Kajian Teori dan Historiografi yang Relevan

III. Kajian Teori dan Historiografi yang Relevan

Pemilihan judul penelitian ini didasarkan pada wacana perubahan politik yang terjadi sejak 22 Mei 1998 dengan turun tahtanya Soeharto yang telah memerintah selama 32 tahun. Dengan ini diskursus tentang Islam dan politik yang tersumbat pada masa Orba mencuat kembali. Wacana tersebut harus ditempatkan dalam konteks yang tepat agar kita dapat menentukan langkah yang tepat dalam merumuskan strategi pembangunan politik. Penelitian ini merupakan penelitian historis, yaitu ilmu yang mempelajari manusia dalam dimensi waktu lampau-kini-yang akan datang. Eksistensi masa kini adalah produk masa lampau, sedangkan kecenderungan masa kini akan menentukan masa depan Sartono Kartodirdjo, 1993: 34. Dengan demikian, sejarawan harus mampu menjawab persoalan masyarakat kontemporer dengan historical mindiedness-nya, yaitu dia dapat membanyangkan bagaimana suasana dan iklim budaya yang dipelajari dengan sentimen- sentimen, ide-ide, sistem kepercayaan, dan gaya hidup, serta mentalitasnya. Bahkan Croce yakin bahwa setiap sejarah yang benar adalah sejarah masa kini Sartono Kartodirdjo, 1993: 68. Hal ini berarti untuk menyusun sejarah yang baik, sejarawan harus memahami permasalahan kontemporer Carr, 1984: 41. Sebelum membahas keterkaitan agama dan politik dalam Islam, kita perlu merumuskan sikap yang benar terhadap Islam atau sikap yang Islami, karena kita mengalami kendala merumuskan pemahaman Islam yang monolitik, mengingat pluralitas kemanusiaan itu sendiri yang ikut berpengaruh dalam memahami Islam. Dengan demikian aliran-aliran ideologi dalam Islam dipandang sebagai manifestasi pluralitas kemanusian, sehingga mereka akan mampu mencari titik temu; dan titik temu ini dapat 7 diperluas kepada semua agama. Hal ini sesuai dengan konsep religion of the heart primordial religion Schuon, 1994: vii dan 91. Konsep religion of the heart perlu disosialisasikan sebagai upaya untuk membangun masyarakat modern atau masyarakat madani. Dari konsep ini dikembangkan sikap toleransi yang sebenaranya dan tidak terbatas pada konsep Trilogi Kerukunan yang diperkenalkan tahun 1978 oleh Menteri Agama Alamsyah Ratu Prawiranegara. Trilogi Kerukunan yang dibangun berdasarkan prinsip koeksistensi perlu diperluas dengan konsep passing over melintas batas agama mengingat dunia semakin plural, sehingga usaha saling menghormati perlu diperluas dengan saling menghayati agar dapat merumuskan program bagi dialog intern agama maupun ektern antar agama Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus AF, 1998. Yang paling inti dari suatu agama adalah konsep kesatuan devine unity atau tawhid sebagaimana dijelaskan dalam kalimat syahadat tawhid, yaitu saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah. Memang konsep itu sangat sederhana, tetapi memiliki implikasi yang sangat luas, yaitu mengisyaratkan suatu revolusi kemanusiaan yang permanen. Manusia selalu dituntut berhijrah agar selalu menuju kepada sesuatu yang lebih baik, yang dalam Islam diatur dalam kalimat syahadat Rasul bahwa umat Islam harus tunduk kepada hukum yang diperkenalkan oleh Nabi Muhammad. Karena itu suatu revolusi hendaknya dilihat dari pusat kebenaran ini, sehingga pernyataan Hamid Dabashi 1993: 489 menjadi sangat bermakna bahwa Permanent revolution is simply the political expression of a more abiding truth, which is permanent change in one’s self- understanding. 8 Mengenai hubungan agama dan politik dalam Islam tidak ada teori yang baku, karena memang Islam lebih berkepentingan dengan petunjuk moral dalam politik daripada politik itu sendiri, disamping disadari institusi politik senantiasa berubah bersamaan dengan berjalannya waktu. Memang konsepsi awal negara Islam berbentuk teokrasi, namun memahami manifestasi politik Islam secara monolitik adalah menyesatkan karena tidak ada kontrak politik antara Tuhan dengan penguasa Islam Ann K.S. Lambton, 956: 126; Akhavi, 1980: 8; Arjomand, 1984: 32. Penelitian ini ingin mengetahui sejauhmanakah konsepsi teokrasi ini diterima oleh anggota mampun simpatisan PPP. Hal ini perlu diketahui agar kita dapat mengetahui kekuatan pendukung teokrasi dalam sistem negara bangsa yang berdasarkan Pancasila ini. Aliran ini sering dinisbatkan dengan Islam politik, walaupun tidak ada kesepakatan tentang pengkategoriannya sebagai Islam fundamentalisradikalmilitanpseudo-tradisional Lihat Abrahamian, 1993: 13-17; Sayyid, 1977: 8-17; Ruthvrn, 1997: 21; Roy, 1992 1994; Nasr, 1994: 15; Lawrence, 1989: 1-2. Kelahiran PPP pada tanggal 5 Januari 1973 terjadi karena faktor eksternal berupa pemaksaan oleh rezim Orba yang menginginkan penerapan model massa mengambang floating mass. Partai-partai Islam dipaksa berfusi dalam PPP, yang terdiri dari unsur NU, Muhammadiyah, PSII, dan Perti Haris, 1991: 48. Oleh karena itu dalam menganalisa sejarah PPP dapat menggunakan dua pendekatan sekaligus, structural functional approach dan conflict approach. Perolehan kursi PPP dalam pemilu 1997 dan 1999 yang relatif tetap dapat dijelaskan dengan kondisi yang menyebabkan kelompok semu unsur-unsur dalam PPP dapat berkembang menjadi kelompok kepentingan karena 9 faktor ideologi, faktor politis suatu organisasi, dan faktor sosial suatu organisasi Nasikun, 1991: 9-23.

IV. Metoda dan Prosedur Penelitian