Fertilitas Spermatozoa Ejakulasi dan Epididimis Domba Garut Hasil Kriopreservasi Menggunakan Modifikasi Pengencer Tris dengan Berbagai Krioprotektan dan Antioksidan

FERTILITAS SPERMATOZOA EJAKULAT DAN EPIDIDIMIS
DOMBA GARUT HASIL KRiOPRESERVASI MENGGUNAKAN
MODIFIKASI PENGENCER TRiS DENGAN BERBAGAI
KRIOPROTEKTAN DAN ANTIOKSIDAN



MUHAMMAD RIZAL



SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005

ABSTRAK
MUHAMMAD RIZAL. Fertilitas Spermatozoa Ejakulat dan Epididimis Comba Garut Hasil
Kriopreservasi Menggunakan Modifikasi Pengencer Tris dengan Berbagai Krioprotektan
dan Antioksidan. Dibimbing oleh MOZES R. TOELIHERE sebagai ketua, TUTY L
YUSUF, BAMBANG PURWANTARA, dan POLMER Z. SITUMORANG masing-masing

sebagai anggota komisi pembimbing.
Spermatozoa domba sangat sensitif temadap perubahan suhu yang ekstrim
Kualitas semen beku domba garut dapat
selama proses kriopreservasi semen.
dipertahankan dengan menambahkan berbagai senyawa krioprotektan seperti laktosa dan
gliserol serta senyawa antioksidan seperti glutation dan p-karoten. Oemikian pula halnya
dengan upaya kriopreservasi spennatozoa asal cauda epididimis yang merupakan salah
satu altematif sumber garnet hewan jantan untuk keperiuan penerapan teknobgi
reproduksi, karena spennatozoa tersebut telah memiliki motilitas dan daya membuahi
oosit.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Budidaya Petemakan,
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta; Petemakan Domba Laga
"Lesan Putra", Bogar, dan Laboratorium Pascapanen Departemen Pertanian, Bogo, dari
bulan Juli 2001 hingga bulan April 2004.
Tujuan penelitian adalah: (1) menguji
konsentrasi optimum laktosa dan gliserol dalam pengencer semen beku domba garut,
(2) menguji pengaruh penambahan glutation dan セMォ。イッエ・ョ@
dalam berbaga; konsentrasi
temadap kualitas semen beku domba garut, (3) menguji pengaruh lama penyimpanan
epididimis terhadap kualitas spermatozoa cauda epididimis yang telah dibekukan pada

domba garut, (4) menguji respons domba garut betina terhadap implan CIDR-GCI dalam
merangsang terjadinya estrus, dan (5) menguji kemampuan fertilitas semen baku hasil
ejakulasi dan spermatozoa cauda epididimis yang telah dibekukan pada domba garut.
Metode penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian dan dilaksanakan secara
bertahap.

Hasil penelitian pada percobaan. pertama tentang karakteristik penampilan
reproduks; domba jantan didapatkan bahwa pejantan melakukan ejakulasi pertama,
kedua, dan ketiga rata-rata pada detik ke 28.91, .86.5, dan 175.58. Volume, konsentrasi,
persentase motilitas, TAU, dan MPU masing-masing rata-rata 0.97 ml, 3954.05 juta/ml,
77.07%,86.74%, dan 87.94%. Kandungan protein, fruktosa, vitamin C, vitamin E, natrium,
kalium, kalsium, magnesium, fosfor, klorida, dan mangan plasma semen adalah: 4140,
180,3.2,24, 180, 117, 9, 6.12, 50, 104 dan 5 mg/100 ml. Panjang dan leba, kepala serta
panjang eko, spermatozoa rata-rata 6.59, 3.99, dan 42.65,.m. Panjang dan leba'testis
kanan rata-rata 12.71 dan 6.5 em sama persis dengan ukuran testis kiri, sedangkan
lingka, skrotum rata-rata 32.36 em. Setiap pejantan mampu menghasilkan semen baku
rata-rata 44 straw mini dengan konsentrasi 200 juta spermatozoa matil dari tiga kali
ejakulasi. Dapat disimpulkan semua pejantan memiliki libido yang til1QQi dan mamP!J
menghasilkan semen berkualitas baik.
.

-"
Hasil penelitian pada percobaan kedua tentang penambahan berbagai konsentras;
laktosa dan gliserol di dalam pengencer semen beku menunjukkan bahwa tidak terdapat

interaksi antara laldosa dan gliserol dalam meningkatkan kualitas semen pada tahap
setelah pengenceran, ekuilibrasi, dan thawing.
Pada penakuan laktosa, rata-rata
persentase motilitas dan spermatozoa hidup tahap setelah thawing ー・セ。ォオョ@
LOJ (43.33%
dan 53.61 %) nyata (P