Penyakit Radang Panggul

(1)

PENYAKIT RADANG PANGGUL

Oleh :

Dr. Dewi Indah Sari Siregar

Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Departemen Patologi klinik


(2)

PENDAHULUAN

Penyakit radang panggul (PRP) infeksi dari organ reproduksi wanita bagian

atas yang sebagian besar akibat hubungan seksual.1,2 Biasanya disebabkan oleh Neisseria gonore dan Klamidia trakomatis dapat pula oleh organisme lain yang menyebabkan vaginosis bacteria.

Apabila tidak dilakukan terapi, 18 persen akan menyebabkan nyeri panggul kronik, 9% menyebabkan kehamilan ektopik dan 20% dapat menjadi infertil.

1234

RPR disebabkan oleh bakteri dari vagina yang memasuki organ-organ reproduksi melalui leher rahim. Ketika leher rahim terinfeksi, bakteri dari vagina dapat lebih mudah naik ke dalam dan menginfeksi uterus dan saluran tuba (fallopian tubes) dan peritonium.

1

RPR biasanya terjadi pada masa reproduktif wanita dan sekitar 75% berusia dibawah 25 tahun dan aktif secara seksual (90% kasus ditularkan secara seksual). Infeksi pelvik bisa didapat dari proses melahirkan ataupun dari pemasukan alat-alat seperti kontrasepsi.

123

3 Didapati juga kasus penyakit ini terjadi setelah tindakan operasi

seperti biopsi endometrium, kuret, histeroskopi, dan pemasangan IUD.1,2

Angka kejadian PRP pada beberapa negara

USA 10%

SWEDEN 0.27%


(3)

PENYEBAB

PRP dapat disebabkan oleh berbagai macam organisme. Penyakit radang panggul terjadi bila terdapat infeksi pada saluran genital bagian bawah, yang menyebar naik ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).123 PRP kronik dapat disebabkan oleh actinomycosis (oleh penggunaan IUD) dan tuberculosis.4


(4)

FAKTOR RISIKO

Resiko menderita PRP meningkat pada penderita penyakit menular seksual sebesar 90% (PMS), pernah menderita sebelumnya, berhubungan seksual sejak usia muda, tidak menggunakan kontrasepsi (kondom) dan berganti-ganti pasangan.

Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun (75%) berisiko tinggi untuk mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi masuknya bakteri.

1

1,2,3

Faktor risiko lainnya adalah

a. Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya b. Pasangan seksual berganti-ganti

c. Tidak menggunakan kontrasepsi (kondom)

d. Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS e. Menggunakan douche (cairan pembersih vagina)


(5)

TANDA DAN GEJALA

Pada kebanyakan wanita tidak menunjukkan tanda dan gejala, akan tetapi biasanya akan mengeluhkan nyeri panggul. Nyeri ini umumnya nyeri tumpul dan terus-menerus,di kwadran bawah abdomen dan tidak simetris, terjadi beberapa hari setelah menstruasi terakhir, dan diperparah dengan gerakan, aktivitas, atau sanggama. Nyeri karena radang panggul biasanya lebih dari 2 minggudan bersifat bilateral.. Keluhan lain adalah mual, nyeri berkemih, perdarahan atau bercak pada vagina, demam, nyeri saat sanggama, dan menggigil. 1,2,3,4

DIAGNOSA LABORATORIUM

Pada pasien yang disangkakan PRP dilakukan pemeriksaan kehamilan terlebih dahulu untuk menyingkirkan kemungkinan adanya komplikasi kehamilan ataupun kehamilan ektopik. Urinalisa dan pemeriksaan darah samar pada feses juga sebaiknya diperiksa untuk menyingkirkan adanya kelainan pada saluran kemih atau pencernaan. Pemeriksaan darah rutin hanya akan memberi sedikit masukan karena hanya kurang dari 50% pasien yang memberikan gambaran lekositosis.2

Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan dari bahan sekret vaginal dan bahan apusan (swab). Hal ini penting untuk menegakan diagnosa. Jika dari hasil pewarnaan gram diperoleh hasil gram negative, maka kemukinan PRP adalah besar.

