kelahiran bayi prematur. Menurut Enkin 2000 didalam Wahyuningsih 2009 suami mengalami kecemasan saat berhubungan seksual pada saat istri hamil karena
kurangnya pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan aktivitas seksual ibu selama hamil sangat jarang diberikan selama pemeriksaan antenatal care. Sering kali
pemberian pendidikan kesehatan mengenai seksual selama hamil sangat minim diberikan, bahkan kadang informasi diberikan secara tidak jelas, implisit, dengan
bahasa kias serta menimbulkan salah pengertian.
B. Pembahasan
1. Kecemasan Suami Dalam Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil Trimester III a
Kecemasan
Kecemasan adalah respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari
Suliswati, 2005. Cemas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik dan dikomunikasikan
dalam hubungan interpersonal. Cemas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi
tingkat cemas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden memiliki kecemasan
sedang sebanyak 18 responden 56,2 . Ini bisa terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, pendidikan dan faktor penyebab kecemasan itu sendiri.
Kebanyakan responden yang berumur lebih muda mempunyai pengetahuan tentang hubungan seksual yang masih sedikit sehingga mempengaruhi tingkat
kecemasannya. Responden yang mayoritas berpendidikan atas dimana pendidikan atas tingkat pemahamannya sangat baik sehingga lebih mudah dalam menyerap
informasi yang didapatkan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aini 2013 tentang hubungan pengetahuan dan kecemasan suami dengan frekuensi berhubungan seks selama
kehamilan istri bahwa dari 57 responden mayoritas terdapat 4 orang 100 tidak ada kecemasan dalam melakukan hubungan seksual.
Menurut asumsi penelitian yang dilakukan oleh Harahap 2009, dengan judul hubungan pengetahuan dan kecemasan suami dalam kehamilan istri di BPS
Rini Semarang. Dari 16 responden mayoritas terdapat 6 orang 37,5 mengalami kecemasan ringan.
Berdasarkan Hasil penelitian Feorentina 2013 pada tingkat kecemasan melakukan hubungan seksual pada ibu hamil didapatkan bahwa dari 40 responden,
14 responden 35 berada pada skore kecemasan 46-55 yang mengindikasikan tingkat kecemasan sedang.
b Hubungan Seksual
Hubungan Seksual atau sanggama atau koitus adalah keadaan biologis berupa pemasukan penis pria ke vagina wanita untuk tujuan reproduksi. Hubungan Seksual
ditemukan pada semua spesies makhluk hidup menyusui. Hubungan Seksual secara tradisional dipandang sebagai akhir alami dari semua kontak seksual antara pria dan
wanita.Banyak pasangan merasa takut untuk berhubungan seksual selama istrinya hamil karena takut akan mencelakai bayi yang dikandung istrinya Bobak, 2008.
Berdasarkan hasil penelitian, hubungan seksual suami pada ibu hamil trimester III 24 responden mengatakan takut karena hubungan selama kehamilan dapat
melukai janinnya dan 8 responden mengatakan malas dan tidak mengetahui posisi saat berhubungan seksual.
Mayoritas responden menyatakan tidak pernah sebanyak 14 orang 43,8 ada kemungkinan suami ibu hamil trimester III mengalami kecemasan yang disebabkan
Universitas Sumatera Utara
oleh beberapa faktor penyebab diatas yaitu takut terjadi perdarahan, takut terjadi ketuban pecah dini dan takut akan terjadi kelahiran bayi prematur. Menurut Enkin
2000 didalam Wahyuningsih 2009 suami mengalami kecemasan saat berhubungan seksual pada saat istri hamil karena kurangnya pendidikan kesehatan
yang berkaitan dengan aktivitas seksual ibu selama hamil sangat jarang diberikan selama pemeriksaan antenatal care. Sering kali pemberian pendidikan kesehatan
mengenai seksual selama hamil sangat minim diberikan, bahkan kadang informasi diberikan secara tidak jelas, implisit, dengan bahasa kias serta menimbulkan salah
pengertian. Berdasarkan konsep evidence bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan aktivitas seksual ataupun secara khusus mengurangi aktivitas seksual. Beberapa
pendapat mengenani hubungan seksual selama hamil didasari pada beberapa konsep bahwa cairan sperma terkandung prostaglandin sehingga merangsang munculnya
kontraksi, dimungkinkan merangsang mulainya persalinan, maka muncul pendapat bahwa hubungan seksual mendekati usia kehamilan aterm menyebabkan
kemungkinan insiden kehamilan posterm. Namun menurut konsep evidence based menyatakan bahwa pengaruh aktivitas seksual selama kehamilan tidak terbukti
signifikan berhubungan dengan peristiwa mulainya persalinan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aini 2013 menunjukkan bahwa dari
57 responden yang berpengetahuan kurang terdapat 22 orang 78,6 frekuensi hubungan seksual dalam 1 minggu di bawah rata-rata.
Menurut Winkjosastro 2000 faktor yang mempengaruhi seks dalam kehamilan adalah lingkungan dan pengetahuan. Semakin rendah pengetahuan akan
timbul rasa cemas melakukan hubungan seksual, dan rasa cemas sangat mempengaruhi frekuensi hubungan seksual.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian yang dilakukan Hapsari 2011 tentang pengalaman seksualitas ibu hamil di Puskesmas Pondok Aren menunjukkan variasi frekuensi
hubungan seksual ibu hamil selama kehamilannya. Mayoritas responden mengalami penurunan frekuensi hubungan seksual.
Pemahaman tentang berhubungan seksual selama kehamilan seperti apa itu hubungan seksual, dan frekuensi berhubungan seksual dalam kehamilan, secara
singkat tidak dapat diramalkan bagaimana seseorang suami akan beraksi, setelah dia merasa cemas tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pengetahuan dan pemahaman mengenai hubungan seksual selama kehamilan maka dapat menurunkan kecemasan mengenai dampak berhubungan seksual sehingga
frekuensi seksual dalam normal. Begitu juga sebaliknya, semakin tidak memahami bagaimana berhubungan seksual selama kehamilan akan menimbulkan kecemasan,
kebingungan dan kekhawatiran sehingga menurunnya aktivitas seksual atau frekuensi seksual dalam kehamilan Close, Sylvia 1998.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang Kecemasan Suami Dalam Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil Trimester III di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014 dari
32 responden, maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penyebab kecemasan suami di temukan bahwa, pada faktor terjadi perdarahan mayoritas berpengaruh
sebanyak 17 responden 53.1, pada faktor terjadi KPD mayoritas pengaruh sebanyak 15 responden 46,9, pada faktor terjadi kelahiran prematur mayoritas
sebanyak 17 responden 53,1. Berdasarkan tingkat kecemasan suami di temukan
mayoritas tingkat kecemasan responden yaitu kecemasan sedang sebanyak 18
responden 56,2. Berdasarkan hubungan seksual suami dan ibu hamil trimester III
mayoritas tidak pernah sebanyak 14 responden 43,8, pernah sebanyak 14 responden 43,8.
B . Saran
1. Bagi Peneliti
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian tentang kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III dengan
variabel yang lebih luas pada tempat yang berbeda. 2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi kepustakaan dan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian
selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara