positif pada investor yang kembali berinvestasi di pasar modal. JII menunjukkan angka tertinggi pada akhir tahun 2003 dengan nilai 114,702.
JII yang terus naik selama tahun 2004 meski mengalami sedikit fluktuasi menjadi indikator bahwa iklim investasi di Indonesia mengalami
pertumbuhan. Investor semakin banyak yang melakukan investasi pada pasar modal karena didukung oleh kondisi politik yang stabil dan
perekonomian yang membaik. Kondisi tersebut didukung pula oleh adanya harapan dan keyakinan dari investor dan pelaku ekonomi lainnya bahwa
pemerintah yang baru terbentuk mampu memulihkan kondisi perekonomian Indonesia setelah terpilihnya presiden Susilo Bambang
Yudoyono
.
B. Analisa Data
1. Menghitung pengembalian saham individual Ri Pengembalian saham individual dihitung dengan mengurangi harga
penutupan dengan harga penutupan sebelumnya dan dibagi dengan harga penutupan sebelumnya. Secar matematis penentuan besarnya
pengembalian saham individual ditulis dengan persamaan:
40
P P
R
t t
t i
1 1
Jogiyanto, 2000; 108
Tabel 4.2. pengembalian saham individual Saham
Ri ANTM
-2,04271331 ASGR
-1,060540461 INDF
-1,524672299 ISAT
7,055249127 SMGR
-1,495273886 TKLM
0,118902392 UNTR
1,409271607 Sumber : data diolah
Hasil perhitungan tingkat pengembalian saham individu Ri dapat dilihat pada table 4.2. dari table tersebut terlihat bahwa
pengembalian terbesar diberikan oleh saham ISAT yaitu sebesar 7,,055249127. sedangkan pengembalian terkecil diberikan oleh
saham ANTM sebesar -2,04271331. nilai tersebut memberikan pengertian jika investor menanamkan dananya pada saham ISAT
akan mendapatkan pengembalian sebesar 7,,055249127 sedang 41
sebesar -2,04271331. pengembalian yang bernilai positif menunjukkan bahwa saham tersebut memnerikan keuntungan dan
apabila bernilai negative menunjukkan bahwa saham tersebut memberikan kerugian
2. Menghitung pengembelian saham individual dengan menggunakan model indeks tunggal Ri
Pengembalian saham individual yang dihitung dengan menggunakan model indeks tunggal sangat dipengaruhi oleh indeks
harga pasar. Besarnya nilai pengembalian dengan menggunakan model indeks tunggal berdasarkan pada persamaan :
i i
i i
e Rm
R
.
Suad Husnan:2001;104 Hubungan antara pengembalian sekuritas dan pengembalian
pasar adalah linier, secara sederhana dapat dituliskan dalam persamaan.
Y = a + bx + e Keterangan :
Y = variabel terikat Ri X = Variabel Bebas Rm
42
b = Slope Coefficient, besarnya pengaruh X terhadap Y apabila X naik satu unit β
Perhitungan
1
dan
1
mingguan menggunakan persamaan regresi linier sederhana tersebut. Nilai
1
dalam pengembalian menunjukan bahwa selain dipengaruhi oleh nilai
indeks harga pasar pengembalian juga dipengaruhi oleh pengembalian yang diharapkan dari suatu saham berdasarkan
kondisi perusahaan. Nilai
1
merupakan sensitifitas pengembalian suatu saham terhadap pengembalian indeks pasar.
Hasil dari perhitungan pengembalian saham dengan menggunakan model indeks tunggal terdapat pada table 4.3. dari
table tersebut dapat dilihat pengembalian terbesar diberikan oleh saham ISAT sebesar 12,68140943. nilai pengembalian yang besar
dari saham ISAT ini merupakan akibat dari adanya peningkatan kinerja saham ISAT yang cukup signifikan selama penelitian.
