Hasil Perhitungan Pembahasan Mesin pendingin dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut

Gambar 4.7 Grafik Hubungan COP dan Waktu. Gambar 4.7 memperlihatkan besar nilai koefisien prestasi COP dari waktu ke waktu. Bila dinyatakan dalam persamaan dapat dinyatakan : COP = 0,0002 t + 4,625. t dalam satuan menit. Persamaan berlaku untuk t = 60 menit sampai dengan t = 510 menit. Nilai koefisien prestasi COP terendah sebesar 4 dan nilai koefisien prestasi COP tertinggi sebesar 5,056. Rata-rata nilai koefisien prestasi COP dari t = 60 menit sampai t = 510 menit sebesar 4,53. Niilai kerja kompresor Wk, kalor yang dilepas kondensor Qk, kalor yang diserap evaporator Qe, dan koefisien prestasi COP nilainya tidak konstan. Kemungkinan hal ini disebabkan karena suhu air yang didinginkan berubah-ubah setiap saat dan suhu ruangan di sekitar pada saat pengambilan data juga berubah- ubah setiap saat. Tekanan kerja evaporator dan tekanan kerja kondensor berubah- ubah setiap saat menyesuaiakan dengan keadaan yang terjadi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pengujian mesin pendingin dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut untuk membekukan air pada lapisan bidang datar yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Mesin pendingin dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut skala rumah tangga yang telah dibuat mampu untuk membekukan air pada lapisan bidang datar dengan volume air 5 liter selama 8,5 jam. 2. a.Kerja kompresor terendah sebesar 37,216 kJkg dan tertinggi sebesar 51,172 kJkg. b. Kalor yang dilepas kondensor terendah sebesar 220,97 kJkg dan tertinggi sebesar 260,512 kJkg. c. Kalor yang diserap evaporator terendah sebesar 183,754 kJkg dan tertinggi sebesar 211,666 kJkg. 3. COP mesin pendingin dari waktu ke waktu nilainya berubah-ubah. Nilai COP terendah sebesar 4 dan nilai COP tertinggi sebesar 5,056. Nilai COP rata-rata sebesar 4,53 untuk 8,5 jam kerja.

5.2 Saran

Setelah dilakukan pengambilan data dari mesin pendingin dengan pemanasan lanjut ada kekurangan dan kelebihan yang perlu di perhatikan, untuk itu perlu adanya saran untuk pengembangan mesin ini, antara lain : 1. Dalam pembuatan mesin pendingin, sebagai wadah untuk media yang didinginkan sebaiknya menggunakan bahan mika, akrilik atau plastik karena tidak mudah pecah, dan proses pembuatan wadah, pembentukan lubang lebih mudah. 2. Saat proses uji coba mesin sebaiknya dilakukan beberapa kali, sehingga saat proses pengambilan data dapat lancar dan tidak ada masalah seperti kebocoran pada wadah atau kebocoran pada pipa penyambung. 3. Untuk pengembangan pengetahuan mesin pendingin perlu dilakukan pengembangan pembuatan alat lebih lanjut dengan membuat mesin pendingin menggunakan refigeran sekunder cairan anti beku. DAFTAR PUSTAKA Dirja, 2004, Dasar Mesin Pendingin, Departemen Pendidikan Nasional, Diakses : Tanggal 6 April 2012. Frank Keith, 1984, Perpindahan Kalor, Erlangga, Jakarta. Nofrizal, 2008, Perancangan Thermal dan Elektrika, Central Library Universitas Indonesia, Diakes : Tanggal 19 April 2012. Sumanto, 2004, Dasar-dasar Mesin Pendingin, Andi Offset, Yogyakarta. Stoecker, W.F., 1989, Refigeran dan Pengkondisian Udara, Erlangga, Jakarta. Perdana Herman, 2012, Mesin Pendingin Untuk Membekukan Air Pada Lapisan Bidang Datar, Yogyakarta. LAMPIRAN Siklus Mesin Pendingin dengan Pemanasan Lanjut dan Pendnginan Lanjut pada saat t = 60 menit. Siklus Mesin Pendingin dengan Pemanasan Lanjut dan Pendnginan Lanjut pada saat t = 120 menit.