Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

1 RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)
TERHADAP BERBAGAI MEDIA SERBUK KAYU DAN PEMBERIAN PUPUK NPK
SKRIPSI
OLEH: M. FADHIL AFIEF
090301229 AGROEKOTEKONOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

2 RESPON PETUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)
TERHADAP BERBAGAI MEDIA SERBUK KAYU DAN PEMBERIAN PUPUK NPK
SKRIPSI
OLEH: M FADHIL AFIEF
090301229 AGROEKOTEKONOLOGI Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanaian Universitas Sumatera Utara, Medan
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

3

Judul Penelitian

: Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK


Nama

: M. Fadhil Afief

Nim Program Studi

: 090301229 : Agroekoteknologi

Disetujui Oleh :

(Ir.Ratna Rosanty Lahay, MP.) Ketua Pembimbing

(Ir. Balonggu Siagian, MS.) Anggota Pembimbing

4

ABSTRAK

M. FADHIL AFIEF :Respon Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram


Putih (Pleurotus ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu dan

Pemberian Pupuk NPK, dibimbing olehIr.Ratna Rosanty Lahay, MP dan

Ir.

Balonggu Siagian, MS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis media tanam serbuk kayu yang paling baik dan dosis pupuk NPK yang paling tepat bagi produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Penelitian ini dilakukan di kumbung jamur tiram Jl. STM No.1, Kecamatan Medan Johor, Medan dengan ketinggian tempat 25 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor, yaitu jenis media tanam serbuk kayu : M1 (kayu karet), M2 (Kayu kemiri), M3 (Kayu kelapa) dan pupuk NPK: P0 (Tanpa pupuk), P1 (5,6 g NPK/baglog), P2 (11,2 g NPK/baglog), P3 (16,8 g NPK/baglog). Parameter yang diamati adalah umur mulai panen jamur, panjang tangkai jamur, diameter tudung jamur, tebal tudung jamur, jumlah tudung/rumpun, bobot segar jamur/panen, bobot segar jamur/baglog dan rasio efisiensi biologis (REB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis media tanam serbuk kayu berpengaruh nyata di semua parameter. Pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tangkai jamur, diameter tudung jamur, jumlah tudung/rumpun, bobot segar jamur/panen, bobot segar jamur/baglog, dan rasio efisiensi biologis (REB). Hasil penelitian menunjukkan media tanam serbuk kayu karet dan tanpa pemberian pupuk NPK merupakan perlakuan yang paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi jamur tiram.

Kata kunci : Jamur Tiram Putih, Media Tanam Serbuk Kayu, Pupuk NPK

i

5
ABSTRACT
M. FADHIL AFIEF : Response to Growth and Production of White Oyster Mushroom (Pleurotus ostreatus) To Various Media sawdust and Giving NPK Fertilizer, preceptor by Ir.Ratna Rosanty Lahay, MP and Ir. Balonggu Siagian, MS.
This research aim toknow kinds of media sawdust most excellent and NPK fertilizer dosage most appropriate for the production of white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus). This research was conducted in mushroom oyster mushroom STM 1 Street, District of Johor Medan, Medan with altitude of 25 meters above sea level. The research was conducted from May to September 2014 using A Factorial Complete Randomized Design (CRD) with two factors, namely kinds of media sawdust: M1 (rubber wood), M2 (sawdust kemiri), M3 (sawdust coconut) and NPK: P0 (without fertilizer), P1 (5,6 g NPK/baglog), P2 (11,2 g NPK/bagloog), P3 (16,8 g NPK/baglog). Parameters observed were age began to harvest mushrooms, mushroom stalk length, diameter mushroom hood, thick mushroom hood, the amount of hood / cluster, fresh weight mushroom / harvest, fresh weight mushroom / baglog and biological efficiency ratio (BER). Research results show that the kinds of media sawdust significant effect on all parameters. NPK fertilizer significant effect on stalk length parameter mushroom, mushroom hood diameter, the amount of hood / cluster, fresh weight mushroom / harvest, fresh weight mushroom / baglog, and biological efficiency ratio (BER). Research results show of media rubber wood and without NPK fertilizer is the most excellent treatment in increasing the growth and production of oyster mushrooms.
Keywords: White Oyster Mushroom, Media sawdust, NPK Fertilizer

ii

6
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Medan, pada tanggal 14 September 1991 dari ayah Ir.Afifuddin dan ibu Marnila.Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Medan dan pada tahun yang sama terdaftar sebagai mahasiswa program studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Pertanian dan pernah menjabat sebagai Departemen Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda pada periode kepengurusan 2011-2012, sebagai Wakil Sekertaris Umum Bidang Penelitian Pengembangan dan Pembinaan Anggota (P3A) periode 2012-2013, dan sebagai Majelis Pengawas Kinerja Pengurus Komisariat (MPKPK) periode 2013-2014. Penulis juga pernah menjadi anggota Himadita Nursery bidang Perlengkapan periode 2009-2010. Selain itu penulis juga pernah menjadi Asisten Laboratorium Agroklimatologi dan Asisten Ekologi Tanamann di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di PT. Perkebunan Nusantara IV, Kebun Unit Bah Butong pada bulan Juli-Agustus 2012.
iii

7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
Judul dari penelitian ini adalah “Respon Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu dan Pemberian Pupuk NPK”,sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Balonggu Siagian, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian hasil penelitian ini.
Akhir kata penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi kesempurnaan hasil penelitian ini di masa mendatang. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan,April 2015
Penulis
iv

