PROSES PENERIMAAN DIRI KAKAK TERHADAP HADIRNYA ANGGOTA KELUARGA BARU (ADIK)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia diciptakan pastilah memiliki sebuah keluarga, baik keluarga
kecil maupun keluarga besar dan keluarga merupakan bagian terkecil dari
masyarakat yang mana dalam sebuah keluarga hubungan sosialisasi pertama kali
muncul sebelum bersosialisasi dengan lingkungan luar, contonya saja anak yang baru
lahir belum mengenal apapun dan dari keluargalah anak tersebut belajar menjadi
individu seperti individu pada umumnya. Peran keluarga kecil seperti ayah dan ibu
untuk membesarkan anak sangatlah penting sebelum anak mengenal lingkungan
yang lebih luas sesuai dengan norma dan adat istiadat yang berlaku di negara kita
(Sarlito W. Sarwono, 138: 2011).
Keluarga dapat dirumuskan sebagai satu kelompok individu yang
dipersatukan oleh ikatan pernikahan, pertalian darah, ataupun melalui adopsi; yang
membangun satu kesatuan rumah tangga; yang saling berinteraksi dan berkomunikasi
sesuai dengan peran sosialnya sebagai suami-istri, ibu dan bapak, anak, kakak dan
adik; serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya bersama (Burgess dan
Locke, 1999).
Anak adalah sebuah titipan dan anugrah yang diberikan Tuhan kepada
individu yang sudah siap baik secara psikologis maupun materi. Kebutuhankebutuhan seorang anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik

adalah tanggung jawab orangtua dalam mendidiknya. Memberikan kebutuhan pokok
dan rohani pada anak yang meliputi perhatian, kasih sayang, agama, rasa aman,
sandang, pangan dan papan yang cukup, dapat membuat anak tumbuh dan
berkembang dengan normal.
Seperti yang ditetapkan pemerintah mengenai keluarga berencana yang terdiri
atas ayah ibu dan dua orang anak dapat membantu proses menuju keluarga harmonis
dan bahagia tetapi hal tersebut tidak menjamin pada sebuah keluarga menjadi
bahagia, ada banyak hal yang menyebabkan keluarga tidak bahagia. Permasalahan
bagi orangtua untuk memenuhi kebutuhan keluarga mungkin sudah banyak dibahas
dan dibicarakan orang tetapi permasalahan bagi anak untuk memenuhi kebutuhannya

1

2

sendiri yang masih sering membuat anak menjadi berfikiran negatif dan salah
mengambil keputusan sehingga muncullah kebigungan, kecurigaan, perasaan kurang
diperhatikan dan lain sebagainya dan hal tersebut sering dialami pada anak yang
menginjak usia remaja.
Perasaan kurang diperhatikan ada kalanya menyerang anak ketika orangtua

sibuk dengan kegiatannya sendiri, bukan hanya karena orangtua sibuk saja anak
merasa kurang diperhatikan dan merasa diacuhkan, kadang kala kehadiran anggota
baru dalam keluarga bisa menjadi faktor utama buat anak merasa diacuhkan.
Bagi anak yang mendapatkan anggota baru seperti adik baru memunculkan
kecemburuan bagi dirinya. Biasanya kecemburuan pada anak atas kehadiran adik
baru terjadi ketika sang kakak berusia masih kecil dan butuh perhatian dari
orangtuanya tetapi kenyataan di lapangan ada kasus di mana anak bungsu yang saat
ini usianya menginjak remaja pun mengalami yang namanya kecemburuan, di mana
merasa tersaingi oleh kehadiran adik baru yang membuat dirinya kurang bisa
menerima anggota baru dalam keluarganya sehingga mengakibatkan permasalahan
psikologis baru pada anak.
Rasa cemburu juga muncul di mana awalnya sang kakak menjadi pusat
perhatian keluarga. Kakak yang sempat menjadi anak tunggal, apalagi cucu pertama
sebuah keluarga besar yang mendapat curahan perhatian luar biasa. Tetapi ketika
adiknya lahir dan orang-orang memperhatikan adik yang baru lahir, sang kakak
merasa ditinggalkan dan merasa cemburu. Kecemburuan kakak kian menjadi parah
jika adik yang lahir menjadi anak harapan. Hal ini biasanya terjadi pada suku bangsa
yang mengistimewakan jenis kelamin tertentu sebagai status sosial masyarakat.
Namun ternyata kecemburuan yang muncul ini juga bukan saja memonopoli kakak
terhadap adiknya. Tetapi, juga bisa sebaliknya jarak kehamilan yang rapat sehingga