Tabel 4.3 perhitungan pengembalian saham individual
43
Saham Ri
MIT
ANTM 1,19818324
ASGR 0,566294265
INDF - 1,851012237
ISAT 10,54490366
SMGR 1,261603578
TKLM 1,617065788
UNTR 3,775036521
3. Pengembalian pasar Rm Pengembalian pasar dihitung dengan mengurangi harga
penutupan indeks saham JII dengan harga penutupan indeks hari sebelumnya dan dibagi dengan harga penutupan indeks hari
sebelumnya. Pengukuran pengembalian pasar dapat ditulis dengan persamaan
JII JII
JII R
t t
t m
1 1
Jogiyanto, 2000; 108
44
pengembalian tersebut sebesar 1,2501. hasil dari perhitungan pengembalian pasar yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran
2. nilai pengembalian pasar yang cukup tinggi tersebut mengindikasikan bahwa investasi pada saham – saham yang
termasuk dalam JII akan memberikan keuntungan yang cukuo signifikan dan mempunyai prospek investasi yang menjanjikan
4. pengembalian yang diharapkan dari saham individual [ERi] table 4.4. pengembalian yang diharapkan
Saham E Ri
keterangan ANTM
0,005325259 Diterima
ASGR 0,002516863
Diterima INDF
-0,008226721 Ditolak
ISAT 0,046866237
Diterima SMGR
0,005607127 Diterima
TKLM 0,007186959
Diterima UNTR
0,01677794 Diterima
Sumber: data diolah
45
saham individual dapat dilihat pada table 4.4. dari table tersebut terlihat bahwa saham PT Indosat, Tbk ISAT memiliki
pengembalian yang diharapkan terbesar yaitu sebesar 4,6866237 . Nilai pengembalian yang diharapkan terendah oleh PT Indofood
Sukses Makmur, Tbk sebesar -0,0226721 Pengembalian yang diharapkan yang bernilai negative
tersebut membuat saham INDF harus dieliminasi dari kandidat portofolio optimal. Seleksi ini perlu dilakukan untuk menghindari
adanya pengembalian yang negative dalam proses investasi sesuai dengan preferensi rasional investor. Hasil seleksi tersebut dapat di
lihat pada table 4.4 5. Pengembalian pasar yang diharapkan E Rm
Kondisis pasar modal Imdonesia selama periode penelitian mengalami bullish yang ditandai dengan meningkatnya salah satu
indeks di BEJ, yaitu JII. Kenaikan nilai indeks JII selama periode penelitian yang cukup signifikan juga menunjukkanbahwa saham-
saham yang tergabung dalam JII mampu menarik minat para investor.
46
menunjukkan bahwa JII memiliki nilai sebesar 0,0056. hasil perhitungan tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat kembali di
lampiran 2. nilai pengembalian yang diharapkan memiliki nilai yang cukup tinggi, nilai tersebut menunjukkan bahwa JII mampu
memberikan keuntungan yang cukup besar kepada investor. 6. Tingkat bunga bebas risiko
Tingkat bungan bebas risiko merupakan alternative investasi yang mempunyai risiko sama dengan nol. Investasi ini dilakukan
dengan menanamkan dana pada deposito bank-bank milik pemerintah atau pada Sertifikat Bank Indonesia SBI. Pemilihan
SBI sebagai tingkat bunga bebas risiko adalah karena SBI dijamin sepenuhnya oleh pemerintah.
Perhitungan tingkat bunga bebas risiko dilakukan dengan mencari rata-rata tingkat bunga SBI selama periode juli 2000
sampai desember 2004. hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 5. perhitungan tersebut memberikan hasil nilai tingkat
bunga bebas risiko sebesar 123,062 yang berarti bahwa apabila investor melakukan investasi pada SBI akan memberikan tingkat
47
nol. 7. Pengukuran risiko sistematis
Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasikan karena disebabkan kejadian diluar kegiatan
emiten. Risiko sistematis atau risiko pasar
2 2
.
m i
terdiri dari beta dan varian pasar. Beta dihitung dengan menggunakan program
SPSS. Hasil perhitungan beta dapat dilihat pada lampiran 6. varian pasar merupakan risiko dari pasar dalam perhitungannya
menggunakan persamaan:
n t
mt mt
M
R R
1 2
2
Hasil perhitungan dari varian pasar dapat dilihat pada table .
