bekeja lebih bebas. Guru tidak harus selalu mengontrol mereka. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri
informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Kita tidak belajar apa-apa kalau kita tinggal menuliskan
apa yang dikatakan oleh guru. Di sini guru tidak mengajar dengan metode ceramah, Kata Tuomas Siltala, salah seorang siswa sekolah menengah. Suasana sekolah sangat santai dan
fleksibel. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan, sambungnya.
Siswa yang lambat mendapat dukungan yang intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil
perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD.
Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan perilaku siswa
membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu;
berikutnya, bawa buku, dan sebagainya. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan Kamu salah pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa
malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil
mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem ranking-rankingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing.
Ranking-rankingan hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Kehebatan sistem pendidikan di Finlandia adalah
gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi. Kalau saya gagal dalam mengajar seorang
siswa, kata seorang guru, maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya Benar-benar ucapan guru yang sangat bertanggungjawab.
6.2. Lampiran 2: Artikel “Bangsa Jepang Yang Luar Biasa”
BANGSA JEPANG YANG LUAR BIASA Oleh Yuli Setyo Indartono
Mahasiswa S3 di Graduate School
Tulisan ini tidak bertutur tentang legenda Bangsa Samurai dahulu kala; namun berkisah tentang Jepang saat ini. Dongeng di sini berarti sesuatu yang mengherankan bila
disandingkan dengan kondisi keseharian di tanah air. Meski Jepang bukanlah negeri
36
dongeng yang sempurna, ada nilai-nilai kebaikan universal terealisir yang menarik untuk disimak dan diaplikasikan di tanah air tercinta.
Tulisan ini merupakan fragmentasi keseharian saya, istri, dan beberapa kawan dekat kami di Jepang.
01. Kantor pemerintahan dan pelayanan publik Anda pernah meli hat sekelompok semut? Nah, begitulah kira-kira situasi kantor
pemerintahan daerah di Jepang. Tidak ada semut yang diam termangu, apalagi membaca koran; seluruh karyawan kantor senantiasa bergerak, dari saat bel mulai kerja hingga
pulang larut malam. Tak habis pikir, saya tatap dalam-dalam semut-semut yang sedang bekerja tersebut; kadang kala saya curi pandang: jangan-jangan mereka sedang
ber-internet ria seperti kebiasaan saya di kampus. Ingin saya mengetahui makanan apa gerangan yang dikonsumsi para pegawai itu sehingga mereka sanggup berjam-jam duduk,
berkonsentrasi, dan menatap monitor yang bentuknya tidak berubah tersebut. Tata ruang kantor khas Jepang: mulai pimpinan hingga staf teknis duduk pada satu ruangan yang
sama - tanpa sekat; semua bisa melihat bahwa semuanya bekerja. Satu orang membaca koran, pasti akan ketahuan. Aksi yang bagi saya dramatis ini masih ditambah lagi dengan
aksi lari-lari dari pimpinan ataupun staf dalam melayani masyarakat.
Ya, mereka berlari dalam arti yang sesungguhnya dan ekspresi pelayanan yang sama seriusnya. Wajah mereka akan menatap anda dalam-dalam dengan pola serius utuh
diselingi dengan senyuman. Saya hampir tak percaya dengan perkataan kawan saya yang mempelajari system pemerintahan Jepang, bahwa gaji mereka - para semut tersebut -
tidak bisa dikatakan berlebihan. Sesuai dengan standard upah di Jepang. Yang saya baca di internet, mereka memiliki kebanggaan berprofesi sebagai abdi negara; kebanggaan yang
menutupi penghasilan yang tidak berbeda dengan profesi yang lain.
Menyandang status mahasiswa, saya mendapatkan banyak kemudahan dan fasilitas dari Pemerintah Jepang. Untuk mengurus berbagai keringanan tersebut, saya harus mendatangi
kantor kecamatan kuyakusho atau walikota shiyakusho setempat. Beberapa dokumen harus diisi; khas Jepang: teliti namun tidak menyulitkan. Dalam berbagai kesempatan saya
harus mengisi kolom semacam: apakah anda melakukan pekerjaan sambilan arubaito = part time job, apakah anak anda tinggal bersama anda untuk mengurus tunjangan anak,
dsb. Dan dalam banyak hal, pertanyaan-pertanya an tersebut cukup dijawab dengan lisan: ya atau tidak. Tidak perlu surat-surat pembuktian dari RT, RW, Kelurahan dsb. Saya
percaya bahwa sistem yang baik selalu mensyaratkan kejujuran.