8
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT............................................................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTARISI............................................................................................................ v
DAFTAR TABEL................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... ix
PENDAHULUAN Latar Belakang……....................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4 Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 4 Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Jamur Tiram...................................................................................... 5 Siklus Hidup Jamur Tiram............................................................................. 6 Syarat Tumbuh Jamur Tiram ......................................................................... 7 Lingkungan............................................................................................. 7 Media Tumbuh…………………………... ............................................ 8 Pupuk NPK .................................................................................................... 11
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................ 13 Bahan dan Alat .............................................................................................. 14 Metode Penelitian .......................................................................................... 14
PELAKSANAAN PENELITIAN Sanitasi Rumah Jamur (Kumbung)................................................................ 16 Persiapan Media Tanam ................................................................................ 16 Fermentasi...................................................................................................... 16 Pengisian Media............................................................................................. 17 Sterilisasi........................................................................................................ 17 Pendinginan ................................................................................................... 17 Inokulasi ........................................................................................................ 17 Inkubasi.......................................................................................................... 18
v

9
Pemisahan ...................................................................................................... 18 Penumbuhan (Growing)................................................................................. 18 Pemeliharaan.................................................................................................. 19
Penyiraman ............................................................................................. 19 Pengendalian Hama dan Penyakit .......................................................... 19 Pemanenan..................................................................................................... 19 Pengamatan Parameter................................................................................... 20 Umur Mulai Panen Jamur (HST) ........................................................... 20 Panjang Tangkai Jamur (cm).................................................................. 20 Diameter Tudung Jamur (cm) ................................................................ 20 Tebal Tudung Jamur (mm) ................................................................................. 20 Jumlah Tudung/Rumpun (Tudung) ........................................................ 21 Bobot Segar Jamur/Panen (g) ................................................................. 21 Bobot Segar Jamur/Baglog (g) ............................................................... 21 Rasio Efesiensi Biologis (REB) ............................................................. 21
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Umur Mulai Panen Jamur....................................................................... 22 Panjang Tangkai Jamur .......................................................................... 23 Diameter Tudung Jamur ......................................................................... 32 Tebal Tudung Jamur............................................................................... 40 Jumlah Tudung/Rumpun ........................................................................ 44 Bobot Segar Jamur/Panen....................................................................... 49 Bobot Segar Jamur/Baglog..................................................................... 54 Rasio Efesiensi Biologis......................................................................... 57 Pembahasan ................................................................................................... 59
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .................................................................................................... 67 Saran .............................................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 68
LAMPIRAN............................................................................................................ 71

vi

10
DAFTAR TABEL No. Halaman
1. Umur mulai panen jamur dengan berbagai media serbuk kayu berbeda dan pemberian pupuk NPK ........................................................... 22
2. Panjang tangkai jamur panen 1 sampai 4 dengan perlakuan berbagai media serbuk kayu berbeda dan pemberian pupuk NPK....................................... 24
3. Rataan panjang tangkai jamur pada berbagai media serbukkayu dan pemberian pupuk NPK ............................................................................... 31
4. Diameter tudung jamur panen 1 sampai 4 dengan perlakuan berbagai media serbuk kayu berbeda dan pemberian pupuk NPK....................................... 33
5. Rataan diameter tudung jamur pada berbagai media serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ............................................................................... 39
6. 8Tebal tudung jamur panen 1 sampai 4 dengan perlakuan berbagai media serbuk kayu berbeda dan pemberian pupuk NPK....................................... 41
7. Tebal tudung jamur pada berbagai media serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ............................................................................................................ 43
8. Jumlah tudung/rumpun panen 1 sampai 4 dengan perlakuan berbagai media serbuk kayu berbeda dan pemberian pupuk NPK............................ 45
9. Rataan jumlah tudung/rumpun jamur pada berbagai media serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ............................................................................... 47
10. Bobot segar jamur/panen panen 1 sampai 4 dengan perlakuan berbagai media serbuk kayu berbeda dan pemberian pupuk NPK............................ 50
11. Bobot segar jamur/baglog dengan perlakuan berbagai media serbuk kayu berbeda dan pemberian pupuk NPK ........................................................... 55
12. Rasio Efisiensi Biologis dengan perlakuan berbagai media serbuk kayu berbeda dan pemberian pupuk NPK ........................................................... 57
vii

