Latar Belakang Masalah PERBANDINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA ( Survey Pada Siswa Kelas 2 SMK Negeri 1 Bandung, Indonesia dan Siswa Tingkatan 4 Sekolah Menengah Kebangsaan Puchong Permai, Ma

1 NURUL AFFIQ NAZRIL B. ISMAIL, 2015 PERBANDINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan fondasi paling penting bagi kehidupan manusia seutuhnya. Pendidikan adalah sarana untuk mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia yang lebih baik. Karena pendidikan sangat penting bagi manusia khususnya negara-negara yang masih berkembang. Pendidikan merupakan satu-satunya jalan untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa- bangsa lain yang telah maju berkembang. Menoleh dari beberapa pengertian yang disampaikan oleh para ahli pendidikan, diantaranya Langevent, menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap orang lain yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan Rasyidin dkk, 2010: 26. Pendidikan berpengaruh membentuk pola pikir seseorang, untuk membentuk moral dan karakter membangun anak bangsa sebagai generasi-generasi visioner yang berkualitas. Rasyidin dkk, 2009:3 memaparkan bahwa anak manusia yang terlahir tidak berdaya, tidak dilengkapi insting yang sempurna, masih penyesuaian untuk belajar memerlukan waktu yang cukup lama, kemampuannya masih terbatas, oleh karenanya anak manusia perlu bantuan, perlu perlindungan dan perawatan. Di sisi lain, manusia sebagai bagian dan masyarakat perlu budaya kelompok, perlu warisan sosial budaya, perlu kehidupan beradab dan perlu pendidikan. Dengan demikian manusia sebagai mahluk Tuhan yang paling sempurna, perlu dan harus dididik dan mendidik. Menurut pendapat Soekidjo Notoatmodjo 2013:2 “Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pendidikan Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselengarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia Kemendiknas, dahulu bernama Departmen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Depdikbud dalam hal ini, pemerintah mencanangkan program wajib belajar 12 tahun untuk seluruh warga negara, yakni enam tahun pendidikan dasar sekolah dasar, tiga tahun pendidikan menengah pertama SMP dan tiga tahun pendidikan menengah atas SMA. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan antara lain bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecergasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat , bangsa dan Negara.” Secara umum tujuan pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, lebih jelasnya adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab UU no.20, Tahun 2003,Pasal 3 Manakala di Malaysia, seluruh pendidikan dikembangkan oleh pihak Kementerian Pendidikan Malaysia. Seperti yang telah ditetapkan oleh Pusat Perkembangan Kurikulum Kementerian Pendidikan Malaysia bahwa: “Pendidikan adalah suatu usaha berterusan ke arah lebih memperkembangkan potensi individu secara menyeluruh dan bersepadu untuk melahirkan insan yang seimbang dan harmonis dari segi intelak, rohani, emosi dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan. Pendidikan bertujuan untuk melahirkan warganegara Malaysia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan kemampuan untuk mencapai kesejahterann diri serta memberi sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat dan negara. Pendidikan di Malaysia harus di ikuti selama sebelas tahun, yakni enam tahun di sekolah rendah dan lima tahun di sekolah menengah. Dari sekian banyak unsur pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses perkembangan potensi peserta didik. Kurikulum diibaratkan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Namun saat sekarang, jika diterapkan dalam dunia pendidikan bisa diartikan kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuhi oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah. Menurut Alberty 1965:2 kurikulum adalah semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah all of the activities that are provided for the student. Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan dalam kelas saja, tetapi mencakup kegiatan-kegiatan luar kelas juga. Di negara Indonesia, struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten dalam bentuk mata pelajaran, peranan konten pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten pelajaran dalam semester atau tahun, beban untuk mata pelajaran dan beban belajar perminggu untuk setiap siswa. Kurikulum mengembangkan tiga aspek yaitu aspek filosofis, aspek yuridis dan aspek konseptual. Ketiga aspek tersebut adalah landasan pengembangan kurikulum di Indonesia. Dalam kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti merupakan terjemahan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik yang disesuaikan dengan pendidikan. Gambaran mengenai kompetensi inti dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skill dan sofl skill. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri-ciri dari suatu mata pelajaran. Di Malaysia, kurikulum dikembangkan oleh Pusat Perkembangan Kurikulum Kementerian Pendidikan Malaysia. Kurikulum di Malaysia terdiri dari Huraian Sukatan Pelajaran kompetensi yaitu dokumen yang memperincikan kandungan Sukatan Pelajaran yang bertujuan untuk memenuhi cita-cita murni dan semangat Falsafah Pendidikan Kebangsaan dan menyediakan peserta didik untuk menghadapi arus globalisasi serta ekonomi. Dalam Sukatan Pelajaran kompetensi Pendidikan Jasmani mengandungi tiga konsep utama yaitu kecergasan kecerdasan yang menitikberatkan pada kemampuan siswa melakukan aktivitas fisik, kemahiran menitikberatkan keterampilan asas dalam permainan dan kesukanan olahraga yang menitikberatkan pengetahuan jalan mengimplementasikan nilai-nilai dalam pendidikan jasmani. Secara umum kurikulum adalah alat untuk membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya ke arah tujuan pendidikan kurikulum itu segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru, sarana dan prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematik dan logis, diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam kurikulum mengandungi domain-domain atau aspek-aspek yang perlu dikembangkan. Menurut Bloom dan Krathwohl dan Bloom dan Maria dalam Rusman, 2012: 171 “Klasifikasi tujuan terdiri dari tiga domain atau tiga skemata, yakni : 1 Domain Kognitif; 2 Domain Afektif; 3 Domain Psikomotorik”. Aspek kognitif menekankan pada aspek intelektual dan memiliki jenjang dari yang rendah sampai yang tinggi. Aspek afektif menekankan pada sikap, perasaan, emosi dan karakteristik moral yang diperlukan untuk kehidupan di masyarakat. Sedangkan aspek psikomotor, menekankan pada keterampilan gerak. Keterampilan fisik dapat berupa gerakan-gerakan atau kemampuan fisik, baik keterampilan fisik halus maupun kasar. Pendidikan yang bisa mengembangkan ketiga aspek sekaligus yakni aspek kognitif, afektif dan psikomor adalah pendidikan jasmani. Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornament yang ditempel pada program sekolah sebagai alat membuat anak sibuk. Tetapi pendidikan jasmani adalah bagian penting untuk perkembangan anak dan pendidikan anak secara menyeluruh. Pendidikan jasmani merupakan proses interaksi sistematis antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukkan manusia seutuhnya. Dengan demikian pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang menunjang perkembangan siswa melalui kegiatan fisik. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dalam proses pendidikan, karena banyaknya manfaat yang diterima oleh siswa ketika mempelajari pendidikan jasmani di sekolah. Menurut James A. Baley dan David A. Field dalam Abduljabar, 2011: 7: „Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organic, neuromuscular, intelektual, sosial, kultural, emosional dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani‟. Selain itu Piaget 2012: 7 menjelaskan bahwa tujuan utama pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan individu menjadi individu-individu yang kreatif, berdaya-cipta dan yang dapat menemukan atau discover. Hal ini berarti bahwa guru harus mendidik anak menjadi individu yang mampu melakukan hal- hal yang baru dan tidak hanya sekedar mengulang apa yang telah dilakukan generasi sebelumnya, tanpa meninggalkan nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya. Dewasa ini, banyak negara di dunia yang menempatkan pendidikan jasmani sebagai bagian yang integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Misalnya di Jepang, China, Inggris, Jerman, Rusia, Amerika, Singapore dan beberapa negara lainnya yang telah melaksanakan pendidikan jasmani meskipun dengan cara dan prosedur yang berbeda. Di Indonesia, pendidikan jasmani sudah tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan nasional. Hal ini dapat diamati dari wajibnya pendidikan jasmani diselenggarakan di setiap jenjang dan tingkat pendidikan. Dari mulai Taman Kanak-kanak TK, hingga Sekolah