Sistem berlandaskan kejujuran akan cepat maju dan meningkat, sekaligus sangat efisien. Mengetahui bahwasanya saya adalah orang asing yang kurang lancar berbahasa Jepang,
saya mendapatkan fasilitas diantar kesana-kemari pada saat mengurus berbagai dokumen untuk mengajukan keringanan biaya melahirkan istri saya. Hal ini terjadi
beberapa kali. Seorang senior saya pernah mengatakan, begitu anda masuk ke kantor pemerintahan di Jepang, maka semua urusan akan ada dan harus ada solusinya. Lain hari
saya membaca prinsip the biggest service for the small yang kurang lebih bermakna pelayanan dan perhatian yang maksimal untuk orang-orang yang kurang
beruntung.
37
Pameo kalau ada yang sulit, mengapa dipermudah tidak saya jumpai di Jepang. Pada suatu urusan di kantor walikota shiyakusho saya diminta untuk menyerahkan surat pajak
penghasilan. Saya mengatakan bahwa saya sudah pernah, di masa yang lalu, menyerahkan surat yang sama ke bagian lain di kantor tersebut. Saya sudah siap dan pasrah seandainya
mereka menjawab bahwa saya harus mengurus kembali surat tersebut ke kantor kecamatan sebelum saya pindah ke kota ini. Agak tertegun sekaligus lega mendapat jawaban bahwa
staf divisi tersebut akan mendatangi divisi lain tempat saya pernah menyerahkan dokumen pajak saya sekian bulan yang lalu. Dia akan mengkopinya dari sana. Ambil jalan yang
mudah, namun tetap mengedepankan ketelitian. Itulah yang saya jumpai di Jepang.
Berstatus mahasiswa yang berkeluarga baca: harus berhemat, kami sempat terkejut melihat tagihan listrik bulanan yang melonjak hingga 10 kali lipat. Setelah melakukan
pengusutan sederhana, tahulah kami bahwa ada kesalahan pencatatan meter listrik oleh petugas - sebuah kesalahan yang tidak umum di negeri ini. Segera saat itu pula saya telpon
perusaah listrik wilayah Kansai untuk mengkonfirmasikan kesalahan tersebut. Berkali-kali kata sumimasen yang bisa pula berarti maaf keluar dari mulut operator telepon. Saya
menganggapnya sudah selesai, karena operator berjanji untuk segera melakukan tindak lanjut. Belum berapa lama meletakkan tas di laboratorium pagi itu, istri menelpon dari
rumah perihal kedatangan petugas listrik untuk meminta maaf dan menarik slip tagihan. Setibanya di rumah malam harinya, baru tahulah saya bahwa yang datang bukanlah
sekelas petugas lapangan dari kartu nama yang ditinggalkannya dan tahulah saya bahwa dia tidak sekedar meminta maaf, karena bingkisan berisi sabun dan shampo merk cukup
terkenal menyertai kartu nama petugas tersebut. Saya hanya berharap, waktu itu, bahwa petugas pencatat yang keliru tidak akan bunuh diri. Karena kekeliruan dalam bekerja,
secara umum, menyangkut kehormatan di Negara ini.
Saya mengetahui dari sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja di Jepang akan sebuah paradigma Bila anda datang ke kantor pada pukul 09.00 jam resmi masuk kantor di
Jepang dan pulang pada pukul 17.00 jam resmi pulang kantor di Jepang, maka atasan dan kawan-kawan anda akan mengatakan bahwa anda tidak memiliki niat bekerja. Saya
membuktikan pameo tersebut, karena setiap hari saya bersepeda melintasi kantor walikota shiyakusho. Sebagian besar lampu di kantor itu masih menyala hingga pukul 20.00. Dan
beberapa kali saya jumpai staf kantor tersebut memasuki stasiun kereta, juga sekitar pukul 20.00. Hal ini berarti, mereka semua memiliki niat bekerja - versi Jepang.
