pembersihan mikosiliaris bila mekanisme kerja ini berlebihan atau tidak efektif,
sehingga diperlukan kerja mukosiliaris atau drainase postural
4. Refleks Menelan dan
Refleks Muntah Mencegah masuknya makanan atau cairan ke
saluran pernapasan 5.
Refleks Bronkokonstriksi
Bronkokontriksi merupakan respon untuk mencegah iritan terinhalasi dalam jumlah
besar, seperti debu atau aerosol. Beberapa penderita
asma memiliki
jalan napas
hipersensitif yang akan berkontraksi setelah menghirup udara dingin, parfum, atau bau
menyengat
6. Makrofag alveolus
Pertahanan utama pada tingkat alveolus tidak terdapat epiter siliaris, bakteri dan
partikel-partikel debu
difagosit, kerja
makrofag dihambat oleh merokok, infeksi virus, kortikosteroid, dan beberapa penyakit
kronik.
7. Ventilasi Kolateral
Melalui pori-pori Kohn yang dibantu oelh napas dalam
Sumber: Price 2005
2.1.2. Tinjauan Umum ISPA
2.1.2.1. Definisi ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Penyakit ini menyerang salah satu atau lebih dari saluran pernapasan mulai dari
hidung saluran atas hingga alveoli saluran bawah termasuk jaringan adneksinya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura Kemenkes, 2010 dan
Depkes RI, 2001. ISPA adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh masuknya kuman mikroorganisme bakteri
dan virus kedalam organ saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari Dinkes, 2002. Depkes RI 2002 juga menyebutkan ISPA adalah penyakit
infeksi saluran pernapasan yang bersifat akut dengan adanya batuk, pilek, serak, demam, baik disertai maupun tidak disertai napas cepat atau sesak napas, yang
berlangsung sampai 14 hari. Istilah ISPA diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory
Infections ARI. Istilah ISPA meliputi tiga unsur yaitu infeksi, saluran pernapasan, dan akut. Unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Infeksi adalah suatu keadaan dimana kuman penyakit berhasil menyerang tubuh manusia, kemudian berkembang biak dalam tubuh dan menyebebkan
penyakit Depkes RI, 1985 2. Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ adneksinya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran
pernapasan bagian bawah termasuk jaringan paru-paru dan organ adneksa saluran pernapasan. Dengan batasn ini, jaringan paru termasuk dalam saluran
pernapasan Dinkes, 2002 3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai dengan 14 hari. Batas 14
hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
lebih dari 14 hari Depkes, 2002. ISPA sering dijumpai dengan manifestasi ringan sampai berat, yang
dikelompokkan menjadi ISPA bagian atas atau URIs Upper Respiratory Infections dan ISPA bagian bawah atau LRIs Lower Respiratory Infections. Hal
ini berkaitan dengan susunan anatomik saluran pernapasan manusia yang dibagi
menajdi saluran pernapasan bagian atas dan bawah. ISPA bagian atas antara lain batuk, pilek, demam, faringitis, tonsillitis, dan otitis media. ISPA bagian atas ini
dapat mengakibatkan kematian dalam jumlah yang kecil, tetapi dapat menyebabkan kecacatan, misalnya otitis media penyebab ketulian. Sedangkan
ISPA bagian bawah antara lain epiglottis, laryngitis, laringotrakeitis, bronchitis, bronchiolitis dan pneumonia. ISPA bagian bawah ini yang paling sering
menimbulkan kematian adalah pneumonia Ditjen P2PL, 2007; WHO, 2003.
2.1.2.2. Klasifikasi