skor rata-rata 5 yang artinya bahwa responden cenderung termotivasi untuk berwirausaha.
Responden berpendapat bahwa kegagalan bukan merupakan cermin bahwa ketidak sanggupan dalam pekerjaan tersebut, banyaknya pesaing dapat mendorong
untuk lebih berkembang, dan responden merupakan orang yang kreatif dan inovatif, serta berani mengambil keputusan dan menanggung resikonya yang
selalu mengikuti perkembangan jaman.
4.3. Deskripsi Hasil Pengujian
4.3.1. Hasil Pengujian Validitas
Uji validitas dilakukan mengetahui sejauh mana alat pengukur dapat mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut
dapat dilihat pada Corrected Item–Total Correlation, nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada sig. 0,05 dengan uji
satu sisi dan n = 60, k = 2, maka didapat r tabel sebesar 0,214. Kriteria pengujian adalah jika r hitung
≥ r tabel 0,214 maka dinyatakan valid dan jika r hitung r tabel 0,214 maka dinyatakan tidak valid. Priyatno,
2008.
Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Variabel Minat Berwirausaha X
2
Putaran 1
Scale Mean if Item
Deleted Scale
Variance if Item
Deleted Corrected
Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation Cronbachs
Alpha if Item
Deleted x21
20.6667 9.311
.429 .377
.201 x22
20.0833 12.213
.081 .023
.468 x23
18.9667 11.897
.051 .026
.507 x24
19.7333 9.114
.387 .292
.225 x25
19.0833 12.179
.212 .171
.381
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sumber : :
lampiran 2 Dilihat dari tabel tersebut diatas nilai Corrected Item-Total Correlation tiap
pertanyaan semua positif tetapi untuk X22, X23 dan X25 nilainya r tabel dengan df 58 0,0214 dan hanya X21 dan X4 yang nilainya dari r tabel. Sehingga perlu
adanya putaran 2 untuk pertanyaan X21 dan X24.
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Variabel Minat Berwirausaha X
2
Putaran 2
Scale Mean if Item
Deleted Scale
Variance if Item
Deleted Corrected
Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation Cronbachs
Alpha if Item
Deleted x21
4.9000 2.295
.533 .284
.a x24
3.9667 1.965
.533 .284
.a Sumber :
: lampiran 2
Berdasarkan tabel tersebut diatas maka keduanya dinyatakan valid
Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Untuk Berwirausaha Y Putaran 1
Scale Mean if Item
Deleted Scale
Variance if Item
Deleted Corrected
Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation Cronbachs
Alpha if Item
Deleted y1
22.6167 10.918
-.003 .036
.801 y2
21.5000 9.339
.554 .492
.395 y3
21.7500 9.445
.584 .557
.389 y4
21.5333 10.795
.394 .359
.490 y5
21.4667 10.219
.456 .411
.457 Dilihat dari tabel tersebut diatas nilai Corrected Item-Total Correlation 4
pertanyaan positit y2, y3, y4, y5 dan nilainya dari r tabel dengan df 58 0,0214 sedangkan y1 nilainya negatif, Sehingga perlu adanya putaran 2 dan hasilnya sbb :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Scale Mean if Item
Deleted Scale
Variance if Item
Deleted Corrected
Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation Cronbachs
Alpha if Item
Deleted y2
16.9000 6.363
.597 .478
.760 y3
17.1500 6.062
.727 .556
.693 y4
16.9333 7.250
.511 .359
.797 y5
16.8667 6.524
.628 .400
.744 Sumber :
: lampiran 2
Berdasarkan tabel tersebut diatas maka keempatnya dinyatakan valid
4.3.2. Hasil Pengujian Reliabilitas
Selanjutnya pengujian dilakukan untuk mengetahui reliabilitas dari masing-masing kuesioner, dimana dari hasil pengujian diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Item pertanyaan
Cronbach Alpha Keterangan
Minat Berwirausaha X
2
0,696 Reliabel
Motivasi Untuk Berwirausaha Y 0,800
Reliabel Sumber : lampiran 2
Menurut Imam Ghozali, 2002:133 pengukuran reliabilitas menggunakan nilai cronbach Alpha, suatu kuesioner dikatakan reliabel
bila memiliki nilai cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Dari hasil
pengujian reliabilitas diatas, dapat diketahui bahwa nilai cronbach Alpha dari masing-masing variabel yang diperoleh nilainya lebih besar dari 0,60
hal tersebut menunjukkan bahwa semua item telah reliabel.
4.3.3. Hasil Pengujian Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan test one- Sample Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil pengujian diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.9. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,b
Mean -.2181638
Std. Deviation 3.60999606
Most Extreme Differences
Absolute .073
Positive .071
Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z .568
Asymp. Sig. 2-tailed .904
Sumber : lampiran 2 Berdasarkan nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,568 dan
tingkat signifikan pada 0,904 hal ini berarti Ho ditolak yang artinya data residual terdistribusi normal.