11
DAFTAR GAMBAR No. Halaman

1. Hubungan media serbuk kayu dengan umur mulai panen jamur ............... 23 2. Hubungan pupuk NPK dengan panjang tangkai jamur panen 1 pada berbagai
media serbuk kayu ...................................................................................... 27 3. Hubungan pupuk NPK dengan panjang tangkai jamur panen 2 pada berbagai
media serbuk kayu ...................................................................................... 28 4. Hubungan pupuk NPK dengan panjang tangkai jamur panen 3 pada berbagai
media serbuk kayu ...................................................................................... 29 5. Hubungan pupuk NPK dengan panjang tangkai jamur panen 4 pada berbagai
media serbuk kayu ...................................................................................... 30 6. Hubungan pupuk NPK dengan panjang tangkai jamur pada berbagai media
serbuk kayu ................................................................................................. 32 7. Hubungan pupuk NPK dengan diameter tudung jamur panen 1 pada berbagai
media serbuk kayu ...................................................................................... 36 8. Hubungan pupuk NPK dengan diameter tudung jamur panen 2 ................ 37 9. Hubungan pupuk NPK dengan diameter tudung jamur panen 3 pada berbagai
media serbuk kayu ...................................................................................... 37 10. Hubungan pupuk NPK dengan diameter tudung jamur panen 4 pada berbagai
media serbuk kayu ...................................................................................... 38 11. Hubungan pupuk NPK dengan diameter tudung jamur pada berbagai media
serbuk kayu ................................................................................................. 40 12. Hubungan media serbuk kayu dengan tebal tudung jamur......................... 44 13. Hubungan pupuk NPK dengan jumlah tudung jamur panen 4 ................... 47 14. Hubungan media serbuk kayu dengan jumlah tudung/rumpun jamur........ 49 15. Hubungan pupuk NPK dengan bobot segar jamur/panen pada panen 2 .... 53 16. Hubungan pupuk NPK dengan bobot segar jamur/panen pada panen 3 .... 53 17. Hubungan pupuk NPK dengan bobot segar jamur/panen pada panen 4 .... 54 18. Hubungan media serbuk kayu dengan bobot segar jamur/baglog .............. 55
viii

12 19. Hubungan pupuk NPK dengan bobot segar jamur/baglog ......................... 56 20. Hubungan media serbuk kayu dengan Rasio Efisiensi Biologis (REB)..... 58 21. Hubungan rasio efisiensi biologis (REB) dengan pupuk NPK................... 59
ix

13
DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Deskripsi jamur tiram putih ................................................................. 71 2. Bagan penelitian di kumbung............................................................... 72 3. Gambar baglog ..................................................................................... 73 4. Jadwal kegiatan penelitian ................................................................... 74 5. Perhitungan kebutuhan bahan .............................................................. 75 6. Pengamatan umur mulai panen jamur (HST) pada berbagai media
tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 77 7. Sidik ragam umur mulai panen jamur pada berbagai media tanam
serbuk kayu dan pemberian pupuk....................................................... 77 8. Pengamatan panjang tangkai jamur (cm) panen 1 pada berbagai
media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk ................................. 78 9. Sidik ragam panjang tangkai jamur panen 1 pada berbagai media

tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 78 10. Pengamatan panjang tangkai jamur (cm) panen 2 pada berbagai
media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 79 11. Sidik ragam panjang tangkai jamur panen 2 pada berbagai media
tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 79 12. Pengamatan panjang tangkai jamur (cm) panen 3 pada berbagai
media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 80 13. Sidik ragam panjang tangkai jamur panen 3 pada berbagai media
tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 80 14. Pengamatan panjang tangkai jamur (cm) panen 4 pada berbagai
media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 81 15. Sidik ragam panjang tangkai jamur panen 4 pada berbagai media serbuk
kayu dan pemberian pupuk NPK ......................................................... 81 16. Pengamatan rataan panjang tangkai jamur (cm) pada berbagai media
serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK.............................................. 82
x

14
17. Sidik ragam rataan panjang tangkai jamur pada berbagai media serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ......................................................... 82
18. Pengamatan diameter tudung jamur (cm) panen 1 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 83
19. Sidik ragam diameter tudung jamur panen 1 pada media berbagai tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 83
20. Pengamatan diameter tudung jamur (cm) panen 2 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 84
21. Sidik ragam diameter tudung jamur panen 2 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 84
22. Pengamatan diameter tudung jamur (cm) panen 3 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 85
23. Sidik ragam diameter tudung jamur panen 3 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 85
24. Pengamatan diameter tudung jamur (cm) panen 4 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 86
25. Sidik ragam diameter tudung jamur panen 4 pada media berbagai tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 86

26. Pengamatan rataan diameter tudung jamur (cm) pada berbagai media serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK.............................................. 87
27. Sidik ragam diameter tudung jamur pada berbagai media serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK......................................................................... 87
28. Pengamatan tebal tudung jamur (mm) panen 1 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 88
29. Sidik ragam tebal tudung jamur panen 1 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK.............................................. 88
30. Pengamatan tebal tudung jamur (mm) panen 2 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 89
31. Sidik ragam tebal tudung jamur panen 2 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 89
32. Pengamatan tebal tudung jamur (mm) panen 3 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 90

15
33. Sidik ragam tebal tudung jamur panen 3 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 90
34. Pengamatan tebal tudung jamur (mm) panen 4 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk ................................. 91
35. Sidik ragam tebal tudung jamur panen 4 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 91
36. Pengamatan rataan tebal tudung (mm) pada berbagai media serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK .................................................................. 92
37. Sidik ragam rataan tebal tudung jamur pada berbagai media serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK .................................................................. 92
38. Pengamatan jumlah tudung/rumpun (tudung) panen 1 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 93
39. Sidik ragam jumlah tudung/rumpun panen 1 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 93
40. Pengamatan jumlah tudung/rumpun (tudung) panen 2 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 94
41. Sidik ragam jumlah tudung/rumpun panen 2 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 94
42. Pengamatan jumlah tudung/rumpun (tudung) panen 3 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 95
43. Sidik ragam jumlah tudung/rumpun panen 3 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 95

44. Pengamatn jumlah tudung/rumpun (tudung) panen 4 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 96
45. Sidik ragam jumlah tudung/rumpun panen 4 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 96
46. Pengamatan rataan jumlah tudung/rumpun pada berbagai media serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ......................................................... 97
47. Sidik ragam rataan jumlah tudung/rumpun pada berbagai media serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ......................................................... 97
48. Pengamatan bobot segar jamur/panen (g) panen 1 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 98
xi