membuat orangtua merasa bersalah pada anak pertamanya, hal ini bisa menimbulkan
perlakuan yang tidak sehat (http://www.republika.co.id/jika kakak cemburu pada
adik).
Orangtua mungkin saja bersikap dan memberikan perhatian berlebih untuk
anak pertama sebagai kompensasi rasa bersalahnya. Padahal di lain pihak anak kedua
tersebut sama membutuhkan perhatian orangtuanya. Dalam kenyataannya masih
banyak orangtua yang ada dalam masyarakat belum mengetahui jika hal tersebut

3

dapat berbahaya bagi mental anak, dan cara bersosialisai anak di masa yang akan
datang. Orangtua masih suka membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang
lain, kecemburuan yang disertai pemukulan, fungsi orangtua yang seharusnya
menjadi hakim dan berpihak pada satu anak, sehingga dampak yang didapatkan anak
merasa tidak mendapatkan kenyamanan didalam rumah, merasa tersisih, dan anak
akan memiliki rasa benci terhadap saudara.
Menurut ahli, perselisihan, pertengkaran, perkelahian atau sekedar adu mulut
merupakan hal biasa, hal ini muncul sejak anak usia 12 bulan atau 1 tahun (Ulfa
Darajad E.S, 2003). Namun hal ini yidak bisa dibiarkan sampai berlarut-larut selain
akan mengganggu perkembangan anak, kepribadian dan psikologis anak akan

terganggu dan akan memiliki konsep diri yang buruk dalam bersosialisasi, sesuai
dengan apa yag telah disampaikan psikologi perkembangan dari Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia Dra. Surastuti Nurdadi, M.Psi. Rasa cemburu kakak pada
adiknya bukanlah semata-mata kesalahan anak, tetapi orang-orang dewasa di
sekitarnya yang tidak mempersiapkan anak untuk saling berbagi dengan adik
barunya (http://www.replika.co.id/jika kakak cemburu pada adiknya).
Menurut (Santrock, 2007), relasi dengan saudara kandung seringkali
melibatkan lebih banyak konflik dibandingkan relasi dengan individu. Konflik
hanyalah salah satu dari banyak dimensi dari relasi saudara kandung. Menurut
Seginer (dalam Santrock, 2007), pada sebuah studi, ditemukan bahwa relasi yang
positif di antara saudara-saudara kandung berkontribusi bagi penghayatan emosi dan
dukungan dalam kehidupan studi. Dalam beberapa kasus, saudara kandung dapat
memberikan pengaruh yang lebih kuat dalam sosialisasi dibandingkan orangtua,
(Teti dalam Santrock, 2007).
Orangtua harusnya bisa menjaga relasi tersebut agar tetap pada hubungan
yang sehat karena pertengkaran antar saudara pada umumnya adalah suatu hal yang
natural atau alamiah. Tetapi jika tidak diarahkan maka akan memberikan dampak
yang negatif. Hubungan yang menyenangkan saat bayi dengan saudara-saudaranya
akan berkurang saat anak sudah menginjak usia anak-anak, hubungan ini seringkali
mengalami pergesekan. Pergesekan ini tidak hanya merusak suasana rumah tetapi

juga mengganggu konsep diri anak. Misalnya, karena ada ejekan dari kakaknya
seorang adik menjadi merasa tidak mampu, merasa tidak berdaya. Atau bahkan jika

