Rangkuman Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nugraha dan Hendra 2011, pemberian infusa daun M. tanarius secara akut pada tikus jantan terinduksi parasetamol 2,5 gkgBB menghasilkan waktu efektif yaitu jam ke-1. Pada penelitian ini digunakan model hepatotoksin yang lain yaitu karbon tetraklorida, menghasilkan waktu efektif pada jam ke-2. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan model hepatotoksin yang berbeda, menghasilkan waktu efektif yang berbeda pula. Selain itu, kerusakan yang dihasilkan juga berbeda, pada penelitian dengan hepatotoksin parasetamol, kerusakan yang terjadi berupa nekrosis sel hati karena terbentuknya metabolit NAPQI. Sedangkan pada hepatotoksin karbon tetraklorida, kerusakan yang ditimbulkan berupa steatosis yang diakibatkan oleh terbentuknya radikal bebas triklorometil. Oleh karena itu, dapat digunakan model hepatotoksin yang lain seperti galaktosamin untuk mengetahui waktu efektif yang dihasilkan dan juga kerusakan yang ditimbulkan.

D. Rangkuman Pembahasan

Pada penelitian pengaruh waktu protektif pemberian infusa daun M. tanarius dosis 10 gkgBB secara secara akut, mampu menurunkan ALT dan AST tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 mlkgBB pada jam ke ½, 1, 2, 4, dan 6. Purata aktivitas penurunan ALT secara berturut-turut adalah 152,40 ± 13,6, 151,6 ± 11,5 , 99,2 ± 10,1 , 130,6 ± 8,9 , 159,0 ± 13,8 UL. Sedangkan purata aktivitas penurunan AST pada jam ke ½, 1, 2, 4, dan 6 secara berturut-turut adalah 433,6 ± 28,3, 385,2 ± 26,8, 308,4 ± 27,6, 415,0 ± 23,4, 412,2 ± 31,1 UL. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yaitu waktu protektif pemberian infusa daun M. tanarius secara akut memiliki pengaruh terhadap penurunan ALT dan AST tikus terinduksi karbon tetraklorida. Pengukuran aktivitas ALT dan AST kelompok kontrol infusa M. tanarius dosis 10 gkgBB menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol olive oil. Hal ini dapat diartikan bahwa infusa M. tanarius tidak memberikan pengaruh terhadap aktivitas ALT dan AST. Dengan demikian, adanya kenaikan aktivitas ALT dan AST disebabkan oleh induksi karbon tetraklorida. Jangka waktu pemberian infusa daun M. tanarius yang paling baik adalah prapelakuan jam ke-2 dan 4. Hal ini didasarkan pada perbandingan terhadap kelompok kontrol olive oil yang memberikan hasil berbeda tidak bermakna p0,05. Dapat diartikan bahwa kerusakan yang terjadi sudah kembali ke keadaan normal. Pada penelitian ini dipilih jam ke-2 sebagai waktu efektif. Hal ini dikarenakan waktu yang dibutuhkan lebih singkat, yaitu 2 jam sudah memberikan penurunan terhadap ALT dan AST tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida. Selain itu juga memiliki efek hepatoprotektif ALT tertinggi yaitu 59,7. Mekanisme kerja antioksidan dalam melindungi sel hati yang ditunjukkan dengan penurunan ALT dan AST adalah penangkapan radikal bebas triklorometil • CCl 3 menjadi produk non toksik yang dilakukan oleh senyawa glikosida sehingga tidak sampai merusak retikulum endoplasma sel hati. Kemungkinan mekanisme kerja senyawa glikosida yang lain adalah mampu meningkatkan jumlah enzim glutation-S-transferase GST dalam hati yang berfungsi sebagai antioksidan endogen. 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dan hasil uji analisis statistik yang dilakukan, maka dapat disimpulkan : 1. Pemberian infusa daun M. tanarius 10gkgBB secara akut memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB dengan waktu ½, 1, 2, 4, dan 6 jam dengan hasil purata aktivitas penurunan ALT secara berturut-turut adalah 152,40 ± 13,6, 151,6 ± 11,5 , 99,2 ± 10,1 , 130,6 ± 8,9 , 159,0 ± 13,8 UL dan purata aktivitas penurunan AST pada jam ke ½, 1, 2, 4, dan 6 secara berturut-turut adalah 433,6 ± 28,3, 385,2 ± 26,8, 308,4 ± 27,6, 415,0 ± 23,4, 412,2 ± 31,1 UL. 2. Jangka waktu 2 jam pemberian infusa daun M. tanarius 10 gkgBB merupakan waktu efektif untuk menghasilkan penurunan terhadap kadar ALT-AST tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida .

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang : 1. Pengaruh waktu protektif pemberian infusa daun M. tanarius secara akut dengan menggunakan model hepatotoksin yang lain seperti galaktosamin terhadap kadar ALT-AST tikus jantan. 2. Pengaruh variasi dosis pemberian infusa daun M. tanarius jangka waktu 2 jam terhadap kadar ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian infusa kulit Persea americana Mill. terhadap ALT-AST tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 125

Efek hepatoprotektif jangka waktu enam jam ekstrak etanol daun macaranga tanarius L. terhadap ALT-AST pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 111

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 108

Pengaruh waktu pemberian infusa biji alpukat (persea americana mill.) secara akut sebagai hepatoprotektif terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 7

Pengaruh waktu protektif pemberian infusa biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 7

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol:air (50:50) daun macaranga tanarius L. terhadap kadar ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 123

Efek hepatoprotektif jangka waktu enam jam ekstrak etanol daun macaranga tanarius L. terhadap ALT AST pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida

0 1 109

Pengaruh waktu protektif pemberian infusa daun macaranga tanarius L. secara akut terhadap kadar ALT AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida

0 1 115

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol:air (50:50) daun macaranga tanarius L. terhadap kadar ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 121

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 106