Konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang sama, diantaranya yaitu : dan, tetapi, atau,
melainkan, sedangkan, lalu, kemudian, padahal.
c. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang tidak sama,
diantaranya yaitu : ketika, jika, seandainya, agar, walaupun, seolah-olah, sebab, sampai-sampai, bahwa.
d. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Konjungsi ini selalu
memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Ada beberapa macam konjungsi antarkalimat yang kita kenal, antara
lain sebagai berikut.
biarpun demikianbegitu, sekalipun demikianbegitu, sungguhpun
demikianbegitu, walaupun demikianbegitu, meskipun demikianbegitu menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu.
kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula,
selain itu menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya.
sebaliknya menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya.
sesungguhnya, bahwasannya menyatakan keadaan yang sebenarnaya.
malahan, bahkan menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan
sebelumnya.
akan tetapi, namun, kecuali itu menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya.
dengan demikian menyatakan konsekuensi
oleh karena itu, oleh sebab itu menyatakan akibat
sebelum itu menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan
sebelumnya 5
Kata Baku dan tidak Baku Kata Baku: Kata yang menjadi standar dalam penggunaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa internasional, sudah pasti terdapat dalam kamus yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI yang setiap 5 tahun mengalami perubahan.
Kata Tidak Baku:
Kata yang tidak menjadi standar dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional. kata tidak baku sudah pasti tidak ada
dalam KBBI. kata baku dan tidak baku juga digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi.
Berikut ini beberapa kata baku dan tidak baku
No .
Kata Baku
Kata Tidak Baku
No .
Kata Baku
Kata Tidak Baku
1. Kreatif
kreatip 5.
membuat Bikin
2. Sistem
sistim 6.
berkata ngomong
3. Aktif
aktip 7.
mengapa ngapain
4. Tidak
enggak 8.
zaman Jaman
Teks deskripsi a Struktur
1 Deskripsi umum : men jelaskan tentang definisiidentitas objek yang
dideskrpsikan. 2 Deskripsi bagian:
jelaskan pengklasifikasian objek yang dideskripsikan. b Unsur kebahasaan
1 Rujukan kata
Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti kata ganti orang,
kepunyaan, dan penunjuk Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa yaitu:
d. Rujukan benda atau hal : ini, itu, tersebut.
e. Rujukan tempat :di sini, di situ, di sana.
f. Rujukan personilorang atau yang diperlakukan seperti orang: dia, ia,
mereka,beliau. 2
Kelompok kata frasa Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif
maksudnya di antara kedua kata itu tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya memiliki satu makna gramatikal.
Berdasarkan jeniskelas kata frasa terbagi menjadi :
Frasa nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda. Dapat berfungsi menggantikan kata benda. Contoh :buku tulis, lemari besi,
ibu bapak.
Frasa verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja. Dapat
berfungsi menggantikan kedudukan kata kerja dalam kalimat. Contoh : sedang belajar, akan datang, belum muncul, baru menyadari, tidak mandi
Frasa ajektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat.
Contoh : cukup pintar, tidak cantik, hitam manis
Frasa preposisional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata depan. Contoh: di rumah, dari Bandung, ke pantai.
3 Kata berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang mendapat:
awalan prefiks: di, ber, me, te, ke, pe, se.
akhiran sufiks : i, kan, an, nya.
sisipan infiks : -el-, -em-, dan -er-. 4 Kata hubung Konjungsi
Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata
penghubung. Fungsi kata hubung konjungsi, sebagai berikut:
Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata
lainnya dalam satu kalimat.
Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua: e.
Konjungsi Intrakalimat: Konjungsi Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan- satuan kata
dengan kata, klausa dengan klausa dan frasa dengan frasa. Konjungsi intrakalimat di bagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi
subordinatif.
f. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang sama, diantaranya yaitu : dan, tetapi, atau,
melainkan, sedangkan, lalu, kemudian, padahal.
g. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang tidak sama,
diantaranya yaitu : ketika, jika, seandainya, agar, walaupun, seolah-olah, sebab, sampai-sampai, bahwa.
h. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Konjungsi ini selalu
memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Ada beberapa macam konjungsi antarkalimat yang kita kenal, antara
lain sebagai berikut.
biarpun demikianbegitu, sekalipun demikianbegitu, sungguhpun
demikianbegitu, walaupun demikianbegitu, meskipun demikianbegitu menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu.
kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula,
selain itu menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya.
sebaliknya menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya.
sesungguhnya, bahwasannya menyatakan keadaan yang sebenarnaya.
malahan, bahkan menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan
sebelumnya.
akan tetapi, namun, kecuali itu menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya.
dengan demikian menyatakan konsekuensi
oleh karena itu, oleh sebab itu menyatakan akibat
sebelum itu menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan
sebelumnya
Teks eksposisi a. Struktur teks
Tesis, pernyataan pendapat penulis tentang suatu kasusfenomena.
