Strategi Eliminasi Dampak Pemanasan Global Yang Berasal Dari Ternak Ruminansia

III. PEMBAHASAN

1. Strategi Eliminasi Dampak Pemanasan Global Yang Berasal Dari Ternak Ruminansia

Ternak sebagai penyumbang paling besar dalam memproduksi gas metana di atmosfir bumi memberi dampak pemanasan global green house gas yang cukup serius. Berdasarkan pemaparan dalam Meat Liivestock Australia 2008 bahwa ternak ruminansia merupakan penyumbang emisi gas metana terbesar 66 dari 50 emisi gas metana hasil kegiatan dibidang pertanian. Produksi gas metana yang tinggi dari ternak perlu ditekan agar dampak pemanasan global yang berasal dari kegiatan pertanian termasuk ternak ruminansia dapat dieliminir sedemikian rupa. Untuk mengeliminasi produksi gas metana asal ternak berbagai penelitian telah dilakukan oleh para ilmuwan antara lain dengan cara memanipulasi metabolisme dalam rumen fermentasi mikroba dan menghambatmengurangi proses metanogenesis proses pembentukan gas metana oleh bakteri metanogenik. Manipulasi metabolisme dalam rumen memiliki kelebihan dan kelemahan. Fermentasi mikroba dalam rumen dipengaruhi juga oleh makanan yang dimakan ternak. Strategi pemberian pakan dalam bentuk pemberian imbangan pakan yang tepat antara hijauan dan konsentrat turut menentukan produksi gas metana. Pemberian imbangan pakan hijauan yang lebih tinggi dari pada konsentrat akan menyebabkan produksi H 2 lebih tinggi. H 2 ini nantinya akan mereduksi CO 2 sehingga terbentuk metana yang tinggi oleh aktifitas bakteri metanogen. Dari satu sisi hal ini tidak menguntungkan karena ternak memproduksi metana cukup tinggi, namun disisi lainnya menguntungkan karena produk akhir dari ternak rendah kadar asam lemak jenuhnya. Sedangkan pemberian imbangan pakan konsentrat lebih tinggi dari pada hijauan menyebabkan pembentukan metana jadi berkurang. Hal ini disebabkan H 2 yang dihasilkan Universitas Sumatera Utara dari proses fermentasi hijauan digunakan untuk proses pembentukan asam propionat sehingga H 2 tidak mereduksi CO 2 menjadi metana, akan tetapi kelemahannya adalah produk akhir dari ternak menghasilkan asam lemak jenuh tinggi. Pemaparan diatas sesuai pendapat Martin, at al., 2008, bahwa jumlah hidrogen yang dihasilkan sangat tergantung pada jenis makanan dan jenis mikroba rumen sebagai mikroba fermentasi pakan yang menghasilkan produk akhir yang berbeda yang tidak sama dengan hydrogen yang dikeluarkan. Misalnya, pembentukan asam propionat membutuhkan hidrogen sedangkan pembentukan asam asetat dan butirat melepas hydrogen. Manipulasi melalui proses metanogenesis juga memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain: 1 melalui pemberian vaksinasi yaitu adanya gangguan kekebalan selama pemberian Klark at al., 2007, membutuhkan informasi genomic untuk identifikasi kekebalan secara umum, penurunan gas metana sebesar 8 Wrighat at al., 2004, 2 melalui depaunasi inhibisi protozoa dengan metanogen memberi pengaruh sementara Rannila at al., 2004, penurunan metana mencapai 25 Hegarty, 1999, 3 melalui penambahan bahan kimiawi yaitu pelaksanaan sebagian besar secara in vitro, kemungkinan menimbulkan toksin dan tidak dapat dipasarkan; 4 melalui ekstrak tanaman adanya anggapan produk lebih alami, sebagian besar in vitro, untuk percobaan in vivo dibutuhkan dalam jumlah banyak, residu pada hasil ternak, pengaruh bersifat sementara. Strategi yang perlu dilakukan agar produksi gas metan dapat dieliminasi melalui pengendalian tanpa mempengaruhi hasil produk dan pengurangan aktifitas metanogenik melalui stimulasi bersamaan jalur yang mengkonsumsi hidrogen untuk menghindari dampak negatif dari peningkatan tekanan parsial dari gas ini sesuai pernyataan Martin, at al, 2008. Universitas Sumatera Utara

2. Eliminasi Gas Metana Melalui Ekstrak Tanaman Pada Ternak