16
49. Sidik ragam bobot segar jamur/panen panen 1 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 98
50. Pengamatan bobot segar jamur/panen (g) panen 2 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 99
51. Sidik ragam bobot segar jamur/panen panen 2 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 99
52. Pengamatan bobot segar jamur/panen (g) panen 3 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 100
53. Sidik ragam bobot segar jamur/panen panen 3 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 100
54. Pengamatan bobot segar jamur/panen (g) panen 4 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK ........................ 101
55. Sidik ragam bobot segar jamur/panen panen 4 pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 101
56. Pengamatan bobot segar jamur/baglog (g) pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK................................... 102
57. Sidik ragam bobot segar jamur/baglog pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK.............................................. 102
58. Pengamatan Rasio Efisiensi Biologis pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK.............................................. 103
59. Sidik ragam Rasio Efisiensi Biologis pada berbagai media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK.............................................. 103
xii


4

ABSTRAK

M. FADHIL AFIEF :Respon Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram

Putih (Pleurotus ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu dan

Pemberian Pupuk NPK, dibimbing olehIr.Ratna Rosanty Lahay, MP dan

Ir.

Balonggu Siagian, MS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis media tanam serbuk kayu yang paling baik dan dosis pupuk NPK yang paling tepat bagi produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Penelitian ini dilakukan di kumbung jamur tiram Jl. STM No.1, Kecamatan Medan Johor, Medan dengan ketinggian tempat 25 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor, yaitu jenis media tanam serbuk kayu : M1 (kayu karet), M2 (Kayu kemiri), M3 (Kayu kelapa) dan pupuk NPK: P0 (Tanpa pupuk), P1 (5,6 g NPK/baglog), P2 (11,2 g NPK/baglog), P3 (16,8 g NPK/baglog). Parameter yang diamati adalah umur mulai panen jamur, panjang tangkai jamur, diameter tudung jamur, tebal tudung jamur, jumlah tudung/rumpun, bobot segar jamur/panen, bobot segar jamur/baglog dan rasio efisiensi biologis (REB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis media tanam serbuk kayu berpengaruh nyata di semua parameter. Pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tangkai jamur, diameter tudung jamur, jumlah tudung/rumpun, bobot segar jamur/panen, bobot segar jamur/baglog, dan rasio efisiensi biologis (REB). Hasil penelitian menunjukkan media tanam serbuk kayu karet dan tanpa pemberian pupuk NPK merupakan perlakuan yang paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi jamur tiram.

Kata kunci : Jamur Tiram Putih, Media Tanam Serbuk Kayu, Pupuk NPK

i


5
ABSTRACT
M. FADHIL AFIEF : Response to Growth and Production of White Oyster Mushroom (Pleurotus ostreatus) To Various Media sawdust and Giving NPK Fertilizer, preceptor by Ir.Ratna Rosanty Lahay, MP and Ir. Balonggu Siagian, MS.
This research aim toknow kinds of media sawdust most excellent and NPK fertilizer dosage most appropriate for the production of white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus). This research was conducted in mushroom oyster mushroom STM 1 Street, District of Johor Medan, Medan with altitude of 25 meters above sea level. The research was conducted from May to September 2014 using A Factorial Complete Randomized Design (CRD) with two factors, namely kinds of media sawdust: M1 (rubber wood), M2 (sawdust kemiri), M3 (sawdust coconut) and NPK: P0 (without fertilizer), P1 (5,6 g NPK/baglog), P2 (11,2 g NPK/bagloog), P3 (16,8 g NPK/baglog). Parameters observed were age began to harvest mushrooms, mushroom stalk length, diameter mushroom hood, thick mushroom hood, the amount of hood / cluster, fresh weight mushroom / harvest, fresh weight mushroom / baglog and biological efficiency ratio (BER). Research results show that the kinds of media sawdust significant effect on all parameters. NPK fertilizer significant effect on stalk length parameter mushroom, mushroom hood diameter, the amount of hood / cluster, fresh weight mushroom / harvest, fresh weight mushroom / baglog, and biological efficiency ratio (BER). Research results show of media rubber wood and without NPK fertilizer is the most excellent treatment in increasing the growth and production of oyster mushrooms.
Keywords: White Oyster Mushroom, Media sawdust, NPK Fertilizer
ii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang
Sebagai salah satu sumber hayati, jamur (mushroom) diketahui hidup liar di alam. Selama ini, jamur banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, selain juga ada yang memanfaatkannya untuk obat. Penggunaan jamur hanya dengan mengandalkan produksi alami melalui perburuan tidak mungkin dapat memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, budidaya jamur merupakan salah satu cara untuk memenuhi permintaan akan jamur konsumsi. Spesies jamur pangan yang telah berhasil dibudidayakan jumlahnya cukup banyak dan lima spesies diantaranya telah dibudidayakan dalam skala industri di Indonesia. Kelima jamur tersebut yaitu Agaricus bisporus (jamur putih atau jamur kancing), Auricularis auricula (jamur kuping), Lentinula edodes (jamur shiitake), Pleurotus ostreatus (jamur tiram), Volvariella volvacea (jamur merang) (Gunawan, 2000).
Secara ekonomis, jamur tiram dapat dimanfaatkan menjadi makanan olahan dalam upaya peningkatan gizi masyarakat. Produksi jamur tiram mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni sekitar 418,3% atau sebesar 875.600 kg (Sumarsih, 2010dalam Harlistaria dkk, 2012).Pasar jamur masih sangat potensial selain dikonsumsi didalam negeri juga untuk memenuhikebutuhan ekspor. Pemintaan jamursetiap tahunnya mencapai sektar 7.000.000 kg dengan tujuan ke Taiwan, Jepang danHongkong. Tingkat konsumsi masih berada pada golongan menengah ke atas. Jikadilihat di pasar swalayan maupun di pasar tradisional jamur tiram masih cukup langka.Hal ini membuktikan budidaya belum dilakukan secara maksimal. Jumlah produksimasih terbatas disebabkan para pengusaha dan petani