Argumentasi, terdiri atas poin atau inti masalahperbincangan atau hal yang
menjadi perbincangan dengan berpegang teguh pada suatu pendirian.
Simpulan, terdiri atas pernyataan penegasan atau penutup karangan. b. Unsur kebahasaan
Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina
persona dan pronomina nonpersona.
Pronomina Persona kata ganti orang yaitu Persona Tunggal. Contohnya
seperti ia, dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya seperti kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.
Pronomina Nonpersona kata ganti bukan orang yaitu Pronomina Penunjuk
contohnya seperti ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya contohnya seperti apa, mana, siapa.
Kata Leksikal Nomina, Verba, Adjektiva, Adverbia Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 805 Leksikal adalah berkaitan
dengan kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosa kata. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Makna Leksikal adalah makna yang berkaitan dengan
kata, leksem, ataupun kosakata.
Nomina kata benda Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak.
Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan.
Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll.
Verba kata kerja Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau
keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu :
i. Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis
afiksasi, reduplikasi, komposisi. Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll.
ii. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk
dasar karena proses morfologis afiksasi, reduplikasi, komposisi. Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang, memukul-mukul,
makan-makan, cuci muka, mempertanggungjawabkan, dll.
Adjektiva kata sifat Merupakan kata yang yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan
orang, benda, dan binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif, jernih, dingin, jelek, dan lain-
lain.
Adverbia kata keterangan Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa
keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai,
berdiskusi, dan lain-lain.
Konjungsi Kata penghubung konjungsi. Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi
untuk memperkuat argumentasi. Suatu jenis konjungsi dapat digunakan dengan menggabungkannya dengan konjungsi yang sejenis dalam suatu kalimat yang
saling berkorelasi sehingga membentuk koherensi antarkalimat. Dapat pula mengombinasikan beberapa jenis konjungsi dalam suatu teks sehingga tercipta
keharmonisan makna maupun struktur.
Konjungsi temporal seperti mula-mula, kemudian, lalu, setelah itu, akhirnya dapat digunakan bersamaan untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari
yang penting menuju ke yang kurang penting atau sebaliknya. Konjungsi sebab- akibat dapat digunakan untuk menyuguhkan informasi asal-muasal suatu
peristiwa atau kejadian dan efek yang ditimbulkan dari kejadian tersebut. Konjungsi penegasan seperti pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan
digunakan untuk mengurutkan informasi dari yang kuat menuju yang lemah atau sebaliknya. Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks
eksposisi :
Konjungsi waktu : sesudah, setelah, sebelum, lalu, kemudian, setelah itu
Konjungsi gabungan : dan, serta, dengan
Konjungsi pembatasan : kecuali, selain, asal
Konjungsi tujuan : agar, supaya, untuk
Konjungsi persyaratan : kalau, jika, jikalau, bila, asalkan, bilamana, apabila
Konjungsi perincian : yaitu, adalah, ialah, antara lain, yakni
Konjungsi sebab akibat : karena, sehingga, sebab, akibat, akibatnya
Konjungsi pertentangan : tetapi, akan tetapi, namun, melainkan, sedangkan
Konjungsi pilihan : atau
Konjungsi penegasanpenguatan : bahkan, apalagi, hanya, lagi pula, itu pun
Konjungsi penjelasan : bahwa
Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, ibarat, serupa
Konjungsi penyimpulan :oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan
demikian
Teks eksplanasi
struktur teks
pernyataan umum, gambaran umum atau definisi dari suatu gejala.
Eksplanasi, inti dari sebuah karangan yang berisi serangkaian penjelasan mengenai peristiwa yang mengakibatkan suatu gejala terjadi.
Interpretasi, penafsiran dari serangkaian gagasan yang diusung.
Unsur kebahasaan
Kohesi kohesi adalah keterikatan antarunsur dalam struktur sintaksis atau struktur
wacana yang ditandai antara lain konjungsi, pengulangan, penyulihan, dan pelesapan.