Peningkatan jumlah leukosit dari sekret vaginal dikatakan sebagai salah salah satu tes yang sensitive untuk menentukan PRP (78% dengan leukosit >3 /lapangan


(6)

pandang). Pemeriksaan ultrasonografi dapat dilakukan pada penderita PRP yang disangkakan abses.

2

PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG DIANJURKAN2 1. Tes kehamilan

: 2. Pemeriksaan mikroskopis untuk sekret vagina

3. Pemeriksaan darah lengkap

4. Pemeriksann untuk chlaymidia dan gonokokus 5. Urinalisis

6. Fecal occult blood test 7. C-reactive protein (opsional)

Berdasarkan CDC maka dapat diperoleh criteria mayor dan minor

SELURUH DARI KRITERIA MAYOR:

2,3

1. Cervical excitation 2. Abdominal tenderness 3. Adnexal tenderness

SATU DARI KRITERIA MINOR:

1. Temperature > 38°C 2. WBC> 10 x 109/1

3. ESR> 15 mm/hour


(7)

Mikroba penyebab Radang Panggu adalah infeksi polimikrobial. Gonore dan klamidia adalah patogen yang paling sering ditemukan, namun bermacam bakteria dan virus lain juga dapat ditemukan dari tuba wanita penderita PRP.

Neisseria gonorrhoeae

Neisseria gonorrhoeae adalah diplokokus gram negatif yang artinya saat sampel diamati di mikroskop dengan pengecatan gram akan memberikan gambaran organisme sepasang bentuk-ginjal berwarna merah, paling banyak berada di antara sel polimorfonuklear. Gonore menyebabkan sekitar 5% PRP di Inggris. Neisseria gonorrhoeae awalnya menginfeksi serviks namun bergerak ke atas ke traktuss genital bagian atas pada 10-20% kasus yang tidak diobati. Sekitar setengah wanita dengan gonore akan asimtomatik, namun ketika gejala timbul cairan yang keluar dari vagina cenderung kental dan purulen. Meskipun mendapatkan gonore dari hapusan serviks menunjang diagnosis PRP, tidak didapatkannya gonore di traktus genital bagian bawah tidak dapat menyingkirkan kemungkinan infeksi di tuba fallopi atau di ovarium.

Bakteri yang berukuran 0,8 µm berbentuk cembung, berkilau, meninggi, transparan dan tidak berpigmen. Bersifat fakultatif anaerob,memfermentasi glukosa dan memberikan reaksi oksidatif positif. Reaksi oksidatif meruakan kunci dalam mengidentifikasi genus Nisseria.

5,6,7,8,9,10

8

Diagnosis gonore dapat dipastikan dengan cara menemukan Neisseria gonorrhoeae atau gonokokus sebagai agen penyebab penyakit, baik secara mikroskopik ataupun hasil kultur. Dengan kemajuan ilmu teknologi diagnostik


(8)

akhir-akhir ini, antigen gonokokus juga dapat dideteksi dengan cepat, yaitu dengan teknik immunoassay (EIA), hibridisasi DNA, Ligase Chain Reaction (LCR).5,8,9,10

Metode Pemeriksaan mikrobiologi

8

1. Pewarnaan langsung dengan pengecatan Gram :

Hasil pembacaan: Gram negative (-) = bakteri berwarna merah, bentuk diplokokus

Catatan: pewarnaan gram sensitifitas pria (90%), wanita (50%) dan spesifitas prai (99%) wanita (99%)

2. Kultur selektif dengan media Thayer Martin

Hasil pembacaan: koloni kecil dengan gars tengah 1 mm transparan dengan warna keputih-putihan sampai keabu-abuan

3. Tes oksidasi

Pembacaan : Reaksi positif (+) warna ungu tua : Neisseria gonorrhoeae Reaksi negative (-) warna coklat : Non Neisseria honorroeae 4. Tes fermentasi

Pembacaan : Reaksi Positif (+) : warna kuning

Reaksi negative (-) : warna merah/ orange

Neisseria gonorrhoeae hanya akan memfermentasikan glukosa.

