SULH Perdamaian Tinjauan Yuridis Tentang Gadai Syariah (RAHN) Di Kantor Pegadaian Syariah Di Lhokseumawe

78 perdamaian, karena sesungguhnya penyelesaian pengadilan itu menimbulkan perasaan tidak enak”. 94 Begitu juga dalam fiqh Islam, yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan dalam perdamaian. Adapun dikemukakan beberapa alternatif penyelesaian sengketa bagi para pihak yang menggadakan perjanjian, apabila terjadi suatu perselisihan, yaitu :

1. SULH Perdamaian

Sulh adalah akad untuk menyelesaikan suatu masalah atau perselisihan sehingga menjadi perdamaian. Umpamanya dalam bidang perbankan, Nasabah mengalami interpretasi atau tidak mampu membayar angsuran kewajiban, maka pihak dan nasabah melakukan sulh tanpa menyelesaikan melalui jalur hukum. 95 Perdamaian dalam Islam sangat dianjurkan, sebab adanya perdamaian diantara pihak yang bersengketa, maka akan terhindarlah kehancuran hubungan silaturahmi diantara para pihak, dan sekaligus permusuhan diantara para pihak akan diakhiri. 94 Ahmad Rofiq, Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia, Gama Media, Yogyakarta, tahun 2000, hal. 15. 95 Hasballah Thaib, Hukum Aqad Kontrak dalam Fiqh Islam dan Praktek Di Bank Sistem Syariah, Konsentrasi Hukum Islam, Program Pasca Sarjana Unirversitas Sumatera Utara Medan, tahun 2005, hal.146. Universitas Sumatera Utara 79 Adapun dasar hukum anjuran perdamaian diantara para pihak yang bersengketa ini dapat dilihat dalam ketentuan Al-Quran, Sunnah dan Ijma, yakni: 96 a. Dalam Al-Quran, Surah Al-Hujurat ayat 9 menyatakan, yang artinya sebagai berikut : “Dan golongan orang beriman bertengkar, damaikanlah mereka. Tapi jika salah satu dari kedua golongan berlaku aniaya terhadap yang lain, maka perangilah orang yang aniaya, sampai kembali kepada perintah Allah. Tapi jika ia telah kembali, damaikanlah keduannya dengan adil, dan bertindaklah benar. Sungguh Allah cintakan orang yang berlaku adil”. b.Dari Abu Daud, At Tarmizi, Ibnu Majah, Al Hakim dan Ibnu Hibban meriwayatkan dari ‘Amar bin Auf, bahwa Rasullah SAW bersabda, yang artinya berbunyi sebagai berikut : “ Perjanjian diantara orang-orang muslim itu boleh, kecuali perjanjian yang menghalal yang atau mengharamkan yang halal”. Dan Umar Ra salah seorang Khulafarrasyiddin di dalam suatu peristiwa pernah mengunggkapkan : “Tolaklah permusuhan hingga mereka berdamai, karena pemutusan perkara melalui pengadilan akan mengembangkan kedengkian diantara mereka pihak yang bersengketa. c. Ijma’, para ahli hukum telah sepakat Ijma bahwa penyelesaian pertikaian diantara para pihak yang bersengketa adalah disyariatkan dalam Agama Islam. 96 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, S.H., Hukum Perjanjian Dalam Islam, Sinar Grafika, hal. 27-28. Universitas Sumatera Utara 80

2. IBRA