4.3.4 Uji Asumsi Klasik
4.3.4.1 Uji Multikolinieritas
Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor VIF. Dari
hasil pengujian terhadap gejala mulitikolinieritas diperoleh hasil bahwa besarnya nilai Variance Inflation Factor VIF untuk masing-masing
variabel bebas yang diteliti, untuk variabel Prestasi Belajar Kewirausahaan X
1
Minat Berwirausaha X
2
Motivasi Untuk Berwirausaha Y
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Prestasi Belajar Kewirausahaan X
1
sebesar 1,003 dengan nilai tolerance sebesar 0,997, variabel Minat Berwirausaha X
2
sebesar 1,003 dengan nilai tolerance sebesar 0,993. Lampiran 2.
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai VIF seluruh variabel bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10, artinya
seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinier
Ghozali, 2001:57. 4.3.4.2. Uji Heteroskedastisitas
Maksud dari penyimpangan heteroskedastisitas adalah variabel independen adalah tidak konstan berbeda untuk setiap nilai tertentu
variabel independen. Hasil pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Gambar 4.2. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Regression Standardized Predicted Value
3 2
1 -1
-2 -3
R egressi
on S
tudent iz
ed R
esi dual
3 2
1
-1 -2
Scatterplot Dependent Variable: MotBerwir
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan gambar grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik- titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 4.3.4.3. Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini, besarnya nilai Durbin Watson setelah dianalisis adalah 1,509 lampiran 7. Untuk mengetahui adanya gejala
autokorelasi maka perlu dilihat tabel Durbin Watson dengan jumlah variabel bebas K = 2 sedangkan jumlah pengamatan 60. Selanjutnya nilai
tersebut diplotkan ke kurva Durbin Watson dibawah ini :
Gambar 4.3. Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan nilai DW sebesar 1,509 berada pada daerah keragu-raguan sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
yang digunakan telah terbebas dari penyimpangan autokorelasi.
Tidak Ada Aut okorelasi
A d
a A
u to
k o
re la
si
n e
g a
ti f
D a
e ra
h K
e ra
g u
-r a
g u
a n
D a
e ra
h k
e ra
g u
-r a
g u
a n
dl = 1,514
D.W = 4-dl =
1,514 4-du =
1,652
du = 1,652
A d
a A
u to
k o
re la
si
P o
si ti
f
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.5 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut lampiran 2 :
Y= 20,529 – 0,375 + 0,325
Berdasarkan persamaan regresi diatas mempunyai arti bahwa: b
= Konstanta = 20,529 Apabila variabel prestasi belajar kewirausahaan X
1
, minat berwirausaha X
2
adalah konstan atau sama dengan nol, maka motivasi untuk berwirausaha Y adalah sebesar 20,529
b
1
= Koefisien regresi untuk X
1
= – 0,375
Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel prestasi belajar kewirausahaan X
1
yaitu – 0,375 dan mempunyai koefisien
regresi negatif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang tidak searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada
variabel prestasi belajar kewirausahaan X
1
sebesar 1 satuan, dapat
menurunkan motivasi untuk berwirausaha Y sebesar 0,375 dan
sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel prestasi belajar kewirausahaan X
1
sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan motivasi
untuk berwirausaha Y sebesar 0,375 dengan asumsi bahwa variabel
minat berwirausaha X
2
adalah konstan atau sama dengan nol. b
2
= Koefisien regresi untuk X
2
= 0,325
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel minat berwirausaha X
2
yaitu 0,325 dan mempunyai koefisien regresi
positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel minat
berwirausaha X
2
sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan motivasi
untuk berwirausaha Y sebesar 0,325dan sebaliknya apabila terjadi
penurunan pada variabel minat berwirausaha X
2
sebesar 1 satuan, dapat menurunkan pula motivasi untuk berwirausaha Y sebesar
0,325dengan asumsi bahwa variabel prestasi belajar kewirausahaan
X
1
adalah konstan atau sama dengan nol.
4.3.6. Uji Kecocokan Model
Untuk memprediksi keakuratan model regresi yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji F.
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai F
hitung
yang diperoleh adalah sebesar 3,660 dengan taraf signifikan sebesar 0,032
lampiran 2. Karena taraf signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, maka model regresi yang diuji dalam penelitian ini yaitu : Y =
β +
β
1
X
1
+ β
2
X
2
, dengan minat untuk berwiausaha Y, prestasi belajar kewirausahaan X
1
, minat berwirausaha X
2
telah cocok digunakan.