2
jamur belum mengetahui secaramendalam mengenai teknik budidaya jamur tiram (Soenanto, 2000 )
Sebutan jamur kayu diberikan berdasarkan media tumbuhnya. Disebut jamur kayu karena media tumbuhnya berupa bahan-bahan yanng berkaitan dengan kayu, seperti kayu gelondongan, serpihan kayu, atau serbuk gergajian. Di alam, jamur-jamur ini banyak dijumpai menempel pada pokok-pokok kayu yang telah lapuk atau pada pangkal-pangkal pohon. Sebenarnya istilah jamur kayu untuk sekarang ini kurang tepat, karena limbah-limbah yang mengandung selulosa (mengandung karbohidrat) dan lignin, seperti jerami, kapas, dedak, daun pisang, dan tongkol jagung pun sudah dapat digunakan sebagai media tumbuh jamur kayu. Karena itu, untuk praktiknya, sekarang disebut nama jamurnya saja, misanya jamur shiitake, jamur kuping, dan jamur tiram (Tim Redaksi Agromedia Pustaka, 2007)
Jamur tiram (Pleurotus) merupakan contoh jenis jamur kayu yang sudah sejak lama dikenal. Budidaya jamur ini tidak terbatas kepada satu atau dua jenis kayu tertentu, tetapi dapat ditumbuhkan pada banyak jenis kayu. Bahkan pada substrat yang terdiri dari serbuk gergaji, jerami, sekam, sisa kertas serta bahanbahan lainnnya seperti bagas (ampas tebu), ampas aren dan kelapa, jamur dapat tumbuh secara baik. Menurut Fauzi (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa serbuk kayu karet merupakan media tanam paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi jamur tiram putih.
Seperti yang dilaporkan Chang (dalam Sinaga, 1990), hara tambahanseperti pupuk organik yang diberikan pada media pertumbuhan dapatmensuplai hara-hara esensial pada media pertumbuhan jamur

3
sehinggakebutuhan unsur -unsur hara dapat terpenuhi. Hal ini menyebabkan produksiyang lebih tinggi sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Untuk kehidupan dan perkembangan, jamur memerlukan sumber nutrien atau makanan dalam bentuk unsur-unsur seperti nitrogen, fosfor, belerang, kalium, karbon, serta beberapa unsur lainnya. Di dalam jaringan kayu, unsurunsur ini sudah tersedia walaupun tidak sebanyak yang dibutuhkan. Oleh karena itu, perlu penambahan dari luar, misalnya dalam bentuk pupuk yang digunakan sebagai bahan campuran selama pembuatan substrat tanam (Suriawiria,2003).
Penambahan pupuk dalam media tanam dapat meningkatkan hasil produksi jamur tiram putih juga telah dibuktikan oleh Parlindungan (2003) melalui penelitiannya dimana perendaman media alang ke dalam larutan pupuk dapat meningkatkan hasil produksi jamur tiram putih.
Menurut hasil penelitian Semiatun (2007) bahwa penambahan pupuk NPK dapat memberi pengaruh terhadap pertumbuhan jumlah badan buah dan berat basah jamur tiram putih. Hasil penelitian menunjukkan jumlah rata-rata tertinggi jumlah badan buah 8,333 g dan berat basah 86,666 g yaitu dengan penambahan pupuk NPK 1% dari berat media.
Belum adanya informasi yang rinci tentang jenis kayu mana yang terbaik untuk media tanam serta belum adanya informasi tentang pengaruh dan dosis pupuk NPK yang paling tepat pada masing-masing jenis kayu dalam budidaya jamur tiram, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh tiga jenis media tanam serbuk kayu dan pemberian pupuk NPK pada produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

4
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis media
tanam serbuk kayu yang paling baik dan dosis pupuk NPK yang paling tepat bagi produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh yang nyata dari jenis media tanam dan dosis pupuk NPK serta interaksi antara keduanya pada produksi jamur tiram putih(Pleurotus ostreatus).
Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanaian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan

5
TINJAUAN PUSTAKA
Biologi Jamur Tiram Menurut Rahmat dan Nurhidayat (2011), jamur tiram putih dapat
digolongkan kedalam Kingdom Myceteae (fungi) dengan divisio Amastigomycota, subdivisio Basidiomycota, kelas Basidiomycetes, ordo Agaricales, family Agariceae, genus Pleurotus,danspesiesnya adalah (Pleurotus ostreatus).
Sel jamur tidak mengandung klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis seperti tumbuhan. Jamur memperoleh makanan secara heterotrof dengan mengambil makanan dari bahan organik. Bahan-bahan organik yang ada di sekitar tempat tumbuhnyadiubah menjadi molekul-molekul sederhana dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh hifa. Untuk selanjutnya molekul-molekul sederhana tersebut dapat diserap langsung oleh hifa. Jadi, jamur tidak seperti organisme heterotrof lainnya yang menelan makanannya kemudian mencernakannya sebelum diserap (Gunawan, 2000).
Tudung mempunyai diameter 4-15 cm atau lebih, bentuk seperti tiram, cembung kemudian menjadi rata atau kadang-kadang membentuk corong; permukaan licin, agak berminyak ketika lembab, tetapi tidak lengket; warna bervariasi dari putih sampai abu-abu, cokelat, atau cokelat tua (kadang-kadang kekuningan pada jamur dewasa); tepi menggulung ke dalam, pada jamur muda sering kali bergelombang atau bercuping. Daging tebal, berwarna putih, kokoh, tetapi lunak pada bagian yang berdekatan dengan tangkai; bau dan rasa tidak merangsang (Gunawan, 2000).

6
Tangkai tidak ada atau jika ada biasanya pendek, kokoh, dan tidak di pusat atau lateral (tetapi kadang-kadang di pusat), panjang 0,5-4,0 cm, gemuk, padat, kuat, kering, umumnya berambut atau berbulu kapas paling sedikit di dasar (Gunawan, 2000).
Jamur tiram memiliki spora berbentuk elip berukuran 8-11 x 3-4 mikron, serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat (Wijoyo, 2011). Bentuk lonjong sampai jorong, licin, nonamiloid (Gunawan, 2000). Siklus Hidup JamurTiram Tahap-tahap pertumbuhan jamur tiram adalah sebagai berikut:
1. Spora (basidiospora) yang sudah masak atau dewasa jika berada di tempat yang lembab akan tumbuh dan berkecambah membentuk serat-serat halus menyerupai serat kapas, yang disebut miselium atau miselia. Pertumbuhan miselia ini meliputi dua tahap, yaitu (a) miselia primer sebagai miselia awal; dan (b) miselia sekunder sebagai miselia lanjutan.
2. Jika keadaan lingkungan tempat tumbuh miselia tersebut baik, dalam arti temperatur, kelembapan, kandungan C/N/P-Rasio substrat tempat tumbuh memungkinkan, maka kumpulan miselia tersebut akan membentuk primordia atau bakal tubuh buah jamur.
3. Bakal buah jamur tersebut kemudian akan membesar, dan pada akhirnya akan membentuk tubuh buah atau bentuk jamur yang kemudian dipanen.
4. Tubuh buah jamur dewasa akan membentuk spora. Spora ini tumbuh di bagian ujung basidium, sehingga disebut basidiospora. Jika sudah matang atau dewasa, spora akan jatuh dari tubuh buah jamur. (Wijoyo, 2011)

7
Syarat Tumbuh Jamur Tiram Lingkungan
Budidaya jamur tiram dipilih lokasi atau daerah yang memiliki ketinggian antar 400–800 m dari permukaan laut (dpl). Namun tidak tertutup kemungkinan jamur tiram dapat tumbuh pada lokasi dataran rendah yang memiliki lingkungan dengan iklim dingin (sejuk) jauh dari polusi dan hangat menunjang pada lokasi yang memiliki tingkat kelembaban cukup atau dekat pepohonan besar ( Dinas Pertanian Jawa Timur, 2007 )
Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 24-290C dengan kelembaban 90-100% dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 21-280C (Wijoyo, 2011)
Pertumbuhan dan perkembangan jamur sangat peka terhadap cahaya, misalnya cahaya matahari secara langsung. oleh karena itu, sebaiknya dipilih tempat yang teduh, misalnya di bawah pohon pelindung ataupun di dalam ruangan (Suriawiria, 2003). Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah. Pertumbuhan miselium akan tumbuh dengan baik dengan cahaya 500-1000lux. Begitu juga pada masa pertumbuhan miselium primordial dan pertumbuhan tubuh buah jamur. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh (Wijoyo, 2011)

8
Derajat kemasaman atau pH media jamur tiram yang paling ideal adalah 5,5-7. Pada pH kurang dari 5, pertumbuhan jamur akan kurang baik, demikian juga jika pH-nya lebih dari 7 pertumbuhan jamur akan kurang baik. Pada pH antara 5,5-7 nutrisi pada media tanam akan mudah diserap, oleh sebab itu perlu dijaga agar derajat kemasaman (pH) tetap dalam keadaan optimal (Warisno dan Dahana, 2010).
Secara umum jamur memerlukan kelembaban relatif yang cukup tinggi. Kelembaban relatif sebesar 95-100% menunjang pertumbuhan yang maksimum pada kebanyakan jamur (Gunawan, 2000). Media Tumbuh
Jika ditinjau dari cara hidupnya, sebagian besar jamur hidup sebagai saprofit.Jamur yang hidup sebagai saprofit memperoleh nutrien atau makanannya dari bahan organik yang tidak hidup, yaitu bahan organik yang telah mengalami pelapukan atau penguraian.Jamur saprofit dapat digolongkan dalam beberapa kelompok berdasarkan pada substrat bahan organik yang digunakan untuk kehidupannya. Jamur penghuni kayu tumbuh pada batang kayu dan tunggul pohon, misal Auricularia, Pleurotus, Lentinula, dan Tremella. Jamur ini memerlukan substrat yang mengandung lignin. Sementara jamur Volvariella memerlukan substrat merang atau jerami yang mengandung selulosa. Kelompok lain yaitu penghuni humus, misal Lepiota dan Moechella. Jamur tertentu seperti Agaricus dan Coprinus suka hidup pada kotoran hewan (Gunawan, 2000).
Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh.Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hydrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul

9
kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa (Sumarsih, 2003).
Jamur tiram tumbuh soliter tetapi umumnya membentuk massa menyerupai susunan papan pada batang kayu. Secara alami jamur tiram putih banyak ditemukan tumbuh di batang-batang kayu lunak yang telah lapuk seperti pohon karet, damar, kapuk atau sengon yang tergeletak di lokasi yang sangat lembab dan terlindung dari cahaya matahari (Parjimo dan Andoko, 2007).
Bahan baku pembuatan media tanam dalam budidaya jamur kayu antara lain adalah serbuk kayu, bekatul dan kapur. Kegunaan dari masing-masing bahan baku tersebut yaitu serbuk kayu berfungsi sebgai media tumbuh jamur yang dapat mengurai dan memanfaatkan komponen kayu sebagai sumber nutrisinya. Bekatul merupakan bagian untuk pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur serta sebagai pemicu pertumbuhan tubuh buah jamur; kaya vitamin terutama vitamin B kompleks, sedangkan kapur tohor (gamping) berguna untuk mengatur pH media agar mendekati netral atau basa (Suriawiria, 2003).
Serbuk kayu digunakan sebagai tempat tumbuh jamur karena mengandung serat organik (selulosa, serat dan lignin). Kandungan tersebut dapat mempercepat pertumbuhan jamur. Kayu yang sering digunakan adalah kayu sengon (Albasia falcata), kayu akasia (acacia confusa) dan kayu kelapa (Cocos nucifera) juga baik untuk dijadikan bahan media tumbuh jamur tiram (Stevanie, 2011).
Bahan organik secara umum dibedakan atas bahan organik yang relatif sukar didekomposisi karena disusun oleh senyawa siklik yang sukar diputus atau dirombak menjadi senyawa yang lebih sederhana, termasuk di dalamnya adalah bahan organik yang mengandung senyawa lignin, minyak, lemak, dan resin yang

10
umumnya ditemui pada jaringan tumbuh-tumbuhan; dan bahan organik yang mudah didekomposisikan karena disusun oleh senyawa sederhana yang terdiri dari C, O, dan H, termasuk di dalamnya adalah senyawa dari selulosa, pati, gula dan senyawa protein (Suryani, 2007). Menurut Brady (1990) gula, protein sederhana adalah bahan yang mudah terdekomposisi, sedangkan lignin yang akan lambat terdekomposisi
. Persyaratan serbuk kayu yang baik digunakan untuk membudidayakan jamur tiram antara lain serbuk kayu berasal dari tanaman kayu yang keras dan tidak boleh mengandung minyak atau resin, tidak boleh menggunakan kayu-kayu yang bergetah, serbuk kayu tidak busuk dan tidak berjamur serta bebas dari kotoran seperti kerikil, tanah dan daun (Warisno dan Dahana, 2010).
Jenis kayu untuk tumbuhnya jamur tergantung dari keras lunaknya kayu tersebut. Proses pelapukan kayu sangat erat hubungannya dengan penanaman atau pertumbuhan jamur kayu, sebab jamur kayu akan tumbuh baik pada kayu yang telah melapuk atau yang mengalami proses pelapukan (Suhardiman, 1990).
Substrat atau media adalah faktor utama bagi kehidupan jamur. Jamur akan hidup subur pada bahan-bahan yang melapuk atau terdekomposisi. Bahan organik yang mengandung selulosa dan lignin dalam jumlah besar akan mendukung pertumbuhan miselium dan perkembangan tubuh buah (Stevanie, 2011).
kecepatan pertumbuhan dan penyebaran miselium juga dipengaruhi proses dekomposisi bahan. Proses dekomposisi bahan cepat, maka unsur-unsur hara seperti N, P, dan K dapat diserap oleh jamur dengan cepat dan pertumbuhan miselium dapat tumbuh dengan optimal (Fadillah, 2010).

11
Kayu karet memiliki komponen kimia berupa kadar selulosa sebesar 43,98% dan kadar lignin sebesar 26,39% (Safitri, 2003). Sedangkan sifat kimia dan keawetan kayu kemiri yakni kayu kemiri (Aleurites moluccana Willd) mengandung 44,4 % selulosa; 24,9% lignin; 16,1% pentosa; dan 1,4% abu (Paimin, 1997). Kemiri merupakanbahan dasar cat, pernis, tinta, sabun,pengawet kayu, minyak rambut danbahan pembatik, sedang isi biji sebagai bumbu masak (Hayne, 1987).kadar lignin dari batang kayu kelapa (Cocos nucifera) adalah 26,65% dan kadar selulosa sebesar 36,77% (Yusnaini dan Rodianawati, 2014). Karena kandungan selulosa dan lignin yang cukup tinggi maka kayu kemiri, kayu karet, dan kayu kelapa berpotensi digunakan sebagai bahan baku media tumbuh jamur tiram Pupuk NPK
Pupuk NPK adalah suatu jenis pupuk majemuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Pupuk majemuk yang sering digunakan adalah pupuk NPK karena mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCl) (Chandra, 2011)
Pupuk yang memberikan N, P, dan K disebut pupuk lengkap. Kelas pupuk (Grade atau analisis) merupakan persen dalam berat dari nitrogen (dinyatakan sebagai unsur N), fosfor (dinyatakan sebagai P2O5) dan kalium (dinyatakan sebagai K2O). Selain unsur makro, unsur mikro juga memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil (Harjadi, 1996)