4

orangtua membandingkan sang kakak dengan adiknya yang sampai pada kesimpulan
bahwa sang adik jauh lebih baik dari dirinya. Reaksi yang lainnya adalah yang sulit
dikenali yaitu reaksi tidak langsung seperti misalnya, munculnya kenakalan, rewel,
mengompol atau pura-pura sakit. Bila kasus kecemburuan ini terbawa sampai dewasa
maka efek yang akan ditimbulkan akan semakin besar pula seperti pergi dari rumah
bahkan penolakan tersebut bisa menjurus pada tindakan kriminal. Kesiapan anak
untuk menghadapi adik baru baik dari segi fisik, mental ataupun psikologis perlu
disiapkan oleh orangtua sedini mungkin Daniel Fung (dalam Ulfa Darajad E.S,
2003). Konflik dengan saudara ditemukan frekuensi terbanyak terjadi pada anak usia
sekolah, yaitu sekitar 8-12 tahun (Santrock, 2007). Penelitian juga menunjukkan,
konflik akan lebih sering ditemui pada saudara kandung yang usianya tidak terpaut
jauh (Imam Musbikin, 2005).
Willis (2005), menyatakan bahwa semua individu akan mengalami beberapa
permasalahan dalam menjalani kehidupannya dan hal ini merupakan suatu keadaan
yang normal. Seorang individu dalam menghadapi permasalahan akan mengalami

proses penerimaan diri, yaitu interaksi yang terus menerus dengan dirinya sendiri,
orang lain dan lingkungannya. Dalam melakukan penerimaan diri setiap individu
berbeda satu dengan lainnya. Masalah kemampuan penerimaan diri dipengaruhi oleh
tekanan jiwa dalam diri manusia. Tekanan jiwa yang berpengaruh pada penerimaan
diri adalah rasa cemas dan takut. Hal ini jika tidak cepat diatasi, maka akan
menimbulkan kegoncangan emosi. Stres psikologis merupakan interaksi antara
kemampuan seseorang dalam penerimaan diri dengan tuntutan situasi yang menekan.
Penelitian yang menyangkut tentang penerimaan diri telah banyak dilakukan
oleh peneliti lain yang menyangkut individu dengan keluarganya salah satunya
adalah penerimaan keluarga terhadap individu yang mengalami keterbelakangan
mental yang mana orangtuanya menunjukkan sikap dan perilaku penolak terhadap
anaknya yang mengalami keterbelakangan mental (Insan Vol. 8 No. 2, Agustus
2006). Pada intinya penerimaan diri sangat berkaitan dengan pemahaman konsep diri
individu untuk menanggapi sebuah permasalahan yang mengganggu dirinya
sehingga penyelesaiannya pun harus dengan pemikiranya sendiri.

5

Penerimaan diri dapat diartikan sebagai suatu sikap penerimaan terhadap
gambaran mengenai kenyataan diri. Rubin (Ratnawati, 2000) menyatakan bahwa

penerimaan diri merupakan suatu sikap yang merefleksikan perasaan senang
sehubungan dengan kenyataan diri sendiri. Menurut Hurlock (1973), penerimaan diri
adalah suatu tingkat kemampuan dan keinginan individu untuk hidup dengan segala
karakteristik dirinya. Individu yang dapat menerima dirinya diartikan sebagai
individu yang tidak bermasalah dengan dirinya sendiri. Calhoun dan Acocella (1990)
menambahkan bahwa individu yang bisa menerima diri secara baik tidak memiliki
beban perasaan terhadap diri sendiri, sehingga lebih banyak memiliki kesempatan
untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kesempatan itu membuat individu mampu
melihat peluang-peluang berharga yang memungkinkan diri berkembang.
Selanjutnya Hurlock (1974) mengemukakan ada beberapa kondisi yang
mempengaruhi pembentukan penerimaan diri seseorang. Kondisi tersebut adalah: (1)
pemahaman diri, (2) harapan yang realistis, (3) bebas dari hambatan sosial, (4)
perilaku sosial yang menyenangkan, (5) konsep diri yang stabil, dan (6) adanya
kondisi emosi yang menyenangkan.
Anak yang sedang berkembang, baik fisik maupun seksual, akan
memperlihatkan suatu sikap dalam kehidupannya sejalan dengan penerimaan
terhadap perubahan dan perkembangan yang dialami dalam keluarganya.
Pemahaman terhadap perubahan struktur keluarga dan perkembangan yang terjadi
pada anak di dalam posisi sebagai kakak akan mempengaruhi sikap penerimaan
dirinya. Hal ini dikarenakan anak hidup bersama dengan segala karakter dirinya.