Menengah Atas SMA, bahkan ada beberapa Perguruan Tinggi PT yang mewajibkan seluruh mahasiswanya mengikuti perkuliahan pendidikan jasmani dan olahraga dengan jumlah Satuan Kredit Semester SKS tertentu. Begitu pun di Malaysia. Pendidikan Jasmani wajib diikuti seluruh siswa mulai dari tingkat pra-sekolah sampai ke peringkat perguruan tinggi. Hal ini terlihat dari siswa yang diminta memilih salah satu cabang olahraga yang telah disediakan yang disebut dengan kokurikulum. Proses belajar mengajar merupakan bagian yang terpenting dalam proses pendidikan yang di dalamnya terdapat guru sebagai pengajar dan siswa yang sedang belajar. Menurut Moh. Uzer Usman 2002: 19, proses belajar mengajar adalah “Suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.” Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasi belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Proses belajar mengajar bertujuan mengembangkan potensi siswa secara opimal, yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan, dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat. Di Indonesia proses belajar mengajar harus sesuaian dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah dibuat oleh guru sebelum dimulanya pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi Silabus dan Rencana Kompetensi Inti KI, Kompetensi Dasar KD, indicator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Setiap guru berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap dan sistematik agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, kreatifitas dan kemandirian siswa. Dalam prosesnya pembelajaran harus mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial, serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Sedangkan proses pembelajaran pendidikan jasmani di Malaysia, guru harus melaksanakan pembelajaran berdasarkan Sukatan Pelajaran atau yang disebut RPP yang telah ditetapkan oleh kementerian atau pemerintah. Selain Sukatan Pelajaran, guru juga perlu merujuk kepada dokumen Huraian Sukatan Pelajaran. Sukatan Pelajaran Pendidikan Jasmani disusun mengikuti tiga tunjang atau aspek utama yaitu kecergasan, kemahiran dan kesukanan. Sukatan Pelajaran Pendidikan Jasmani tersebut mengandungi kurikulum untuk tingkat sekolah menengah atau SMA yang rinci dan objektif. Objektif bagi setiap tahun diberikan untuk membantu guru merancang pengajaran dan pembelajaran mata pelajaran ini dengan lebih tepat dan berkesan. Dalam sukatan pelajaran pendidikan jasmani tersebut mengandungi tiga jalur bidang unit pembelajaran yang merangkumi tajuk dan subtajuk yang terdapat dalam pada setiap tahap pembelajaran. Guru bisa menambah tajuk atau pembelajaran di mana perlu mengikuti kesesuaian murid, peralatan dan lingkutan. Guru memainkan peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan, dalam proses pembelajaran guru menguasai dan mengawal segala aktivitas pelajaran seperti guru memberi penjelasan dan murid mendengarkan. Menurut Mawer 2008:100, “Mengajar merupakan suatu aktivitas berfikir yang professional dan apa-apa yang sebenarnya dilakukan di dalam bilik darjah adalah tergantung kepada proses pemikiran guru sebelum kelas bermula. ” Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, guru memainkan peranan yang sangat penting. Hal ini seperti diungkapkan oleh Undang-undang Guru dan Dosen No 14 tahun 2005 sebagai berikut: “pendidikan professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarah, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah” Secara umum, Negara Indonesia dan Malaysia berada dalam satu rumpun. Tetapi kedua negara tersebut memiliki budaya dan keyakinan yang berbeda dan akan berdampak pada sistem pelaksanaan pendidikan jasmani di kedua Negara ini. Karena itu untuk lebih menyakinkan corak dan warna mata pelajaran pendidikan jasmani di kedua Negara ini, perlunya penelitian yang lebih dalam untuk mengetahui perbedaan pendidikan jasmani antara Indonesia dan Malaysia. Dari uraian di atas dapat digambarkan bahwa terdapat gejala-gejala yang mengarahkan pada orentasi tujuan masing-masing, terutama pada tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau kementerian pendidikan. Sehubungan dengan itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian atau mengkaji yang akan dituangkan berdasarkan judul yang telah ditetapkan yaitu: Perbandingan Implementasi Kurikulum Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Antara Indonesia dan Malaysia.

B. Identifikasi Masalah Penelitian