Hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap status gizi balita di wilayah puskesmas sukomulyo kecamatan manyar kabupaten gresik tahun 2015

KARYA TULIS AKHIR
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA
DI WILAYAH PUSKESMAS SUKOMULYO KECAMATAN MANYAR
KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015

Disusun oleh :
Yuliyanto Rismandani
201010330311127

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
i

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA
DI WILAYAH PUSKESMAS SUKOMULYO KECAMATAN MANYAR
KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran

Disusun Oleh:
Yuliyanto Rismandani
201010330311127

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2015
ii

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Status gizi balita merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan,
khususnya di berbagai negara berkembang (WHO, 2004). The United Nations
Children’s Fund (UNICEF) pada tanggal 12 September 2008, menyatakan status
gizi balita yang buruk merupakan penyebab lebih dari 1/3 dari 9,2 juta kematian
pada anak-anak di bawah usia 5 tahun di dunia. UNICEF juga memberitakan
tentang terdapatnya kemunduran signifikan dalam kematian anak secara global di
tahun 2007, tetapi tetap terdapat rentang yang sangat jauh antara negara-negara
kaya dan miskin, khususnya di Afrika dan Asia Tenggara (Galih, 2010).
World Food Programme (WFP) memperkirakan 13 juta anak di Indonesia
menderita status gizi buruk. Ada beberapa wilayah di Indonesia, yang sekitar 50%
bayi dan anak-anak mempunyai berat badan rendah. Survei yang dipublikasi oleh
Church World Service (CWS), pada suatu studi kasus di 4 daerah wilayah Timor
Barat (Kupang, Timur Tengah Selatan (TTS), Timur Tengah Utara (TTU), dan
Belu) menunjukkan sekitar 50% dari bayi dan anak-anak adalah underweight
sedang dan/atau underweight berat. Berbeda dengan keadaan di wilayah timor
Indonesia, wilayah barat terutama pulau jawa yang memang memiliki perbedaan
dari segi pendidikan, budaya, ekonomi dan lingkungan berhasil memperbaiki
kondisi status gizi balita yang buruk setiap tahunnya, namun permasalahan tidak
selesai karena perubahan yang terjadi tanpa pengawasan menyebabkan perubahan
status gizi dari yang awalnya gizi buruk menjadi gizi berlebih (Galih, 2010).


1

2

Depkes RI tahun 2010 menyebutkan jika terdapat empat provinsi yaitu
Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Gorontalo yang selalu
menyumbangkan angka kejadian gizi buruk maupun berlebih tertinggi di
Indonesia. (Depkes RI, 2014)

Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Kasus Gizi Kurang Dan Lebih di 4
Provinsi (Depkes RI, 2014)
Menurut RISKESDAS (2007), Masalah status gizi lebih dialami oleh bayi
berusia antara 0-5 bulan dengan angka kejadian tertinggi di daerah dengan
ekonomi menengah keatas. Pemerintah sendiri sudah banyak berusaha untuk
menurunkan angka kejadian tersebut, namun demikian masih banyak angka
kejadian status gizi salah terjadi pada suatu kelompok yang rentan mengalami
kesalahan menerapkan pola status gizi yang sesuai (Soetjiningsih, 2001).
Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi
juga masalah sosial, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan, dan lingkungan.

Faktor pencetus munculnya masalah gizi dapat berbeda antar wilayah ataupun
antar kelompok masyarakat, bahkan akar masalahnya dapat berbeda antar
kelompok usia. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan gizi dan rawan

3

penyakit. Kelompok ini merupakan kelompok usia yang paling menderita akibat
kurang gizi, dan jumlahnya dalam populasi besar (Sihadi, 2009).
Pendidikan ibu merupakan faktor yang sangat penting bagi kesehatan
balita. Tinggi rendahnya pendidikan ibu berkaitan erat dengan pengetahuan ibu
tentang kesehatan higiene pemeriksaan kehamilan dan pasca kehamilan serta
kesehatan dan status gizi anak-anak dan keluarganya (Kristiyanto, 2006).
Faktor pendidikan ibu sangat penting kaitannya dengan status gizi balita,
hal ini berhubungan langsung dengan pola hidup sehat dan pentingnya zat gizi
bagi kesehatan balita (Kusumaningrum, 2003).
Gresik yang merupakan kota industri terbesar kedua di Jawa Timur
mengalami peningkatan angka kejadian malnutrisi dari tahun 2010 sampai tahun
2013. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, salah satunya adalah
laju pertambahan penduduk kabupaten Gresik cenderung meningkat. Peningkatan
ini dipengaruhi oleh Urbanisasi terkait Gresik sebagai buffer zone industry dari

Surabaya. Secara umum laju pertumbuhan memengaruhi jumlah lowongan kerja,
resiko kesehatan, dan pergeseran budaya (DINKES Gresik, 2013).
Tabel 1.1 Data jumlah kelahiran, BBLR dan Malnutrisi Kabupaten Gresik

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, 2013

4

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa pendidikan gizi perlu diberikan
kepada semua lapisan masyarakat terutama ibu agar bisa membesarkan anakanaknya sehingga menjadi anak yang sehat dan cerdas. Dengan demikian perlu
dilakukan pendidikan gizi bagi ibu balita dan kader posyandu untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap serta status gizi balita. Sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian adakah hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan
status gizi di wilayah Puskesmas Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kabupaten
Gresik.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi pada
balita di wilayah Puskesmas Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik?
1.3 Tujuan Penelitian .
1.3.1


Tujuan Umum
Mengetahui adakah hubungan antara tingkat pendidian ibu dengan

status gizi pada balita di wilayah Puskesmas Sukomulyo, Kecamatan Manyar,
Kabupaten Gresik.
1.3.2

Tujuan Khusus
1. Mengetahui status gizi balita di wilayah Puskesmas Sukomulyo,
Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
2. Mengetahui distribusi status gizi balita di wilayah Puskesmas
Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
3. Mengetahui tingkat Pendidikan ibu di wilayah Puskesmas
Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.

5

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Akademis

1. Memberi masukan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut
2. Memberi masukan untuk pemahaman konsep status gizi balita.
3. Memberi pengetahuan pengaruh tingkat pendidikan ibu pada balita
1.4.2 Klinis
1. Hasil Penelitian dapat digunakan

sebagai program usaha

menurunkan angka kejadian status gizi buruk dan berlebih pada
balita
2. Sebagai bukti ilmiah tentang adanya hubungan antara tingkat
pendidikan ibu dengan status gizi pada balita.
3. Hasil dari penelitian bisa dijadikan bahan penyuluhan tentang
hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi pada
balita
1.4.3 Masyarakat
Hasil dari penelitian bisa dijadikan pengetahuan serta wawasan
dimasyarakat agar bisa meminimalisir faktor resiko terjadinya status
gizi yang salah pada balita.


Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2005

1 55 79

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu dan Pola Makan Balita dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan

0 11 78

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU DAN STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DAERAH Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dan Status Imunisasi Dasar Balita Dengan Status Gizi Balita Di Daerah Polokarto Wilayah Kerja Puskesmas Polokarto Sukoharjo.

0 2 15

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe.

0 0 12

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe.

0 1 17

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO Hubungan Kualitas Hidup Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.

0 0 10

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO Hubungan Kualitas Hidup Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN MATESIH WILAYAH KERJA PUSKESMAS MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR.

0 0 1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLERET, BANTUL, YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesm

0 0 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS BAMBANGLIPURO TAHUN 2016

0 0 11