987.65 Potensi Biomassa dan Massa Karbon Hutan di IUPHHK PT Suka Jaya Makmur Tahun 2011

Tabel 16 Rata-rata massa karbon pada berbagai bagian pohon dan kelas diameter pohon Kelas Diameter cm Karbon Kg Akar Batang Utama Cabang dan Ranting Daun Total 5-10 4.35 12.48 4.83 2.04 23.70 10-15 9.50 38.17 10.84 3.89 62.40 15-20 11.84 68.69 11.75 6.60 98.88 20-25 39.45 160.38 38.55 9.40 247.77 25-30 38.16 197.78 28.55 10.26 274.75 30-40 155.25 338.03 45.57 14.14 544.88 40-50 342.93 999.18 50.82 14.05 1406.98 50-60 344.53 799.80 33.34 38.94 1216.61 60 994.51 3850.67 95.53 72.16 5012.87 Rata-rata 215.61 718.35 35.53

19.05 987.65

Sejalan dengan biomassa, maka untuk massa karbon pada tabel di atas yang tertinggi juga diperoleh pada bagian batang sebesar 718.35 kg atau sebesar 72.73 . Hal ini berarti bahwa sebesar 72.73 massa karbon pada pohon terdapat pada batang utama, kemudian disusul oleh akar sebesar 215.61 kg 21.83, cabang dan ranting sebesar 35.53 kg 3.60 dan terakhir daun sebesar 19.05 kg 1.93. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Purwitasari 2011 untuk jenis tanaman Acacia mangium pada hutan tanaman yang menyatakan bahwa massa karbon terbesar terdapat pada bagian batang sebesar 66.32 dan terkecil terdapat pada bagian daun sebesar 5.49. Massa karbon pada pohon berbanding lurus dengan biomassa pada pohon tersebut, semakin tinggi biomassa pada suatu pohon maka massa karbonnya juga semakin tinggi.

5.3 Model Persamaan

Model persamaan yang digunakan untuk menduga biomassa dan massa karbon yang ada pada suatu tegakan yaitu model persamaan alometrik berbentuk pangkat power. Model persamaan dipilih berdasarkan nilai R 2 -Sqadj atau nilai koefisien determinasi terkoreksi yang tertinggi dan nilai simpangan baku yang terkecil. Pada pembuatan model persamaan biomassa dan massa karbon, bagian pohon cabang dan ranting dibuat menjadi satu persamaan, hal ini dikarenakan pada saat penelitian di lapangan pohon yang dijadikan pohon sampel banyak yang tidak memiliki cabang, berkaitan dengan kriteria cabang yang telah ditentukan yaitu cabang merupakan bagian batang cabang berdiameter 10 cm ke atas.

5.3.1 Model Persamaan Alometrik Biomassa Bagian–Bagian Pohon

Pada penelitian ini pengambilan pohon sampel dilakukan secara destruktif dengan menebang jenis-jenis pohon dominan di areal penelitian pada berbagai kelas diameter. Persamaan yang dihasilkan merupakan hubungan antara biomassa tiap-tiap bagian pohon dengan diameter dan tinggi total ataupun tinggi bebas cabang. Bentuk persamaan yang dibuat adalah persamaan dengan satu peubah adalah B=aD b dan persamaan dengan dua peubah adalah B=aD b Ttot c atau B=aD b Tbc c , dimana pada persamaan tersebut B merupakan biomassa dalam satuan kilogram kg, D adalah diameter setinggi dada dalam satuan centimeter cm, Ttot adalah tinggi total dalam satuan meter m dan Tbc adalah tinggi bebas cabang dalam satuan meter m, sedangkan a, b, dan c merupakan konstanta. Model persamaan alometrik yang disusun dari hasil penelitian ini di areal IUPHHK PT Suka Jaya Makmur tersaji pada Tabel 17. Tabel 17 Model persamaa alometrik biomassa bagian-bagian pohon Bagian Model Persamaan S R 2 adj Akar B = 0.0162 D 2.55 0.2978 82.90 B =0.0398 D 3.39 Ttot -1.24 0.2658 86.40 B = 0.0263 D 3.12 Tbc -0.892 0.2596 87.00 Batang utama B = 0.1186 D 2.39 0.0927 97.80 B = 0.1156 D 2.37 Ttot 0.033 0.0939 97.70 B = 0.1253 D 2.46 Tbc -0.107 0.0922 97.80 Cabang dan Ranting B = 0.1191 D 1.79 0.3217 66.90 B = 0.2249 D 2.038 Ttot -0.877 0.3100 69.30 B = 0.1652 D 12.18 Tbc -0.618 0.3081 69.60 Daun B = 0.646 D 1.67 0.3236 63.50 B = 0.1167 D 2.22 Ttot -0.816 0.3142 65.60 B = 0.0977 D 2.168 Ttbc -0.797 0.2977 69.10 Keterangan: R 2 adj : Koefisien determinasi S : Simpangan baku B : Biomassa kg D : Diameter cm Tbc : Tinggi bebas cabang m Ttot : Tinggi total m Pada Tabel di atas persamaan pendugaan biomassa yang dibentuk adalah persamaan pendugaan biomassa akar, batang utama, cabang dan ranting serta daun. Masing-masing bagian pohon memiliki 3 jenis model persamaan yaitu, model hubungan biomassa kg dengan diameter setinggi dada cm, biomassa kg dengan diameter setinggi dada cm dan tinggi total m, serta model hubungan biomassa kg dengan diameter setinggi dada cm dan tinggi bebas cabang m. Pada persamaan dengan satu peubah bebas yaitu B=aD b nilai R 2 adj berkisar antara 63.50-97.80, untuk persamaan dengan dua peubah bebas yaitu diameter dan tinggi total B=aD b Ttot c nilai R 2 adj berkisar antara 65.60-97.70, sedangkan untuk persamaan dengan dua peubah bebas yaitu diameter dan tinggi bebas cabang B=aD b Tbc c nilai R 2 adj-nya bernilai 69.10-97.80. Nilai koefisien determinasi terkoreksi menunjukan bahwa semakin tinggi nilai R 2 adj maka semakin tinggi keeratan hubungan antara peubah tak bebas Y biomassa dan peubah bebas X diameter setinggi dada, tinggi total dan tinggi bebas cabang. Pada Tabel 17 terlihat bahwa untuk semua persamaan, akar, batang utama, cabang dan rating dan daun model persamaan terbaik yang didapat adalah persamaan dengan variabel bebas diameter setinggi dada cm dan tinggi bebas cabang m. Hal ini dikarenakan pada masing-masing persamaan nilai simpangan bakunya memiliki nilai yang paling kecil dan untuk nilai koefisien determinasi terkoreksinya memiliki nilai yang paling tinggi.

