commit to user
Sasaran : a.
Terwujudnya pencapaian pendapatan daerah sesuai target yang ditetapkan.
b. Terwujudnya manajemen keuangan daerah yang efektif, efisien,
transparan dan akuntable. c.
Terwujudnya pembakuan status hukum pensertifikatan dan perlindungan aset daerah.
d. Peningkatan kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak.
B. Latar Belakang Masalah
Mendengar kata pajak sering dikaitkan dengan pungutan uang. Sehingga masyarakat sering menghindari pungutan pajak, karena ini akan
mengurangi penghasilan. Tetapi sebaliknya msayarakat tidak memahami bahwa pungutan pajak akan di kembalikan kembali lagi melalui
pengeluaran-pengeluaran pembangunan yang seluruhnya bermanfaat bagi rakyat baik yang membayar maupun tidak. Pajak Waluyo, 2003 adalah
iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan menurut peraturan
perundang–undangan yang berlaku dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan.
Perkembangan Kota Surakarta dari tahun ke tahun semakin pesat, hal ini ditandai dengan pembangunan gedung-gedung bertingkat maupun
resident yang semakin meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, jumlah penduduk di kota Surakarta yang
commit to user
semakin banyak, di karenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan bangunan
di kota Surakarta yang akhirnya menjadi perhatian Pemerintah Daerah. Pemerintah daerah selalu melakukan sosialisai tentang Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan PBB-P2 kepada masyarakat. Sehingga masyarakat di tuntut untuk membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang dibayarkan ke Pemerintah Daerah.
Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut
wilayah kabupatenkota, sedangkan Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah danatau perairan
pedalaman danatau laut. Menurut Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak
atas bumi danatau bangunan yang dimiliki, dikuasai, danatau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan untuk sektor perdesaan dan
perkotaan kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Peraturan Daerah tentang
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perkotaan ini akan menjadi pedoman dalam upaya penanganan dan pengelolaan pajak daerah
berguna untuk
meningkatkan penerimaan
daerah, membiayai
pelaksanaan pemerintahan daerah dalam meningkatkan pelayanan kepada
commit to user
masyarakat dan kemandirian daerah, yang terwujud dalam kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Setiap kepemilikan, penguasaan, danatau pemanfaatan bumi danatau bangunan akan ditarik pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan. Pajak Bumi dan Bangunan memberikan kontribusi yang besar terhadap penerimaan negara. Penerimaan PBB-P2 setiap tahunnya selau
meningkat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat dan nilai jual objek pajak yang ditetapkan
setiap tiga tahun sekali, kecuali daerah tertentu yang mengalami perkembangan pesat ditetapkan satu tahun sekali.
PBB-P2 sekarang menjadi pajak daerah. Awalnya PBB dikelola oleh KPP Pratama Surakarta. Dengan adanya Peraturan Daerah Nomor
13 Tahun 2011, segala yang berhubungan dengan PBB-P2 dikelola oleh Pemerintah Daerah yang dalam hal ini adalah Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset DPPKA kota Surakarta sejak tanggal 1 Januari 2013.
Seiring dengan peralihan PBB-P2 dari pusat ke daerah, sering ditemukan banyak kekeliruan dalam hal pendataan dan kekeliruan
pencatatan. Sehingga menyebabkan dilakukannya pendaataan ulang. Sehingga pihak pemungut pajak kesulitan dan harus melakukan
konfirmasi ulang. Contohnya, pada saat kekeliruan jumlah tagihan dan pandataan objek pajak.
commit to user
C. Perumusan Masalah