SENSITIVITAS GENDER DI SURAT KABAR(Analisis Wacana Memo Arema Pada Rubrik Hiburan & Bisnis edisi 2- 31 Mei 2008)

SENSITIVITAS GENDER DI SURAT KABAR(Analisis Wacana Memo
Arema Pada Rubrik Hiburan & Bisnisedisi 2- 31 Mei 2008)
Oleh: Dian Melissa ( 04220103 )
Communication Science
Dibuat: 2010-03-26 , dengan 2 file(s).

Keywords: Sensitivity, Gender
ABSTRAKSI
Kata Kunci : Sensitivitas, Gender
Salah satu media massa yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat adalah surat kabar.
Dimana perkembangan media massa itu sendiri diawali oleh pers (dalam arti luas dimaknai
sebagai media massa, sedang dalam arti sempit dimaknai sebagai persuratkabaran) baru
kemudian diikuti oleh radio, televisi, selanjutnya film dan internet. Di Indonesia sendiri
media massa mengalami perkembangan yang sangat cepat ketika runtuhnya Orde Baru dan
memasuki era Reformasi. Yang lebih menarik, ketika membicarakan media terdekat, yaitu
surat kabar. Media massa memiliki tugas penting dalam mentransfer budaya namun tidak
melupakan nilai edukatifnya. Surat kabar merupakan media yang memiliki nilai kedekatan
yang lebih dengan masyarakat lokal. Surat kabar mewakili nilai-nilai lokalitas, dan juga
mengemban tugas dan tanggung jawab penting dalam pembentukan budaya dan edukasi
masyarakat setempat.
Koran Memo Arema merupakan salah satu surat kabar di Malang yang cukup diminati oleh

masyarakat Malang. Dengan oplah mencapai 31.000 eksemplar perhari, koran Memo Arema
mengemban tugas penting media untuk menyajikan informasi yang tidak hanya menghibur,
namun juga memiliki nilai edukasi yang positif dalam pembentukan budaya. Apalagi jika
dilihat dari khalayaknya, sebagian besar pembaca koran Memo Arema berasal dari kalangan
menengah kebawah, dengan tingkat pendidikan rata-rata maksimal sampai dengan SMU.
Koran Memo Arema pastinya memberikan kontribusi besar dalam pemahaman budayabudaya, khususnya gender. Gender merupakan bagian yang tak terpisahkan dari setiap
kehidupan manusia. Gender bisa dianggap sebagai sesuatu yang mendasari setiap tindakan
manusia. Koran Memo Arema merupakan salah satu surat kabar di Malang yang cukup
diminati oleh masyarakat Malang. Koran Memo Arema pastinya memberikan kontribusi
besar dalam pemahaman budaya-budaya, khususnya gender. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana Sensitivitas Gender di Surat Kabar Memo Arema Rubrik
Bisnis & Hiburan edisi 2-31 Mei 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
sensitivitas Gender di Surat kabar Memo Arema Rubrik Hiburan & Bisnis edisi 2- 31 Mei
2008.
Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana Sensitivitas Gender Di Surat kabar Memo
Arema pada Rubrik Hiburan & Bisnis edisi 2- 31 Mei 2008. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui sensitivitas Gender Di Surat kabar Memo Arema pada Rubrik Hiburan &
Bisnis edisi 2- 31 Mei 2008?
Model analisis wacana yang dipakai dalam penelitian ini adalah Sara Mills dengan memakai
analisis Althusser yang lebih menekankan pada bagaimana aktor digambarkan dalam teks.

Posisi ini dilihat sebagai bentuk pensubyekan seseorang: satu pihak mempunyai posisi
sebagai penafsir sementara pihak lain menjadi obyek yang ditafsirkan. Secara umum ada dua
hal yang diperhatikan dalam analisis. Pertama, bagaimana aktor sosial dalam berita tersebut
diposisikan dalam pemberitaan. Siapa pihak yang diposisikan sebagai penafsir dalam teks
untuk memaknai peristiwa, dan apa akibatnya. Kedua, bagaimana pembaca diposisikan dalam

teks.
Hasil penelitian ini adalah sensitivitas gender adalah rendah, terlihat dari rendahnya
pemahaman tentang gender,kesejangan gender, faktor penyebab, serta kebijakan untuk
mengurangi kesenjangan gender.
Menyimak cermati perihal wacana rubrik hiburan dan bisnis di surat kabar Memo di era
kapital dariperspektif gender, maka akan segera memberikan bukti empiris perihal satu sisi
buram dari warna‘politik ekonomi kapital’ yang amat revolutif dan mengglobal
keberadaannya di saat ini, yakin ketika wacana hiburan dan bisnis di surat kabar sebagai
salah satu mesin profit komoditas yang paling efektif, ternyata telah terlampau jauh
menyinggung sensitivitas ketidakadilan gender, terutama bagi kaum perempuan. Ketika
ekspresi rubrik hiburan dan bisnis di surat kabar yang ada hampir selalu ‘memakai’ dekoratif
perempuan dengan segala narasi besarnya, yang tak pernah jauh dari makna eksploitasi
stereotipi ‘keperempuanan’ perempuan, maka ketika itu pula perempuan sebagai insani sudah
demikian jauh tereduksi harkatnya, dan oleh karenanya kerap kali menjadi ternegasikan

keberadaannya. Ejawantahan yang tersisa kemudian hanyalah tinggal maknawi perempuan
sebatas sebagai objek yang akan senantiasa rentan terhadap terminologi korban, karena
teramat rendahnya gravitasi tawar yang bisa ia (perempuan) genggam. Oleh karena itu
merupakan sesuatu yang amat mendesak dan krusial kiranya, keberadaan sebuah konstruksi
kesadaran baru bersama, yang mencoba menjernihi ekspresi ideologi gender dalam era
ekonomi, sehingga akan dapat digali berbagai alternasi outlet/pelepasan serta penyikapan
kolektif bagi kenyataan ideologi gender tersebut.

