Sururul Murtadlo, 2013 Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SMA
Taruna Bakti Studi Deskriptif Di SMA Taruna Bakti Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Pengujian Confirmability
Pengujian confirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji confirmability berbarti
menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka peneliti
tersebut telah memnuhi standar confirmability.
H. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian ini merupakan merupakan serankaian proses yang dilakukan oleh peneliti dari awal sampai kepada proses penelitian. Tahap-tahap
tersebut sebagai berikut:
1. Tahap Pra-Penelitian
Pada tahap ini, setalah menentukan judul, fokus penelitian dan membuat berupa proposal, peneliti melakukan:
a. Studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran mengenai
pembelajaran berbasis multikultural kepada subjek penelitian. b.
Menentukan lokasi penelitian. c.
Membuat instrumen penelitian. d.
Membuat surat izin penelitian kepada Jurusan Pendidikan kewarganegaran yang kemudian diteruskan kepada Bidang Akademik
FPIPS UPI. Selanjutnya mengajukan permohonan izin penelitian kepada Direktorat Akademik UPI.
2. Tahap Penelitian
Setelah tahap pra-penelitian telah selesai, pada tahap ini peneliti melakukan proses penelitian untuk mendapatkan data dari subjek penelitian. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu: a.
Menghubungi dan melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah SMA Taruna Bakti Bandung.
b. Menghubungi dan melakukan wawancara kepada Wakasek Bidang
Kurikulum SMA Taruna Bakti Bandung.
Sururul Murtadlo, 2013 Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SMA
Taruna Bakti Studi Deskriptif Di SMA Taruna Bakti Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c. Menghubungi dan melakukan wawancara guru Pendidikan
Kewarganegaraan SMA Taruna Bakti Bandung. d.
Menghubungi dan melakukan wawancara kepada siswa SMA Taruna Bakti Bandung.
e. Melakukan Observasi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
SMA Taruna Bakti Bandung, f.
Melakukan dan meminta dokumentasi juga membuat catatan yang diperlukan dengan masalah yang diteliti, salah satunya dengan meminta
berbagai dokumen tertulis yang ada di SMA Taruna Bakti Bandung berupa RPP pembelajaran PKn dan Profil Sekolah SMA Taruna Bakti
Bandung.
Sururul Murtadlo, 2013 Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Di SMA Taruna Bakti Studi Deskriptif Di SMA Taruna Bakti Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan yang telah diuraikan nampak bahwa implementasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas Taruna Bakti Bandung menekankan pada sikap toleransi, adil, dan sikap saling menghormati terhadap seluruh civitas
akademika. Pendidikan multikultural tersebut sebagai muatan yang tidak tercantum dalam kurikulum SMA Taruna Bakti secara jelas, akan tetapi sebagai
penunjang dalam mencapai tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Kesimpulan Khusus
Berikut beberapa kesimpulan penulis yang di dasarkan pada rumusan masalah yang telah di tentukan, yakni sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis
multikultural di SMA Taruna Bakti bandung dilaksanakan mel alui do’a
ibadah pagi sebagai awal proses belajar mengajar. Menyusun dan melaksanakan Rencana Pembelajaran yang berbasis multikultural yaitu materi
pembelajaran yang bermuatan multikultural, metode belajar Cooperative Learning, menggunakan audio visual, penialaian pembelajaran pada sikap
siswa. b.
Faktor pendukung dalam penerapan Pendidikan Multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Taruna Bakti Bandung
ialah : a input siswa yang berbagai macam latar belakang Suku, Agama, Ras, Adat, b Ekstrakulikuler yang mendukung pembauran, c Tempat
Ibadah untuk semua Agama, d materi yang diajarkan memuat pemahaman akan multikulturalisme, e metode yang digunakan adalah metode
cooperative learning, f sumber belajar yang digunakan adalah buku pengayaan dan juga pengamatan langsung Obervasi. g media yang
digunakan berupa audiovisual atau tayangan yang memotivasi siswa yang
Sururul Murtadlo, 2013 Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Di SMA Taruna Bakti Studi Deskriptif Di SMA Taruna Bakti Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
merujuk keranah multikulturalisme, h evaluasi yang digunakan tidak hanya kepada ranah kognitif saja akan tetapi cenderung ke ranah perilaku siswa.
c. Hambatan-hambatan yang muncul dalam proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan berbasis multikultural berlangsung yakni perdebatan siswa yang dilandasi oleh emosi dan juga faktor usia dan pengetahuan yang masih
terbatas. Kendala siswa yang muncul adalah sulit menghafal materi dan juga memahami materi yang terkadang baru diketahui dan muncul.
d. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penerapan
pendidikan multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut: a penyediaan mata pelajaran agama untuk masing-masing
agama siswa, b diberikan kebebasan untuk memilih kegiatan ekstrakulikuler, c sekolah menengahi lewat BP jika terjadi masalah diantara siswa, d siswa
bertanya dan bekerjasama dengan siswa lain, e guru PKn menerapkan model belajar bersama dan berperan aktif menagatasi masalah di dalam kelas.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti mempunyai saran yang kiranya dapat menjadi masukan, adapun saran sebagai
beikut:
1. Dinas Pendidikan Kota Bandung;
a. Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Bandung, mengembangkan
pembelajaran di sekolah dengan berbasis multikultural melalui instruksi pengembangan karakter nasionalisme di persekolahan.
2. SMA Taruna Bakti Bandung
a. Sekolah untuk terus mengintensifkan, meningkatkan bimbingan dan
koordinasi kepada guru. b.
Adanya pengembangan kurikulum sekolah secara khusus yang bernamakan dan bermodelkan kurikulum berbasis pendidikan multikultural
Sururul Murtadlo, 2013 Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Di SMA Taruna Bakti Studi Deskriptif Di SMA Taruna Bakti Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Siswa