12
Penggunaan pupuk majemuk dinilai lebih praktis, karena hanya dengan satu kali penebaran (Novizan, 2005). Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam (Chandra, 2011).
Hampir semua pupuk majemuk kecuali bila memperoleh perlakuan tertentu, bertendensi menciptakan residu yang bereaksi masam.Hal ini karena disebabkan oleh pembawa N bersifat ammonia (Hasibuan, 2006).
Pada jamur tiram unsur fosfor diperlukan jamur tiram untuk membentuk bagian-bagian vegetatif seperti tudung, batang (tubuh jamur), dan akar (Warisno dan Dahana, 2010).

BAHAN DAN METODE

13

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kumbung jamur milik petani jamur yang terletak di Jl. STM No.1, Kecamatan Medan Johor, Medan dengan ketinggian tempat±25 meter diatas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai bulan September 2014.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah bibit jamur tiram putih (Pleorotus ostreatus), pupuk NPK (15:15:15), serbuk gergaji kayu karet, kayu kemiri dan kayu kelapa, dedak, dolomit CaMg(CO3)2, gypsum (CaSO4), plastik PP (Polypropilen) ukuran 30 cm x 18 cm dengan ketebalan 0,6 cm sebagai wadah media tanam jamur tiram,karet gelang, lembaran kertas ukuran 10 cm x 10 cm untuk menutup baglog, alkohol, air dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekop, ayakan pasir, potongan kayu untuk memadatkan media, alat sterilisasi, bunsen, cincin penutup baglog ukuran diameter 4 cm dan panjang 3 cm, spatula, cutter, beko, lembaran plastik hitam lebar, knapsack sprayer, handsprayer, jangka sorong, timbangan analitik, kalkulator dan alat-alat lain yang mendukung dalam penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok(RAK) faktorial dengan 2 faktor,yaitu Faktor I : Jenis Media Tanam (M) dengan 3macam perlakuan, yaitu :

M1 : Serbuk Kayu Karet(1000g) +dedak(100g) +dolomit(10g) +

gypsum(10g)

M2 : Serbuk Kayu Kemiri(1000g)+dedak(100g)+dolomit (10g) +

gypsum(10g)

M3 : Serbuk Kayu Kelapa (1000g)+ dedak(100g) + dolomit(10g) +

gypsum(10g)

Jadi, berat media tiap baglog = 1120 g

Faktor II: Pupuk NPK dengan taraf 4 perlakuan,yaitu:

P0 :Tanpa pupuk

P1 :5,6 g NPK/baglog

P2 :11,2 g NPK/baglog

P3 :16,8 g NPK/baglog

Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yaitu :

M1P0

M2P0

M3P0

M1P1

M2P1

M3P1

M1P2

M2P2

M3P2

M1P3

M2P3

M3P3

Jumlah ulangan

: 3 ulangan

Jumlah plot seluruhnya

: 36 plot

Jumlah baglog /plot

: 6 baglog

Jumlah sampel/plot

: 4 baglog

Jumlah sampel seluruhnya

: 144 sampel

Jumlah baglog seluruhnya

: 216 baglog

Isi Baglog

: 1120 g

14

15

Data hasil penelitian dianalisis sidik ragam berdasarkan model linier

sebagai berikut :

Yij Dimana :

: µ + αi + βj+ (αβ)ij + єij

Yij : Hasil pengamatan dari jenis Media Tanam ke-i danPupuk NPK taraf ke-j. µ : Nilai tengah

αi : Efek jenis Media Tanamtaraf ke-i

βj : Efek Pupuk NPK taraf ke-j

(αβ)ij : Efek interaksi jenis Media Tanamtaraf ke-i dan perlakuan

Pupuk NPK taraf ke-j

єij : Efek galat interaksi perlakuan Media Tanamtaraf ke-i dan perlakuan Pupuk NPK taraf ke-j

Terhadap sidik ragam yang nyata dan sangat nyata, maka dilanjutkan

analisis lanjutan dengan menggunakan Uji Duncan dengan taraf 5%.

(Bangun, 1998).

PELAKSANAAN PENELITIAN

16

Sanitasi Rumah Jamur (Kumbung)
Sanitasi rumah jamur(kumbung) dilakukan dengan membersihkan seluruh bagian rumah jamur, mulai dari dalam sampai keluar rumah jamur. Bagian dalam rumah jamur dibersihkan dengan menggunakan sapu ijuk. Bagian luar rumah jamur dibersihkan dengan menggunakan sapu lidi. Sampah-sampah yang berada disekitar rumah jamur dibersihkan dan dibakaragar tidak menjadi sumber kontaminasi bagi pertum

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Jenis Jamur Tiram (Pleurotus spp.) Pada Berbagai Media Tanam

1 29 84

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon, Ampas Tebu Dan Arang Sekam.

0 2 15

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BLOTONG KERING TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA SERBUK KAYU.

0 2 68

PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus.Jacq ).

0 1 13

PENDAHULUAN PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus.Jacq ).

0 1 5

PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus PADA MEDIA SERBUK KAYU.

0 1 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus PADA MEDIA SERBUK KAYU.

0 2 5

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

0 0 33

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

0 0 8

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

0 0 16