Hubungan Shift Kerja dengan Terjadinya Kelelahan

terjadinya kelelahan pada security SUN Plaza Medan tahun 2015. Adanya hubungan antara shift kerja dengan terjadinya kelelahan ini disebabkan karena terganggunya waktu tidur pada malam hari yang mengakibatkan anggota security sering merasa mengantuk dan ingin berbaring, serta waktu siang yang tidak bisa dimanfaatkan dengan baik untuk tidur karena adanya gangguan-gangguan dari lingkungan sekitar. Selanjutnya tanggung jawab yang harus dijalani pada malam hari juga menimbulkan beban kerja khususnya beban psikologi yang berdampak pada timbulnya stress yang salah satu akibatnya dapat menyebabkan terjadinya kelelahan karena gedung mall yang tidak ada aktivitas yang menuntut security untuk selalu siaga untuk melakukan penjagaan, selain itu tugas untuk memantau barang-barang yang masuk ke dalam mall pada malam hari juga menjadi tanggung jawab yang harus dijalani oleh anggota security. Keadaan irama sirkadian yang terganggu pada malam hari juga menjadi penyebab timbulnya kelelahan pada security karena fungsi tubuh yang tidak sesuai dimana tubuh beraktivitas pada malam hari dan istirahat pada siang hari. Irama sirkadian yang di maksud menurut Winarsunu 2008 yang menjelaskan bahwa selama 24 jam tubuh mempunya 2 fase, yaitu fase ergotrophic dimana pada siang hari semua organ dan fungsi tubuh siap untuk melakukan suatu tindakan, serta fase trophotropic dimana pada malam hari tubuh melakukan pembaharuan cadangan energy atau penguatan kembali. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Begani et. al. 2013 pada security di kota Madang mengatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya kelelahan, gangguan tidur, stress, dan waktu yang terbatas untuk kegiatan lain pada security yang menjalani shift kerja. Selain itu penelitian yang dilakukan Ummul et. al. 2012 pada pekerja kereta api menyatakan bahwa dari 6 gejala stress utama yang dipelajari, kelelahan berada pada peringkat pertama pada pekerja shift kereta api. Selanjutnya, hal ini juga didukung oleh pendapat Mohren yang dikutip oleh Ummul et. al. 2012 yang mengatakan bahwa shift kerja memiliki prevalensi lebih tinggi secara signifikan terhadap terjadinya kelelahan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tingkat kelelahan saatshift pagi 08.00-20.00 WIB paling banyak pada tingkat sedang yaitu 36 orang 64,5, sedangkan tingkat rendah berjumlah 19 orang 33,9 dan tingkat tinggi hanya 1 orang 1,8. 2. Tingkat kelelahan saatshift malam 20.00-08.00 WIB paling banyak pada tingkat sedang yaitu 45 orang 80,4, sedangkantingkat tinggi sebanyak 11 orang 19,6. 3. Ada hubungan shift kerja dengan terjadinya kelelahan pada security SUN Plaza Medan tahun 2015 p = 0,002.

6.2 Saran

1. Pekerja Security Pada saat shift malam, di sarankan agar security menyadari bahwa tanggung jawab yang diberikan jangan dijadikan beban pada pekerjaan melainkan kewajiban yang harus dilaksanakan. Selain itu, memanfaatkan waktu siang untuk tidur dan istirahat sebaik-baiknya 2. Perusahaan Disarankan agar pihak perusahaan dapat melakukan sosialisi tentang beban kerja khususnya beban psikologi dan cara mengatasinya serta mengatur waktu kerja dan istirahat anggota security agar tidak menimbulkan kelelahan pada saat shift malam. DAFTAR PUSTAKA Adiwardana A.S., 1989. Pencegahan Kecelakaan. Cetakan Pertama Jakarta, PT Pustaka Binaman Perssindo. Archer, F., Williams, B., Sofianopoulos, S., Thompson, B., 2011.The Exploration of Physical Fatigue, Sleep and Depression in Paramedics: A Pilot Study. Australasian Journal of Paramedicine, 91. Jurnal Elektronik Diakses pada tanggal 15 Januari 2015 Pukul 10.50 WIB; http:ro.ecu.edu.aucgiview content.cgiarticle Begani, R.K., Begani A.Z., So’on, V., Pokasui, K., 2013. Impact of Shift Work Amongst Security Guards in Madang town. Journal Volume 18, May 2013. Jurnal Elektronik Diakses pada tanggal 15 Januari 2015 Pukul 09.30 WIB;http:www.dwu.ac.pgwwwbackupwebimagesResearch_Journal2013_V ol_187_Begani_et_al_Shift_work__security_guards.pdf Fish, D., 2000.The Impact of Shift Work.Hot News, From Health Service Australia. Harrianto, R., 2008. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. ILO., 2012. Encyclopedia of Occupational Health and Safety.Internatioanal New York Labour Office, Geneva, Vol. II. Diakses pada tanggal 18 Januari 2015 Pukul 19.35 WIB; http:www.ilo.orgsafework WCMS_113329lang-- enindex.htm Kodrat, K.F., 2009. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kemungkinan Terjadinya Kelelahan Pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. X Labuhan Batu.Tesis, FKM- USU, Medan. Mahyastuti, M., 1993.Circardian Rhythm dan Pengaruhnya Pada Pola Tidur Awak Pesawat. Majalah Kesehatan Masyarakat. IAKMI, Tahun XXI No.5, Juni 1993. 289-283. Notoatmodjo, S., 2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta. Nurmianto, E., 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi. Edisi Kedua, Surabaya, Guna Widya. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan danatau InstansiLembaga Pemerintah. Pitaloka, D., 2009. Pengaruh Beban Kerja dan Kondisi Kerja terhadap Stres Kerja pada Perawat Ruangan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2009.Skripsi, FKM-USU, Medan.