Dengan adanya pembenihan selektif yang diperkaya, maka kultur gonokokus saat ini relative lebih baik hasilnya, namun pemeriksaan serologis secara langsung secara mikroskopis masih cukup penting untuk diagnosis presutif gonore dan untuk mengetahui ada tidaknya peradangan. Dengan cara kultur penting antara lain untuk


(9)

menemukan penderita gonore asimptomatis yang sukar dideteksi secara mikroskopis terutama pada wanita.

Untuk kultur dan identifikasi diambil bahan dari apusan (swab) dari endoservik dengan mengunakan speculum dan swab steril yang terbuat dari bahan dakron atau rayon denga pegangan berbahan plastik atau aluminium. Hal ini penting karena bahan kapas dan kayu mngandung bahan yang bersifat toksik terhadap gonokokus.

5

9

Bahan yang telah diambil harus secepatnya ditaman kana tau disimpan dalam media transport seperti media Stuart atau Amie’s charcoal. Akan tetapi cara terbaik adalah dengan langsung menanamkannya dalam media yang sesuai dan disimpan pada suasana dengan kadar CO2 2-10%, pH 7,2-7,6 lalu kemudian diinkubasi pada suhu 35-37

0C selama 24-48 jam.

Sampel untuk gonokokus biasanya diperoleh dari tempat yang meiliki banyak flora normal, oleh sebab itu diperlukan penambahan beberapa macam antibiotik dalam agar coklat yang digunakan. Media harus berisi vitamin, asam amino, besi dan cofactor lain. Media yang pertamakali dibuat untuk N.gonorrhoeae adalah agar Thayer Martin (TM) yang adalah agar coklat denangan tambahan suplemen dan antibiotik; colistin yang akan menhambat pertumbuhan bakteri batang gram negative, nystatin yang akan menghambat yeast dan vancomicin yang akan menghambat bakteri kakus gram positif. Kemudian ada juga yang disebut dengan Modified Thayer Martin yang didalamnya ditambahkan trimetroprim lactate untuk menghalangi pertumbuhan proteus. Lebih jauh lagi ada modiikasi lain dari TM, yaitu Martin Lewis, yang berisi empat antibiotik tetapi dengan dosis vancomicin yang leih besar untuk dapat menekan bakteri kokus gram


(10)

positif dan pada media ini niystatin diganti dengan anisomycin sebagai anti fungal dengan waktu paruh yang lebih panjang.

Selain media diatas, ada juga media selektif lain yang dipaka, Media New York City yaitu media transparan, non coklat agar yang berisi antimicrobial dalm konsentrasi rendah.

8,9

Untuk bahan yang diperoleh dari tempat yang steril seperti darah, cairan sendi, konjungtiva dapat digunakan 2 media, media nonselektif coklat agar dan media selektif nya. Hal ini karena adanya strain dari gonokokus yang dapat terhalangi pertumbuhunanya oleh konsentrasi tertenti dari vancomycin.

9

8,9

Hasil kultur akan dapat dilihat dalam waktu 24 jam atau 48 jam. Pada isolasi primer koloni gonokokus akan terlihat berbentuk bundar, tidak tembus cahaya atau opaque, garis tengah ±0,5 mm, pinggir koloni rata, permukaan cembung dan licin. Dengan menggunakan mikroskop electron akan terlihat banyak pili mencuat dari permukaan setiap sel kuman, sedangkan pada pengecatan Gram akan terlihat sebagai diplocokus Gram-negatif, berbentuk sepasang ginjal dengan lekukan sel kuman yang saling berhadapan.

Pada pemeriksaan tes oksidase, diteteskan larutan tetramil- atau dimetil parafenilen-diamin 1% pada permukaan koloni kuman. Hasilnya dinyatakan positif jika kuman berubah menjadi warna ungu sampai ungu kehitaman. Ada juga yang menggunakan kertas indicator naftol dan dimetilparafenilen-diamin (NaDi) yaitu Bactident Oxidase. Koloni kuman tersangka dioleskan pada kertas tersebut, dalam waktu 20-60 detik. Selain semua spesies Neisseria banyak juga mikroorganisme lain


(11)

yang menunjukkan hasil positif; Aeromonas spp., Pasteurella spp., vibrio spp., cordiobacterium hominis, pseudomonas spp., flavobacterum spp., Alcaligenes spp., Moraxella spp., Campylobacter spp., dll.

Setelah didapati hasil tes oksidasi yang positif dapat maka lanjutkan dengan pewarnaan gram untuk melihat N.gonorrhoeae yang merupakan diplokokus gram negative.

5,8,9

Untuk konfirmasi dilakukan tes biokmia. Dengan tes ini Neisseria gonorrhoeae dapat dibedakan dengan spesies Neisseria lainnya karena gonokokus hanya mampu mendegradasi glukosa. Genus Neisseria mendregradasi gula-gula menjadi asam tanpa menghasilkan gas. Pembenihan yang dipakai untuk tes ini adalah CTA modofikasi (modified cystine-tryptic digest agar-base) yang terdiri dari CTA dengan kadar agar 1,5% dan karbohidrat (glukosa, maltose, laktosa dan sukrosa) dengan kadar 2%. Untuk tes ini diperlukan inokulum koloni kuman murni yang tebal, tetapi tidak memerkukan inkubasi dalam sungkup lilin atau indicator CO2, karena CO2 akan mempengaruhi pH

yang berpengaruh terhadap hasil tes. Biasanya kegagalan hasil tes terjadi akibat pertumbuhan kuman yang kurang baik, kontaminasi dengan kuman lain, atau pemakaian karbohidrat/gula-gula yang kurang murni.media ini tidak lagi direkomendasikan karena sifat oksidasi dari Neisseria yang lemah hingga sensitifitas dari CTA rendah.

Hasil tes konfirmasi cara biokimia dapat mengalami kegagalan jika biakan tidak murni, inokulum terlampau sedikit, karbiohidrat tidak murni, atau karena pH, pemakaian buffer, dan indicator yang tidak optimum.


(12)

Spesies kuman Glukosa Maltosa Laktosa Sukrosa

N. gonorrhoeae + - - -

N. meningitides + + - -

N. lactamica + + + -

N. pharyngitis sicca

+ + - +

N. subflava + + - ±

N. mucosa + + - +

N. flavescens - - - -

N. cinerea ± - - -

Chlamydia trachomatis

Chlamydia trachomatis adalah bakteria yang membutuhkan sel host untuk dapat bertumbuh, disebut juga organisme intraselular obligat, hanya dapat berkembang biak di dalam sel eukariot hidup dengan membentuk semacam koloni atau mikrokoloni yang disebut badan inklusi (BI).5 Bakteri ini memiliki kedua RNA dan DNA, mengalami pembelahan secara binary fission dan memiliki ribosom (hingga dapat mensintesis protein).10 C. trachomatis tidak dapat menghasilkan ATP nya sendiri, karena itu dia disebut sebagai parasit.10

Berbeda dari kebanyakan bakteri, harus berkembang mengikuti suatu siklus pertumbuhan yang unik dalam bentuk yang berbeda. Berupa badan elementer (BE) yang merupakan partikel infeksius, berdiameter ±0.3 µm. BE akan menempel dan terfagositosis oleh sel host. Dalam waktu 6-8 jam BE akan membesar hingga 0.8-1.5


(13)

µm dan sdisebut sebagai badan retikulat (BR) atau badan inisial (BI). Dalam waktu 2 jam BR akan mengalami pembelahan secara binary fission. Siklus ini kan berakhir saat BR matang dan manghasilkan BE baru. Sekitar 300-1000 BE baru akan keluar dari sel host dan sel host akan mengalami kematian.9

Diagnosis Chlaymidia:

1. deteksi langsung antigen 2. kultur

3. tes serologik

Klamidia merupakan penyebab PRP yang paling sering diidentifikasi di Inggris (sekitar 30% dari total kasus) dan menyebabkan lebih banyak infeksi kronis derajat ringan dibandingkan gonore. Lebih dari dua pertiga wanita dengan infeksi klamidia adalah asimtomatis.