5, yaitu sebesar 1,589712311 atau sebesar 15,89712311 . Perhitungan risiko sistematis dapat dilihat pada table 4.5
Table 4.5. Risiko Sistematis Saham
i
2 i
2 m
Risiko sistematis
48
ANTM 0,1723 0,029929
1,548971311 4,635162
ASGR 0,272 0,0723984
1,548971311 11,4599093
ISAT 0,02705
0,00072317023 1,548971311
0,1133386 SMGR 0,222
0,0492884 1,548971311
7,6339502 TKLM 0,301
0,090601 1,548971311
14,033835 UNTR 0,347
0,120409 1,548971311
18,6510087 Sumber: data diolah
Hasil perhitungan risiko sistematis tersebut menunjukkan bahwa risiko ristematis setiap saham cukup besar, yang berarti
kondisi eksternal perusahaan dalam kondisi yang kurang stabil sehingga kurang mendukung iklim investasi. Saham yang memiliki
risiko sistematis terbesar adalah PT United Tractors, Tbk yaitu sebesar 18,6510087. Risok0o sistematis terkecil dimiliki oleh PT
ISAT, Tbk yaitu sebesar 0,1123232386 8. Risiko tidak sistematis
Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan didiversifikasi. Risiko ini bersifat
unik, yaitu apabila terjadi kerugian di satu saham akan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan oleh saham-saham yang lain.
Risiko inilah yang berusaha untuk diatur sedemikian rupa agar
49
2 ei
dihitung dengan menggunakan persaman:
2 1
2
. 1
n t
mt t
i it
ei
R R
n
Table 4.6 Risiko tidak sistematis Saham
2 ei
ISAT
0,491232091 UNTR
0,049390862 ASGR
0,000231503 TKLM
0,017713399 ANTM
0,004250489 SMGR
0,00426 Sumber data diolah
Hasil dari perhitungan risiko tidak sistematis dapat dilihat pada table 4.6 . hasil perhitungan risiko tidak sistematis tersebut
menunjukkan bahwa saham yang memiliki risiko tidak sistematis terbesar adalah PT Indosat, Tbk yaitu sebesar 49,12232091.
Risikotidak sistematis terkecil dimiliki oleh PT Astra Graphia, Tbk sebesar 0,0022315023.
Didiversifikasi dapat dilakukan dengan menggabungkan antara saham-saham yang memiliki risiko tidak sistematis besar
dengan saham yang memiliki risiko tidak sistematis kecil. Nilai- 50
saham tidak terlalu besar, yang berarti kondisi internal perusahaan dalam keadaan yang baik sehingga menarik minat investor untuk
berinvestasi pada saham tersebut. Total risiko dari masing-masing sekuritas dapat dilihat pada
table 4.7. table 4.7 dibawah inin menunjukkan bahwa risiko terbesar dimiliki oleh ISAT sebesar 5,2359923234 risiko total terkecil
dimiliki oleh ANTM sebesar 23,236450523 Table 4.7. Total risiko
saham Risiko sistematis
2 i
.
2 m
Risiko tidak
sistematis
2 ei
Total risiko
ANTM 4,635162
0,42850489 5,0609651
ASGR 11,4599093
0,0231503 11,4830596
ISAT 0,1133386
49,1232091 49,8705908
SMGR 7,6339502
0,426 7,6343762
TKLM 14,033835
1,7713399 15,8051749
UNTR 18,6510087
4,9390862 23,5900949
Sumber: data diolah Pengembalian dan risiko yang mempunyai hubungan searah
dengan risiko yang tinggi maka pengembalian yang diharapkan juga 51
mempunyai tingkat pengembalian yang diharapkan tertinggi dibandingkan dengan saham yang lain.
9. Portofolio Optimal Pembentukan portofolio optimal dengan model indeks
tunggal sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat
dimasukkan kedalam portofolio optimal. Angka tersebut adalah yang diperoleh melalui persamaan:
i BR
i
R R
ERB
E
Jogiyanto 2000:239
Excess Return to Beta Ratio ERBi adalah selisih pengembalian yang diharapkan ERi dengan aktifa bebas risiko
R
BR
. Rasio ini mengukur kelebihan relative terhadap 1 unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang di ukur dengan beta.
