BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan mengenai kajian perubahan tata guna lahan kawasan perkotaan Pematang
Raya memberikan pengaruh positif yang cukup signifikan terhadap kawasan disekitar. Dengan diketahuinya faktor yang mempengaruhi dinamika perubahan
penggunaan lahan di Kota Pamatang Raya maka dapat ditelaah potensi daya tarik internal pembangunan pusat pemerintahan, perkembangan pusat dagangjasa dan
kebijakan penataan ruang serta daya tarik eksternal kependudukan, transformasi sosial, aksesibilitas, infrastruktur, potensi lahan dan elastisitas guna lahan yang
mengarahkan kecenderungan penggunaan lahan pada masa yang akan datang. Hal ini ditandai dengan terjadinya perubahan fisik dan fungsi lahan yang merupakan
konsekwensi dari pebangunan wilayah yang dimotori oleh pusat pemerintahan kabupaten Simalungun di Pematang Raya. Adapun beberapa kesimpulan yang
dapat diperoleh dari hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perpindahan Ibukota Kabupaten Simalungun dari Pematangsiantar ke
Pamatang Raya telah membawa dampak yang besar terhadap perubahan guna lahan di Pamatang Raya dari lahan tidak terbangun menjadi lahan
Universitas Sumatera Utara
terbangun dengan dibangunnya perkantoran sebanyak 35 buah kantor instansi pemerintah dan pembangunan kantor Polres dan Kodim.
2. Multiplier effect dari keberadaan kantor pemerintahan dalam lingkup regional menciptakan pusat pelayanan kegiatan wilayah yang berlokasi
di Kota Pamatang Raya dan tumbuhnya aktivitas perdagangan dan jasa. Pola pergerakan aktivitas tersebut menciptakan struktur ruang kota yang
linear mengikuti jalur transportasi jalan utama Kota Pamatang Raya. 3. Faktor eksternal telah membawa perubahan pemanfaatan lahan di pusat
Kota Pamatang Raya. Hal ini disebabkan pula pusat kota Pamatang Raya sebagai Ibukota Kabupaten Simalungun dan menjadi pusat
perkantoran pemerintah serta memiliki keunggulan lokasi, aksesibilitas sarana dan prasarana, fasilitas perkotaan disamping kebijakan
pemerintah yang sangat menonjol dalam mendorong tumbuhnya kota Pamatang Raya sebagai pusat pelayanan wilayah. Hal ini jelas terlihat
dari program-program pembangunan berupa proyek fisik dan peraturan perundang-undangan piñata ruangan.
4. Faktor internal perubahan lahan meliputi perkembangan penduduk yang didominasi tingginya angka migrasi yang berdampak pada berkurangnya
lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun. Faktor internal lainnya adalah transformasi sosial, ketersediaan lahan, aksesibilitas,
ketersediaan fasilitas perkotaan, aktivitas perekonomian kota dan potensi lokal yang turut berpengaruh diantaranya keterkenalan pasar
Universitas Sumatera Utara
tradisional Raya sebagai pasar pertama di Simalungun, potensi perdagangan hewan dan perladangan kopi yang subur.
5. Faktor penguat pembangunan kawasan adalah pengukuhan Pematang Raya sebagai Ibukota Kabupaten Simalungun dan pusat pelayanan
wilayah, sementara
faktor penghambat pembangunan adalah kemampuan SDM rata-rata rendah, jarak yang dekat dengan kota
Pematangsiantar yang sudah duluan berkembang, pembangunan jalan belum menyeluruh, dan arahan “bukan kota transit.
6. Perubahan penggunaan lahan apabila ditinjau dari tata ruang kota sedikit banyaknya telah terjadi penyimpangan. Hal ini disebabkan lebih dari
62 bangunan di wilayah penelitian tidak memiliki ijin mendirikan bangunan IMB maupun ijin usaha dan pemanfaatan lahan yang tidak
sesuai dengan peruntukannya. 7. Perubahan pemanfaatan fungsi lahan dipusat kota seluas.1.728 ha dalam
kurun waktu 10 tahun dari tahun 2003 sampai dengan tahun 20013 menunjukkan lahan pemukiman perdaganganjasa meningkat dari
38,61 ha menjadi 76,39 ha bertambah sebesar 97,85, lahan perkantoran meningkat dari 20,53 ha menjadi 68,13 ha bertambah
sebesar 231,84 sedangkan lahan perkebunan berkurang dari 1.458,5 ha menjadi 1.381,5 ha berkurang sebesar 6,75 pada tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
6.2 Rekomendasi