Untuk pemeriksaan mikroskopik, specimen sebainya diambil dengan mengusap lembut endiservix dengan menggunakan swab kapas dakron atau rayon, karena swab alginate bersifat toksik terhadap klamidia.Specimen dalam objek glass diwarnai dengan pengecatan Giemsa atau larutan Yodium dan diperiksa dengan mikroskop cahaya biasa. Pada pewarnaan giemsa, BI yang terdapat dalam sitoplasama sel epitel akan tampak berwarna coklat. Dibandingkan dengancara kultur, cara pemeriksaan mikroskopik langsung ini sensitifitasnya rendah.

5,10

Untuk kultur klamidia biasanya digunakan sel McCoy selapis yang aktifitas metabolismenya diturunkan dengan menambahkan sikloeksimid (antibiotika Glutaramid) pada waktu inokulasi specimen. Agar kontak antara klamidia dan biakan


(14)

sel lebih baik, inokulasi dilakukan dengan senttrifugasi 3000-6000 g selama 1 jam pada suhu 35-360C. sentrifugasi pada suhu diatas 370C dapat mengakibatkan kerusakan kultur. Sentrifugasi diatas 6000 g dapat meningkatkan hasil isolasi sampai 5%, namun memerlukan tabung khusus agar tidak pecah setelah inokulasi, biakan diinkubasi selama 48-72 jam pada suhu 360C, kemudian dilakukan pewarnaan Giemsa, yodium, atau imunofluoresensi.

Mycoplasma

Bukti peranan Mycoplasma genitalium dalam menyebabkan PRP semakin banyak. Bakteri ini telah diisolasi dari serviks, endometrium dan dari tuba fallopi wanita penderita PRP.

5

Bakteri ini merupakan organisme terkecil dengan ukuran 125-150 nm dan dapat hidup dalam keadaan aerobik dan anaerobik. Bakteri ini bersifat pleomorfik, tidak memiliki dinding sel, sehingga tidak dapat dikelompokkkan sebagai batang maupun kokus. Sifat tersebut juga menyebabkan bakteri ini resistan terhadap antibiotik yang bekerja pada dinding sel. Spesies dari Mycoplasma yang berhubungan dengan PRP adalah Mycoplasma hominis dan Uroplasma urealyticum.

Pemeriksaan mikrobiologi Mycoplasma:

9,11

1. pewarnaan giemsa

2. penanaman di media Heart Infusion Peptone Broth

media ini mengandung 2% agar dan 30% serum dari binatang seperti kuda atau kelinci. Kemudian dilakukan inkubasi 370C selama 2-4 hari. 10


(15)

Mycoplasma sangat sulit diidentifikasi dengan direct smear karena ukurannya yang kecil, bersifat pleomorfik dan kemampuannya dalam menyerap zat warna. Apabila ditanam pada media solid, untuk ke banyakan spesies akan membentuk koloni seperti ‘fried egg’.

9

ACTINOMYCES

Organisme Gram positif anaerob ini merupakan flora normal di membrane mukosa (terutama mulut dan traktus genitourinary) yang sering menyebabkan PRP melalui pemasangan alat kontrasepsi IUD.

9,11

Actinomyces israeli kadang-kadang terdeteksi pada wanita yang terpasang kontrasepsi IUD. Jika tidak terdapat gejala pelepasan cairan dari vagina (vaginal discharge), perdarahan diluar siklus haid, atau nyeri pelvis, maka wanita tersebut harus diberi tahu bahwa tidak diperlukan perawatan maupun pencabutan IUD, namun harus diperiksa lagi dalam waktu 6 bulan atau lebih cepat jika timbul gejala diatas. Jika gejala itu timbul maka diindikasikan untuk pengobatan selama setidaknya 2 minggu menggunakan antibiotik makrolid, penisilin, atau tetrasiklin, serta IUD harus dilepas.

9

Pemeriksaan :

1. dengan pewarnaan gram

diperoleh basil gram positif non-spora.

Dari bahan pus tampak adanya “sulfur granules” berukuran kecil, kekuningan yang sebenarnya tidak mengandung sulfur samasekali. Apabila dilihat dibawah mikroskop, akan tampak mikrokoloni yang terdiri dari filament berwarna kemerahan.