Menurut Azwar (1999) sikap sebagai salah satu aspek penerimaan diri, dapat
diartikan sebagai kesiapan reaksi terhadap suatu obejek dengan cara-cara tertentu.
Kecemburuan akan hadirnya anggota baru dalam keluarga tidak membedakan
jenis kelamin antara kakak perempuan yang memiliki adik laki-laki maupun
sebaliknya. Jenis kelamin tidak berpengaruh akan penerimaan diri sang kakak kepada
adiknya. Penolakan ini akan terus berlanjut sampai kakak benar-benar memiliki
penerimaan diri yang baik terhadap adiknya dan juga kecemburuan kakak tersebut
semakin menjadi jika orangtua benar-benar mengharapkan kehadiran anggota baru
(adik) sebagai hal yang dinanti-nantikan sejak lama.

6

Penerimaan diri pada anggota keluarga baru bagi sebagian anak merupakan
hal yang menyenangkan tetapi bagi sebagian anak lagi merupakan persaingan psikis
untuk

mendapatkan

perhatian


dan

kasih

sayang

orangtuanya.

(http://www.scribd.com/doc/22094435/penerimaan-diri).
Salah satu contoh kasus adalah BJ yang mendapati anggota baru dalam
keluarganya yaitu adik, sang kakak akan menjaga dan melindungi adiknya. Namun
yang ditemukan di lapangan semenjak kehadiran adik baru, sang kakak menjadi lebih
jarang di rumah, mulai memberontak kepada orangtua, tidak peduli dengan kondisi
rumah dan lebih cenderung tertutup kepada orang-orang di sekitarnya menyangkut
kondisi keluarga.
Untuk itulah peneliti mencoba mencari tahu penyebab masalah yang terjadi
terhadap penerimaan diri kakak terhadap kehadiran anggota baru dalam keluarga
(adik), dengan mengangkat judul penelitian “Proses Penerimaan Diri Kakak terhadap
Hadirnya Anggota Keluarga Baru (Adik)”.
B. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan penelitian ini adalah:
Bagaimana proses penerimaan diri kakak terhadap hadirnya anggota keluarga baru
(adik)?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
Memberi gambaran proses penerimaan diri kakak terhadap hadirnya anggota
keluarga baru (adik).
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, di antaranya:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti sebagai sarana untuk memperdalam wacana, dan pengetahuan
khususnya mengenai proses penerimaan diri.
b. Bagi orangtua yang mana hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil kebijakan menangani penerimaan diri kakak
terhadap hadirnya anggota keluarga baru (adik).

7

c. Bagi anak (kakak dan adik) bahwa penelitian ini dapat dijadikan informasi
mengolah penerimaan diri negatif menjadi penerimaan diri positif

2. Manfaat Akademis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan studi perbandingan untuk
penelitian selanjutnya atau untuk menambah khasanah pengetahuan pembaca
mengenai penerimaan diri.
b. Sebagai bahan pertimbangan teori yang dapat memberikan manfaat bagi dunia
pendidikan serta sebagai sumbangan pemikiran dan bahan kepustakaan dalam
kegiatan belajar mengajar dan kegiatan penelitian serta bahan kajian lebih
lanjut oleh segenap civitas akademika.

PROSES PENERIMAAN DIRI KAKAK TERHADAP
HADIRNYA ANGGOTA KELUARGA BARU (ADIK)

SKRIPSI

Disusun Oleh :
Anita Erie Suviana
05810176

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

PROSES PENERIMAAN DIRI KAKAK TERHADAP
HADIRNYA ANGGOTA KELUARGA BARU (ADIK)

SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh :
Anita Erie Suviana
05810176

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi

: Proses Penerimaan Diri Terhadap Hadirnya Anggota
Keluarga Baru (Adik)

2. Nama Peneliti

: Anita Erie Suviana

3. No. Induk Mahasiswa : 05810176
4. Fakultas

: Psikologi

5. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian

: 14-27 Desember 2011

Malang, 11 Agustus 2012
Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dra. Siti Suminarti F., M.Si

Nimatuzahroh, S.Psi, M.Si

i

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh dewan penguji
Pada tanggal :

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Siti Suminarti. F., M.Si

(

)

Anggota

: Nimatuzahroh, S.Psi, M.Si

(

)

Ari Firmanto, S.Psi, M.Si

(

)

Siti Maimunah, S.Psi, M.A

(

)

