5 Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan
penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kedua kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan keadaan yang tidak
menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan harga jual yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan perusahaan akan sulit bersaing
dengan produk sejenis yang ada di pasar, sebaliknya jika harga jual produk terlalu rendah akan mangakibatkan laba yang diperoleh perusahaan rendah pula. Kedua
hal tersebut dapat diatasi dengan penentuan harga pokok produksi dan harga jual yang tepat.
1.2. Perumusan Masalah
Produk agribisnis memiliki karakteristik yang bersifat ukuran yang sangat besar bulky, mengambil banyak tempat voluminous dan cepat atau mudah
rusak perishable. Salah satu produk hortikultura yang memiliki karakteristik tersebut adalah buah-buahan. Buah-buahan merupakan komoditas pertanian yang
mudah mengalami perubahan-perubahan akibat pengaruh mekanisme fisik, kimia, biologis dan mikrobiologis. Pengaruh-pengaruh tersebut bisa mengakibatkan
kerusakan atau pembusukan, terutama pada saat penen melimpah. Diperlukan pengolahan lebih lanjut guna meningkatkan nilai tambah pada komoditas buah-
buahan. Salah satu bentuk pengolahan pada buah-buahan adalah dengan pembuatan sari buah dan permen lunak. Buah jambu biji, pepaya dan nanas
merupakan komoditas pertanian yang memiliki karakteristik perishable seperti buah-buahan lainnya. Pembuatan sari buah jambu biji dan permen lunak
merupakan salah satu upaya dalam memperpanjang masa simpan dan menambah nilai jual jambu biji, pepaya dan nanas.
Kelompok Wanita Tani KWT Turi merupakan salah satu Kelompok Usaha Agribisnis Desa Sukaresmi Kota Bogor dan anggota Program
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP. KWT Turi adalah produsen yang bergerak dalam bidang pengolahan buah jambu biji menjadi jus jambu. Usaha jus
jambu ini bermula dari keprihatinan warga Sukaresmi, melihat banyaknya jambu matang yang dibuang begitu saja di kolam atau kebun. Jambu biji yang dijual ke
pasar merupakan jambu biji yang sudah tua namum belum matang.
6 KWT Turi menghasilkan Jus Jambu Merah atau yang sering di kenal
dengan nama JJM dengan kemasan botol plastik ukuran 300 mililiter dan kemasan gelas plastik cup plastik ukuran 200 mililiter. Harga jual JJM kemasan botol
plastik ukuran 300 mililiter adalah Rp 3.500 dan harga jual JJM kemasan cup ukuran 200 mililiter adalah Rp 1.500. KWT Turi berencana untuk menaikkan
harga jual produk, karena kenaikan harga bahan baku yang berfluktuatif ketika permintaan JJM meningkat, namun persediaan buah jambu petani di Desa
Sukaresmi tidak mencukupi, maka KWT Turi akan membeli buah jambu yang berada di pasar, hal tersebut akan meningkatkan biaya produksi, karena harga
buah jambu di pasar lebih mahal dibandingkan harga buah jambu di Desa Sukaresmi.
Selain jambu biji bahan baku yang berfluktuatif adalah gula. Gula merupakan bahan baku utama selain jambu biji dalam pengolahan produk JJM.
Selama ini penggunaan gula terhadap biaya produksi di KWT Turi sebesar 20,78 persen dalam pengolahan JJM kemasan cup dan sebesar 10,83 persen dalam
pengolahan JJM kemasan botol. Harga gula setiap tahunnya menunjukkan kenaikan. Kenaikan harga gula tersebut sangat mempengaruhi harga pokok JJM,
karena produk JJM menggunakan gula sebagai bahan pemanis. Kenaikan harga gula tak lepas dari peran harga gula dunia, saat ini harga gula di dunia mengalami
peningkatan ditambah dengan isu penggunaan tanaman tebu sebagai bio fuel. Hal tersebut akan mempengaruhi pemintaan tanaman tebu di pasar internasional,
sehingga persaingan antara produk gula dan produk bio fuel yang merupakan produk turunan dari tanaman tebu akan terjadi, kemungkinan harga gula akan
terus meningkat. Grafik perkembangan harga gula di dalam negeri dapat dilihat pada Gambar 1.
KWT Turi selama ini dalam menentukan harga pokok JJM masih belum menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan seperti biaya penyusutan
bangunan, kendaraan serta mesin dan peralatan. Biaya penyusutan mempengaruhi nilai aktiva tetap perusahaan, jika tidak diperhitungkan, maka perusahaan akan
mengeluarkan biaya diluar biaya produksi untuk biaya penyusutan.
