Kisi Kisi Soal Ujian Tengah Semester

  Kisi-Kisi Soal Ujian Tengah Semester Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau

  1. Jelaskanlah pengertian hadits dan kenapa hadits juga disebut dengan sunnah, khabar dan

  atsar!

  (segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hokum dikatakan sunnah karena sunnah merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh rasul yang di contoh dikatakan khabar karena datang dari Nabi, baik disandarkan kepada Nabi (marfû’), kepada shahabat (mawqûf), maupun kepada tabi’in (maqthû’). Dikatakan atsar karena )

  2. Tulislah sebuah hadits, kemudian jelaskan struktur dari hadits tersebut dengan terlebih dahulu menjelaskan apa itu sanad, rawi, matan dan mukharrij! (Sanad adalah silsilah atau rantai yang menyambungkan kita dengan yang sebelum kita, hubungan, rawi adalah Yaiu orang yang meriwayatkan Hadits seperti perawi-perawi Hadits sebelumnya. Matan adalah Ialah isi Hadits itu baik berupa sabda Nabi Saw,maupun berupa perbuatan Nabi Saw,yang diceritakan oleh sahabat atau berupa taqrirnya.mukharrij adalah perawi hadits yang telah menghimpun hadits-hadits yang diriwayatkannya ke dalam kitab- kitab yang telah disusunnya.)

  3. Kemukakanlah dalil-dalil Alquran dan Sunnah 4. apakah yang menunjukkan kehujjahan Sunnah berikut dengan penjelasannya!

  Banyak sekali ayat-ayat alquran yang memerintahkan untuk patuh kepada rasul dan mengikuti sunnahnya. Perintah patuh kepada rasul berarti perintah mengikuti sunnah sebagai hujjah.

  5. Kemukakan dalil-dalil aqli yang menunjukkan kehujjahan Sunnah berikut dengan penjelasannya! Diantaranya surat ali imron :32, annisa : 136

  6. Hadits berfungsi sebagai “bayan” jelaskan apa maksudnya, kemudian jabarkan pula apa yang dimaksud dengan bayan ta`kid dan bayan tafsir. Topang jawaban anda dengan memberikan contoh!

  (Bayan ta’kid menetapkan, memperkuat, mempertegas, atau ‘menggarisbawahi’ apa yang telah dikemukakan Allah dalam al-Qur’an., BAYAN TAFSIR : menjelaskan hukum-hukum yang terdapat di dalam Alquran, terdiri dari beberapa bentuk,)berfungsi sebagai bayan maksudnya memperjelas penjelasan atau memperkuat penjelasan yang ada terdapat dalam al- quran sehingga penafsirannya dpat di lakukan dengan benar)

  7. Apa yang dimaksud dengan inkar sunnah? Kapan dan dimana gerakan ini muncul pertama kali? Jelaskan argumentasi inkar sunnah, kemudian apa pendapat anda tentang argumentasi mereka?

  (Kelompok Inkar al-Sunnah adalah kelompok tertentu dari kalangan umat Islam sendiri yang menolak otoritas Sunnah/Hadits sebagai hujjah atau sumber ajaran agama yang wajib diperpegangi dan diamalkan. Awal kemunculan [inkar al-sunnah klasik]: Secara paradigma pemikiran dan pemahaman, sejarah inkar Sunnah memang sangat erat dengan golongan Khawarij, Muktazilah, dan Syiah (Rafidhah).

  Muhammad Mushthafa al-A’zhami: Bibitnya pada generasi Shahabat; Muhammad ibn Idris al-Syafi’i: Akhir Abad II H Inkar al-Sunnah Klasik muncul sebagai akibat dari interaksi dan adopsi pemikiran rasional Yunani dan Persia

  8. Apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan di kalangan sahabat dalam menguasai

  hadits? Apakah semua hadits ditulis pada masa Rasulullah Saw?

  Karena: Tempat yang jauh; kesibukan yang berbeda-beda; intelektual dan kecakapan; kedekatan pergaulan dengan Nabi Saw; cepat/lambat masuk Islam tidak karena adanya keterbatasan di kalangan sahabat dan keterbatasan alat dan teknis dalam penulisan saat itu )

  9. Pada masa Khalifah al-Rasyidun diberlakukan taqlil al-riwayah, kenapa hal ini diberlakukan? Apa dampaknya terhadap penyebarluasan hadits? Karena kehati-hatian para sahabat pada saat itu dalam menerima hadist, dan ali mau menerima hadist apabila orang tersebuat bersedia bersumpah. Dampak yang ditimbulkan adalah adanya pemalsuan hadist.

  10. Apa yang anda pahami tentang kodifikasi hadits? Apa yang melatarbelakangi hal ini? Jelaskan 3 jenis tipologi penulisan hadits, tuliskan beserta contoh!

  (KODIFIKASI HADIS: Perintah Khalifah (Umar ibn Abdul Aziz w. 101 H) untuk menghimpun hafalan dan tulisan hadis dan mensistimatisirnya menjadi sebuah buku, secara resmi & massal kepada para gubernur (terutama, gubernur Madinah, Abu Bakar Muhammad ibn Amr ibn Hazm w. 117H) dan ulama hadis (terutama Muhammad ibn Syihab al-Zuhri, w. 124 H), Tidak ada lagi kekuatiran akan bercampurnya Alquran dengan hadis karena Alquran telah dibukukan dan tersebar luas sejak masa shahabat Periwayat hadis banyak yang meninggal atau berpencar ke berbagai daerah Penyebarluasan hadis tidak merata Wilayah Islam makin luas dan banyak orang non Arab yang masuk Islam dan hafalan mereka belum begitu kuat.