02.Pasar, pertunjukan kejujuran dan perhatian Suatu kali pernah kami membeli sebungkus buah-buahan dengan bandrol murah; favorit
bagi kalangan mahasiswa asing seperti saya. Saya sudah mengetahui bahwa ada sedikit cacat gores atau bekas benturan pada permukaan beberapa buah-buahan - sesuai dengan
harga murah yang disematkan padanya. Pada saat kami hendak membayar buah tersebut, penjual buah buru-buru menerangkan dan menunjuk-nunjuk kondisi sedikit cacat pada
beberapa buah-buahan tersebut, dan kembali memastikan niat kami membelinya. Sembari tersenyum, tentu saja kami mengatakan daijobu tidak apa-apa, karena kami sudah meli
hatnya dari awal. Beberapa kawan kami mengiyakan pada saat kami menceritakan kejadian yang bagi kami cukup mengherankan ini; ini berarti sikap jujur tersebut tidak
dimonopoli oleh satu-dua pedagang. Mereka mengerti betul bahwa kejujuran adalah prasyarat utama keberhasilan dalam berdagang. Tidak perlu meraup untung sesaat dalam
38
jumlah besar, bila nantinya akan kehilangan pelanggan. Hingga hari ini, pada saat bertransaksi di kasir, kami selalu menerima uang kembalian
dalam jumlah yang utuh - sesuai dengan yang tertera pada slip pembayaran. Tidak kurang, meski hanya satu yen mata uang terkecil di Jepang. Tidak ada pemaksaan untuk
menerima permen sebagai pengganti nominal tertentu. Selain kagum dengan praktek berdagang yang baik ini, kami sekaligus kagum dengan sistem perbankan Jepang yang
mampu menyediakan uang recehan untuk pedagang dan vending machine mesin penjual otomatis di se-antero Jepang. Meski bagi sebagian kalangan, uang kembalian terlihat
sepele; hal ini bisa menyebabkan ketidakikhlasan pembeli terhadap transaksi jual-beli .
Istri saya selalu berbelanja bersama anak-anak; dan karena keriangan anak-anak, pada beberapa kasus, pak telur atau buah-buahan bisa meluncur ke lantai. Dua kali terjadi
beberapa telur dalam satu pak pecah akibat keriangan anak-anak, dan satu kali melibatkan buah yang mudah penyok. Pada semua kejadian tersebut, petugas supermarket melihat dan
segera mengganti barang-barang tersebut dengan yang baru. Padahal kami datang dengan wajah lelah dan pasrah untuk membayarnya, karena kami menyadari benar bahwa ini
adalah kelalaian kami. Bahkan pada satu kasus, barang tersebut sudah dibayar istri saya. Pada saat kami menerangkan bahwa ini semua ketidaksengajaan anak-anak kami, dengan
ramah petugas supermarket menyahut daijobu yo tidak apa-apa.
Pada saat berkesempatan mengunjungi sebuah negara lain di Asia untuk sebuah konferensi, saya baru menyadari keramahtamahan petugas supermarket di Jepang. Di
Jepang, bila anda menanyakan keberadaan sebuah barang, maka petugas tidak sekedar memberi arah petunjuk pada anda, namun dia akan mengantarkan anda hingga berjumpa
dengan barang yang dicari; dan petugas baru akan meninggalkan anda setelah memastikan bahwa everything is ok. Hal ini tidak berarti bahwa jumlah petugas supermarket di Jepang
demikian banyaknya hingga mereka berkesempatan jalan-jalan di dalam supermarket yang sangat besar; justru sebaliknya, jumlah petugas selalu sesuai benar dengan kebutuhan, dan
mereka selalu bergerak - seperti semut. Di sebuah toko elektronik, seorang petugas yang menjelaskan spesifikasi komputer yang anda tanyai adalah juga kasir tempat anda
membayar serta petugas yang melakukan packing akhir terhadap komputer yang anda beli.
03.Polisi, sistem yang bekerja dan melindungi Kami sempat terheran-heran manakala pertama menginjakkan kaki di Kobe demi m eli hat
postur polisi dan kendaraannya yang tidak lebih gagah dibandingkan dengan petugas pos di Indonesia. Benar, ini bukan metafora. Memang ada pula polisi di tingkat prefecture
propinsi yang gagah mengendarai motor besar bak Chip - ini jumlahnya sedikit. Namun polisi kota besar seukuran Kobe - salah satu kota metropolis di Jepang, posturnya tidak
segagah polisi yang sering saya jumpai di jalan-jalan Republik. Anda tentu menganggap saya sedang bergurau bila saya mengatakan bahwa motor polisi di Kota Kobe dan Ashiya
serupa benar dengan bebek terbang tahun 70-an. Saya tidak bergurau. Ini Kobe dan Ashiya, dua kota di negara macan ekonomi dunia. Bebek terbang tersebut dilengkapi
dengan boks besi di bagian belakang - mirip dengan petugas pengantaran barang kiriman. Namun, sekali bapak atau mbak polisi ini menghentikan kendaraan, tidak pernah saya
melihat ada diantaranya yang berusaha lari. Tidak ada gunanya lari di negara dengan sistem network yang sangat baik ini. Kemana pun anda lari, kesitu pula polisi dengan
uniform yang serupa akan menghampiri anda. Pelan namun pasti. Saya akhirnya mafhum,
39
bahwa polisi di sini lebih pada fungsi kontrol dan pengambilan keputusan decision maker - kedua fungsi ini memang tidak mensyaratkan badan yang harus berotot dan
berisi. Tak heran saya m eli hat mas-mas polisi muda berkacamata melakukan patroli dengan bebek terbangnya. Mereka hanya perlu melihat, mengawasi, dan mengambil
keputusan. Selebihnya, sistem yang akan bekerja.
04.Lingkungan hidup dan transportasi Jepang bukanlah negara dengan penduduk kecil. Populasi negara ini hampir separuh
populasi Republik tercinta.
Di sisi lain, wilayah negara ini didominasi oleh pegunungan yang sulit untuk dihuni. Pegunungan yang tetap hijau, membuat saya menduga bahwa Pemerintah Jepang memang
sengaja membiarkan kehijauan melekat pada daerah pegunungan tersebut. Tokyo adalah kota besar dengan jumlah penduduk terbesar se-dunia, mengalahkan New York dan
berbagai kota besar di mancanegara. Besarnya penduduk, sempitnya dataran yang bisa dihuni, dan tingginya tingkat ekonomi mensiratkan dua hal: kerapian dan kebersihan.
Anda akan sangat kesulitan menjumpai sampah anthrophogenik akibat aktivitas manusia di jalan-jalan di Jepang. Kemana mata anda memandang, maka kesitulah anda akan
tertumbuk pada situasi yang bersih dan rapi. Orang Jepang meletakkan sepatualas kaki dengan tangan, bukan dengan kaki ataupun dilempar begitu saja. Mereka menyadari
bahwa ruang space yang mereka miliki tidak luas, sehingga semuanya harus rapi dan tertata. Sepatu dan alas kaki diletakkan dengan posisi yang siap untuk digunakan pada saat
kita keluar ruangan. Hal ini sesuai dengan karakteristik mereka yang senantiasa well- prepared dalam berbagai hal. Kadang saya menjumpai kondisi yang ekstrim; seorang
pasien yang sedang menunggu giliran di depan saya berbicara dan menggerakkan anggota tubuhnya sendiri. Saya tahu bahwa ruang periksa di hadapan kami bukan ditempati
psikiater ataupun neurophysicist. Belakangan saya tahu dari kawan yang belajar di bidang kedokteran, boleh jadi pasien tersebut sedang mempersiapkan dialog dengan dokternya.
