Cara pencampuran bahan. DASAR DASAR KEFARMASIAN

1 KEGIA TAN BELAJ AR 1 - padat. Dalam bentuk tablet, kapsul atau pulveres. - bentuk cair. Karena Parasetamol agak sukar larut dalam air, maka tidak dapat dibuat dalam bentuk larutan, tetapi dibuat dalam bentuk Suspensi atau dalam bentuk Eliksir. FORMULA TABLET PARASETAMOL 500 mg tablet. Bahan obat aktif :50 , Parasetamol Bahan tambahan obat : 50 terdiri dari :- Pengisi 35 : Laktosa - Pengikat 2: Metil selulosa - Penghancur 10: Amylum Maydis - Pelicin 1: Silika koloidal - Pelumas 1: Magnesium stearat - Pemberi warna 0,2: Tartazin FORMULA SUSPENSI PARASETAMOL 125 mg 5 ml . Bahan obat aktif : 10 : Parasetamol Bahan tambahan obat : 90 terdiri dari :- Pembawa 86,5: Air - Pensuspensi 2: CMC karboksi metil selulosa - Perasa 1: Karamel - Pengawet 0,5: Metil paraben

C. Cara pencampuran bahan.

Apabila dalam sediaan obat terdapat lebih dari dua bahan, maka pencampuran harus dilakukan sebaik mungkin supaya didapatkan campuran yang homogen. Ada beberapa metode pencampuran, yaitu :  Spatula. Bahan digerus di atas kertas dengan memakai spatula. Metode ini hasilnya kurang maksimal, terlebih bila serbuk yang dicampur jumlahnya banyak.  Triturasi. Bahan digerus di dalam lumpang porselen atau lumpang kayu, bisa juga lumpang dari kaca. Lebih disukai lumpang porselen yang permukaan dalamnya kasar. Hasil yang diperoleh cukup bagus. Saat ini metode inilah yang paling umum digunakan di apotek dan di laboratorium. Triturasi adalah proses penggerusan obat di dalam lumpang untuk menghaluskan memperkecil ukuran partikel . 1 KEGIA TAN BELAJ AR 1  Ayakan. Bahan dicampur dengan cara melewatkannya melalui ayakan. Hasil campuran yang diperoleh biasanya agak halus. Cara ini kurang diyakini homogenitasnya.  Tumbling. Bahan diguling-gulingkan supaya tercampur merata. Metode ini digunakan untuk mencampur serbuk dalam jumlah besar, dengan menggunakan mesin penggiling serbuk yang dirancang khusus. Selain itu, cara mencampur bahan obat maupun bahan tambahan obat harus sesuai dengan sifat-sifat fisika-kimia masing-masing bahan. Beberapa bahan obat akan menampakkan reaksi yang tidak diinginkan bila dicampur, misalnya terjadi penggumpalan, perubahan warna atau reaksi lain yang akan menyebabkan menurun atau hilangnya khasiat dari bahan obat tersebut. Berikut ini pedoman cara mencampur bahan-bahan obat : 1. Bentuk sediaan padat.  Bila terjadi reaksi penggumpalan antara bahan-bahan obat, maka sebelum dicampur masing-masing bahan obat dilapisi dulu dengan bahan tambahan. Contoh : Asam Salisilat dan Seng Oksida bila dicampur langsung maka lama kelamaan akan mengeras, sehingga sebelum keduanya dicampur, masing-masing dilapisi dulu dengan bahan tambahan.  Bila ada bahan obat bentuk kristal dalam sediaan maka larutkan dulu dengan pelarut yang sesuai. Contoh : Asam Salisilat, maka harus dilarutkan dulu dengan Etanol 95, kemudian segera dicampur dengan bahan tambahan sampai kering.  Bila ada bahan obat yang bersifat higroskopis mudah lembab , maka digerus dalam mortirlumpang panas untuk menguapkan air yang terkandung pada bahan obat tersebut.  Bila ada bahan obat yang merupakan campuran eutektik yaitu campuran yang titik leburnya menjadi lebih rendah dibanding bila bahan tersebut berdiri sendiri, misalnya Camphora dan Mentholum, maka biarkan campuran tersebut meleleh terlebih dulu, kemudian dikeringkan dengan bahan tambahan.  Bila ada bahan obat berupa minyak atsiri, maka ditambahkan terakhir supaya tidak ikut digerus terlalu lama karena minyak atsiri sangat mudah menguap. 2. Bentuk sediaan setengah padat. Cara mencampur bahan-bahan obat maupun bahan tambahan obat berpedoman pada 4 ketentuan umum cara pembuatan salep. 1 KEGIA TAN BELAJ AR 1 3. Bentuk sediaan cairan. o Bentuk sediaan larutan : bahan obat dilarutkan dengan pelarut secukupnya, kemudian ditambah dengan sisa pelarut sampai volume atau berat yang diminta. o Bentuk sediaan suspensi : bahan obat yang tidak larut dicampur dengan bahan pensuspensi, kemudian ditambah pelarut dengan volume yang sudah ditentukan sampai terbentuk suspensi, setelah itu dicampur dengan sisa pelarut sampai volume atau berat yang diminta. o Bentuk sediaan emulsi : dibuat dulu korpus emulsi, kemudian campur dengan bahan obat dan diambahkan sisa pelarut sampai volume atau berat yang diminta.

D. Pengaruh bentuk sediaan terhadap khasiat obat.