  Pemalsuan hadis makin menjadi

  11. Jelaskan kriteria hadits mutawatir, masyhur dan ahad! Mutawatir = Bilangan para perawi mencapai jumlah yang lumayan banyak. Ulama berbeda pendapat tentang batasan jumlahnya, & menurut al-Suyuthi minimal 10 orang. Bilangan tersebut menurut adat mustahil untuk berdusta atau sepakat berdusta dalam menyampaikan suatu hadis.

  Masyur = hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih pada setiap tingkatan sanadnya, tapi tidak mencapai derajat mutawaatir. Ahad= Para ulama sependapat bahwa hadits ahad tidak Qat'i, sebagaimana hadits mutawatir. Hadits ahad hanya memfaedahkan zhann. Oleh karena itu, masih perlu diadakan penyelidikan sehingga dapat diketahui maqbul dan mardudnya.

  12. Jelaskan pengertian hadits shahih, hasan dan dha’if! Sahih = Hadis shahih ialah hadis yang sanadnya bersambungan melalui periwayatan orang yang adil lagi dhabit dari orang yang adil lagi dhabit pula, sampai ujungnya, tidak syaz dan tidak mu’allal Hasan = hadis yang sanadnya bersambung, oleh penukil yang ‘adil namun kurang ke-dhabit- annya (tidak terlalu kuat ingatannya) serta terhindar dari Syaz dan illat Dhaif = hadis yang didalamnya tidak didapati syarat hadis shahih dan tidak pula didapati syarat hadis hasan.

  13. Apa yang anda pahami tentang takhrij hadits ? Apa urgensi dari takhrij hadits ? Jelaskan metode-metode takhrij hadits secara ringkas! Jawab : takhrij hadist adalah melakukan pencarian suatu hadist pada kitab-kitab yang merupakan sumber utama hadist urgensi: takhrij hadist sangat berguna untuk memperluas pengetahuan seseorang tentang seluj beluk kitab-kitab hadist dalam berbagai bentuk dan system penyusunanny, mempermudahkan seseorang dalam mengemblikan sesuatu hadist yang ditemukannya de dalam sumber2 aslinya sehingga dapat mengetahui derajat keshahihannya. metode dalam mentakhrij hadist diantaran:

  1. Mentakhrij hadist dengan cara memastikan terlebih dahulu perawi suatu hadist yang dari kalangan sahabat. Metode ini bisa kita lakukan, untuk takhrij hadist jika terdapat nama sahabat di dalam hadist yang akan menjadi objek takhrij kita. Dengan mentakhrij 3 kitab yaitu: al masanid, al ma’ajim, dan kutub al athraf

  2. Mengetahui kata yang pertama dalam matan suatu hadist. Jikat kita telah menemukan kata yang pertama yang disebut didalam suatu hadist. Dengan mencari dari kitab hadist yang memuat hadist – hadist terkenal, kitab-kitab hadist yang tertulis terurut berdasarkan abjad, dan kitab pengantar hadist.

  3. Mengetahui kalimat yang jarang terucap di dalam bagian matan suatu hadist. Kitab al mu’jam al mufahras li alfadli al fadli al hadist nabawi adalah kitab yang bisa digunakan untuk takhrij hadis dengan metode ini

  4. Takhrij hadist dengan cara mengetahui terlebih dahulu tema suatu hadist. Ada beberapa kitab kontemporer yang cukup bisa membantu kita dalam takhrij hadist dengan metode ini diantaranya:

  14. Bagaimana cara memahami sebuah hadits dengan baik dan benar? Jelaskan beserta contoh!

  1. Kita ketahui bahwa hadist merupakan penjelas bagi Al-Qur’an dan Al-Qur’an adalah ruh dari eksitensi islam. Jadi untuk memahami hadist dengan pemahaman yang benar, jauh dari penumpangan, pemalsuan dan penafsiran yang buruk maka haruslah kita memahaminya sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an.

  2. Menghimpun hadist-hadist yang terjalin dengan dalam satu tema. Kemudian mengembalikan kandungannya yang mutasyabih kepada yang muhkan, mengaitkan yang mutlak dengan yang muqayyad, dan menafsirkan yang ‘am dengan yang khash. Dengan cara ini dapat dimengerti maksudnya dengan lebih jelas dan tidak dipertentangkan antara hadits yang satu dengan yang lainnya.

  3. Pengabungan antara hadist-hasist yang (tampaknya) bertentangan. Dengan cara menyesuaikan antara kedua nash tersebut tanpa harus memaksakan atau mengada-ada sehingga keduanya dapat diamalkan.

  4. Memahami hadist sesuai dengan latar belakangnya, situasi dan kondisinya serta tujuannya.

  5. Membedakan antara ungkapan yang bermakna sebenarnya dan yang bersifat manaz.

  6. Membedakana antara yang ghaib dan yang nyata.