No. Kohesi Katafrasa yang diacu
1. peristiwa alam itu gempa bumi 2. lapisan ini
lapisan kerak bumi 3. tempat ini
batas plat pasifik 4. lapisan kerak ini lapisan batuan
5. gempa vulkanik ini
gempa vulkanik
Konjungsi konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa,
antarklausa, dan antarkalimat. Konjungsi ada beberapa macam sebagai berikut:
Konjungsi waktu : sesudah, setelah, sebelum, lalu, kemudian, setelah itu
Konjungsi gabungan : dan, serta, dengan
Konjungsi pembatasan : kecuali, selain, asal
Konjungsi tujuan : agar, supaya, untuk
Konjungsi persyaratan : kalau, jika, jikalau, bila, asalkan, bilamana, apabila
Konjungsi perincian : yaitu, adalah, ialah, antara lain, yakni
Konjungsi sebab akibat : karena, sehingga, sebab, akibat, akibatnya
Konjungsi pertentangan : tetapi, akan tetapi, namun, melainkan, sedangkan
Konjungsi pilihan : atau
Konjungsi penegasanpenguatan : bahkan, apalagi, hanya, lagi pula, itu pun
Konjungsi penjelasan : bahwa
Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, ibarat, serupa
Konjungsi penyimpulan :oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan
demikian
Kalimat simpleks dan kompleks adanya konjungsi dalam sebuah kalimat dapat menyebabkan kalimat itu menjadi
kalimat kompleks. Berdasarkan kompleksitasnya dibedakan menjadi:
Kalimat simpleks tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu struktur
dengan satu verba utama atau kalimat yang terdiri atas subjek dan satu predikat.
Kalimat kompleks luas adalah kalimat yang terdiri atas dua struktur atau
lebih dengan dua verba atau lebih.
Kata kerja Kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan,
pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Ciri-ciri kata kerja:
Berfungsi utama sebagai predikat atau sebagai ciri predikat dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain.
Kata kerja dasar perbuatan aksi proses atau suatu keadaan yang bukan
bersifat kualitas.
Kata kerja khususnya bermakna keadaan tidak dapat diberi prefikster, yang berarti paling.
Kalimat definisi
Kalimat definisi adalah kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas. Kalimat definisi ditandai
dengan penggunaan kata adalah, ialah, merupakan, termasuk, digolongkan, terdiri atas, dan meliputi.
Kalimat penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat pernyataan khusus, perincian, atau bagian-bagian yang menunjangmenjelaskan kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas:
Berisi penjelasan rincian, keterangan, dan contoh.
Kalimat penjelas akan mempunyai arti apabila dihubungkan dengan kalimat- kalimat lain yang terdapat dalam suatu paragraf.
Kalimat penjelas memerlukan penghubung, baik kata hubung antarkalimat
maupun kata hubung intrakalimat.
Teks cerpen
Struktur teks
Orientasi pengenalan.
Komplikasi masalah.
Resolusi penyelsaian masalah
Unsur intrinsik
Tema Tema adalah nyawa dari sebuah cerpen. Tema dapat menentukan konflik yang
terjadi di dalam cerpen dan tema juga menjadi ide dasar pengembangan seluruh isi cerita cerpen. Tema bersifat general dan umum contohnya adalah, tema
pendidikan, romansa, persahabatan, dan lain-lain.
B. Tokoh dan Penokohan
Tokoh dan penokohan adalah 2 hal yang berbeda di dalam cerpen. Tokoh merupakan orang-orang yang terlibat di dalam cerpen tersebut. Sedangkan
penokohan adalah penentuan sifat atau watak tokoh di dalam sebuah cerpen.
Di dalam cerpen ada 3 jenis tokoh yang ditampilkan, yaitu: 1. Antagonis tokoh jahat
2. Protagonis tokoh baik 3. Tritagonis penengahpenolong
Penokohan sifat atau watak tokoh di atas disampaikan oleh penulis dengan 3 cara diantaranya adalah:
1. Analitik yaitu penyampaian watak tokoh dengan cara disampaikan langsung oleh penulis.
2. Dramatik yaitu penokohan yang disampaikan dengan tersirat melalui kehidupan atau tingkah laku si tokoh dalam cerita
Alur Plot
Alur adalah urutan atau jalannya cerita di dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Dalam menyampaikan jalan cerita, ada beberapa tahapan alur yang
disampaikan oleh sang penulis, yaitu: 1. Perkenalan
2. Penanjakan 3. Klimaks
4. Anti klimaks
5. Penyelesaian. Tahap-tahap terebut harus ada di dalam sebuah cerita agar cerita tersebut tidak
membingungkan. Ada 2 jenis alur yang biasanya disampaikan oleh penulis, diantaranya adalah:
1. Alur maju Pada alur ini, penulis menceritakan jalan cerita secara urut dari awal yaitu
perkenalan-perkenalan tokoh, situasi, kemudian memunculkan masalah, timbulnya masalah, puncak masalah, menurunnya masalah dan kemudian
penyelesaian masalah tersebut apakah berakhir bahagia atau tidak. 2. Alur mundur
Penulis menceritakan jalannya cerita secara tidak urut, bisa saja penulis menceritakan konflik dahulu kemudian mengok kembali pada peristiwa yang
menyebabkan konflik itu terjadi.
Setting Latar
Setting mengacu pada tempat terjadinya, suasana, dan waktu di dalam cerita tersebut. Setting memberikan kesan konkret pada suatu cerpen.
Ada 3 jenis latar di dalam sebuah cerpen yaitu, latar tempat, waktu dan suasana.
E. Sudut pandang pengarang Point of view
Sudut pandang pengarang adalah strategi yang digunakan oleh penulis untuk menyampaikan ceritanya. Sudut pandang bisa menempatkan pengarang sebagai
orang pertama, orang kedua, orang ketiga, atau bahkan orang yang berada di luar cerita.
Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah ciri khas pengarang dalam menyampaikan tulisan seperti penggunaan diksi, majas, dan pemilihan kalimat di dalam cerpennya.
Amanat Moral value
Amanat adalah pesan moral yang bisa dipetik di dalam cerpen tersebut. Di dalam sebuah cerpen, moral tidak disebutkan secara tertulis oleh penulis melainkan
tersirat dan tergantung pada pemahaman pembaca akan cerpen tersebut.
Unsur kebahasaan
Nomina kata benda Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak.
Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan.
Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll.
Verba kata kerja Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau
keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu :
iii. Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis
afiksasi, reduplikasi, komposisi. Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll.
iv. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk
dasar karena proses morfologis afiksasi, reduplikasi, komposisi. Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang, memukul-mukul,
makan-makan, cuci muka, mempertanggungjawabkan, dll.
Adjektiva kata sifat Merupakan kata yang yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan
orang, benda, dan binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif, jernih, dingin, jelek, dan lain-
lain.
Adverbia kata keterangan Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa
keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai,
berdiskusi, dan lain-lain.
Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina
persona dan pronomina nonpersona.
Pronomina Persona kata ganti orang yaitu Persona Tunggal. Contohnya
seperti ia, dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya seperti kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.
Pronomina Nonpersona kata ganti bukan orang yaitu Pronomina Penunjuk
contohnya seperti ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya contohnya seperti apa, mana, siapa.
Kata bilangan
terbagi menjadi 3 bagian yang pokok dan 1 kata bilangan sebagai kata bilangan pelengkap atau pembantu, yaitu:
Kata bilangan utama
Kata bilangan yang menyatakan satuan jumlah angka.
Kata bilangan tingkat Kata bilangan yang menunjukkan susunan atau tingkat sesuatu.
Kata bilangan tak tentu
Kata bilangan yang menyatakan jumlah dari sesuatu yang satuan hitungnya tidak tentu.
Kata bantu bilangan
Kata bilangan pelengkap, membantu suaru satuan dari sesuatu obyeknya.
Teks fabel moral
Struktur
Orientasi pengenalan
Komplikasi permasalahan
Reorientasi penyelsaian masalah
Koda perubahan watak tokoh
Unsur kebahasaan
Kata Kerja Jenis kata kerja terdiri atas kata kerja aktif transitif dan kata kerja aktif
intransitif. Kata kerja aktif transitif adalah kata kerja aktif yang memerlukan objek dalam kalimat, misalnya memegang, mengangkat. Sementara itu kerja aktif
intransitif adalah kata kerja aktif yang tidak memerlukan objek dalam kalimat.
Kata Kerja
Aktif transitif Aktif intransitif
Membuat, menempati Terdapat, mempunyai, hidup,
tinggal, Memandang, merasa, melihat,
membuat, mengajak, menyangka, mengeluarkan.