Transportasi di Jepang didominasi oleh angkutan publik, baik bus, kereta lokal, ekspres, super ekspres, shinkansen, dan pesawat terbang antar wilayah. Baiknya sistem dan
sarana transportasi di Jepang membuat anda tidak perlu berkeinginan untuk memiliki kendaraan sendiri - kecuali bila anda tinggal di country-side yang tidak memiliki banyak
alat transportasi umum. Kereta dan shinkansen kereta antar kota super ekspres mendominasi moda transportasi di Jepang. Sebuah sumber yang saya ingat menyebutkan
bahwa kepadatan lalu lintas kereta di Jepang hádala yang tertinggi di dunia. Di Jepang, kereta dan shinkansen digerakkan menggunakan listrik. Hal ini tidak menyebabkan polusi
udara di perkotaan, karena listrik diproduksi terpusat. PLTN sebagai salah satu sumber pemasok utama energi listrik di Jepang, tentu saja, juga berkontribusi pada rendahnya
polusi udara karena, praktis, PLTN tidak mengemisikan CO2. Nasehat tengoklah dari kiri dan kanan sebelum menyeberang jalan mungkin tidak sangat penting untuk diterapkan
bila anda menyeberang di tempat yang telah disediakan di Jepang. Anda cukup menunggu lambang pejalan kaki berubah warna menjadi hijau; insya Allah anda akan selamat sampai
ke seberang - tanpa perlu menengok kiri dan kanan. Saat berkesempatan mengunjungi kota besar lain di Asia, kebiasaan menyeberang ala Jepang sempat membuat saya hampir
terserempet motor; lampu hijau saja ternyata tidaklah cukup di kota ini.
05.Kesehatan dan rumah sakit
40
Jepang mengerti benar bahwa orang-orang yang sehatlah yang lebih mampu memajukan bangsa dan negaranya.
Mahasiswa di tempat saya belajar, Kobe University, wajib melakukan pemeriksaan kesehatan gratis setahun sekali. Fasilitas kesehatan di Jepang mendapat perhatian yang
tinggi dari pemerintah. Sebagai orang asing, mahasiswa pula, kami dianjurkan untuk mengikuti program asuransi nasional. Dengan mengikuti program ini, kami hanya perlu
membayar 30 dari biaya berobat.
Dari yang 30 tersebut, sebagai mahasiswa asing, saya akan mendapatkan tambahan potongan sebesar 80 yang belakangan turun menjadi 35 dari Kementrian Pendidikan
Jepang. Berstatuskan mahasiswa, kami membayar premi asuransi per-bulan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan orang kebanyakan. Dari laporan rutin yang dikirimkan
oleh pihak asuransi kepada kami, tahulah saya bahwa ongkos berobat kami selalu jauh lebih besar dari premi asuransi yang saya bayarkan setiap bulannya. Berbekal kartu
asuransi nasional, datang ke rumah sakit ataupun ke klinik swasta bukan lagi menjadi hal yang menakutkan bagi keluarga kami di Jepang. Jangan membayangkan bahwa pihak
rumah sakit atau klinik swasta akan memberikan perlakuan yang berbeda kepada para pemegang kartu asuransi - apalagi untuk kami yang mendapatkan kartu tambahan khusus
keluarga tidak mampu. Para dokter dan perawat melayani dengan keramahan yang tidak berkurang serta prosedur yang sama sederhananya. Keramahan di sini berarti keramahan
yang sebenar-benarnya. Baik anda kaya ataupun miskin, proses masuk dan keluar dari rumah sakit di Jepang adalah sama mudahnya. Saat istri melahirkan di rumah sakit
pemerintah di Ashiya, saya disodori formulir yang berisi opsi pembayaran: tunai, lewat bank, dll. Tidak menjadi sebuah keharusan bagi seorang pasien untuk menyelesaikan
kewajiban pembayaran di hari dia harus keluar dari rumah sakit. Alhamdulillah kami mendapatkan keringanan biaya melahirkan dari Pemerintah Kota Ashiya; selain bisa
melenggang dari rumah sakit tanpa bayar pada hari itu, tagihan dari Kantor Walikota setelah dipotong subsidi dari pemerintah juga baru datang dua bulan kemudian.
Saling percaya adalah kuncinya. Diambil dari DetikForum
6.3. Lampiran 3: Artikel Pilihan 3 Artikel Anak Tiri Bernama bernama Pendidikan