ABSTRACT

One of mass media that mostly used by the people is newspaper. The development of mass
media was started by press (which is generally known as mass media, and paticularly know
as newspaper) then develop widely followed by radio, television, film and internet. In
Indonesia, the mass media itself has been developing rapidly since the falling of New Orde
and changing into the reformation era. The more important thing is when we talk about the
closest media, which is mass media. Mass media has a very important duty in transferring
culture, not to keep aside the education values. Newspaper is a media that has closer
proximity with the locals. Newspaper represents the locals values and also carrying duty and
big responsibility in creating new cultures and education for local society.
Memo Arema is one of local newspaper in Malang that has been adored by the people in

Malang. With its sales reaching 31.000 newspaper a day, Memo Arema has the media duty to
serve informations which is not only entertaining,but also has a positive value of education in
forming culture. If we see who are the readers,mostly they come from society of middledown level, with the average of education level of High School. Memo arema surely gives a
big contribution in the culture understanding, especially gender. Gender is a part that not
seperated from humans daily life. Gender could be something that leads every human’s
action. Memo Arema is one of newspaper in Malang that is well consumed by mostly people
in Malang. This reseach questions about How is the Gender Sensitivity in Memo Arema in
Bisnis & Hiburan of May 2-31 2008 Edition.
This reseach questions about How is the Gender Sensitivity in Memo Arema in Bisnis &
Hiburan of May 2-31 2008 Edition. The purpose of this research is to know the Gender
Sensitivity in Memo Arema in Bisnis & Hiburan of May 2-31 2008 Edition.
The type of discourse analysis used in this research is Sara Mills that use the Althusser that

specialize more on how an actor is described in the text. This position is seen as a form of a
party as a subject and another party as the object of interpretation. Generally, there are two
important things in this analysis. First, how a social actor is positioned in that news. Who is
the party which is positioned as the interpretator inside the text to give meaning to a
something.and what is the result. Second, is how the readers are being positioned in the text.
The result of this research is that the gender sensitivity is low, and it could be seen from the
low understanding of gender, gender gap, causal factor, and the wisdom to decrease the

gender gap. The business and entertainment discourse in this newspaper is one of the most
effective profit machine, that apparantly is too far get into the unfairness of gender
sensitivity, especially for women. When the expression of Hiburan & Bisnis in this
newspaper mostly use woman as decoration with all those description, which never too far
away from the meaning of the womanly stereotipe exploitation, then it means women as a
human being are being parted away from their honor, and their existence are being neglected.
In this case, woman are just the object which is weakly become the victim. That is why, it is
something very important to create a new construction of awareness together, that try to give
a lear meaning of gender ideology in the economic era, so we can dig more alternative and
collective reaction to those gender ideology realities.

Dokumen yang terkait

Praktek Yellow Journalism pada Surat Kabar Analisis Isi Berita Kriminal pada Surat Kabar Memo Arema Edisi 1 – 7 Maret 2012)

0 21 50

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK OLEH SURAT KABAR KRIMINAL Analisis Isi Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pada Surat Kabar Memo Arema Edisi 13 1 Agustus 2007

0 3 2

Praktek Yellow Journalism pada Surat Kabar Analisis Isi Berita Kriminal pada Surat Kabar Memo Arema Edisi 1 – 7 Maret 2012)

0 39 50

ANALISIS PENGGUNAAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2014 Analisis Penggunaan Disfemia pada Rubrik Gagasan Surat Kabar Solopos Edisi November 2014.

0 3 15

KAJIAN TINDAK TUTUR PADA WACANA RUBRIK SURAT PEMBACASURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2014 Kajian Tindak Tutur Pada Wacana Rubrik Surat Pembaca Surat Kabar Kompas Edisi Januari 2014.

0 2 11

KAJIAN TINDAK TUTUR PADA WACANA RUBRIK SURAT PEMBACASURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2014 Kajian Tindak Tutur Pada Wacana Rubrik Surat Pembaca Surat Kabar Kompas Edisi Januari 2014.

0 4 17

ANALISIS KONTEKS WACANA RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS Analisis Konteks Wacana Rubrik Gagasan Pada Surat Kabar SOLOPOS Edisi Januari 2013.

0 1 14

PENDAHULUAN Analisis Konteks Wacana Rubrik Gagasan Pada Surat Kabar SOLOPOS Edisi Januari 2013.

0 2 7

ANALISIS KONTEKS WACANA RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS Analisis Konteks Wacana Rubrik Gagasan Pada Surat Kabar SOLOPOS Edisi Januari 2013.

0 2 14

ANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI ANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI – PEBRUARI 2007.

0 0 12