commit to user
17
3. Kerajinan Tangan
Kerajinan tangan disebut juga sebagai seni kriya, adalah seni kerajinan tangan manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan
peralatan kehidupan sehari-hari dengan tidak melupakan pertimbangan artistik dan keindahan.
Seni kriya atau kerajinan tangan sebaiknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut Made Berata, 2008 :
a. Utility atau aspek kegunaan
Yaitu seni kriya atau kerajinan tangan harus memiliki kegunaan sebagai : Security, jaminan tentang keamanan orang menggunakan
barang-barang itu, Comfortable nyaman tidaknya suatu barang digunakan barang yang nyaman digunakan disebut barang terap.
Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang tinggi. Flexibility keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya
adalah barang terap yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Barang terap dipersyaratkan memberi kemudahan dan
keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
b. Estetika atau syarat keindahan
Sebuah barang terapan betapapun nyamannya dipakai jika tidak enak dipandang maka pemakai barang itu tidak akan merasa puas.
Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman, dan kepuasan bagi
commit to user
18
pemakainya. Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi jika barang itu diperindah dan berwujud estetik.
Fungsi dan tujuan pembuatan seni kriya atau kerajinan tangan adalah :
a. Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan
fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung. b.
Sebagai benda hias, yaitu seni kriya yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan.
c. Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan
sebagai alat permainan. Jenis-jenis seni kriya atau kerajinan tangan di Nusantara antara
lain: a.
Seni kerajinan kulit, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contoh :
tas, sepatu, wayang, ikat pinggang. b.
Seni kerajinan logam, ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan
biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Contoh : pisau, barang aksesoris, kerajinan
dari besi, kerajinan dari perunggu, kerajinan dari emas, kerajianan dari perak, dan lain-lain.
c. Seni ukir kayu, yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu
yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang
commit to user
19
biasanya digunakan adalah : kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contoh : mebel, relief, topeng.
d. Seni kerajinan anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan
rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dan lain sebagainya. Contoh : topi, tas, keranjang.
e. Seni kerajinan batik, yaitu seni membuat pola hias di atas kain dengan
proses teknik tulis atau teknik cetak. f.
Seni kerajinan keramik, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa dipijat,
butsir, pilin, pembakaran, dan glasir sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contoh : gerabah, piring,
gelas, vas, pot. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 menetapkan bahwa usaha
kecil yang didalamnya terdapat industri kecil dan kerajinan adalah suatu unit usaha yang mempunyai nilai aset netto tidak termasuk tanah dan
bangunan yang tidak melebihi Rp200 juta, atau penjualan per tahun tidak lebih besar dari 1 milliar. Sedangkan, menurut Instruksi Presiden Nomor
10 Tahun 1999 nilai aset netto diluar tanah dan gedung yang dimiliki oleh suatu pengusaha kecil dan menengah antara Rp200 juta sampai Rp.
10 milliar Tulus Tambunan, 2002 : 49. Badan Pusat Statistik BPS mengklasifikasikan industri
pengolahan dalam dua subsektor yaitu industri pengolahan non migas dan
commit to user
20
pengilangan minyak bumi. Industri pengolahan non migas dibedakan atas industri besar dan sedang, kecil dan kerajinan rumah tangga.
Perajin sendiri menurut definisi Umar Kayam adalah mereka yang memiliki suatu ketrampilan khusus yang didapatkan dari penyampaian
secara turun-temurun lewat nenek moyangnya atau yang diperoleh melalui proses sosialisasi dai lingkungan budayanya.
4. Permasalahan Industri Kerajinan di Indonesia