Berkumpul, berbagi, bercerita, tersenyum,
berkelahi, merasa, termenung, membuat
berjalan-jalan, bertatapan, bernyanyi, menari-nari
Melewati, menghentikan, menunjukkan, merencanakan,
Berlayar, mendengar, muncul, bergerak, menyerah, pergi
memerintahkan, menyerang, mengadakan, menjatuhkan,
terperangkap, mengelilingi, membuka.
Melihat, mengangkat, mengucapkan, menyelamatkan
Bergabung, bermain
Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang
kata sandang “Sang” digunakan sebagai penyandang nama manusia yang
kedudukannya lebih tinggi.
Kata sandang “Si” digunakan untuk mengiringin nama seseorang, hewan dan membentuk kata sifat menjadi kata benda.
Penggunaan Kata Keterangan Tempat dan Waktu Untuk keterangan tempat biasanya digunakan kata depan di dan keterangan waktu
biasanya digunakan kata depan pada atau kata yang menunjukkan informasi waktu. Cermati kalimat berikut yang diambil dari teks yang telah dibahas.
1. Dikisahkan hiduplah sekelompok binatang di sebuah kampung.
2. Di kampung itu mereka saling bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan.
3. Pada suatu hari ada seekor jerapah yang tengah mencari pekerjaan.
4. Kus berdiri di sebuah tangga pendek sambil tangannya memegang kaleng cat.
5. Dia merasa nyaman menempel di leher sang jerapah.
6. Di kampung-kampung lain pun mereka banyak ditawari pekerjaan.
7. Di mana pun mereka bekerja dengan baik.
Penggunaan Kata Hubung Lalu, Kemudian, dan Akhirnya
lalu dan kemudian memiliki makna yang sama, dipakai untuk
merangkaikan antarkalimat dan intrakalimat. Contoh:
- Setelah berputar-putar, ia lalu menghilang. - Ia tersenyum kemudian berlalu dari tempat itu.
akhirnya dipakai untuk menyimpulkan dan mengakhiri kalimat atau
informasi dalam paragraf atau teks. Contoh: Akhirnya, semua yang ia cita-citakan selama ini, tercapailah
sudah.
Teks biografi
Struktur
Orientasi pengenalan
Peristiwa dan masalah
Reorientasi
Unsur kebahasaan
kata hubung Kata hubung atau kata sambung yaitu kata yang berfungsi sebagai penghubung
antara satu kata dan kata lain dalam satu kalimat. Selain itu, kata hubung juga berfungsi untuk mengubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.
1. Jika kata hubung tersebut berfungsi sebagai penghubung kata dalam satu
kalimat, kata hubung itu disebut konjungsi intrakalimat, seperti dan, tetapi, lalu, kemudian.
2. Jika kata hubung tersebut berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain, kata hubung itu disebut konjungsi antarkalimat, misalnya akan tetapi, meskipun demikian, oleh karena itu.
Jika dilihat berdasarkan perilakunya di dalam kalimat, kata hubung intrakalimat yang menjadi ciri teks biografi dapat dikelompokkan menjadi.
1. Kata hubung koordinatif digunakan untuk menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, misalnya dan, serta, tetapi.
2. Kata hubung korelatif digunakan untuk menghubungkan dua kata atau frasa yang memiliki status yang sama, biasanya dipisahkan oleh salah satu kata atau
frasa, misalnya baik… maupun…, tidak hanya …, tetapi juga…. 3. Kata hubung subordinatif digunakan untuk menghubungan dua kata atau frasa
yang tidak memiliki status yang sama, misalnya setelah, agar, sehingga, karena.
Rujukan kata
6 Rujukan kata
Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti kata ganti orang,
kepunyaan, dan penunjuk Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa yaitu:
a Rujukan benda atau hal : ini, itu, tersebut. b Rujukan tempat :di sini, di situ, di sana.
c Rujukan personilorang atau yang diperlakukan seperti orang: dia, ia, mereka,beliau.
Kata kerja
Kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Ciri-ciri kata kerja:
Berfungsi utama sebagai predikat atau sebagai ciri predikat dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain.
Kata kerja dasar perbuatan aksi proses atau suatu keadaan yang bukan
bersifat kualitas.
Kata kerja khususnya bermakna keadaan tidak dapat diberi prefikster, yang berarti paling.
Waktu, Aktivitas, dan Tempat Pada teks biografi di atas, ada kata-kata yang menunjukkan urutan waktu,
aktivitas, dan tempat.
No .
Waktu Peristiwa
Tempat 1.
2 Mei 1889 lahir
Yogyakarta
2. tahun 1908