7 Gambar 1.
Perkembangan Harga Rata-rata Gula Sumber : Kementrian Perdagangan RI 2010
Pengaruh kenaikan harga bahan baku juga mempengaruhi kegiatan produksi di LPPM PKBT. Laboratorium Percontohan Pabrik Mini PKBT
merupakan produsen pengolahan pepaya dan nanas menjadi produk yang memiliki nilai tambah. LPPM PKBT mengolah dan menghasilkan Fruit Talk Soft
Candy dengan kemasan 50 gram. Harga jual soft candy pepaya dan nanas di LPPM PKBT adalah masing- masing sebesar Rp 7.500 per bungkus. LPPM PKBT
juga berencana untuk menaikkan harga jual Fruit Talk Soft Candy karena perusahaan ingin meningkatkan keuntungan, disamping harga bahan baku juga
berfluktuasi. Selama ini penetapan harga pokok produk yang dilakukan LPPM PKBT belum menggambarkan rincian biaya produksi yang tepat seperti biaya
penyusutan kendaraan, biaya penyusutan bangunan dan mesin. Produk Fruit Talk Soft Candy masih terbilang baru dipasaran, tepatnya pada awal tahun 2010, LPPM
dan Manajeman Serambi Botani melakukan kerjasama, produk “Fruit Talk Soft Candy Papaya dan Fruit Talk Soft Candy Pineapple saat ini tersedia di Serambi
Botani, Botani Square, Bogor. Masing- masing perusahaan saat ini masih menghadapi kendala dalam
penetapan harga pokok produksi oleh karena itu untuk menghadapi persaingan dan dapat bertahan, maka perusahaan perlu mempertahankan dan membuat
strategi yang tepat. Salah satunya adalah strategi penetapan harga jual produk dan mengetahui zona fleksibilitas, sehingga perusahaan dapat memposisikan
8 produknya pada pangsa pasar yang sesuai dengan tingkatan harga yang masih
dapat bersaing dengan produk sejenis di pasaran. Salah satu metode penentuan harga pokok adalah full costing. Di dalam metode full costing, biaya overhead
pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau
atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk selesai yang
belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya elemen harga pokok penjualan apabila produk selesai tersebut tidak dijual. Metode full costing akan diterapkan
dalam penelitian ini di masing- masing perusahaan KWT Turi dan LPPM PKBT. Perusahaan dapat menaikan harga jual produknya sesuai dengan kenaikan
harga yang masih dapat diterima oleh konsumen dengan melihat sensitivitas harga menurut penilaian konsumen. Konsumen merupakan salah satu aset yang
menentukan bagi kelangsungan hidup bagi suatu usaha. Bagi konsumen, harga memegang peranan penting dalam membeli suatu produk selain kualitas.
Memahami dan mengerti secara baik terhadap konsumen dapat dilakukan melalui pengamatan, wawancara mengenai keinginan atau harapan-harapan konsumen
mengenai masalah harga. Untuk itu perlu dilakukan analisis sensitivitas harga dan penilaian konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan agar
perusahaan dapat menentukan harga jual yang wajar dari sisi konsumen terhadap harga JJM dan Fruit Talk Soft Candy.
Pembentukan harga produk dari sisi produsen tidak hanya melihat dari sisi perusahaan saja, namun perusahaan harus melihat pembentukan harga yang terjadi
pada konsumen. Rentang harga yang terbentuk dari harga minimum yang dibuat oleh produsen dan harga maksimum yang akan dibayarkan oleh konsumen disebut
Zona fleksibilitas harga. Dalam hal ini, harga minimum yang dibuat produsen atau Optimal Price Minimum OP min adalah harga jual minimum produk, sedangkan
harga maksimum yang dibayarkan oleh konsumen atau Customer Price Maximum CP max adalah harga maksimum p roduk atau disebut dengan Price of Marginal
Expensive PME. Berdasarkan permasalahan di atas, maka perumusan masalah yang akan
dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
9 1.
Apakah harga pokok produksi JJM di KWT Turi dan Fruit Talk Soft Candy di Laboratorium Percontohan Pabrik Mini PKBT selama ini sudah tepat ?
2. Apakah perubahan harga jual JJM di KWT Turi dan Fruit Talk Soft Candy di
Laboratorium Percontohan Pabrik Mini PKBT berdampak pada loyalitas konsumen ?
1.3. Tujuan penelitian