(16)

2. Kultur

Organism ini dapat tumbuh dalam keadaan anaerob pada media thioglycolate broth atau pada blood agar. Pertumbuhannya akan memakan waktu lama sekitar 14 hari untuk dapat melihat koloninya.

TERAPI

11

Tujuan utama terapi penyakit ini adalah mencegah kerusakan saluran tuba yang dapat mengakibatkan infertilitas (tidak subur) dan kehamilan ektopik, serta pencegahan dari infeksi kronik. Pengobatan dengan antibiotik, baik disuntik maupun diminum, sesuai dengan bakteri penyebab adalah pilihan utama. Kontrol setelah pengobatan sebanyak 2-3 kali diperlukan untuk melihat hasil dan perkembangan dari pengobatan.

Pasangan seksual juga harus diobati. Wanita dengan penyakit radang panggul mungkin memiliki pasangan yang menderita gonorea atau infeksichlamydia yang dapat menyebabkan penyakit ini. Seseorang dapat menderita penyakit menular seksual meskipun tidak memiliki gejala. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit radang panggul kembali, maka pasangan seksual sebaiknya diperiksa dan diobati apabila memiliki PMS.

KOMPLIKASI

Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai kelainan di dalam kandungan seperti nyeri berkepanjangan, infertilitas dan kehamilan abnormal. Penyakit ini dapat menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba. Parut ini mengakibatkan


(17)

kerusakan dan menghalangi saluran tuba sehingga menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat menyebabkan sel telur tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat terjadi kehamilan ektopik.

PENCEGAHAN

Cara terbaik untuk menghindari penyakit radang panggul adalah melindungi diri dari penyakit menular seksual. Penggunaan kontrasepsi seperti kondom dapat mengurangi kejadian penyakit radang panggul. Apabila mengalami infeksi saluran genital bagian bawah maka sebaiknya segera diobati karena dapat menyebar hingga ke saluran reproduksi bagian atas. Terapi untuk pasangan seksual sangat dianjurkan untuk mencegah berulangnya infeksi


(18)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hildyard A , Goddard J, Diseases and disorders, Marshall Cavendish Corporation, 2008: 665

2. Paul D. Chan, M.D. Susan M. Johnson, M.D.Current Clinical Strategies

Gynecology and Obstetrics, Current Clinical Strategies Publishing,2006 3. Joan P, Obstetrics and Gynaecology AN ILLUSTRATED COLOUR TEXT

elseivier science, 2003 : 100

4. Sylvia k. Rosevear md, Handbook of Gynaecology Management consultant obstetrician and gynaecologist 335

5. Daili SF., Makes WIB.,Infeksi Menular seksual, edisi ketiga, balai Penerbit Fakultas Universitas Indonesia, 2005:25-32

6. Money D., The Laboratory of Bacterial Vaginosis, the Canadian Journal of Infectious Disease & Medical Microbiology, 2005:77-79

7. McCormack WM,Pelvic Inflammatory Disease, The New England Journal of Medicine

8. Hardoeno H., kumpulan penyakit infeksi & tes kultur sensitifitas kuman serta upaya pengendaliannya, Cahya Dinan Rucitra, Makasar 2007:167-175 9. Shimeld LA., essential of diagnostic Mycrobiology,Delmar publishers, 1999. 10. Djuanda A., Ilmu Penyakit kulit dan kelamin, balai Penerbit FKUI, 2003 11. Strohl WA.,Lippincortt’s illustrated reviews: microbiology,Lippncott William &

Wilkins,2001

12. Roberta B., bacterial vaginosis and Risk of Pelvic Inflamatory Disease, 2004, vol 04: 761-769


(1)

µm dan sdisebut sebagai badan retikulat (BR) atau badan inisial (BI). Dalam waktu 2 jam BR akan mengalami pembelahan secara binary fission. Siklus ini kan berakhir saat BR matang dan manghasilkan BE baru. Sekitar 300-1000 BE baru akan keluar dari sel host dan sel host akan mengalami kematian.9

Diagnosis Chlaymidia:

1. deteksi langsung antigen 2. kultur

3. tes serologik

Klamidia merupakan penyebab PRP yang paling sering diidentifikasi di Inggris (sekitar 30% dari total kasus) dan menyebabkan lebih banyak infeksi kronis derajat ringan dibandingkan gonore. Lebih dari dua pertiga wanita dengan infeksi klamidia adalah asimtomatis.

Untuk pemeriksaan mikroskopik, specimen sebainya diambil dengan mengusap lembut endiservix dengan menggunakan swab kapas dakron atau rayon, karena swab alginate bersifat toksik terhadap klamidia.Specimen dalam objek glass diwarnai dengan pengecatan Giemsa atau larutan Yodium dan diperiksa dengan mikroskop cahaya biasa. Pada pewarnaan giemsa, BI yang terdapat dalam sitoplasama sel epitel akan tampak berwarna coklat. Dibandingkan dengancara kultur, cara pemeriksaan mikroskopik langsung ini sensitifitasnya rendah.

5,10

Untuk kultur klamidia biasanya digunakan sel McCoy selapis yang aktifitas metabolismenya diturunkan dengan menambahkan sikloeksimid (antibiotika Glutaramid) pada waktu inokulasi specimen. Agar kontak antara klamidia dan biakan


(2)

sel lebih baik, inokulasi dilakukan dengan senttrifugasi 3000-6000 g selama 1 jam pada suhu 35-360C. sentrifugasi pada suhu diatas 370C dapat mengakibatkan kerusakan kultur. Sentrifugasi diatas 6000 g dapat meningkatkan hasil isolasi sampai 5%, namun memerlukan tabung khusus agar tidak pecah setelah inokulasi, biakan diinkubasi selama 48-72 jam pada suhu 360C, kemudian dilakukan pewarnaan Giemsa, yodium, atau imunofluoresensi.

Mycoplasma

Bukti peranan Mycoplasma genitalium dalam menyebabkan PRP semakin banyak. Bakteri ini telah diisolasi dari serviks, endometrium dan dari tuba fallopi wanita penderita PRP.

5

Bakteri ini merupakan organisme terkecil dengan ukuran 125-150 nm dan dapat hidup dalam keadaan aerobik dan anaerobik. Bakteri ini bersifat pleomorfik, tidak memiliki dinding sel, sehingga tidak dapat dikelompokkkan sebagai batang maupun kokus. Sifat tersebut juga menyebabkan bakteri ini resistan terhadap antibiotik yang bekerja pada dinding sel. Spesies dari Mycoplasma yang berhubungan dengan PRP adalah Mycoplasma hominis dan Uroplasma urealyticum.

Pemeriksaan mikrobiologi Mycoplasma:

9,11

1. pewarnaan giemsa

2. penanaman di media Heart Infusion Peptone Broth

media ini mengandung 2% agar dan 30% serum dari binatang seperti kuda atau kelinci. Kemudian dilakukan inkubasi 370C selama 2-4 hari. 10


(3)

Mycoplasma sangat sulit diidentifikasi dengan direct smear karena ukurannya yang kecil, bersifat pleomorfik dan kemampuannya dalam menyerap zat warna. Apabila ditanam pada media solid, untuk ke banyakan spesies akan membentuk koloni seperti ‘fried egg’.

9

ACTINOMYCES

Organisme Gram positif anaerob ini merupakan flora normal di membrane mukosa (terutama mulut dan traktus genitourinary) yang sering menyebabkan PRP melalui pemasangan alat kontrasepsi IUD.

9,11

Actinomyces israeli kadang-kadang terdeteksi pada wanita yang terpasang kontrasepsi IUD. Jika tidak terdapat gejala pelepasan cairan dari vagina (vaginal discharge), perdarahan diluar siklus haid, atau nyeri pelvis, maka wanita tersebut harus diberi tahu bahwa tidak diperlukan perawatan maupun pencabutan IUD, namun harus diperiksa lagi dalam waktu 6 bulan atau lebih cepat jika timbul gejala diatas. Jika gejala itu timbul maka diindikasikan untuk pengobatan selama setidaknya 2 minggu menggunakan antibiotik makrolid, penisilin, atau tetrasiklin, serta IUD harus dilepas.

