Aroma Keseluruhan Overall SARAN

56 Lampiran 18b. Uji keragaman ANOVA pada uji hedonik minuman jahe 1. Rasa Sumber Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Sig. Model 4596.470 a 80 57.456 28.402 .000 Panelis 319.829 77 4.154 2.053 .000 Sampel 3.137 2 1.568 .775 .462 Galat 311.530 154 2.023 Total 4908.000 234 a. R Squared = .937 Adjusted R Squared = .904

2. Aroma

Sumber Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Sig. Model 5661.000 a 80 70.762 58.905 .000 Panelis 192.462 77 2.500 2.081 .000 Sampel 31.000 2 15.500 12.903 .000 Galat 185.000 154 1.201 Total 5846.000 234 a. R Squared = .968 Adjusted R Squared = .952 Skor_aroma Duncan Sampel N Subset 1 2 gajah 78 4.31 emprit 78 5.04 merah 78 5.12 Sig. 1.000 .701

3. Keseluruhan Overall

Sumber Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Sig. Model 4632.009 a 80 57.900 29.526 .000 Panelis 244.650 77 3.177 1.620 .006 Sampel 10.675 2 5.338 2.722 .069 Galat 301.991 154 1.961 Total 4934.000 234 a. R Squared = .939 Adjusted R Squared = .907 KANDUNGAN GINGEROL DAN SHOGAOL, INTENSITAS KEPEDASAN DAN PENERIMAAN PANELIS TERHADAP OLEORESIN JAHE GAJAH Zingiber officinale var. Roscoe, JAHE EMPRIT Zingiber officinale var. Amarum, DAN JAHE MERAH Zingiber officinale var. Rubrum SKRIPSI DIFA FATHONA F24051308 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 GINGEROL AND SHOGAOL CONTENTS, PUNGENCY INTENSITY AND PANELISTS ACCEPTANCE IN OLEORESIN OF GAJAH GINGER Zingiber officinale var. Roscoe, EMPRIT GINGER Zingiber officinale var. Amarum, AND MERAH GINGER Zingiber officinale var. Rubrum Difa Fathona 1 and C. Hanny Wijaya 1 1 Department of Food Science and Technology, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, Bogor, West Java 16602, Indonesia. Phone: +6281384428242, email: qumi_rfyahoo.com ABSTRACT Ginger is one of traditional herb which is used widely in Indonesia. There are three main species of gingers in Indonesia i.e. “gajah” ginger, “emprit” ginger, and “merah” ginger. It is known that ginger contains bioactive components which also contribute to its flavor. Some of these bioactive components such as gingerol, shogaol, zingerone, and their derivatives are phenolic components which known as pungent properties of ginger. Homologs of gingerol, 6-, 8-, 10- gingerol; and 6-shogaol o n “gajah”, “emprit”, and “merah” ginger was observed on this study along with sensory test pungency intensity and hedonic test. The determination of 6-, 8-, 10- gingerol and 6-shogaol in dried ginger was measured by liquid chromatography with photodiode array detection LC-PDA. The levels of 6-, 8-, 10-gingerol and 6- shogaol in the “gajah” ginger were 9.56 mgg, 1.49 mgg, 2.96 mgg, and 0.92 mgg, respectively; in the “emprit” ginger were 22.57 mgg, 4.73 mgg, 6.68 mgg, and 2.24 mgg, respectively; and in the “merah” ginger were 18.03 mgg, 4.09 mgg, 4.61 mgg, and 1.36 mgg, respectively. The levels of gingerols and shogaol found in “emprit” ginger were the highest compared to “gajah” and “merah” ginger. The pungency intensity of ginger oleoresin towards 30 panelists for “gajah”, “emprit”, and “merah” ginger, using 15 cm unstructured-line scale, was 2.25, 5.93, and 7.99, respectively. The result of hedonic test on the taste, aroma, and overall attributes of ginger oleoresin towards 78 panelists for “gajah” ginger using 7-category scales, were 4.14, 4.31, and 4.04, respectively; for “emprit” ginger were 4.26, 5.04, and 4.38, respectively; and for “merah” ginger were 4.42, 5.12, and 4.55, respectively. There was no significant difference of taste and overall acceptance among the three species. However, the aroma acceptance of “gajah” was significantly lower than “emprit” and “merah” ginger. Keywords: ginger oleoresin, gingerol, shogaol, pungency intensity, hedonic test DIFA FATHONA. F24051308. Kandungan Gingerol dan Shogaol, Intensitas Kepedasan dan Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe Gajah Zingiber officinale var. Roscoe, Jahe Emprit Zingiber officinale var. Amarum, dan Jahe Merah Zingiber officinale var. Rubrum. Di bawah bimbingan C. Hanny Wijaya. 2011 RINGKASAN Jahe Zingiber officinale merupakan salah satu rempah-rempah yang telah digunakan secara luas di dunia, baik sebagai bumbu dapur maupun sebagai obat medis terhadap penyakit-penyakit ringan. Di Indonesia dikenal tiga jenis utama jahe, yaitu jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah jahe sunti. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa jahe mengandung komponen bioaktif yang memiliki efek fisiologis, farmakologis, mikrobiologis, dan juga berperan terhadap pembentukan citarasa khas jahe. Komponen bioaktif tersebut antara lain gingerol, shogaol, dan zingeron yang merupakan kelompok senyawa fenolik. Senyawa gingerol dan shogaol merupakan senyawa citarasa yang memberikan atribut sensori pungent pada jahe. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan 6-, 8-, 10-gingerol dan 6- shogaol serta intensitas kepedasan dan penerimaan panelis pada oleoresin jahe gajah Zingiber officinale var. Roscoe, jahe emprit Zingiber officinale var. Amarum, dan jahe merah Zingiber officinale var. Rubrum secara sensori. Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan bubuk jahe yang selanjutnya diekstraksi dengan etanol 95 menjadi oleoresin jahe. Parameter yang diamati adalah kadar air jahe segar dan jahe bubuk, rendemen bubuk jahe, rendemen oleoresin jahe, dan kandungan senyawa gingerol dan shogaol pada bubuk jahe menggunakan HPLC dengan metode liquid chromatography-photodiode array LC- PDA. Selain itu, dilakukan juga analisis sensori berupa uji intensitas kepedasan dan uji hedonik pada minuman oleoresin jahe. Kadar air jahe segar basis basah jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah berturut-turut 89.15, 88.17, dan 88.50. Kadar air jahe bubuk basis basah jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah berturut-turut 8.26, 7.70, dan 7.03. Rendemen jahe bubuk jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah berturut-turut 8.99, 17.15, dan 18.21. Rendemen oleoresin jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah beruturut-turut, yaitu 2.02, 12.52, dan 11.35. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa 6-, 8-, 10-gingerol dan 6- shogaol diantara ketiga jenis jahe mulai dari yang tertinggi hingga terendah adalah jahe emprit, jahe merah, dan jahe gajah. Kandungan senyawa 6-, 8-, 10-gingerol dan 6-shogaol pada jahe gajah adalah berturut-turut sebesar 9.56 mgg, 1.49 mgg, 2.96 mgg, dan 0.92 mgg; pada jahe emprit sebesar 22.57 mgg, 4.73 mgg, 6.68 mgg, dan 2.24 mgg; serta pada jahe merah sebesar 18.03 mgg, 4.09 mgg, 4.61 mgg, dan 1.36 mgg. Hasil uji intensitas kepedasan minuman jahe pada skala 0-15 oleh 30 panelis menunjukkan bahwa jahe emprit memiliki tingkat kepedasan yang paling tinggi diantara ketiga jenis jahe yaitu sebesar 7.98, diikuti jahe merah sebesar 5.93, dan jahe gajah sebesar 2.25, berbeda nyata secara signifikan. Tingkat kepedasan jahe emprit termasuk dalam kategori sedang, sementara jahe merah kepedasannya agak lemah, dan jahe gajah lemah. Hasil uji hedonik oleh 78 orang panelis menggunakan skala kategori 7 skala pada atribut rasa, aroma, dan keseluruhan terhadap ketiga jenis jahe menunjukkan bahwa nilai kesukaan terhadap atribut rasa, aroma, dan keseluruhan berturut-turut pada jahe gajah adalah 4.14, 4.31, dan 4.04; pada jahe emprit adalah 4.26, 5.04, dan 4.38; serta pada jahe merah adalah 4.42, 5.12, dan 4.55. Nilai kesukaan semua jahe berada di kisaran netral antara agak tidak suka dan agak suka, yaitu pada kisaran 4 dari 7 skala. Penerimaan panelis terhadap atribut rasa dan keseluruhan ketiga jenis sampel jahe tidak berbeda satu sama lain α = 0.05, artinya tingkat kepedasan ketiga jenis jahe yang berbeda tidak menimbulkan perbedaan kesukaan panelis. Namun, pada atribut aroma terdapat perbedaan nyata antara aroma jahe gajah dengan aroma jahe emprit dan aroma jahe merah. Aroma jahe merah dan aroma jahe emprit memiliki tingkat kesukaan lebih tinggi daripada aroma jahe gajah. Hasil uji intensitas kepedasan tidak berkorelasi dengan hasil uji hedonik. Jahe merah yang memiliki intensitas kepedasan sedang lebih disukai secara organoleptik dibandingkan jahe emprit yang intensitas kepedasannya lebih tinggi maupun jahe gajah yang intensitas kepedasannya rendah. 1

I. PENDAHULUAN

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Pemberian Larutan Jahe Merah (Zingiber Officinalle Var Rubra) Dengan Metode Pengolahan Yang Berbeda Terhadap Bobot Karkas Ayam Broiler Yang Terinfeksi Eimeria Tenella

4 75 54

Pemberian Larutan Jahe Merah (Zingiber officinale var rubra) dengan Metode Pengolahan Berbeda terhadap Performans Ayam Broiler Yang Terinfeksi Eimeria tenella

3 84 57

Penetapan Kadar Minyak Atsiri Rimpang Jahe Gajah (Zingiber Officinale Roscoe Var. Officinale) Dan Rimpang Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe Var. Amarum) Menggunakan Alat Stahl

15 90 45

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP SEL KANK

1 2 16

PENGARUH KOMBINASI NISIN DENGAN MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum), JAHE EMPRIT (Zingiber officinale var. roscoe) DAN JAHE GAJAH (Zingiber officinale var. officinale) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN MIKROBIA PEMBUSUK DAN PATOGEN - UNS

0 0 13