Portofolio optimal hanya akan terdiri dari saham-saham yang mempunyai nilai ERBi yang tinggi. Saham-saham yang
rendah tidak akan dimasukkan kedalam portofolio optimal, dengan 52
menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan inggi. Besarnya titik pembatas ini ditentukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut: 1. mengurutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB
terbesar ke nilai ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk dimasukkan
ke portofolio optimal. Hasil perhitungan dapat dilihat pada table 4.8
2. Table 4.8 nilai ERB
Saham ERi
i
BR
R
ERB ISAT
0,046866237 -0,02705
0,0013062 3,09247464
ANTM 0,01677794
0,173 0,0013062
-0,724247058 UNTR
0,015806127 0,347
0,0013062 -0,328075101
TKLM 0,007186959
0,301 0,0013062
-0,410076548 ASGR
0,002516863 0,272
0,0013062 -0,470967415
SMGR 0,005607127
0,222 0,0013062
-0,56312105 Sumber: data diolah
3. Menghitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke i. hasil perhitungan Ai dan Bi dapat dilihat pada table 4.9
Table 4.9 nilai Ai dan Bi 53
ISAT 0,0468662 -0,02705 0,0013062 3,09247464
0,4285049 0,0046063
ANTM 0,0167778 0,173 0,0013062 -0,724247058
0,023150 -5,0996462
UNTR 0,0158061 0,347
0,0013062 -0,328075101 49,123209
-0,7978077 TKLM 0,0071869 0,301
0,0013062 -0,410076548 0,426
-2,0974713 ASGR
0,0025168 0,272 0,0013062 -0,470967415
1,771339 -150,51232
SMGR 0,0056071 0,222 0,0013062 -0,56312105
4,939086 -6514,7554
Sumber: data diolah 4. Menghitung nilai Ci. Hasil perhitungan Ci dapat dilihat pada
table 4.10 Table 4.10 nilai Ci
Saham ERi
ERB Ai
i
ΣAj ΣBj
ISAT 0,0468662
3,09247464 0,0046063
-0,02705 0,0082912
0,0070267 ANTM
0,0167778 -0,724247058
-5,0996462 0,173
-5,0913550 7,0483342
UNTR 0,0158061
-0,328075101 -0,7978077
0,347 -5,9811628
9,4862143 TKLM
0,0071869 -0,410076548
-2,0974713 0,301
-7,9886341 14,601043
ASGR 0,0025168
-0,470967415 -150,51232
0,272 -158,50095
334,18221 SMGR
0,0056071 -0,56312105
-6514,7554 0,222
-6673,2563 11903,196
Sumber: data diolah 5. Menentukan besarnya Cut Off Point C Cut Off Point
adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci. Saham yang terakhir kali memiliki nilai
54
yang dapat dilihat pada table 4.10 adalah saham SMGR sebesar -0,5605968
6. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau
sama dengan nilai ERBi dititik C. sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai lebih kecil dengan ERBi di titik C tidak
diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal. Nilai C sebesar -0,5605968 yaitu untuk saham
SMGR yang memeliki nilai ERB sebesar -0,56312105 terakhir kali lebih besar dari nilai Ci. Nilai ERBi yang masih
optimal dapat diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal, sedangkan untuk saham ANTM tidak dapat
diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal. 7. Menentukan proporsi masing-masing sekuritas yang telah
terbentuk dalam portofolio optimal. Besarnya proporsi untuk sekuritas tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4.11. proporsi dana portofolio
Saham
i
σ
ei
2
ERB Ci
Xi
55
ANTM 0,173
0,0042504 -0,724247058
-0,6617371 -6,660759
0,2304379 UNTR
0,347 0,043908
-0,328075101 -0,58145
1,6376027 -0,056517
TKLM 0,301
0,017713 -0,410076548
-0,5239605 2,5577593
-0,088489 ASGR
0,272 2,32E-04
-0,470967415 -0,4733805
105,30838 -3,043285
SMGR 0,222
4,26E-06 -0,56312105
-0,5605968 -131,5426
4,5508937 C = -0,5690509
Σ = -28,90479 Σ = 1
Sumber data diolah Tabel 4.11 diatas memperlihatkan terdapat 6 saham
yang membentuk portofolio optimal dengan proporsi dana untuk saham ISAT yaitu sebesar 0,0069594, ANTM sebesar
0,2304379, saham UNTR sebesar -0,056517, saham TKLM sebesar -0,088489, saham ASGR sebesar -3,643285 dan
sahamSMGR sebesar 4,5108937 Pembentukan portofolio optimal dalam penelitian ini menghasilkan
suatu portofolio yang terdiri dari 6 saham dengan karakter: a. ISAT dengan pengembalian yang diharapkan sebesar
0,046866237 dan total risiko sebesar 0,498705908, masuk kedalam portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar
0,0669594 b. ANTM dengan pengembalian yang diharapkan sebesar
0,005325259 dan total risiko sebesar 0,050609651, masuk
56
0,2304379 c. UNTR dengan pengembalian yang diharapkan sebesar
0,0167794 dan total risiko sebesar 0,235900949, masuk kedalam portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar
-0,056517 d. TKLM dengan pengembalian yang diharapkan sebesar
0,007186959 dan total risiko sebesar 0,158051749, masuk kedalam portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar
-0,008489 e. ASGR dengan pengembalian yang diharapkan sebesar
0,002516863 dan total risiko sebesar 0,114830596, masuk kedalam portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar
-3,643285 f. SMGR dengan pengembalian yang diharapkan sebesar
0,00560712 dan total risiko sebesar 7,6343762, masuk kedalam portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar
4,5508937 10. Pengembalian yang diharapkan dan varian portofolio
57
ditentukan . langkah selanjutnya yang perlu diperhitungkan adalah pengembalian portofolio yang diharapkan dengan tingkat risiko
portofolio. Pengembalian yang diharapkan dari suatu portofolio selalu merupakan rata-rata tertimbang yang membentuk portofolio.
