnya wajib 'ain mengikuti petunjuk Islam
dalam memilih seorang pemimpin. Ada beberapa kriteria pemimpin menurut Islam
.23
a.
Pemimpin harus beriman, sebagaimana Firman Allah SWT :
" •• セ
( \ i i ... WI) ,',l.J:!*'>..l""'"'