4.3.7. Hasil
Pengujian Hipotesis Pengaruh Prestasi Belajar
Kewirausahaan, Minat Berwirausaha Terhadap Motivasi Untuk Berwirausaha
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan secara simultan diperoleh besarnya koefisien korelasi R adalah 0,337 atau sebesar 33,7
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
lampiran 2 yang berarti tingkat keeratan hubungan antara variabel- variabel bebas yang diteliti dengan variabel terikat adalah sebesar 33,7
atau menunjukkan hubungan yang rendah. Dari hasil pengujian diketahui bahwa besarnya nilai koefisien
determinasi R
2
adalah sebesar 0,114 atau sebesar 11,4 lampiran 2, yang berarti variabel-variabel bebas yang diteliti mampu mempengaruhi
variabel terikat sebesar 11,4, sedangkan sebesar 88,6 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ikut diteliti dalam model regresi ini.
Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsial atau individu terhadap variabel terikat digunakan analisis uji
t. Dari hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut lampiran 2: Nilai koefisien korelasi r parsial variabel minat berwirausaha
dengan motivasi untuk berwirausaha adalah sebesar 0,-042. Sedangkan Nilai koefisien determinasi atau pengaruh r
2
parsial variabel Prestasi belajar Kewirausahaa terhadap Motivasi untuk Berwirausaha adalah
sebesar -0,042 = 0,001764 atau 0,17. Sedangkan nilai t
hitung
yang diperoleh adalah -0,340 dengan taraf signifikan sebesar 0,735. Karena
taraf signifikan yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka secara nyata prestasi belajar kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap Motivasi untuk
Berwirausaha. Nilai koefisien korelasi r parsial variabel minat berwirausaha
dengan motivasi untuk berwirausaha adalah sebesar 0,332. Sedangkan nilai koefisien determinasi atau pengaruh r
2
parsial variabel kemampuan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan usaha terhadap prestasi belajar adalah sebesar 0,332 = 0,110224 atau 11,02. Sedangkan nilai t
hitung
yang diperoleh adalah 2,662 dengan taraf signifikan sebesar 0,010. Karena taraf signifikan yang diperoleh lebih kecil
dari 0,05, maka secara nyata minat berwirausaha berpengaruh signifikan terhadap motivasi untuk berwirausaha
.
Berdasarkan hasil uji secara parsial diketahui bahwa minat berwirausaha X
2
, berpengaruh signifikan terhadap motivasi untuk berwirausaha Y, sedangkan untuk prestasi belajar kewirausahaan X
1
tidak signifikan terhadap motivasi untuk berwirausaha Y. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa diduga prestasi
belajar kewirausahaan dan minat berwirausaha berpengaruh terhadap motivasi untuk wirausaha, terbukti berdasarkan Uji F
4.3.8. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kedua variabel bebas yaitu prestasi belajar kewirausahaan, minat berwirausaha, hanya
variabel minat berwirausaha yang berpengaruh terhadap motivasi untuk berwirausaha, sedangkan prestasi belajar kewirausahaan tidak bepengaruh
signifikan terhadap motivasi untuk berwirausaha Tidak berpengaruhnya prestasi belajar kewirausahaan terhadap
motivasi untuk berwirausaha menunjukkan bahwa prestasi belajar kewirausahaan bukan merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan
motivasi untuk berwirausaha bahkan hasil pengolaan data menunjukkan negatif. Prestasi yang bagus bukan berarti mahasiswa tersebut termotivasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk berwirausaha, mahasiswa hanya ingin menyelesaikan mata kuliah dengan nilai yang baik agar mendapatkan IP yang tinggi. Hal ini berarti
motivasi untuk berwirausaha disebabkan karena minat berwirausaha dari masing-masing individu yang berbeda meskipun seseorang memiliki
prestasi belajar kewirausahaan yang baik. Berpengaruhnya minat berwirausaha terhadap motivasi untuk
berwirausaha menunjukkan bahwa mahasiswa upn veteran jawa timur program studi akuntansi mempunyai keyakinan yang tinggi terhadap
kemampuan diri sendiri dan itu merupakan hal yang sangat penting bagi seorang wirausaha dan mereka berpendapat bahwa untuk menjadi seorang
wirausaha memerlukan modal yang tidak besar, dan tidak memerlukan sekolah tinggi, tetapi masih memerlukan pelatihan-pelatihan sebagai
seorang wirausaha. Dengan kata lain teori motivasi yang dikembangkan oleh Vroom
yang dikenal dengan teori harapan tersebut terbukti. Bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada
kekuatan harapan, bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu, artinya jika seseorang mempunyai minat untuk menjadi wirausaha
harapannya akan termotivasi untuk mencapai tujuannya sebagai seorang wirausaha.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN