Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Kementerian Kesehatan
KODE ETIK
PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
PERATURAN MENTERl KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 008 TAHUN 2012
BIRO HUKUM DAN ORGANISASI
KEMENTERlAN KESEHATAN
Jakarta 2012
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
,26 Maret 2012
MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
ttd
NOMOR 008 TAHUN 2012
AMIR SYAMSUDIN
TENTANG
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BERIT A NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2012 NOMOR 345
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa daIam rangka meIaksanakan
tugas pokok dan fungsi Kementerian
Kesehatan diperlukan pegawai negeri
yang berintegri tas dan menjunjung
tinggi prinsipprinsip pelaksanaan tugas
pemerintahan yang baik (good governance);
b. bahwa untuk mewujudkan prinsipprinsip penyelenggaraan pemerintahan
yang baik sebagaimana dimaksud pada
huruf a, diperlukan kode etik bagi
pegawai di lingkungan Kementerian
Kesehatan;
c. bahwa ...
セM
M
M
M
-
ッ セ
M
M
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebaga imana dimaksud pada huruf a dan
b, perlu menetapkcln Kode Etik Pegawai
Negeri Sipil di lingkunga n Kementerian
Kesehatan dengan Peraturan Men teri
Kesehatan;
Mengingat
1 . UndangUndang Nomor 8 Ta hun 1974
tentang PokokPokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3041) sebaga imana telah diubah
dengan UndangUndang Nomor 43
Tahun 1999 (Lembaran Negara gepublik
Indonesia tahun 1999 Nomor 169,
Tambahan Lembaran Negara RepubJik
Indonesia N omor 3890);
2. UndangUndan g Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Le01baran Negara
Republik Indonesia Tah un 2009 Nomor
144, Tamb aha n Lembaran Negara
Republik Indonesia N o mor 5063);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan
Kode Etik Pe gawa i N ege ri Sipil
(Lembaran Nega ra Republik Indonesicl
Tahun 2004 Nomor 142, Tamba han
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor4450);
4. Peraturan Pemerintah .
(4) Dalam hal musyawarah mufaka t sebagaim,ma dimaksud
dalam ayat (3) tidak te rcapai , kepu tu san diambil
berdasarkansudra terbanyak.
(5) Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final.
(6) Majelis Kode Etik wajib men ya mpaikan keputusan hasil
pemeriksaan Majelis kepada Menteri Ke ' ehatan melalui
Sekretaris Jenderal sebagai bahan dalum memberikan
sanksi moral dan/ atau sanksi lainnya kepada Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan .
BAB VIII
PENUTUP
Pasal21
Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak pada tanggal
ditetapkan.
Agar setiap orang l11C'ngetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Ind onesia.
lIitetapkan di Jakarta
pada tall ggal13 Maret 2012
MENTERI KESEHATAN,
ttd
ENDANG RAHA YU SEDYANINGSIH
Pasal18
4, Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Oisiplin Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5135);
(1) Majelis Kode Etik dibentuk paling lambat 15 (lima belas)
hari kerja sejak laporan/pengaduan terjadinya
pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Pegawai
Negeri Si pi I,
(2) Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berakhir masa tugasnya setelah menyampaikan
rekomendasi hasil pemeriksaan,
5, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/Menkes/ Per/VlI/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
Pasal19
(1) Keanggotan Majelis Kehormatan Kode Etik sebagaimana
dimaksud pada Pasalll, terdiri dari:
a, 1 (satu) orang Ketua merangka p Anggota;
b, 1 (sa tu) orang Sekretaris merangka p Anggota; dan
c. sekurangkurangnya 3 (tiga) orang Anggota,
(2) Oalam hal Anggota Majelis Kode Etik lebih dari 5 (lima)
orang, maka jumlahnya harus ganjil.
(3) Jabatan dan pangkat Anggota Majelis Kode Etik tidak
boleh lebih rendah dari jabatan dan pangkat Pegawai
Negeri Sipil yang diperiksa karena diduga melanggar
kodeetik,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATURAN MENTERI KESEHAT AN
TENTANG KOOE ETiK PEGA W AI 01
LINGKUNGAN KEMENTERIAN
KESEHATAN,
Pasal20
(1) Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah
memeriksa Pegawai Negeri Sipil yang diduga melanggar
kodeetik,
(2) Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah Pegawai
Negeri Sipi! yang bersangkutan diberi kesempatan
membela diri,
(3) Keputusan MajeJis Kode Etik diambil secara musyawarah
mufakat.
(4) Oalam hal",
セM
BABI."
ッセM
M
M
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal1
Dalam Peraturan Me nte ri ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai N egeri Sipil Kementerian Kesehatan adalah
Pegawai Negeri Sipil d a n Caton Pegawai Negeri Sipil
se bagai mana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 8
Kepegawaian
Tahu n 1974 te ntan g PokokPokok
sebagaimana teJab dillbah dengan Undangundang
Nomor 43 Tahun 1999, yang bekerja di Iingkungan
Kementerian Kesehatan;
2. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kesehatan
yang selanj utnya disebut Kode Etik Pegawai adalah
pedoman tertulis yang berisi norma atau etika ya ng
m engatllr perilakll maupun ucapan mengenai halhal
yang diwajibkan, dilarang, atau tidak patllt dilakukan oleh
Pegawai dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi,
wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab maupun
dalam pergauJan seharihari.
3. MajeJis Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Kementerian
Kesehatan yang selanjutnya disebllt Majelis Kod e Etik
ada Jah Jem baga nonstruktllral pada instansi Kementerian
Kesehatan yang bertugas melakukan pen egak kan
pelaksanaan dan ml'nyelesaikan pelanggaran kode etik
ya ng di.lakllkan oleh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Kementerian Kesehatan.
4. Pelanggaran adalah segala ben.tuk lIcapan, tulisa n ata u
perbuatan ya ng bertentangan dengan blltirbutir jiwa
Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
5. Pemangku kepentingan ...
ッ セ
M
M
(5) Dalam melakukan penelitian atas pengaduan danjatau
dugaan pelanggaran Kode Etik, atasan dari Pegawai yang
m e lakukan pel anggara n secara hirarki wajib meneruskan
kepada Majeli s Kode Etik.
(6) Atasan Pegawai yang tidak melakukcll1 kewajiban
sebagaimana dimakslld ayat (3) dan ayat (4) dianggap
melakukan pelanggaran Kode Etik dan dikc nakan sanksi.
BAB VII
MAJELIS KODE ETIK
Pasal16
(1) Da la m rangka pengawasan dan pelaksanaan Kudc Etik
Pegawai dibentuk Majelis Kode t ik Pegawai
Kementerian Kesehatan.
(2) Majeli s Kode Etik dibentuk dan ditetapkan oleh !'ejabat
Pembina Kepegawaian.
Pasal17
(1) Majelis Kod e Etik han ya dibentuk apabila ada Pegawai
Negeri Sipil yang disangka melakukan pe langgaran
terhadap kode etik.
(2) Da lam hal instansi Pemerintah mempunyai instansi
vertikal di daerah, maka Pejabat Pembina Kepegawaian
dapatmendelegasikan wewenangnya kepada peJabat lain
di daerah untuk menetapkan pembentukan Majelis Kode
Etik.
Pasal18 ..
(3) Dalam hal Pegawai Negeri Sipil yang dikenakan sanksi
moral tidal
PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
PERATURAN MENTERl KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 008 TAHUN 2012
BIRO HUKUM DAN ORGANISASI
KEMENTERlAN KESEHATAN
Jakarta 2012
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
,26 Maret 2012
MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
ttd
NOMOR 008 TAHUN 2012
AMIR SYAMSUDIN
TENTANG
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BERIT A NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2012 NOMOR 345
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa daIam rangka meIaksanakan
tugas pokok dan fungsi Kementerian
Kesehatan diperlukan pegawai negeri
yang berintegri tas dan menjunjung
tinggi prinsipprinsip pelaksanaan tugas
pemerintahan yang baik (good governance);
b. bahwa untuk mewujudkan prinsipprinsip penyelenggaraan pemerintahan
yang baik sebagaimana dimaksud pada
huruf a, diperlukan kode etik bagi
pegawai di lingkungan Kementerian
Kesehatan;
c. bahwa ...
セM
M
M
M
-
ッ セ
M
M
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebaga imana dimaksud pada huruf a dan
b, perlu menetapkcln Kode Etik Pegawai
Negeri Sipil di lingkunga n Kementerian
Kesehatan dengan Peraturan Men teri
Kesehatan;
Mengingat
1 . UndangUndang Nomor 8 Ta hun 1974
tentang PokokPokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3041) sebaga imana telah diubah
dengan UndangUndang Nomor 43
Tahun 1999 (Lembaran Negara gepublik
Indonesia tahun 1999 Nomor 169,
Tambahan Lembaran Negara RepubJik
Indonesia N omor 3890);
2. UndangUndan g Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Le01baran Negara
Republik Indonesia Tah un 2009 Nomor
144, Tamb aha n Lembaran Negara
Republik Indonesia N o mor 5063);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan
Kode Etik Pe gawa i N ege ri Sipil
(Lembaran Nega ra Republik Indonesicl
Tahun 2004 Nomor 142, Tamba han
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor4450);
4. Peraturan Pemerintah .
(4) Dalam hal musyawarah mufaka t sebagaim,ma dimaksud
dalam ayat (3) tidak te rcapai , kepu tu san diambil
berdasarkansudra terbanyak.
(5) Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final.
(6) Majelis Kode Etik wajib men ya mpaikan keputusan hasil
pemeriksaan Majelis kepada Menteri Ke ' ehatan melalui
Sekretaris Jenderal sebagai bahan dalum memberikan
sanksi moral dan/ atau sanksi lainnya kepada Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan .
BAB VIII
PENUTUP
Pasal21
Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak pada tanggal
ditetapkan.
Agar setiap orang l11C'ngetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Ind onesia.
lIitetapkan di Jakarta
pada tall ggal13 Maret 2012
MENTERI KESEHATAN,
ttd
ENDANG RAHA YU SEDYANINGSIH
Pasal18
4, Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Oisiplin Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5135);
(1) Majelis Kode Etik dibentuk paling lambat 15 (lima belas)
hari kerja sejak laporan/pengaduan terjadinya
pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Pegawai
Negeri Si pi I,
(2) Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berakhir masa tugasnya setelah menyampaikan
rekomendasi hasil pemeriksaan,
5, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/Menkes/ Per/VlI/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
Pasal19
(1) Keanggotan Majelis Kehormatan Kode Etik sebagaimana
dimaksud pada Pasalll, terdiri dari:
a, 1 (satu) orang Ketua merangka p Anggota;
b, 1 (sa tu) orang Sekretaris merangka p Anggota; dan
c. sekurangkurangnya 3 (tiga) orang Anggota,
(2) Oalam hal Anggota Majelis Kode Etik lebih dari 5 (lima)
orang, maka jumlahnya harus ganjil.
(3) Jabatan dan pangkat Anggota Majelis Kode Etik tidak
boleh lebih rendah dari jabatan dan pangkat Pegawai
Negeri Sipil yang diperiksa karena diduga melanggar
kodeetik,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATURAN MENTERI KESEHAT AN
TENTANG KOOE ETiK PEGA W AI 01
LINGKUNGAN KEMENTERIAN
KESEHATAN,
Pasal20
(1) Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah
memeriksa Pegawai Negeri Sipil yang diduga melanggar
kodeetik,
(2) Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah Pegawai
Negeri Sipi! yang bersangkutan diberi kesempatan
membela diri,
(3) Keputusan MajeJis Kode Etik diambil secara musyawarah
mufakat.
(4) Oalam hal",
セM
BABI."
ッセM
M
M
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal1
Dalam Peraturan Me nte ri ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai N egeri Sipil Kementerian Kesehatan adalah
Pegawai Negeri Sipil d a n Caton Pegawai Negeri Sipil
se bagai mana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 8
Kepegawaian
Tahu n 1974 te ntan g PokokPokok
sebagaimana teJab dillbah dengan Undangundang
Nomor 43 Tahun 1999, yang bekerja di Iingkungan
Kementerian Kesehatan;
2. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kesehatan
yang selanj utnya disebut Kode Etik Pegawai adalah
pedoman tertulis yang berisi norma atau etika ya ng
m engatllr perilakll maupun ucapan mengenai halhal
yang diwajibkan, dilarang, atau tidak patllt dilakukan oleh
Pegawai dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi,
wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab maupun
dalam pergauJan seharihari.
3. MajeJis Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Kementerian
Kesehatan yang selanjutnya disebllt Majelis Kod e Etik
ada Jah Jem baga nonstruktllral pada instansi Kementerian
Kesehatan yang bertugas melakukan pen egak kan
pelaksanaan dan ml'nyelesaikan pelanggaran kode etik
ya ng di.lakllkan oleh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Kementerian Kesehatan.
4. Pelanggaran adalah segala ben.tuk lIcapan, tulisa n ata u
perbuatan ya ng bertentangan dengan blltirbutir jiwa
Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
5. Pemangku kepentingan ...
ッ セ
M
M
(5) Dalam melakukan penelitian atas pengaduan danjatau
dugaan pelanggaran Kode Etik, atasan dari Pegawai yang
m e lakukan pel anggara n secara hirarki wajib meneruskan
kepada Majeli s Kode Etik.
(6) Atasan Pegawai yang tidak melakukcll1 kewajiban
sebagaimana dimakslld ayat (3) dan ayat (4) dianggap
melakukan pelanggaran Kode Etik dan dikc nakan sanksi.
BAB VII
MAJELIS KODE ETIK
Pasal16
(1) Da la m rangka pengawasan dan pelaksanaan Kudc Etik
Pegawai dibentuk Majelis Kode t ik Pegawai
Kementerian Kesehatan.
(2) Majeli s Kode Etik dibentuk dan ditetapkan oleh !'ejabat
Pembina Kepegawaian.
Pasal17
(1) Majelis Kod e Etik han ya dibentuk apabila ada Pegawai
Negeri Sipil yang disangka melakukan pe langgaran
terhadap kode etik.
(2) Da lam hal instansi Pemerintah mempunyai instansi
vertikal di daerah, maka Pejabat Pembina Kepegawaian
dapatmendelegasikan wewenangnya kepada peJabat lain
di daerah untuk menetapkan pembentukan Majelis Kode
Etik.
Pasal18 ..
(3) Dalam hal Pegawai Negeri Sipil yang dikenakan sanksi
moral tidal