9

Pemeriksaan :

1. dengan pewarnaan gram

diperoleh basil gram positif non-spora.

Dari bahan pus tampak adanya “sulfur granules” berukuran kecil, kekuningan yang sebenarnya tidak mengandung sulfur samasekali. Apabila dilihat dibawah mikroskop, akan tampak mikrokoloni yang terdiri dari filament berwarna kemerahan.


(4)

2. Kultur

Organism ini dapat tumbuh dalam keadaan anaerob pada media thioglycolate broth atau pada blood agar. Pertumbuhannya akan memakan waktu lama sekitar 14 hari untuk dapat melihat koloninya.

TERAPI

11

Tujuan utama terapi penyakit ini adalah mencegah kerusakan saluran tuba yang dapat mengakibatkan infertilitas (tidak subur) dan kehamilan ektopik, serta pencegahan dari infeksi kronik. Pengobatan dengan antibiotik, baik disuntik maupun diminum, sesuai dengan bakteri penyebab adalah pilihan utama. Kontrol setelah pengobatan sebanyak 2-3 kali diperlukan untuk melihat hasil dan perkembangan dari pengobatan.

Pasangan seksual juga harus diobati. Wanita dengan penyakit radang panggul mungkin memiliki pasangan yang menderita gonorea atau infeksichlamydia yang dapat menyebabkan penyakit ini. Seseorang dapat menderita penyakit menular seksual meskipun tidak memiliki gejala. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit radang panggul kembali, maka pasangan seksual sebaiknya diperiksa dan diobati apabila memiliki PMS.

KOMPLIKASI

Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai kelainan di dalam kandungan seperti nyeri berkepanjangan, infertilitas dan kehamilan abnormal. Penyakit ini dapat menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba. Parut ini mengakibatkan


(5)

kerusakan dan menghalangi saluran tuba sehingga menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat menyebabkan sel telur tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat terjadi kehamilan ektopik.

PENCEGAHAN

Cara terbaik untuk menghindari penyakit radang panggul adalah melindungi diri dari penyakit menular seksual. Penggunaan kontrasepsi seperti kondom dapat mengurangi kejadian penyakit radang panggul. Apabila mengalami infeksi saluran genital bagian bawah maka sebaiknya segera diobati karena dapat menyebar hingga ke saluran reproduksi bagian atas. Terapi untuk pasangan seksual sangat dianjurkan untuk mencegah berulangnya infeksi


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hildyard A , Goddard J, Diseases and disorders, Marshall Cavendish Corporation, 2008: 665

2. Paul D. Chan, M.D. Susan M. Johnson, M.D.Current Clinical Strategies

Gynecology and Obstetrics, Current Clinical Strategies Publishing,2006 3. Joan P, Obstetrics and Gynaecology AN ILLUSTRATED COLOUR TEXT

elseivier science, 2003 : 100

4. Sylvia k. Rosevear md, Handbook of Gynaecology Management consultant obstetrician and gynaecologist 335

5. Daili SF., Makes WIB.,Infeksi Menular seksual, edisi ketiga, balai Penerbit Fakultas Universitas Indonesia, 2005:25-32

6. Money D., The Laboratory of Bacterial Vaginosis, the Canadian Journal of Infectious Disease & Medical Microbiology, 2005:77-79

7. McCormack WM,Pelvic Inflammatory Disease, The New England Journal of Medicine

8. Hardoeno H., kumpulan penyakit infeksi & tes kultur sensitifitas kuman serta upaya pengendaliannya, Cahya Dinan Rucitra, Makasar 2007:167-175 9. Shimeld LA., essential of diagnostic Mycrobiology,Delmar publishers, 1999. 10. Djuanda A., Ilmu Penyakit kulit dan kelamin, balai Penerbit FKUI, 2003 11. Strohl WA.,Lippincortt’s illustrated reviews: microbiology,Lippncott William &

Wilkins,2001

12. Roberta B., bacterial vaginosis and Risk of Pelvic Inflamatory Disease, 2004, vol 04: 761-769