Pengembalian portofolio yang diharapkan ini dihitung dengan rumus:
R R
M p
r p
E
Jogiyanto 2003:247 Tabel .12. pengembalian yang diharapkan
Saham Wi
i
αi
βp αp
ERp ISAT
0,0069594 -0,02705 0,0209183
-0,00018825 0,00014558
ANTM 0,2304379
0,173 0,0039794
0,03986576 0,000917
UNTR -0,056517
0,347 0,0076436
-0,0196129 -0,00043199
0,01316547 TKLM
-0,088489 0,301
0,0030295 -0,02663522
-0,00026808 ASGR
-3,043285 0,272
-0,001961 -0,99097356
-0,00714529 SMGR
4,5508937 0,222
0,0051206 1,01029839
0,00750780 Σ
1 0,01275583
0,01501560
Sumber data diolah Hasil perhitungan pengembalian yang diharapkan dari portofolio
dapat dilihat pada tabel 4.12 pada tabel tersebut terlihat nilai
β
p
portofolio sebesar 0,01275583,
α
p portofolio sebesar 0,01501560 dan pengembalian portofolio yang diharapkan sebesar 0,01316547
58
nilai pengembalian yang diharapkan dari portoifolio yang independen terhadap pengembalian pasar sebesar 0,01501560, artinya pada keadaan
pasar bullish maupun bearish. Investor akan memperoleh pengembalian sebesar 0,01501560 atau 1,501560.
Nilai sensitifitas portofolio terhadap pasar
β
p sebesar 0,01275583. nilai tersebut mempunyai arti apabila terjadi pengembalian
pasar sebesar 1 akan mengakibatkan perubahan pengembalian dari portofolio optimal tersebut dengan arah yang sama sebesar 0,01275583
atau 1,275583. Pengembalian yang diharapkan dari portofolio bernilai sebesar
0,01316547. nilai tersebut berarti pengembalian yang diharapkan dari portofolio sebesar 0,01316547atau 1,316547, akan tetapi nilai
tersebut masih mengandung ketidakpastian sehingga hasil dapat menyimpang dari nilai realisasi yang akan terjadi.
Varian portofolio yang merupakan risiko portofolio tersebut dari 2 risiko yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko tidak
sistematis ini akan semakin kecil nilainya dengan semakin banyaknya 59
tersebut sebagai risiko total dari portofolio. Risiko ini dinyatakan dalam persamaan:
2 1
2 2
2 2
2
N
i ei
i M
p p
W
Jogiyanto 2003:248 Table 4.13
Saham Wi
2 ei
Wi.
2 ei
ISAT
0,006959354 0,49123091
0,003418658 TKLM
0,231437931 0,004250489
0,000979474 UNTR
-0,056516683 0,049390862
-0,002791408 ASGR
-0,088489123 0,017713399
-0,000567443 SMGR
-03,643285146 2,32E-04
-0,000843431 ANTM
4,5508936s67 4,26E-06
1,93868E-05 Σ Wi.
2 ei
-0,000784764
Sumber data diolah
2 1
2 2
2 2
2
N
i ei
i M
p p
W
2
p
0,01275583 x 1,548971311 + -0,000784764
2
p
0,000162711 x 1,546971311 + -0,000784764
2
p
0,000252034 + -0,000784764
60
p
C. Pembahasan Hasil Analisa Data