Hasil Analisa Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah mahasiwa sebagai responden berdasarkan umur yang terbanyak adalah dalam usia 21 tahun,yaitu sebanyak 76 responden 36.7, diikuti oleh umur 20 tahun sebanyak 47 orang 22.7 ,diikuti oleh umur 23 tahun sebanyak 29 responden 14,0 , diikuti oleh responden dengan umur 19 tahun sebanyak 9 orang 4.3, diikuti dengan umur 24 tahun sebanyak 8 responden 3.9 ,umur 18 tahun yaitu dengan 7 orang responden dan umur 25 tahun dengan 5 responden 2.4. Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 82 43.0 Perempuan 112 57.0 Jumlah 194 100.0 Pada tabel 5.2 dapat dilihat jenis kelamin responden yang terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 112 responden 57.0 sedangkan laki-laki hanya sebanyak 82 responden 43.0.

5.3 Hasil Analisa Data

Setelah kuesioner dikumpulkan dan diolah maka data disajikan dalam bentuk tabel distribusi yang mengambarkan kejadian kelainan refraksi dan pemilihan cara koreksi penglihatan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang mengalami kelainan refraksi ini manakala tabel cross tabulation pula digunakan untuk mengkaji alasan dan faktor yang mempengaruhi pemilihan cara koreksi penglihatan oleh mahasiswa. Sesuai dengan pertanyaan penelitian maka hasil penelitian ini dibagi atas 3 sub variable, yaitu ; 1. Pemilihan cara koreksi penglihatan pertama yang didapatkan oleh mahasiswa beserta alasan dan faktor pemilihannya. Universitas Sumatera Utara 2. Pemilihan cara koreksi penglihatan saat ini beserta alasan dan faktor pemilihannya. 3. Pengetahuan tentang keuntungan dan keburukan cara koreksi penglihatan Berikut ini akan disajikan hasil peneltian dalam bentuk tabel. Tabel 5.3 Distribusi Jenis Kelainan Refraksi Jenis Kelainan Refraksi Frekuensi Persentase Rabun jauh miopi 178 92.3 Rabun dekat hipermetropi 10 4.8 Astigmat 6 2.9 Total 194 100.0 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebanyak 178 responden 92.3 menjawab miopi sebagai kelainan refraksi yang dialami, diikuti sebanyak 10 responden 4.8 menjawab hipermetropi dan astigmat sebanyak 6 orang 2.9. 5.3.2 Cara Koreksi Penglihatan Pertama Tabel 5.4 Distribusi Jenis Kelainan Refraksi dan JenisCara koreksi Penglihatan Yang Pertama Jeniscara koreksi penglihatan yang pertama didapatkan Frekuensi Jenis kelainan refraksi gangguan penglihatan Kacamata Lensa kontak Bedah refraktif Total Rabun jauh miopi 178100,0 - - 178100,0 Rabun dekat hipermetropi 10100,0 - - 10100,0 Astigmat 4100,0 - - 6100,0 Total 194100,0 - - 194100,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4 menunjukkan bahwa frekuensi pemilihan kacamata sebagai cara koreksi penglihatan pertama yang paling banyak terjadi pada kelainan refraksi miopi dengan sebanyak 178 100,0 responden, diikuti dengan hipermetropi sebanyak 10 responden dan astigmat sebanyak 6 responden. Tabel 5.5 Distribusi Alasan Pemilihan Cara Koreksi penglihatan Pertama dan Faktor Mempengaruhi Pemilihan Faktor yang mempengaruhi pemilihan cara koreksi penglihatan Frekuensi Alasan pemakaian cara koreksi penglihatan Harga Kenyamanan Mudah diperoleh Trend Tujuan kosmetik Total Pemilihan dari orang tua 54,0 5857,3 4133,1 43,2 32,4 111100,0 Pengaruh dari teman 250,0 250,0 - - - 4100,0 Kehendak diri sendiri 22,5 5164,6 1721,5 67,6 33,8 79100,0 Total 94,3 11159,9 5828,0 104,8 62,9 194100,0 Tabel 5.5 menunjukkan sebanyak 111 responden memilih kacamata dengan alasan pemilihan dari orang tua dan faktor paling banyak yaitu kenyamanan sebanyak 58 57.3 responden. Hanya 3 responden 2.4 atas faktor kosmetik. Tabel ini juga menunjukkan bahwa 79 responden memilih kacamata atas kehendak sendiri dan faktor paling banyak yaitu kenyamanan sebanyak 51 6.6 responden sedangkan faktor yang paling sedikit adalah faktor harga oleh 2 2.5 responden.Selain itu hanya 4 responden yang memilih kacamata dengan alasan Universitas Sumatera Utara pengaruh dari teman dimana 250.0 darinya atas faktor harga dan 2 50.0 lagi atas faktor kenyamanan. 