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur ke hadirat Allah Tuhan Semesta Alam yang telah
memberikan nikmat iman dan Islam. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kita sebagai generasi penerusnya
hingga akhir jaman.
Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Proses Penerimaan Diri Kakak Terhadap Hadiranya Anggota keluarga Baru
(Adik)”. Sebuah penelitian “kualitatif deskriptif” ini mencoba menjelaskan
bagaimana proses penerimaan seorang kakak terhadap hadirnya seorang adik dalam
kehidupannya.
Proses Penerimaan Diri Kakak Terhadap Adiknya ini melalui lima proses
atau tahapan yaitu dengan Penolakan, Kemarahan, Tawar-menawar, Depresi, dan
Penerimaan. Dalam pembahasan ini penulis mencoba menguraikan bentuk-bentuk
reaksi dari tahapan-tahapan yang muncul tersebut.
Selama mengerjakan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan,
dukungan baik dalam bentuk moril maupun materiil serta nasehat-nasehat yang
secara psikis menguatkan penulis sejak persiapan, pelaksanaan, sampai pada
penyusunan laporan ini. Untuk semua itu, penulis menyampaikan penghargaan dan
terimakasih kepada :
1.

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.si, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

2.

Ibu Dra. Siti Suminarti F, M.Si sebagai pembimbing I, yang membimbing dan
menyediakan waktu bagi penulis hingga sekripsi ini selesai.

3.

Ibu Nimatuzahroh, S.Psi., M.Si sebagai dosen pembimbing II, yang dengan
sabar dan teliti memberikan arahan dan bimbingan hingga sekripsi ini selesai.

4.

Bapak Yudi Suharsono, S.Psi., M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung
dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

5.

Bapak dan Ibu dari masing-masing keluarga subjek yang telah mengijinkan dan
bersedia membantu menjadi informan dalam skripsi ini.

6.

Ayah dan Ibu (semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan sayangnya
kepada kalian), yang menjadi motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi,
memberikan doa dan kasih sayangnya yang tidak pernah berhenti selama penulis
menuntut ilmu hingga selesai, serta selalu berprasangka baik terhadap setiap
langkah yang penulis tempuh.

7.

Adek Richo yang menjadi kebanggaan kami yang selalu menjadi motivasi dan
wakil untuk menjaga ayah dan ibu serta memberi hiburan di rumah ketika
penulis masih berkutat dengan kegiatan di Malang.

8.

Eyang kakung dan putri, Om dan tante, semua keluaraga yang tidak hentinya
mendoakan dan memberi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9.

Udie sahabat sekaligus teman terdekat yang membantu ketika penulis menemui
kesulitan, dan tidak hentinya memberi semangat, serta mendoakan penulis dalam
menyelesaikan skripsi.

10. Sahabat dan saudaraku Puri Kharisma Putri dan teman-teman Asrama Mandau
yang merupakan keluarga kedua saya ketika di Malang, dan teman-teman
Psikologi kelas D, terkhusus untuk teman saya Mas Ucok yang bersedia
memberikan motivasi, membantu, dan mengingatkan serta memberi pelajaran
yang berarti tentang kehidupan.
11. Semua pihak yang memberi andil berbentuk apapun dalam rangka penyusunan
skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu.
Bagaimanapun juga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu
penulis membutuhkan saran dan kritik terhadap skripsi ini secara keseluruhan baik
dari segi isi maupun tata cara penulisannya, sehingga dapat menjadi bahan ajaran
dalam penulisan-penulisan berikutnya. Dengan segala kerendahan hati penulis
persembahkan skripsi ini, semoga karya ini bermanfaat. Amien.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 11 Agustus 2012
Penulis,

Anita Erie Suviana

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................

ii

SURAT PERNYATAAN ....................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

iv

INTISARI ............................................................................................................

vi

SUMMARY ..........................................................................................................

vii

DAFTAR ISI.........................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL.................................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

xii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................

1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................

6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................

6

D. Manfaat Penelitian ..........................................................................

6

TINJAUAN PUSTAKA
A. Penerimaan Diri (Self Acceptance) .................................................

8

1. Definisi Penerimaan Diri ...........................................................

8

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri .................

9

3. Tahapan atau Proses dalam Penerima Penerimaan Diri ............

11

4. Aspek-aspek Penerimaan Diri ...................................................

12

5. Karakteristik Individu yang Memiliki Penerimaan Diri Baik ...

16

6. Cara Penerimaan Diri .................................................................

17

7. Dampak dari Adanya Penerimaan Diri ......................................

18

B. Keluarga ..........................................................................................

19

1. Definisi Keluarga .......................................................................

19

2. Interaksi Keluarga ......................................................................

20

3. Anggota Keluarga ......................................................................

20

C. Penerimaan Diri Kakak terhadap Hadirnya Anggota Keluarga
Baru (Adik) .....................................................................................

22

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .....................................................................

24

B. Definisi Oprasional .........................................................................

25

C. Subyek Penelitian ...........................................................................

26

D. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................

26

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................

26

F. Tahap-tahap Penelitian ...................................................................

27

G. Keabsahan dan Keajegan Penelitian ...............................................

28

H. Teknik Analisis Data ......................................................................

28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V

A. Deskripsi Data ................................................................................

31

B. Deskripsi Hasil Wawancara ............................................................

34

c. Analisis Data ..................................................................................

40

D. Pembahasan ....................................................................................

48

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .....................................................................................

52

B. Saran ...............................................................................................

52

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian .............................................................

31

Tabel 4.2 Rangkuman Analisis Data .................................................................

38

DAFTAR TABEL

Gambar 4.1 Bagan Proses Penerimaan Diri Kakak terhadap Hadirnya
Anggota Keluarga Baru (Adik) Subjek 1 (NR) ..............................

44

Gambar 4.2 Bagan Proses Penerimaan Diri Kakak terhadap Hadirnya
Anggota Keluarga Baru (Adik) Subjek 2 (MH) .............................

45

Gambar 4.3 Bagan Proses Penerimaan Diri Kakak terhadap Hadirnya
Anggota Keluarga Baru (Adik) Subjek 3 (RK) ..............................

46

Gambar 4.4 Bagan Proses Penerimaan Diri Kakak terhadap Hadirnya
Anggota Keluarga Baru (Adik) Subjek 4 (DV) ..............................

47

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara dengan Subjek
Lampiran 2. Pedoman Wawancara dengan Orangtua
Lampiran 3. Hasil Wawancara dengan Subyek

DAFTAR PUSTAKA

Astiyanto, Heniy. (2006). Filsafat Jawa: menggali butir-butir kearifan lokal. Warta
Pustaka.

Azwar, Saifuddin. (1999). Reliabilitas dan validitas: seri pengukuran psikologi.
Yogyakarta: Sigma Alpha
Darajad, Ulfa E.S. (2003). Pengaruh pola asuh orang tua terhadap munculnya
sibling rivalry (studi kasus pada usia 3-6 tahun). Skripsi. Fakultas
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang
Endraswara,. (2003). Metodologi penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka

Hurlock, E. B. 1996. Psikologi perkembangan anak jilid I. Alih bahasa: Meitasari
Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih. Jakarta: Erlangga. Edisi keenam
Hurlock, E.B. (1973). Adolecent development, Tokyo: McGraw-Hill, Kogakusha, Ltd
Kerlinger. (1993). Asas-asas behavioral. Jakarta: Gramedia
Moleong, Lexy J. (1990). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Rosdakarya
Ratnawati, S. (2000). Keluarga, kunci sukses anak. Jakarta: Kompas

Rizkiana, Ulfa. Penerimaan diri pada remaja penderita leukimia. Skripsi. Diakses
Pada Tanggal 21 Januari 2012.
Santrock, W. (2007). Remaja jilid 2. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, W. (2011). Buku psikologi remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Wijayanti, Retno. (2005). Penerimaan diri remaja atas perceraian orang tua.
Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
INTERNET
http://groups.yahoo.com/group/AyahBunda-Indonesia/message/3088. Sibling Rivalry
Dapat Diatasi dalam Keluarga. Diakses tanggal 23 Januari 2012.
http://www.kesimpulan.com/2009/04/sibling-rivalry-atau-rivalitas-saudara.html.
Sibling Rivalry Atau Rivalitas Saudara Kandung. Diakses pada tanggal 23
Januari 2012
http://www.republika.co.id./jika-kakak-cemburu-pada-adik. Diakses pada tanggal 02
September 2011