5.3.2 Model Persamaan Alometrik Massa Karbon Bagian–Bagian Pohon

Seperti halnya dengan persamaan penduga biomassa, untuk model persamaan penduga massa karbon dibuat model hubungan massa karbon kg dengan diameter setinggi dada cm, massa karbon kg dengan diameter setinggi dada cm dan tinggi total m serta model hubungan massa karbon kg dengan diameter setinggi dada cm dan tinggi bebas cabang m. Persamaan yang dibuat tidak jauh berbeda dengan persamaan pada penduga biomassa, yaitu persamaan yang memiliki satu peubah adalah C=aD b dan persamaan yang memiliki dua peubah adalah C=aD b Ttot c atau C=aD b Tbc c . Pada Tabel 18, penduga massa karbon dengan satu peubah bebas diameter setinggi dada cm C=aD b mememiliki nilai koefisien determinasi 65.20-97.00 dan nilai simpangan baku 0.1100-0.3212, sedangkan untuk persamaan dengan dua peubah bebas diameter setinggi dada cm dan tinggi total m C=aD b Ttot c , selang nilai koefisien determinasinya antara 67.90-96.90 dan nilai simpangan bakunya 0.1114-0.3068, dan untuk persamaan dengan dua peubah bebas diameter setinggi dada cm dan tinggi bebas cabang m C=aD b Tbc c , selang nilai koefisien determinasinya berada diantara 70.60-97.00 dengan nilai simpangan bakunya 0.1091-0.3060. Tabel 18 Model persamaan alometrik massa karbon bagian-bagian pohon Bagian Model Persamaan S R 2 adj Akar C = 0.0089 D 2.58 0.3116 81.90 C = 0.0229 D 3.47 Ttot -1.31 0.2775 85.60 C = 0.0144 D 3.17 Tbc -0.919 0.2731 86.10 Batang utama C =0.0646 D 2.42 0.1100 97.00 C = 0.0661 D 2.44 Ttot -0.033 0.1114 96.90 C = 0.0692 D 2.50 Tbc -0.133 0.1091 97.00 Cabang dan Ranting C = 0.0646 D 1.81 0.3212 67.60 C = 0.1279 D 2.45 Ttot -0.943 0.3068 70.50 C = 0.0912 D 2.23 Tbc -0.643 0.3060 70.60 Daun C = 0.0355 D 1.69 0.3163 65.20 C = 0.0661 D 2.29 Ttot -0.877 0.3042 67.90 C = 0.0537 D 2.22 Tbc -0.819 0.2877 71.20 Keterangan: R 2 adj : Koefisien determinasi S : Simpangan baku C : Karbon kg D : Diameter cm Tbc : Tinggi bebas cabang m Ttot : Tinggi total m Sejalan dengan persamaan terbaik pada persamaan biomassa di sub-bab sebelumnya, persamaan terbaik untuk masing-masing bagian pohon pada pendugaan massa karbon juga terdapat pada persamaan dengan dua peubah bebas yaitu diameter setinggi dada dan tinggi bebas cabang. Hal ini dikarenakan pada persamaan dengan dua peubah bebas, nilai koefisien determinasi terkoreksinya merupakan nilai yang tertinggi dan nilai simpangan bakunya merupakan nilai terkecil. Persamaan alometrik dengan dua peubah bebas merupakan persamaan terbaik yang dilihat berdasarkan koefisien determinasi terkoreksi dan simpangan baku, hal itu juga didapatkan pada semua bagian pohon. Namun kenyataan di lapangan, jika data tinggi tidak diperoleh maka pendugaan biomassa dan karbon sebaiknya cukup menggunakan variabel bebas diameter pohon saja. Pengukuran diameter di lapangan dapat dilakukan lebih akurat dibandingkan dengan mengukur tinggi pohon.

5.3.3 Model Alomertik Biomassa dan Massa Karbon Pohon

Model alometrik yang berhasil dibangun untuk menduga biomassa dan massa karbon pohon di areal IUPHHK-HA PT Suka Jaya Makmur tersaji pada Tabel 19. Pada Tabel terlihat bahwa untuk biomassa nilai koefisien determinasi terkoreksi yang paling tinggi terdapat pada persamaan dengan dua peubah bebas diameter setinggi dada dan tinggi bebas cabang adalah 96.10 dengan nilai simpangan bakunya 0.1199. Dari kedua nilai tersebut terlihat bahwa pada model alometrik biomassa, persamaan terbaik merupakan model persamaan B=aD b Tbc c dengan dua peubah bebas adalah B tot=0.2729 D 2.53 Tbc -0.332 . Tabel 19 Model alometrik biomassa dan massa karbon pohon Bagian Model Persamaan S R 2 adj Biomassa B tot = 0.2291 D 2.31 0.1311 95.40 B tot = 0.2931 D 2,55 Ttot -0.341 0.1269 95.70 B tot = 0.2729 D 2.53 Tbc -0.332 0.1199 96.10 Karbon C tot = 0.1244 D 2.34 0.1452 94.50 C tot = 0.1667 D 2.62 Ttot -0.406 0.1395 94.90 C tot = 0.1503 D 2.57 Tbc -0.357 0.1336 95.40 Keterangan: R 2 adj : Koefisien determinasi S : Simpangan baku B : Biomassa kg C : Karbon kg D : Diameter cm Tbc : Tinggi bebas cabang m Ttot : Tinggi total m Sama halnya dengan pemilihan model persamaan terbaik pada biomassa, pada massa karbon pun pemilihan model persamaan terbaik dilihat dari nilai koefisien determinasi terkoreksi yang paling tinggi dan nilai simpangan baku yang paling rendah. Dari kriteria tersebut terlihat bahwa persamaan terbaik untuk massa karbon adalah persamaan dengan dua peubah bebas yaitu diameter dan tinggi bebas cabang C=aD b Tbc c , dengan pesamaan C tot=0.1503 D 2.57 Tbc -0.357 .