5.3.2 Pemilihan Cara Koreksi Penglihatan Pada Saat Ini Tabel 5.6 Distribusi Jenis Cara Koreksi Penglihatan Pertama Dan Jenis Cara Koreksi Penglihatan Pada Saat Ini Jenis cara koreksi penglihatan saat ini Frekuensi Cara koreksi penglihatan yang pertama didapatkan Kacamata Lensa kontak Bedah refraktif Total Kacamata 13670,1 5829,9 - 194100,0 Lensa kontak - - Bedah refraktif - - - Total 13670,1 5829,9 - 194100,0 Tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebanyak 136 70.1 dari 194 responden masih menggunakan kacamata pada saat ini sedangkan 5829,9 responden telah bertukar kepada penggunaan lensa kontak. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7 Distribusi Jenis Cara Koreksi Penglihatan Saat Ini dan Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Faktor yang mempengaruhi perubahan cara koreksi penglihatan saat ini Frekuensi Jenis cara koreksi penglihatan saat ini Harga Nyaman Mudah diperoleh Trend Tujuan kosmetik Total Kacamata 64,4 6548,0 21,5 5843,0 53,7 136100,0 Lensa kontak - 35,5 - 3051,7 2543,1 58100,0 Total 63,1 6835,1 21,0 8845,4 3015,4 194100,0 Tabel di atas menunjukkan bahwa 6548,0 responden darinya memilih atas kenyamanan, sebanyak 58 43,0 responden memilih atas faktor trend dan hanya 2 1.5 responden memilih atas faktor mudah diperoleh. Tabel ini juga menunjukkan bahwa dari 58 responden yang memakai lensa kontak pada saat ini, sebanyak 30 55.6 responden memilih atas faktor trend,diikuti dengan 21 38.9 responden memilih atas faktor kosmetik dan sebanyak 3 5.5 responden memilih atas faktor kenyamanan. 5.3.3 Pengetahuan Mahasiswa Tentang Cara Koreksi Penglihatan Tabel 5.8 Distribusi Pengetahuan tentang Jenis Cara Koreksi Selain dari yang Digunakan Saat Ini dan Pernah Mencuba Pernah mencoba cara koreksi penglihatan dari jenis lain Frekuensi Universitas Sumatera Utara Mengetahui jenis-jenis cara koreksi penglihatan selain dari yang digunakan saat ini Ya Tidak Total Ya 19098,0 42,0 194100,0 Tidak - - 17100,0 Total 19098,0 42,0 194100,0 Tabel 5.8 menunjukkan sebanyak 190 98,0 responden mengetahui jenis cara koreksi penglihatan selain dari yang digunakannya pada saat ini dan pernah mencoba cara koreksi yang lain manakala hanya 4 2,0 responden yang tidak mengetahui dan tidak pernah mencoba jenis cara koreksi yang lain. Tabel 5.9 Distribusi Percobaan Cara Koreksi Yang Lain dan Alasan Percobaan Alasan percobaan Frekuensi Pernah mencoba cara koreksi penglihatan dari jenis lain Ingin tahucoba- coba Ikut- ikutan Meningkatkan kepercayaan diri Tujuan kosmetik Total Ya 12265,6 209,7 146,8 3416,4 190100,0 Total 12265,6 209,7 146,8 3416,4 190100,0 Tabel 5.9 menunjukkan dari 190 responden yang pernah mencoba cara koreksi lain, sebanyak 122 64.2 responden mencoba atas alasan ingin tahu, diikuti dengan 34 16.4 responden mencoba atas alasan kosmetik manakala 20 9.7 responden mencoba dengan alasan ikut-ikutan dan 14 6.8 responden lainnya mencoba dengan alasan peningkatkan kepercayaan diri. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10 Mengetahui Keuntungan dan Keburukan dari Jenis Cara Koreksi Penglihatan yang Digunakan Saat Ini Mengetahui Keuntungan dan Keburukan dari Jenis Cara Koreksi Penglihatan yang Digunakan Saat Ini Frekuensi Persentase Ya 194 100,0 Tidak - - Total 194 100.0 Tabel 5.10 menunjukkan bahwa 194 100,0 responden mengetahui keuntungan dan keburukan dari jenis cara koreksi penglihatan yang sedang digunakan. Tabel 5.11 Distribusi Keuntungan dari Cara Koreksi Penglihatan Saat Ini Jenis cara koreksi penglihatan saat ini Keuntungan yang diperoleh dari cara koreksi penglihatan yang digunakan saat ini Frekuensi Total Kenyamanan Peningkatan kepercayaan diri Kecantikan kosmetik Lain-lain Kacamata 11786,0 86.0 21,5 96,5 136100,0 Lensa kontak 1831,0 2848,3 1220,7 - 58100,0 Total 13569,6 3618,6 147,2 94,6 194100,0 Tabel 5.11 menunjukkan bahwa 117 86,0 responden merasa nyaman dengan penggunaan kacamata sedangkan hanya 2 1,5 responden menggunakan kacamata atas alasan kosmetik. Manakala, 58 responden menggunakan lensa kontak dimana Universitas Sumatera Utara 2848,3 responden atas alasan peningkatan kepercayaan diri dan hanya 12 20,7 responden atas alasan kosmetik. Tabel 5.12 Distribusi Keburukan Jenis Cara Koreksi Penglihatan Saat Ini Jenis cara koreksi penglihatan saat ini Keburukan yang diperoleh dari cara koreksi penglihatan yang digunakan saat ini Frekuensi n Total Rasa tidak nyaman Aktivitas seharian terbatas Kejelekan kondisi mata Tidak ada keburukan Kacamata 2115,4 4331,6 1611,8 5641,2 136100,0 Lensa kontak 1424,1 35,2 3255,2 915,5 58100,0 Bedah refraktif - - - - - Total 3518,0 4623,7 4824,7 6533,6 194100,0 Tabel 5.12 menunjukkan 56 41,2 responden yang menggunakan kacamata tidak merasa keburukan dari metode ini dan hanya 16 11,8 responden mengalami kejelekan kondisi mata. Manakala, dari 54 responden yang memakai lensa kontak, sebanyak 32 55,2 responden mengeluh akan kejelekan kondisi mata dan hanya 3 5,2 responden mengeluh keterbatasan pada aktiviti harian. 5.4 Pembahasan 5.4.1 Pemilihan Cara Koreksi Penglihatan Pertama Beserta Alasan dan Faktor Pemilihannya. Menurut hasil penelitian, sebanyak 136 responden menggunakan kacamata untuk koreksi peglihatan pada saat ini. Pemakaian kacamata yang paling banyak adalah atas faktor kenyamanan yaitu sebanyak 43,2 persen dan diikuti dengan faktor trend sebanyak 36,7 persen. Hal ini mungkin karena pemakaian kacamata adalah mudah, aman dan boleh digunakan dalam jangka masa yang panjang. Satu penelitian yang dibuat di India oleh tim yang diketuai oleh Brian A Holden pada tahun 2007 mendapatkan bahwa kenyamanan dan daya tarikan yaitu trend adalah faktor yang signifikan dalam corak pemakaian kacamata pada suatu individu. Holden, 2007 Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 58 responden pada saat ini telah bertukar kepada penggunaan lensa kontak dengan 51,7 persen atas faktor trend dan 43,1 persen atas faktor kosmetik. 5.4.2 Pemilihan Cara Koreksi Penglihatan Pada Saat Ini Beserta Alasan dan Faktor Pemilihannya. Menurut hasil penelitian, hanya 136 responden yang masih kekal menggunakan kacamata dari 194 responden yang mendapatkan kacamata sebagai cara koreksi penglihatan pertama. Pemakaian kacamata yang paling banyak adalah atas faktor kenyamanan yaitu sebanyak 43,2 persen dan diikuti dengan faktor trend sebanyak 36,7 persen. Hal ini mungkin karena pemakaian kacamata adalah mudah, aman dan boleh digunakan dalam jangka masa yang panjang. Satu penelitian yang dibuat di India oleh tim yang diketuai oleh Brian A Holden bahwa kenyamanan dan daya tarikan yaitu trend adalah faktor yang signifikan dalam corak pemakaian kacamata pada individu Holden, 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 58 responden bertukar kepada penggunaan lensa kontak pada saat ini dengan 51,7 persen atas faktor trend dan 43,1 persen atas faktor kosmetik. Lensa kontak berfungsi dalam cara yang sama seperti kacamata dengan membantu untuk memfokuskan bayangan tajam pada retina. Lensa ini mengoreksi kelainan refraksi dengan mengubah kelengkung permukaan anterior mata Ming J.Constable, 2008. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa dua faktor utama perubahan metode koreksi penglihatan adalah trend dan kosmetik. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta Nurhayati, 2008. Sehingga hari ini , sebanyak 100 juta orang di seluruh dunia menggunakan lensa kontak dan ternyata Indonesia memiliki potensi yang besar dengan jumlah orang menggunakan lensa kontak yang cukup tinggi Artini,2010 5.4.3 Pengetahuan Mahasiswa Tentang Jenis Koreksi Penglihatan Menurut hasil penelitian, kesemua responden yaitu 194 orang mengetahui tentang cara koreksi selain dari yang digunakan dan 98 persen Universitas Sumatera Utara dari responden pernah mencoba cara koreksi yang lain. Faktor yang paling banyak atas percobaan ini adalah faktor ingin tahu yaitu sebanyak 64,2 persen. Kesemua responden mempunyai pengetahuan tentang cara koreksi kelainan refraksi mungkin kerana responden merupakan mahasiswa kedokteran yang telah mempelajari tentang kelainan refraksi. Penelitian ini menunjukkan bahwa 194 responden tahu akan keuntungan dan keburukan dari jenis koreksi penglihatan yang digunakan pada saat ini. Dari 136 pengguna kacamata, sebanyak 86,0 persen responden merasa nyaman dan hanya 1,5 persen pengguna merasa kacamata memberi keuntungan atas perihal kosmetik. Hal ini mungkin adalah karena kacamata dipakai di luar dari kawasan mata dan tidak memerlukan penjagaan yang rapi seperti penggunaan lensa kontak. Perkembangan teknologi menawarkan pelbagai keuntungan seperti teknologi pebuatan lensa kacamata dari plastik yang ringan dan lebih aman. Lensa jenis ini adalah nyaman untuk pemakaian harian dan aman karena tidak mudah pecah sehingga tidak membahayakan pengguna kacamata Ilyas Yulianti,2011. Manakala dari 58 pengguna lensa kontak, sebanyak 48,3 persen responden mendapatkan keuntungan dari peningkatan kepercayaan diri dan hanya 20,7 persen responden mendapat keuntungan atas perihal kosmetik. Hal ini terjadi pada mereka yang merasa kurang menarik dengan penampilan berkacamata. Maka, penampilan tidak berkacamata memberi mereka lebih keyakinan diri Artini,2010. Dari penelitian ini dapat dilihat keburukan dari setiap jenis cara koreksi penglihatan. Dari 136 responden yang memakai kacamata hanya 41,2 persen responden tidak mendapat apa-apa keburukan sedangkan 31,6 persen responden mengeluh akan keterbatasan aktivitas harian. Hal ini banyak dikeluhkan oleh mereka yang menemukan bahwa kacamata kabut dengan keringat dan menyebabkan keterbatasan terhadap aktiviti sosial harian Lang Spraul, 2000. Manakala, dari 58 responden yang menggunakan lensa kontak,sebanyak 55,2 persen responden mengeluh akan kejelekan kondisi mata dan hanya 3 responden mengeluh akan keterbatasan aktiviti seharian. Pengguna kacamata perlu mengetahui cara pemakaian lensa kontak yang sebenar untuk mengelak terjadinya keluhan-keluhan seperti berikut. Penggunaan lensa kontak memerlukan penjagaan rapi aspek higenes dan waktu pemakaian yang benar PERDAMI, 2010 . Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN

Dokumen yang terkait

Efek Kafein Terhadap Kejadian Tremor Tangan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan Tahun 2010

4 72 68

Hubungan Kualitas Tidur Dengan Konsentrasi Pada Mahasiswa Angkatan 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

34 174 83

Hubungan Lama Penggunaan Media Sosial Facebook Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

2 32 69

Hubungan Penggunaan Media Sosial Facebook Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Mahasiswa I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

0 0 13

Hubungan Penggunaan Media Sosial Facebook Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Mahasiswa I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

0 0 2

Hubungan Penggunaan Media Sosial Facebook Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Mahasiswa I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

0 0 5

Hubungan Penggunaan Media Sosial Facebook Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Mahasiswa I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

0 9 15

Hubungan Penggunaan Media Sosial Facebook Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Mahasiswa I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

0 0 5

Gambaran Dermatofita Pada Kaki Pemain Sepak Bola Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 0 25

HUBUNGAN KELAINAN REFRAKSI DENGAN PRESTASI AKADEMIK DAN POLA KEBIASAAN MEMBACA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

0 0 6