53
yang tidak baik, kesempatan promosi yang tidak ada, perlakuan yang kurang adil, dan sebagainya.
Robbins 1993, juga berpendapat bahwa penyebab utama ketidak loyalan karyawan terhadap
perusahaannya adalah
karena adanya
ketidakpuasan atau
dapat disimpulkan
bahwa loyalitas sangat dipengaruhi oleh kepuasan karyawan. Seorang karyawan akan puas pada
saat dia diberikan tantangan dalam pekerjaannya sekaligus diberikan perhatian-perhatian
yang manusiawi.
Loyalitas karyawan tertinggi tercapai
pada saat
perusahaan dapat
memberikan manfaat
emosional dan spritual bagi karyawannya.
Tabel 16. Penilaian rataan skor loyalitas karyawan Dimensi Loyalitas
Karyawan Item
I Total Skor
T Rataan Skor
T N x I Kategori
Produktivitas kerja 6
1148 3,14
Baik Tingkat absensi
6 1021
2,79 Baik
Tingkat turn over 6
1043 2,85
Baik Kegelisahan dalam
bekerja 6
887 2,42
Tidak baik Dampak isu
pesimisme bisnis tembakau rokok
6 1117
3,05 Baik
Loyalitas karyawan
30 5268
2,88 Baik
Keterangan Rataan Skor: 1,00 – 1,75 = sangat tidak baik; 1,76 – 2,5 = tidak baik; 2,51 – 3,25 = baik; 3,26 – 4,00 = sangat baik
4.5. Hubungan Pemberian Bonus dengan Loyalitas Karyawan
Pemberian bonus dalam penelitian ini berdasarkan pada prestasi kerja karyawan, dimana persepsi responden terhadap prestasi kerja dalam hal
kaitannya dengan bonus, antara lain: karyawan memiliki motivasi dalam bekerja, karyawan memiliki kemampuan dalam menghadapi tantangan kerja,
adanya kesadaran dan kemauan dari diri karyawan untuk terus meningkatkan prestasi kerja, adanya sistem reward dan punishment dari perusahaan agar
54
karyawan selalu termotivasi untuk memenuhi target kerja perusahaan. Ruky, 2006; Saydam, 2002. Loyalitas karyawan diukur melalui beberapa dimensi,
antara lain: produktivitas kerja, tingkat absensi, tingkat perpindahan buruh yang tinggi turn over, kegelisahan karyawan dalam bekerja, damapak dari isu
pesimisme bisnis tembakau rokok, Nitisemito, 1991.
Penelitian ini mencoba mengetahui hubungan yang terjadi akibat sistem pemberian bonus yang diterapkan dengan loyalitas karyawan di Leaf Growing
Department dan Operations Department, PT Export Leaf Indonesia, Lombok. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat analisis uji korelasi yaitu
Rank-Spearrman. Hasil pengolahan data dari rataan tiap responden dalam masing-masing variabel dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows,
didapatkan hasil koefisien korelasi seperti tersaji dalam Tabel 17. Variabel-variabel yang digunakan antara lain: variabel pemberian bonus
dan variabel loyalitas karyawan pada perusahaan. Tingkat signifikansi α yang dipilih 0,05 5, karena angka ini cukup ketat untuk mewakili hubungan
antara dua variabel atau lebih. Apabila nilai peluang lebih kecil dari alpha α, maka dapat diartikan terdapat hubungan yang nyata antar variabel pemberian
bonus dengan loyalitas karyawan pada perusahaan. Sebaliknya, jika terdapat nilai peluang lebih besar dari alpha α, maka dapat diartikan bahwa tidak
terdapat hubungan yang nyata antar variabel pemberian bonus dengan loyalitas karyawan pada perusahaan. Koefisien korelasi memiliki nilai -1 hingga +1.
Sifat nilai koefisien korelasi adalah + dan -. Hal ini menunjukkan arah korelasi. Apabila arah korelasi positif + berarti jika variabel pemberian bonus
karyawan mengalami kenaikkan, maka variabel loyalitas karyawan juga akan mengalami kenaikkan. Sebaliknya, apabila arah korelasi negatif - berarti jika
variabel pemberian bonus karyawan mengalami kenaikkan, maka variabel loyalitas karyawan akan mengalami penurunan.
55
Tabel 17. Hubungan pemberian bonus dengan loyalitas karyawan Variabel
Nilai Korelasi
r Nilai
Peluang P
Αlpha α
Hubungan dengan loyalitas karyawan
Pemberian bonus 0,616
0,0000 0,05
Sangat nyata, positif, agak kuat.
Berdasarkan Tabel dapat kita ketahui bahwa nilai korelasi r antara pemberian bonus dengan loyalitas karyawan adalah positif sebesar
0,616 yang
berada pada kisaran 0,51 x ≤ 0,75 yang berarti keeratan hubungan antara
kedua variabel agak kuat. Kemudian nilai peluang variabel pemberian bonus P alpha α sehingga terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua
variabel. Artinya semakin baik dan positif variabel sistem pemberian bonus yang diterapkan di PT Export Leaf Indonesia, Lombok maka akan semakin baik
pula loyalitas karyawan pada perusahaan.
4.6. Implikasi Manajerial