5.4 Potensi Biomassa dan Massa Karbon Hutan di IUPHHK PT Suka Jaya Makmur Tahun 2011

Potensi biomassa dan massa karbon tegakan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan alometrik biomassa dan massa karbon pohon total yang telah didapatkan. Data yang diperlukan untuk menduga potensi biomassa dan karbon tegakan yaitu data diameter setinggi dada cm dan tinggi bebas cabang m, data tersebut didapatkan dari hasil inventarisasi tegakan sebelum penebangan ITSP pada tahun 2011. Data ITSP yang digunakan dalam pendugaan potensi biomassa dan massa karbon merupakan data inventarisasi secara menyeluruh untuk semua jenis pohon yang berada pada blok tebang RKT 2011, baik jenis komersil maupun non komersil dengan diameter diatas 20 cm. Pada data ITSP didapatkan ada 57 petak penebangan yang akan diduga potensi biomassa dan massa karbonnya. Data dugaan potensi biomassa dan massa karbon di IUPHHK-HA PT Suka Jaya Makmur tersaji pada Lampiran 8. Dari hasil perhitungan didapatkan potensi biomassa per hektar pada blok tebang tahun 2011 berkisar antara 2.87–169.55 tonha dengan biomassa rata-rata sebesar 68.35 tonha, sedangkan untuk potensi massa karbon per hektar berkisar antara 1.72–103.24 tonha dengan massa karbon rata-rata sebesar 41.69 tonha. Hasil yang cukup bervariasi untuk setiap petak tebang dapat disebabkan karena perbedaan luasan serta jumlah pohon yang ada untuk setiap petak. Sebaran potensi biomassa pada areal IUPHHK-HA PT Suka Jaya Makmur untuk blok tebang RKT 2011 dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Sketsa sebaran potensi biomassa pada blok tebang tahun 2011 PT Suka Jaya Makmur. Sebaran potensi biomassa yang paling dominan pada blok tebang RKT 2011 PT Suka Jaya Makmur terdapat pada petak tebang yang berwarna biru kehijau–hijauan sebanyak 18 petak dengan potensi biomassa sebesar 50–75 tonha, kemudian disusul berturut–turut pada petak tebang yang berwarna biru muda sebanyak 14 petak dengan potensi biomassa sebasar 25–50 tonha, petak tebang yang berwarna biru tua sebanyak 11 petak dengan potensi biomassa sebesar 75–100 tonha, petak tebang yang berwarna biru kehitam–hitaman sebanyak 11 petak dengan potensi biomassa ≥100 tonha dan terakhir petak tebang yang berwarna abu–abu sebanyak 3 petak dengan potensi biomassa sebesar 0–25 tonha. Sebaran potensi massa karbon pada areal blok tebang RKT 2011 PT Suka Jaya Makmur dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Sketsa sebaran potensi massa karbon pada blok tebang tahun 2011 PT Suka Jaya Makmur. Sebaran potensi massa karbon terbanyak berada pada petak tebang yang berwarna biru muda sebanyak 28 petak yang memiliki potensi massa karbon sebesar 25–50 tonha, kemudian disusul petak tebang yang berwarna biru kehijau–hijauan sebanyak 14 petak dengan potensi massa karbon sebesar 50–75 tonha, petak tebang yang berwarna abu–abu sebanyak 12 petak dengan potensi massa karbon sebesar 0-25 tonha, petak tebang yang berwarna biru tua sebanyak 2 petak dengan potensi massa karbon sebesar 75–100 tonha, dan yang terakhir adalah petak tebang berwarna biru kehitam-hitaman dengan potensi massa karbonnya sebesar ≥ 100 tonha. Massa karbon yang berbeda pada setiap petak tebang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain luasan dan jumlah individu per hektar. Menurut Junaedi 2007 hutan tropis dataran rendah areal bekas tebangan menyimpan massa karbon di atas permukaan tanah sebesar 57.68–107.71 ton CHa, hasil berbeda dengan hasil penelitian ini yang memiliki rata-rata massa karbon sebesar 41.69 tonha. Hal ini dapat diakibatkan karena perbedaan kondisi lingkungan dan stuktur tegakan serta pada penelitian ini mengikuti kadar karbon yang didapat dari hasil perhitungan di laboratorium dan tidak mengikuti asumsi kadar karbon 50, selain itu juga disebabkan oleh potensi volume tegakan per hektar yang kecil pada blok tebang RKT tahun 2011 PT Suka Jaya Makmur yang dijadikan tempat untuk melakukan penelitian ini. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan